BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan mempunyai peranan yang penting dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja perusahaan. Laporan keuangan ini akan digunakan untuk kepentingan manajemen perusahaan dan pemilik untuk menilai pengelolaan yang telah dilakukan oleh manajemen perusahaan, selain itu juga oleh para pemegang saham, investor, pemberi dana pinjaman atau kreditur, pemerintah, pemasok, pelanggan, karyawan, masyarakat, dan pihak-pihak yang lain yang juga membutuhkan laporan keuangan ini sebagai dasar pengambilan suatu keputusan. Laporan keuangan disajikan secara berkala agar dapat menjelaskan setiap perubahan dan informasi baru yang terjadi dalam perusahaan yang mungkin mempengaruhi pemakai informasi dalam membuat prediksi dan keputusan. Perkembangan pasar modal di Indonesia berdampak peningkatan permintaan akan audit laporan keuangan. Setiap perusahaan yang go public diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai standar akuntansi keuangan dan telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal (Subekti dan Widiyanti, 2004). Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2014), terdapat empat karakteristik kualitatif pokok, yaitu dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan. Ketepatan waktu pelaporan keuangan termasuk dalam salah satu kualitas laporan keuangan yang memiliki peran penting dalam pembuatan keputusan (Shukeri dan Islam, 2012). Informasi yang dihasilkan secara tidak tepat
waktu akan kehilangan manfaatnya, karena tidak disajikan pada saat dibutuhkan untuk mengambil keputusan atau kehilangan sifat relevansinya (IAI, 2014 : 26). Tingkat relevansi dan keandalan informasi dari laporan keuangan dipenuhi oleh ketepatan waktu dalam mempublikasikan laporan keuangan. Berdasarkan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep/346/BL/2011 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik, Bapepam mewajibkan setiap perusahaan publik yang terdaftar di pasar modal wajib menyampaikan laporan keuangan tahunan kepada Bapepam dan LK dan diumumkan kepada masyarakat paling lambat akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan atau harus teraudit dalam jangka waktu 90 hari. Perusahaan publik yang tidak dapat menyampaikan laporan keuangan tahunan sesuai aturan akan dikenakan sanksi mulai dari peringatan hingga suspensi, dan apabila terlambat menyampaikan laporan keuangan akan dikenakan sanksi administratif berupa denda paling banyak Rp 500.000.000. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) tentang Standar Pekerjaan Lapangan yang mengatur prosedur dalam penyelesaian pekerjaan lapangan bagi auditor, bahwa auditor perlu memiliki perencanaan atas aktivitas yang akan dilakukan. Selain itu, diperlukan pula pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian internal, diikuti dengan pengumpulan bukti-bukti kompeten yang diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar dalam
menyatakan pendapat atas laporan keuangan, artinya audit harus dilaksanakan oleh auditor dengan penuh kecermatan dan ketelitian. Aturan-aturan yang rumit dari Standar Akuntan Publik (SAP) tersebut dibuat agar auditor dapat menyelesaikan tugasnya dengan tepat waktu. Tetapi pada kenyataannya masih ada perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan auditannya dengan tidak tepat waktu. Pentingnya ketepatan waktu ini diakui oleh berbagai pihak yang berkepentingan karena hal tersebut bukan hanya berpengaruh pada nilai dan kualitas laporan keuangan tersebut namun juga membawa reaksi yang negatif dari pasar (Lianto dan Kusuma, 2010). Dalam hal ini, apabila seorang auditor tidak memiliki kecermatan, ketepatan dan keahlian dalam mengaudit maka auditor tersebut membutuhkan waktu yang lama dalam menyelesaikan audit. Hal ini menyebabkan lamanya penyelesaian audit atau audit report lag (ARL) yang semakin panjang dan akan berdampak pada publikasi laporan keuangan perusahaan yang mengakibatkan kualitas dari laporan keuangan akan semakin menurun terutama keandalan dan relevansi informasi. Rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen atas audit laporan keuangan tahunan perusahaan, sejak tanggal tutup tahun buku perusahaan yaitu per 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen didefinisikan sebagai audit report lag. Audit report lag adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku atau akhir tahun fiskal dalam laporan keuangan hingga tanggal diterbitkannya laporan auditor independen (Ashton, 1987).
Menurut Dyer dan McHugh (1975), audit report lag adalah jumlah hari yang dibutuhkan oleh auditor untuk menyelesaikan proses audit yang dihitung dari tanggal berakhirnya tahun fiskal perusahaan sampai pada tanggal di mana proses audit tersebut selesai dikerjakan. Ukuran perusahaan pada dasarnya adalah pengelompokan perusahaan ke dalam beberapa kelompok, di antaranya perusahaan besar, sedang, dan kecil. Ukuran perusahaan adalah besar kecilnya perusahaan. Besar kecilnya usaha tersebut ditinjau dari lapangan usaha yang dijalankan. Penentuan skala besar kecilnya perusahaan dapat ditentukan berdasarkan total penjualan, total aset, ratarata tingkat penjualan, dan rata-rata total aset (Seftianne, 2011). Tenure audit dapat didefinisikan sebagai jumlah tahun suatu KAP atau seorang auditor mengaudit suatu perusahaan (Suhaib Aamir et al, 2011). Saat auditor dan klien menjalin hubungan kerja sama dalam jangka waktu yang relatif lama, hal ini akan memberikan manfaat bagi klien maupun auditor. Lamanya masa perikatan audit dengan kliennya dapat membantu auditor dalam memperoleh kecermatan, ketepatan dan keahlian audit. Menurut Craswell (1995), spesialisasi industri auditor adalah mekanisme yang dilakukan oleh auditor untuk meningkatkan pengetahuannya dalam bidang industri tertentu, baik secara tidak langsung melalui pelatihan, maupun secara langsung dengan cara membatasi perikatan audit hanya pada jenis industri tertentu. Balsam et al. (2003) menyatakan bahwa auditor dengan volume klien terbesar pada suatu industri mempunyai pemahaman yang komprehensif dan merupakan spesialis pada industri tersebut (Hartanto, 2010).
Dalam perkembangannya, beberapa penelitian telah mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit report lag telah dilakukan oleh peneliti di luar negeri maupun di Indonesia. Namun terdapat ketidakkonsistenan hasil yang telah dilakukan dari peneliti terdahulu tersebut. Penelitian mengenai pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit report lag telah dilakukan oleh beberapa peneliti dan menghasilkan hasil penelitian yang berbeda-beda. Penelitian oleh Sari dan Ghozali (2014) menunjukkan bahwa adanya pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit report lag. Hasil penelitian tersebut sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Subekti dan Widiyanti (2004). Sedangkan penelitian Tiono dan JogiC. (2013) dan Lianto dan Kusuma (2010) menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit report lag. Penelitian yang menganalisis pengaruh tenure audit terhadap audit report lag juga telah dilakukan oleh beberapa peneliti baik di luar negeri maupun di Indonesia. Akan tetapi, penelitian-penelitian tersebut menghasilkan hasil penelitian yang berbeda-beda. Penelitian Lee et al. (2011) menunjukkan adanya pengaruh negatif antara tenure audit dengan audit report lag. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Wiguna (2012) menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif tenure audit terhadap audit report lag. Keberagaman hasil penelitian mengenai pengaruh ukuran perusahaan dan tenure audit terhadap audit report lag tersebutlah yang memotivasi peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan perusahaan property dan real estate. Alasan penulis memilih perusahaan property dan real estate untuk
diteliti karena sektor ini berperan cukup penting bagi perekonomian suatu negara. Dengan bertumbuhnya perusahaan property dan real estate menandakan adanya pertumbuhan ekonomi di masyarakat serta memiliki pangsa pasar yang sangat besar di Indonesia. Hal tersebut dapat menjadi salah satu alasan para investor baik dari dalam maupun luar negeri untuk menanamkan modalnya di sektor perusahaan ini, sehingga akan mempengaruhi cara perusahaan untuk mengungkapkan laporan keuangannya dan peneliti ingin meneliti tentang bagaimana ketepatan waktu perusahaan-perusahaan di sektor ini dalam mempublikasikan laporan keuangannya. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Tenure Audit Terhadap Audit Report Lag Dengan Spesialisasi Industri Auditor Sebagai Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015. 1.2 Perumusan Masalah 1. Apakah ukuran perusahaan dan tenure audit berpengaruh secara parsial terhadap audit report lag pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah spesialisasi industri auditor mempengaruhi hubungan antara ukuran perusahaan dengan audit report lag pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
3. Apakah spesialisasi industri auditor mempengaruhi hubungan antara tenure audit dengan audit report lag pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan dan tenure audit secara parsial terhadap audit report lag (ARL) pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indoesia. 2. Untuk mengetahui pengaruh spesialisasi industri auditor terhadap hubungan antara ukuran perusahaan dengan audit report lag (ARL) pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Untuk mengetahui pengaruh spesialisasi industri auditor terhadap hubungan antara tenure audit dengan audit report lag (ARL) pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti, untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti khususnya mengenai pengaruh ukuran perusahaan dan tenure audit terhadap audit report lag. 2. Bagi Peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dalam melakukan penelitian sejenis yaitu mengenai pengaruh ukuran perusahaan dan tenure audit terhadap audit report lag (ARL) secara lebih lanjut.
3. Bagi Auditor, membantu dalam memberikan referensi dan pertimbangan mengenai praktek jasa audit sehingga efisiensi dan efektivitas penyelesaian jasa audit dapat ditingkatkan. 4. Bagi Manajer Perusahaan, memicu manajer untuk lebih meningkatkan ketepatan waktu dalam menyajikan laporan keuangan karena perusahaan publik cenderung lebih ketat diawasi oleh para investor dan institusi lain. 5. Bagi Akademis, menambah cakupan pengetahuan dibidang audit, serta memberikan kontribusi bagi perkembangan teori akuntansi terutama yang berkaitan dengan audit report lag.