RANCANGAN PEMBELAJARAN UNTUK MENGEMBANGKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DI SMP KANISIUS SLEMAN Yulius Wahyu Putranto Program Studi Magister Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas sanata Dharma, Yogyakarta, juliogoza808@gmail.com A. Tatak Handaya Kurniawan Program Studi Magister Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas sanata Dharma, Yogyakarta, athk60@gmail.com Abstrak Kreativitas siswa di sekolah sangat dipengaruhi oleh cara guru dalam melakukan pembelajaran. Proses berpikir siswa akan akan semakin kreatif jika diberi sedikit kebebasan dalam mengekspresikan cara penyelesaian yang sedang dilakukan, tentunya peran guru adalah membimbing siswa agar tidak keluar dari konteks materi yang sedang dipelajari. Penelitian ini menghasilkan lintasan belajar yang bertujuan meningkatkan kreativitas siswa dalam mengerjakan materi kesebangunan. Pada tahap selanjutnya dihasilkan HLT baru dari pembelajaran dengan pendekatan pemodelan untuk mengembangkan kreatifitas pemecahan di SMP. Design penelitian ini menggunakan penelitian design dimana peneliti membuat HLT (hypothetical learning trajectory) sebagai dugaan awal aktivitas yang akan dilakukan dalam pembelajaran. Data yang diambil berupa data non tes yang berupa lembar aktivitas siswa, hasil wawancara dan foto. Evaluasi dan saran yang diberikan oleh ahli digunakan untuk membuat HLT yang baru dengan hasil berupa rancangan panduan kegiatan pembelajaran kesebangunan dengan memanfaatkan peran kontekstual yang ada di sekitar siswa, dalam hal ini adalah aktivitas siswa menghitung lebar jalan raya. Kata Kunci: kreativitas, kesebangunan, HLT, lintasan belajar. Abstract Creativity of students in school is strongly influenced by the way teachers in learning. The thinking of students will be more creative if given a bit of freedom in expressing a way of solving problems that are being done, of course, the role of the teacher is to guide students to keep it out of the context of the material being studied. This research resulted in learning trajectory aimed at improving student s creativity in working on material congruency. In the next stage of learning new HLT generated by mathematical modeling approaches to develop creativity in junior high school mathematics problem solving. This study design using the design study where researchers make HLT (hypothetical learning trajectory) as a first approximation activities to be conducted in learning. Data taken the form of non-test data is in the form of student activity sheets, interviews and photos. Evaluation and advice given by the experts is used to create new HLT results in a draft guide to learning activities congruency by utilizing contextual issues that exist around the students, in this case the activity of the students calculate the width of the highway. Keywords: creativity, congruency, HLT, trajectory learning PENDAHULUAN Kreativitas merupakan salah satu potensi yang dimiliki manusia yang perlu dikembangkan sejak dini. Setiap orang memiliki bakat kreatif dengan tingkat yang berbeda-beda. Ditinjau dari pendidikan, bakat kreatif dapat dikembangkan atau ditingkatkan. Oleh karena kreativitas anak perlu dilatih sejak awal. Bila tidak dilatih maka bakat tersebut tidak akan berkembang, bahkan menjadi bakat yang terpendam yang tidak dapat diwujudkan. Kreativitas menjadi penentu keunggulan. Daya kompetitif suatu bangsa sangat ditentukan pula oleh kreativitas sumber daya manusianya. Kreativitas juga menjadi prasyarat bagi kesuksesan hidup individu. Lulusan Sekolah Menengah diharapkan mampu berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta mempunyai kemampuan bekerja sama. Hal ini menytiratkan bahwa kreativitas menjadi salah satu standar kelulusan siswa terkait pembelajaran. Melalui proses pembelajaran dengan kegiatan yang menyenangkan, diharapkan dapat merangsang dan memupuk kreativitas anak sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Mulyasa (2005:164) bahwa: Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik, melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. 327
328 Prosiding Seminar Nasional Reforming Pedagogy 2016 Menurut Erman Suherman (2003:57) siswa belajar melalui abstraksi dan generalisasi. Dalam abstraksi, siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek. Siswa dapat belajar abstraksi melalui model-model yang berbeda. Semakin banyak model yang berbeda akan semakin memungkinkan siswa untuk menggali sifat dan karakteristik umum dari model-model tersebut sehingga siswa dapat membuat abstraksi. Sedangkan dalam generalisasi, siswa dilatih untuk membuat perkiraan atau kecenderungan berdasarkan pengalaman atau pengetahuan yang dikembangkan melalui contoh-contoh dari konsep yang sedang dipelajarinya. SMP Kanisius Sleman merupakan salah satu sekolah umum yang berstatus swasta. Kegiatan yang dilaksanakan adalah pembelajaran reguler yang ditujukan untuk siswa normal (non-inklusi). Sebagai penilaian awal terhadap siswa, dilakukan pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa. dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa siswa tidak dapat mengembangkan kreativitasnya dalam memecahkan. Siswa dengan tingkat kreativitas yang rendah dapat dipandang bahwa siswa ini kesulitan dalam menemukan sudut pandang yang berbeda untuk memecahkan suatu yang dihadapi, dalam hal ini adalah peran. Siswa sulit mengembangkan pengetahuan yang dimiliki untuk menyelesaikan yang dihadapi. Siswa dengan tingkat kreativitas rendah akan mengalami kesulitan dalam membuat atau memahami model atau matematisasi dari suatu pokok bahasan yang sedang dipelajari. Rumusan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana menyusun rancangan pembelajaran untuk mengembangkan kreativitas siswa dalam pemecahan di SMP Kanisius Sleman? Dengan tujuan penelitian adalah menghasilkan rancangan pembelajaran untuk mengembangkan kreativitas pemecahan di SMP Kanisius Sleman. Serta menghasilkan bahan untuk dikaji lebih mendalam dan dikembangkan untuk pembelajaran materi kesebangunan di SMP. METODE Penelitian ini menggunakan Metodologi Design Research. Tujuan utama dari penelitian ini adalah melakukan penyelidikan bagaimana membantu atau mendukung siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri terhadap materi kesebangunan. Penelitian ini menggunakan metode design research sebagai alat atau cara untuk menjawab rumusan sehingga tercapai tujuan penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 9 SMP Kanisius Sleman semester gasal tahun pelajaran 2016/2017. Penelitian ini akan mengembangkan desain pembelajaran yang berupa dugaan aktivitas siswa yang disebut dengan Hypthetical Learning Trajectory (HLT). Menurut Gravemeijer & Cobb (2006) dalam Rahma Siska Utari,dkk (2014) Penelitian design research terdiri dari tiga tahap sebagai berikut: (1) Preparing for the Experiment, (2) Design Experiment, pada tahap ini terdapat dua siklus yaitu pilot experiment sebagai dan teaching experiment, (3) Retrospective Analysis Freudenthal dalam Gravemeijer & Eerde (2009) dalam Rahma Siska Utari,dkk (2014:123) berpandangan bahwa siswa seharusnya diberikan kesempatan untuk membangun dan mengembangkan ide serta pemikiran mereka ketika mengkonstruksikan. Guru dapat memilih aktivitas pembelajaran yang sesuai sebagai dasar untuk merangsang siswa berpikir dan bertindak ketika mengkonstruksi pengetahuan. Dalam pembelajaran, guru harus mengantisipasi aktivitas mental apa saja yang muncul dari siswa dengan tetap memperhatikan tujuan pembelajaran. Gambaran dan antisipasi yang dilakukan tersebut disebut Hypothetical Learning Trajectory. Menurut Gravemeijer (2004) HLT terdiri dari tiga komponen: a. Tujuan pembelajaran bagi siswa; b. Aktivitas pembelajaran dan konteks yang digunakan dalam proses pembelajaran; c. Konjektur proses pembelajaran bagaimana mengetahui pemahaman dan starategi siswa yang muncul dan berkembang ketika aktivitas pembelajaran dilakukan di kelas. Pada tahap preliminary design, HLT berfungsi sebagai pedoman bagi guru dan peneliti dalam melakukan observasi, pengajaran, dan wawancara. Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini akan digunakan untuk mengumpulkan data berupa nontest yaitu : (1) Pendapat ahli, evaluasi, saran, perbaikan HLT (2) Observasi, Wawancara dan foto Data yang diperoleh pada penelitian design research dilakukan analisis secara dengan memperhatikan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan. Membandingkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran dengan HLT yang telah didesain.
Bagian V: Pendidikan Alternatif 329 Tabel 1 Design research tentang data, pengumpulan data dan teknik analisis data disajikan sebagai berikut: No. Kegiatan Tahapan Data 1. Mengetahui Kesesuaian isi dan relevansi kepraktisan HLT, dan kecukupan Preparing for the Experiment waktu. 2. Validasi awal HLT Preparing for the Experiment Pendapat Ahli/ pakar Teknik Pengumpulan data Walk Through Instrumen Lembar Walk Through Teknik Analisis Data Jawaban siswa Tes Tulis LAS 3. Tes Kemampuan Awal Siswa Teaching Experiment Jawaban Siswa Tes Tulis Lembar Pretest 4. Pengujian Kembali terhadap HLT Teaching Experiment Jawaban siswa Strategi pemecahan Tes tertulis dan Wawancara Lembar Aktivitas Siswa Perekam Audio Visual HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilasanakan sesuai dengan tahapan yang ada pada metode Design Research. Pencapaian yang telah dilaksanakan pada penelitian ini sudah terlaksana hingga tahap ke 2 Siklus I yaitu pada tahap Design Eksperiment dengan Siklus Pilot Experiment, dimana telah dilakukan pengujian terhadap HLT sebagai hasil dari tahap Preparing for the Experiment yang meliputi kajian Pustaka dan observasi lingkungan subjek sebagai bahan untuk menyusun Hypothetical learning trajectory. Berikut akan disajikan Hasil dari Design Eksperiment pada Siklus Pilot Experiment, yaitu dengan mendesain learning trajectory dan hypothetical learning trajectory. Konjektur dari learning trajectory yang diformulasikan terdiri dari tujuan pembelajaran, aktivitas pembelajaran, dan perangkat untuk membantu proses pembelajaran seperti Lembar Aktivitas Siswa (LAS), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), alat peraga, dan sebagainya. Dari hasil kajian pustaka dalam tahap preparing for the experiment diperoleh data yang merupakan Standar pencapaian yang menjadi acuan dari ketuntasan belajar siswa. Berikut data standar kompetensi, kompetensi dasar, dan Indikator pencapaian yang juga merupakan landasan dari penyusunan HLT. Tabel 2 Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator pencapaian belajar Kesebangunan Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan. Mengidentifikasi bangun-bangun 1. Menentukan syarat dan membuktikan dua bangun datar. 2. Menentukan panjang sisi pada dua bangun. 3. Menyelesaikan terkait dengan kesebangunan Dari SK, KD, dan Indikator diatas, langkah selanjutnya adalah menyusun Hypothetical Learning Trajectory awal dengan tujuan untuk mengembangkan kreativitas siswa dalam pemecahan. Adapun hasil HLT yang telah disusun adalah sbb:
330 Prosiding Seminar Nasional Reforming Pedagogy 2016 Tabel 3 Hypothetical Learning Trajectory No Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat memecahkan dengan melakukan pemodelan Kompetensi Aktifitas Penjelasan Dugaan (yang diharapkan pada siswa) Siswa dapat memanfaatkan konsep kesebangunan memecahkan dengan melakukan pemodelan sesuai dengan kreativitas yang dimiliki Dari Hypothetical Learning Trajectory (HLT) yang telah disusun di atas, maka langkah selanjutnya adalah merancang lintasan belajar siswa yang pada proses selanjutnya setelah menjalani pengujian dan perbaikan Tabel 4 Lintasan Belajar Siswa materi Kesebangunan 1. Siswa membangun konsep kesebangunan dengan panduan dari guru 2. Siswa memecahkan yang diberikan dengan menggunakan konsep kesebangunan. Siswa melakukan pengukuran terhadap 2 segitiga, pengukuran dilakukan terhadap panjang sisi serta besar sudut segitiga Siswa mencermati hasil pengukuran panjang sisi dan besar sudut, dan melakukan analisis serta memberikan kesimpulan berupa syarat dua bangun Siswa dengan bimbingan guru mengkonsep kesebangunan dua buah segitiga Siswa memecahkan : mengukur lebar jalan raya Siswa mampu mengukur panjang sisi serta besar sudut dari dua buah segitiga dengan mudah Siswa mampu menemukan syarat kesebangunan Siswa mampu menemukan konsep kesebangun dua buah segitiga Siswa memecahkan yang diberikan dengan menggunakan konsep kesebangunan sesuai dengan tingkat kreativitas masing-masing akan menjadi Local Instructional Theory. Lintasan belajar siswa berikut disusun dan dirancang berdasarkan HLT yang telah diujikan pada tahap awal. No. Tujuan pembelajaran Ide Matematik Aktivitas 1. Siswa membuat dua segitiga 2 Siswa mengamati dan membandingkan dua buah segitiga Dua buah segitiga, Segitiga ABC dan Segitiga DEF AB= 4 cm, BC= 5cm DE=8 cm, EF= 10 cm Besar ABC = Besar DEF Besar ABC = Besar DEF Besar BCA = Besar EFD Besar CAB = Besar FDE Siswa membuat dua buah garis AB dan BC yang saling berpenyiku di B. Ukuran panjang AB = 4 cm dan panjang BC 5 cm. Siswa menghubungkan titik A dan C dengan sebuah garis dan mengukur panjang garis tersebut Siswa membuat dua buah garis DE dan EF yang saling berpenyiku di E. Ukuran panjang DE = 8 cm dan panjang BC=10 cm. Siswa menghubungkan titik A dan C dengan sebuah garis dan mengukur panjang garis tersebut Siswa mengukur besar sudut pada dua buah segitiga yang telah dibuat Siswa membandingkan sisi-sisi pada dua buah segitiga (Segitiga ABC dan Segitiga DEF)
Bagian V: Pendidikan Alternatif 331 3 Memahami konsep syarat kesebangunan dari dua segitiga 4 Sisiswa mampu menghitung salah satu sisi pada dua segitiga yang sebangun bila sisi-sisi yang lain diketahui ukurannya. 5 Siswa memecahkan Dua buah segitiga dikatakan sebangun bila: 1. Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar 2. Sisi-sisi yang bersesuaian memiliki perbandingan yang sama Dua buah bangun dikatakan sebangun jika titik-titik sudut pada kedua bangun tersebut berkorespondensi satu-satu serta Sisi-sisi yang bersesuaian memiliki perbandingan panjang yang sama dan Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar Menghitung lebar jalan raya menggunakan konsep kesebangunan Siswa dan guru mendiskusikan tentang syarat dua buah segituga Siswa berdiskusi menyelesaikan pada konsep kesebangunan dua buah segitiga Siswa melakukan kegiatan diluar kelas untuk menghitung lebar jalan raya PENUTUP Simpulan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui penelitian design reaserch, kegiatan pembelajaran siswa dapat dikembangkan dengan melalui beberapa tahap kegiatan, dengan semakin sering melakukan pengembangan dugaan aktivitas siswa maka akan diperoleh sebuah teori peembelajaran yang dapat diyakini kevalidannya. Dalam penelitian design research ini telah dilakukan uji coba awal untuk menyusun dan mengembangkan HLT. Dalam penelitian ini baru dilaksanakan penyusunan HLT yang berakhir pada Tahap ke 2 yaitu Pilot Eksperiment. Saran Hasil dari penelitian ini masih jauh dari harapan yang diinginkan. Karena arah dari penelitian Design Research uni adalah untuk menyusun Teori Instruksi Lokal. Namun meskipun demikian hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan selanjutnya dalam mengembangkan rancangan pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivias siswa. DAFTAR PUSTAKA Erman Suherman, dkk. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UPI Gravemeijer, K.P.E. 1994. Developing realistic mathematics education. Utrecht: CD-ß Press / Freudenthal Institute Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Rahma Siska Utari dkk. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan Matematika. Palembang: FKIP Universitas Sriwijaya