TINJAUAN FIQIH SIYASAH TERHADAP SISTEM PEMILU PROPORSIONAL TERBUKA DALAM PENGUATAN KEANGGOTAAN DPR RI SKRIPSI Diajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu Ilmu Syari'ah OLEH : SUMHARI NIM. C03205013 FAKULTAS SYARI'AH JURUSAN SIYASAH JINAYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2009
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, kami panjatkan puji syukur kehadiarat Allah SWT atas rahmat dan Hidayah-Nya lah penulis bisa menyelesaiakn skripsi ini sebagai salah satu syarat menyelesaikan program sarjana. Sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada Rasulullah SAW yang telah membebaskan umat dari kezdaliman dan kebodohan serta kebenaran bagi seluruh alam. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya mohon bimbingan serta saran untuk perbaikan dari semua pihak. Kesuksesan ini dapat penulis raih karena dukungan banyak pihak oleh karena itu penulis menyadarinya dan menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Bapak Dr. H. A. Faishal Haq, M.Ag selaku Dekan Fakultas Syari'ah Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. 2. Bapak H. Sahid, HM, M.Ag Selaku Ketua Jurusan Siyasah Jinayah Fakultas Syari'ah Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya 3. Bapak Ach. Yasin, M.Ag Selaku sekretaris jurusan Siyasah Jinayah Fakultas Syari'ah Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya 4. Ibu Titik Triwulan Tutik, SH., M.H. selaku dosen pembimbing yang memberikan dukungan dan motivasi serta kritikan dan perbaikan-perbaikan atas vii
penulisan skripsi ini sehingga skripsi ini bisa selesai. Penulis haturkan terima Kasih teriring do a jazakumullahi khairan katsira. 5. Bapak Amirullah, S.Ag yang telah banyak memberikan arahan dan selalu memberikan motivasi sehingga skiripsi bisa selesai. 6. Para Bapak Dosen Fakultas Syariah khususnya di jurusan Siyasah Jinayah beserta staf-staf lain Institut Agama Islam Negeri Sunan Sunan Ampel Surabaya yang belum sempat penulis sebutkan semuanya 7. Rekan-rekan mahasiswa fakultas Syari'ah angkatan 2005 yang senantiasa memberikan semangat dan do a serta berbagai pihak yang terlibat dalam penulisan ini yang tidak dapat penulis sebutkan semuanya. Dan yang terpenting ucapan terima kasih buat Ibu dan Bapak tercinta yang segala keihklasan terus berusaha dan berdo a membimbing menuntun dan mendukung penulis dalam menemukan jati diri sebagai hamba Allah dan anak bangsa Semoga amal baik Bapak / Ibu dan rekan-rekan yang telah memberikan banyak bantuan kepada penulis mendapatkan balasan yang sebaik-baiknya dari Allah swt. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua pembaca, amin. Saran dan kritik yang terus penulis harapkan dari semua pihak untuk perbaikan skripsi tersebut. Surabaya, 16 Agustus 2009 Penulis viii
ABSTRAK Skripsi dengan judul Tinjauan Fiqih Siyasah Terhadap Sistem Pemilu Proporsional Terbuka Dalam Penguatan Keanggotaan DPR RI. Skripsi Jurusan Siyasah Jinayah Fakultas Syari'ah IAIN Sunan Ampel Surabaya. Skripsi ini adalah hasil penelitian kepustakaan untuk menjawab pertanyaan sistem Pemilu Proporsional Terbuka Dalam Penguatan Keanggotaan DPR RI. Dengan menggunakan fiqih siyasah sebagai pisau analisis Data penelitian di himpun melalui pembacaan dan kajian teks study kepustakaan (library research) maka sumber data yang dihimpun dalam penelitian ini adalah buku-buku, literatur, Koran, internet dan sebagainya. Selanjutnya dianalisis dengan teknik deskriptif analitik pola pikir yang digunakan adalah deduktif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Dalam Undang-Undang pemilu Nomor 10 Tahun 2008 tentang pemilihan anggota dewan perwakilan rakyat, dewam perwakilan daerah, dan dewan perwakilan rakyat daerah. Yang tercantum dalam pasal 5 ayat (1) disebutkan pemilu untuk memilih anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten / kota dilaksanakan dengan sistem proporsional terbuka. Begitu juga dalam Islam pengangkatan atau pemilihan dalam Islam seperti pengangkatan Abu Bakar diangkat melalui pemilihan dalam satu musyawarah terbuka, terutama oleh lima tokoh yang mewakili semua unsur utama dari masyarakat islam pada waktu itu, yakni Muhajirin dan Ansar, baik dari suku khazraj maupun dari suku Aus. Meskipun karena keadaan yang mendesak banyak tokohtokoh masyarakat yang lain tidak dikutsertakan dalam perundingan itu Pemilihan umum adalah salah satu hak azasi warga negara yang sangat prinsipil. Karenanya dalam rangka pelaksanaan hak-hak azasi adalah suatu keharusan bagi pemerintah untuk melaksanakan pemilihan umum. Sesuai dengan azas bahwa rakyatlah yang berdaulat, maka semuanya itu harus dikembalikan kepada rakyat untuk menentukannya Dengan sistem proporsional terbuka, yang tampil pada Pemilu kali ini cukup dikenal masyarakat atau dikenal konsituennya. Dengan begitu, rakyat pemilih tahu yang dipilihnya, tidak seperti membeli kucing di dalam karung, sebagaimana yang kerap kita lakukan. Dengan cara ini, maka jangan harap akan muncul orang-orang yang tidak dikenal, karena ia pasti tidak akan dipilih. Hanya persoalannnya, apakah cara ini telah menjawab pertanyaan yang paling hakiki dari masyarakat Sejalan dengan kesimpulan diatas kepeda pemegang kekuasaan disarankan hendaknya para wakil rakyat tidak mengedepankan kepentingan dirinya sendiri karena pada dasarnya kekuasaan yang mereka miliki dibatas oleh UUD 1945 dan hendaknya dengan diterapkan Parliamentary threshold kinerja lembaga perwakilan rakyat akan lebih baik dalam mendukung sistem tersebut yang sedang berlaku. vi
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI...ii PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI...iii MOTTO... iv PERSEMBAHAN... v ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR...vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR TRANSLITERASI...xii BAB I : PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 9 C. Kajian Pustaka... 9 D. Tujuan Penelitian... 11 E. Kegunaan Penelitian... 11 F. Definisi Operasional... 12 G. Metode Penelitian... 13 H. Sistematika Pembahasan... 16 BAB II : SISTEM SYURA AHL AL- HALL WA AL- AQD... 17 A Pengertian Syura Dalam Fiqih Siyasah... 17 1 Syura dalam Fiqih Siyasah... 17 2. Dasar Hukumnya... 21 3. Bentuk syura dalam fiqih siyasah... 25 ix
B Kedudukan dan Wewenang Ahl Al- Hall Wa al- Aqd... 27 1 Pengertian Ahl Al- Hall Wa al- Aqd... 27 2 Bentuk Ahl Al- Hall Wa al- Aqd... 31 3 Tugas dan Wewenang Ahl Al- Hall Wa al- Aqd... 34 BAB III : SISTEM PEMILU PROPORSIONAL TERBUKA DALAM PENGUATAN KEANGGOTAAN DPR RI... 40 A.Sistem pemilu Proporsional Terbuka... 40 B.Sistem pemilu DPR... 43 C.Peserta Pemilu DPR... 49 D.Hasil pemilu DPR... 51 BAB IV : ANALISIS SISTEM PEMILU PROPORSIONAL TERBUKA DALAM PENGUATAN KEANGGOTAAN DPR RI DALAM PERSPEKTIF FIQIH SIYASAH... 55 A. Analisis Sistem pemilu Proporsoonal terbuka... 55 B. Analisis Fiqih Siyasah terhadap Proporsoonal terbuka... 62 BAB : PENUTUP... 72 A. Kesimpulan... 72 B. Saran-saran... 72 DAFTAR PUSTAKA... 73 LAMPIRAN... 74 x
DAFTAR TRANSLITERASI Di dalam naskah skripsi ini banyak dijumpai nama dan istilah teknis (technical term) yang berasal dari bahasa Arab ditulis dengan huruf Latin. Pedoman transliterasi yang digunakan untuk penulisan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Fonem konsonan Arab, yang dalam sistem tulisan Arab seluruhnya dilambangkan dengan huruf, dalam transliterasinya ke dalam tulisan Latin sebagian dilambangkan dengan lambang huruf, sebagian dengan tanda, dan sebagian lainnya dengan huruf dan tanda sekaligus sebagai berikut : ARAB LATIN Kons. Nama Kons. Nama ا Alif Tidak dilambangkan ب Ba b Be ت Ta t Te ث Sa s Es (dengan titik diatas) ج Jim j Je ح Ha h} Ha (dengan titik di bawah) خ Kha kh Ka dan Ha د Dal d De ذ Zal z Zet (dengan titik di atas) ر Ra r Er ز Zai z Zet س Sin s Es ش Syin sy Es dan Ye ص Sad s} Es (dengan titik di bawah) ض Dad d} De (dengan titik di bawah) ط Ta t} Te (dengan titik di bawah) ظ Za z} Zet (dengan titik di bawah) ع Ain Koma terbalik (di atas) غ Gain g Ge ف Fa f Ef ق Qaf q Ki ك Kaf k Ka ل Lam l sel xii
م Mim m Em ن Nun n En و Wau w We ه Ha h Ha ء Hamzah ' Apostrof ي Ya y Ya 2. Vokal tunggal atau monoftong bahasa Arab yang lambangnya hanya berupa tanda dan harakat, transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf sebagai berikut : a. Tanda fathah dilambangkan dengan huruf a, misalnya wakaf b. Tanda kasrah dilambangkan dengan huruf I, misalnya Maliki c. Tanda dammah dilambangkan dengan huruf u, misalnya waqfu 3. Vokal rangkap atau diftong bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat dengan huruf, transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan gabungan huruf sebagai berikut : a. Vokal rangkap او dilambangkan dengan gabungan huruf aw, misalnya mutaqawwam. b. Vokal rangkap اي dilambangkan dengan gabungan huruf ay, misalnya Zuh{ayliy. 4. Vokal panjang atau maddah yang lambangnya berupa harakat dan huruf, transliterasinya dilambangkan dengan huruf dan tanda macron (coretan horisontal) di atasnya, misalnya Al-Qur a>n. 5. Syaddah atau tasydid yang dilambangkan dengan tanda syaddah atau tasydid, taransliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf yang sama dengan huruf yang bertanda syaddah itu, misalnya Asy-Syafi i. 6. Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-la>m, transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf yang sesuai dengan bunyinya dan ditulis terpisah penghubung. Misalnya munajazah. 7. Ta> marbu>tah mati atau yang dibaca seperti berharakat sukun, dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf h, sedangkan ta> marbu>tah yang hidup dilambangkan dengan huruf t, misalnya mud}arabah. 8. Tanda apostrof ( ) sebagai transliterasi huruf hamzah hanya berlaku untuk yang terletak di tengah atau di akhir kata, misalnya ruba i, fuqaha>. Sedangkan di awal kata, huruf hamzah tidak dilambangkan dengan sesuatu pun. xiii