BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu negara. WHO menetapkan kejadian anemia dalam kehamilan berkisar antara 20% sampai 89% dengan menentukan Hb 11 gr% sebagai dasarnya. AKI di Indonesia relatif tinggi dibandingkan dengan negara lain di ASEAN. Di tahun 2007, AKI berkisar 248 per 100.000 kelahiran. Direktur Women Research Institute, Purnami (2008) mengatakan di Indonesia AKI saat melahirkan dari tahun 2002 berkisar 307/100.000 menjadi 420/100.000 ibu melahirkan pada tahun 2005. Berdasarkan data penelitian World Bank tahun 2008 hal ini salah satunya dikarenakan minimnya anggaran untuk penurunan AKI dan keengganan ibu untuk melakukan Antenatal Care (ANC) secara rutin. (Purnami, 2008). Di seluruh dunia frekuensi anemia dalam kehamilan cukup tinggi, berkisar antara 10% dan 20%. Defisiensi makanan memegang peranan yang sangat penting dalam timbulnya anemia, maka dapat difahami bahwa frekuensi itu lebih tinggi lagi di negeri negeri yang sedang berkembang dibandingkan dengan negeri negeri yang sudah maju. Menurut penyelidikan Hoo Swie Tjiong frekuensi anemia dalam kehamilan setinggi 18,5%, 1
2 pseudoanemia 57,9%, dan wanita hamil dengan Hb 12 g/100 ml atau lebih sebanyak 23,6%, Hb rata rata 12,3 g/ml dalam trimester I, 11,3 g/100 ml dalam trimester II dan 10,8 g/100 ml dalam trimester III. Hal itu disebabkan karena pengenceran darah menjadi makin nyata dengan lanjutnya umur kehamilan, sehingga frekuensi anemia dalam kehamilan meningkat pula (Wiknjosastro, 2007, p.450). Di Indonesia, frekuensi ibu hamil dengan anemia relatif tinggi yaitu 63,5%. Anemia gizi masih merupakan salah satu masalah gizi (di samping tiga masalah gizi lainnya, yaitu: kurang kalori protein, defisiensi vitamin A, dan gondok endemik) yang utama di Indonesia. Dampak kekurangan zat besi pada wanita hamil dapat diamati dari besarnya angka kesakitan dan kematian maternal, peningkatan angka kesakitan dan kematian janin, serta peningkatan risiko terjadinya berat badan lahir rendah. Penyebab utama kematian maternal antara lain perdarahan pascapartum (di samping eklampsia dan penyakit infeksi) dan plasenta previa yang semuanya bersumber pada anemia defisiensi (Arisman, 2004, p. 144). AKI Provinsi Jawa Tengah tahun 2007 yaitu sebesar 117/100.000 kelahiran hidup. Bekerjasama dengan kanwil Provinsi Jawa Tengah, prevalensi anemia pada tahun 2005 yaitu 54,3%. Pemberian zat besi pada ibu hamil Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2003 sebesar 88,91% untuk Fe1 dan 79,91% untuk Fe3. Menurut Ikatan Bidan Indonesia (2000) untuk deteksi anemia pada kehamilan maka pemeriksaan kadar Hb, ibu hamil harus dilakukan pada kunjungan pertama dan minggu ke 28. Bila kadar Hb <11 gr/dl
3 pada kehamilan, dinyatakan termasuk anemia dan harus diberi suplemen zat besi yang berisi 60 mg zat besi dan 0,5 mg asam folat, diminum secara teratur 1 zat/hari selama 90 hari berturut-turut, bila kadar Hb masih <11 gr/dl pemberian zat besi dilanjutkan. Akan tetapi dalam kenyataan tidak semua ibu hamil yang mendapat zat besi meminumnya secara rutin. Hal ini bisa disebabkan karena faktor pengetahuan dan ketidaktahuan pentingnya zat besi untuk kehamilannya (Depkes, 2003). Pengetahuan berpengaruh terhadap pola konsumsi tablet Fe. Ibu hamil dengan pengetahuan tentang zat besi yang rendah akan berperilaku kurang patuh dalam mengkonsumsi zat besi. Dampak penyerapan/respon tubuh terhadap zat besi kurang baik sehingga tidak terjadi peningkatan kadar Hb sesuai dengan yang diharapkan. Faktor sosial ekonomi yang rendah juga memegang peranan penting kaitannya dengan asupan gizi ibu selama hamil (Depkes, 2003). Menurut Musbikin (2008, p. 44) dukungan suami berperan penting dalam masa kehamilan ibu. Dukungan emosional yang berupa kehangatan, kepedulian dan empati yang diberikan oleh suami dapat meyakinkan ibu hamil bahwa dirinya diperhatikan orang lain. Perhatian emosional dapat membuat ibu hamil merasa yakin bahwa dirinya tidak seorang diri melewati masa kehamilan. Bentuk dukungan ini dapat berupa dukungan suami kepada istri untuk mengkonsumsi obat secara rutin yang telah diberikan oleh bidan. Dalam studi pendahuluan, data yang di dapatkan di Bidan Praktek Mandiri (BPM) K, Desa Wonosekar, Karangawen, Demak pada tanggal 25
4 februari 2011, dari 10 sampel ibu hamil trimester III yang melakukan pemeriksaan ANC didapatkan data bahwa ibu hamil yang mengalami anemia berat (wanita hamil yang memiliki Hb kurang dari 7gr/dl) adalah 50% yaitu 5 ibu hamil, dalam hasil wawancara ada seorang ibu hamil yang mengatakan, apabila mendapat tablet besi dari BPM K Desa Wonosekar, Karangawen, Demak jarang diminum. Kemudian ibu hamil yang mengalami anemia sedang (wanita hamil yang memiliki Hb 7-8gr/dl) adalah 30% yaitu 3 ibu hamil, ibu hamil yang tidak mengalami anemia (wanita hamil yang memiliki Hb lebih dari 11gr/dl) adalah 20% yaitu 2 ibu hamil, dalam hasil wawancara seorang ibu hamil mengatakan selalu meminum tablet besi yang telah didapatkan dari BPM K Desa Wonosekar, Karangawen, Demak karena dapat membantu tumbuh kembang janin, selain itu suami ibu juga selalu mengingatkan pada ibu untuk meminum tablet besi yang telah didapatkan dari BPM K, Desa Wonosekar, Karangawen, Demak. Berdasarkan data di atas peneliti ingin mengetahui Hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang konsumsi zat besi dan dukungan suami dengan kejadian anemia B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut Adakah hubungan antara pengetahuan ibu hamil trimester III tentang konsumsi zat besi dan dukungan
5 suami dengan kejadian anemia di BPM K, Desa Wonosekar, Karangawen, Demak? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu hamil trimester III tentang konsumsi zat besi dan dukungan suami dengan kejadian anemia di BPM K, Desa Wonosekar, Karangawen, Demak 2. Tujuan Khusus a. Untuk mendeskripsikan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang konsumsi zat besi di BPM K, Desa Wonosekar, Karangawen, Demak b. Untuk mendeskripsikan dukungan suami terhadap istri tentang konsumsi zat besi di BPM K, Desa Wonosekar, Karangawen, Demak c. Untuk mendeskripsikan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III di BPM K, Desa Wonosekar, Karangawen, Demak d. Untuk menganalisis hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang konsumsi zat besi dengan kejadian anemia di BPM K, Desa Wonosekar, Karangawen, Demak e. Untuk menganalisis dukungan suami terhadap istri tentang konsumsi zat besi dengan kejadian anemia di BPM K, Desa Wonosekar, Karangawen, Demak
6 D. Manfaat penelitian Manfaat yang di harapkan dari hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1. Bagi tempat penelitian Sebagai bahan masukan untuk rencana tindak lanjut program dalam penurunan angka kejadian anemia pada ibu hamil di BPM K, Desa Wonosekar, Karangawen, Demak 2. Bagi Masyarakat Dapat menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat mengenai pentingnya kunjungan ANC secara dini untuk mengenali tanda dan gejala anemia serta menambah informasi dan pengembangan ilmu pengetahuan tentang zat besi. 3. Bagi Institusi Dapat digunakan sebagai bahan untuk penelitian lanjutan guna menambah kepustakaan sehingga memperluas ilmu pengetahuan tentang hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil trimester III tentang konsumsi zat besi dan dukungan suami dengan kejadian anemia
7 E. Keaslian penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian No Judul, nama, Tahun Sasaran Variabel yang 1 Hubungan pengetahuan Ibu hamil Trimester III tentang zat besi dengan kejadian anemia di Puskesmas Mangkang Kota Semarang Ibu hamil trimester III diteliti Variabel bebas pengetahuan, Variabel terikat Kejadian anemia Metode Analitik Hasil Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu tentang zat besi dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III Milani Budiarti 2009 2 Hubungan frekuensi Antenatal Care (ANC) dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III di Puskesmas Mangkang Kota Semarang Ibu hamil trimester III Variabel bebas frekuensi Antenatal Care (ANC), Variabel terikat Kejadian anemia Analitik Ada hubungan yang bermakna antara frekuensi kunjungan ANC dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III Ika Hidayati 2009 3 Hubungan pengetahuan ibu dan dukungan suami dengan praktik dalam mengkonsumsi tablet Fe pada ibu hamil trimester I di Puskesmas Bangetayu Semarang Tahun 2010 Ibu hamil trimester I Variabel bebas Pengetahuan, dukungan suami Variabel terikat Praktik dalam mengkonsumsi tablet Fe Analitik Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu hamil dengan praktik dalam mengkonsumsi tablet fe. Tidak ada hubungan yang bermakna antara dukungan suami dengan praktik ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe Wina Yulita Sari 2010 Perbedaan dengan penelitian Milani Budiarti dan Ika Hidayati terletak pada variabel bebas, perbedaan penelitian dengan Wina Yulita Sari terletak pada variabel terikat