RANCANGAN PEMBELAJARAN UNTUK MENGEMBANGKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DI SMP KANISIUS SLEMAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN DESAIN PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI PEMODELAN MATEMATIKA TESIS. Diajukan sebagai salah satu syarat

DESAIN ATURAN SINUS DAN ATURAN COSINUS BERBASIS PMRI

Desain Pembelajaran Aturan Sinus dan Aturan Cosinus Berbasis PMRI untuk Mengetahui Strategi Siswa

LINTASAN BELAJAR UNTUK MEMBELAJARKAN MATERI SISTEM PERSAMAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) DENGAN DENGAN PENDEKATAN PMR UNTUK SISWA KELAS VIII

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DIMENSI TIGA DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC UNTUK SISWA 1. PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODUL PADA MATERI SEGI EMPAT UNTUK SISWA KELAS VII SMP BERDASARKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

LAPORAN AKHIR RESEARCH IN ACTION DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN JAM MEKANO PADA POKOK BAHASAN PENGUKURAN SUDUT DAN WAKTU DI KELAS IV SD.

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, September 2012

PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK

MAKALAH. Oleh: R. Rosnawati, dkk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENILITIAN. Untuk mencapai tujuan penelitian, peneliti membuat suatu desain

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MELALUI PENDEKATAN PMR DALAM POKOK BAHASAN PRISMA DAN LIMAS. FMIPA UNP,

LEMBAR KERJA SISWA PADA MATERI HIMPUNAN BERBASIS PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK SISWA SMP/MTs

JAM SEBAGAI STARTING POINT DALAM PEMBELAJARAN SUDUT DI SEKOLAH DASAR. Oleh Shahibul Ahyan

Desain Materi Bangun Datar Menggunakan Origami Berkonteks Tangram di SD Kelas II

P 30 PENJUMLAHAN BILANGAN DESIMAL MELALUI PERMAINAN RODA DESIMAL

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS TERHADAP SOAL-SOAL OPEN ENDED

MAKALAH. diajukan untuk Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan disusun oleh: Achmad Fauzi, S.Pd.Si

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai tujuan penelitian, peneliti mencoba membuat suatu desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

P 32 MODEL DISAIN DIDAKTIS PEMBAGIAN PECAHAN BERBASIS PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PEMANFAATAN BUDAYA TRADISIONAL UNTUK MEMBANTU KEGIATAN INVESTIGASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK

PROSIDING ISBN :

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau menangkap segala perisitiwa disekitarnya. Dalam kamus bahasa Indonesia. kesanggupan kecakapan, atau kekuatan berusaha.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat, hal ini

Pengembangan Instrumen Pengukuran Kompleksitas Soal Kontekstual Matematika

BAB III METODE PENELITIAN

IPA TEMA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR BERBASIS PEDAGOGY FOR SUSTAINABILITY

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII 3 SMP NEGERI 26 MAKASSAR.

PEMBELAJARAN KONSEP PERKALIAN MELALUI HYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY (HLT) DENGAN MERONCE KARET YEYE. Bernadetta Eswindha

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI LINGKARAN UNTUK SISWA SMP KELAS VIII JURNAL

EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN PENALARAN SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 1 SLEMAN

DEVELOPING MATHEMATICAL LEARNING BASED ON DISCOVERY LEARNING MODEL

PENGEMBANGAN LKS UNTUK MELATIH KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VII SMP

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK PADA MATERI SEGI EMPAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Realistic Mathematics Education (RME) Untuk Siswa SMP Materi Teorema Pythagoras

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

Penelitian Desain (Design Research) halaman 1

MEMBANDINGKAN BILANGAN PECAHAN MENGGUNAKAN FRACTION CIRCLE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA

ABSTRAK DAN OUTLINE EXECUTIVE SUMMARY HIBAH BERSAING

Nego Linuhung Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro Abstract

Kata Kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, kegiatan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. rendahnya kualitas atau mutu pendidikan matematika. Laporan Badan Standar

KEMAMPUAN ABSTRAKSI MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KLS VIII

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEMAMPUAN KONEKSI DAN KOMUNIKASI MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA SISWA SMP

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

PENGARUH PENDEKATAN OPEN ENDED TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA

PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) DAN RELEVANSINYA DENGAN KTSP 1. Oleh: Rahmah Johar 2

Mengembangkan Kemampuan Berpikir Siswa melalui Pembelajaran Matematika Realistik

PEMANFAATAN VIDEO TAPE RECORDER (VTR) UNTUK PEGEMBANGAN MATEMATIKA REALISTIK DI SMP

PROSIDING. Pengembangan Pembelajaran Matematika SMP melalui Aktivitas Mematematikakan Realita

BAB III METODE PENELITIAN. siswa dalam penyelesaian operasi hitung bentuk aljabar. Strategi yang

PENGEMBANGAN SOAL NON RUTIN BERBASIS KOMPUTER UNTUK MELATIH PENGGUNAAN KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA

PELATIHAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA MENGACU PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) BAGI GURU-GURU SMP DI YOGYAKARTA

Noviana Kusumawati Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pekalongan Jl. Sriwijaya No 3 Pekalongan, ABSTRAK

PEMBELAJARAN DIMENSI TIGA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) DI SMA NEGERI 2 TANJUNG RAJA

Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring dalam Pembelajaran Segitiga

Pembelajaran Konsep Limit Fungsi dengan Strategi Elaborasi Bagi Mahasiswa Matematika FKIP UM Mataram

DESAIN BAHAN AJAR BERBASIS AKTIVITAS PEMECAHAN MASALAH PADA POKOK BAHASAN BARISAN DAN DERET

PENERAPAN STRATEGI METAKOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 3 PADANG

PENERAPAN PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 1 BANGUNTAPAN

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

DESAIN PEMBELAJARAN MATERI PENGUKURAN SUDUT DENGAN PENDEKATAN PMRI UNTUK KELAS VI. Abstrak

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP

ANALISIS KESULITAN SISWA KELAS IX DALAM MENGERJAKAN SOAL OPERASI BENTUK ALJABAR

Key Words: creative thinking, open ended problems. Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember 41

Validitas Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis Penemuan Terbimbing

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA

DESAIN PEMBELAJARAN LUAS SEGI BANYAK MENGGUNAKAN TANGRAM BERPETAK DI KELAS IV

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam berbagai bidang kehidupan. Sebagai salah satu disiplin ilmu yang

ISSN: X 1 PENGEMBANGAN MODUL TRIGONOMETRI BERCIRIKAN OPEN-ENDED PROBLEM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMBELAJARAN MATERI LUAS PERMUKAAN BALOK DAN KUBUS DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Media Penelitian Pendidikan issn : X Vol.10 / No.2 e-issn :

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN PENDEKATAN OPEN ENDED DALAM PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Disposisi Matematis Siswa SMA

Jurnal Pendidikan Berkarakter ISSN FKIP UM Mataram Vol. 1 No. 1 April 2018, Hal

Asmaul Husna. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNRIKA Batam Korespondensi: ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII B SMPS CENDANA PEKANBARU

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH DIVERGEN SUB POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGIEMPAT BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK

Kreano 6 (1) (2015): Kreano. Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

Pemanfaatan Lego pada Pembelajaran Pola Bilangan

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 2, No.2, September 2013

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP

Titi Solfitri 1, Yenita Roza 2. Program Studi Pendidikan Matematika ABSTRACT

SIKLUS KEDUA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DI KELAS IV SEKOLAH DASAR DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK

Transkripsi:

RANCANGAN PEMBELAJARAN UNTUK MENGEMBANGKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DI SMP KANISIUS SLEMAN Yulius Wahyu Putranto Program Studi Magister Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas sanata Dharma, Yogyakarta, juliogoza808@gmail.com A. Tatak Handaya Kurniawan Program Studi Magister Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas sanata Dharma, Yogyakarta, athk60@gmail.com Abstrak Kreativitas siswa di sekolah sangat dipengaruhi oleh cara guru dalam melakukan pembelajaran. Proses berpikir siswa akan akan semakin kreatif jika diberi sedikit kebebasan dalam mengekspresikan cara penyelesaian yang sedang dilakukan, tentunya peran guru adalah membimbing siswa agar tidak keluar dari konteks materi yang sedang dipelajari. Penelitian ini menghasilkan lintasan belajar yang bertujuan meningkatkan kreativitas siswa dalam mengerjakan materi kesebangunan. Pada tahap selanjutnya dihasilkan HLT baru dari pembelajaran dengan pendekatan pemodelan untuk mengembangkan kreatifitas pemecahan di SMP. Design penelitian ini menggunakan penelitian design dimana peneliti membuat HLT (hypothetical learning trajectory) sebagai dugaan awal aktivitas yang akan dilakukan dalam pembelajaran. Data yang diambil berupa data non tes yang berupa lembar aktivitas siswa, hasil wawancara dan foto. Evaluasi dan saran yang diberikan oleh ahli digunakan untuk membuat HLT yang baru dengan hasil berupa rancangan panduan kegiatan pembelajaran kesebangunan dengan memanfaatkan peran kontekstual yang ada di sekitar siswa, dalam hal ini adalah aktivitas siswa menghitung lebar jalan raya. Kata Kunci: kreativitas, kesebangunan, HLT, lintasan belajar. Abstract Creativity of students in school is strongly influenced by the way teachers in learning. The thinking of students will be more creative if given a bit of freedom in expressing a way of solving problems that are being done, of course, the role of the teacher is to guide students to keep it out of the context of the material being studied. This research resulted in learning trajectory aimed at improving student s creativity in working on material congruency. In the next stage of learning new HLT generated by mathematical modeling approaches to develop creativity in junior high school mathematics problem solving. This study design using the design study where researchers make HLT (hypothetical learning trajectory) as a first approximation activities to be conducted in learning. Data taken the form of non-test data is in the form of student activity sheets, interviews and photos. Evaluation and advice given by the experts is used to create new HLT results in a draft guide to learning activities congruency by utilizing contextual issues that exist around the students, in this case the activity of the students calculate the width of the highway. Keywords: creativity, congruency, HLT, trajectory learning PENDAHULUAN Kreativitas merupakan salah satu potensi yang dimiliki manusia yang perlu dikembangkan sejak dini. Setiap orang memiliki bakat kreatif dengan tingkat yang berbeda-beda. Ditinjau dari pendidikan, bakat kreatif dapat dikembangkan atau ditingkatkan. Oleh karena kreativitas anak perlu dilatih sejak awal. Bila tidak dilatih maka bakat tersebut tidak akan berkembang, bahkan menjadi bakat yang terpendam yang tidak dapat diwujudkan. Kreativitas menjadi penentu keunggulan. Daya kompetitif suatu bangsa sangat ditentukan pula oleh kreativitas sumber daya manusianya. Kreativitas juga menjadi prasyarat bagi kesuksesan hidup individu. Lulusan Sekolah Menengah diharapkan mampu berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta mempunyai kemampuan bekerja sama. Hal ini menytiratkan bahwa kreativitas menjadi salah satu standar kelulusan siswa terkait pembelajaran. Melalui proses pembelajaran dengan kegiatan yang menyenangkan, diharapkan dapat merangsang dan memupuk kreativitas anak sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Mulyasa (2005:164) bahwa: Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik, melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. 327

328 Prosiding Seminar Nasional Reforming Pedagogy 2016 Menurut Erman Suherman (2003:57) siswa belajar melalui abstraksi dan generalisasi. Dalam abstraksi, siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek. Siswa dapat belajar abstraksi melalui model-model yang berbeda. Semakin banyak model yang berbeda akan semakin memungkinkan siswa untuk menggali sifat dan karakteristik umum dari model-model tersebut sehingga siswa dapat membuat abstraksi. Sedangkan dalam generalisasi, siswa dilatih untuk membuat perkiraan atau kecenderungan berdasarkan pengalaman atau pengetahuan yang dikembangkan melalui contoh-contoh dari konsep yang sedang dipelajarinya. SMP Kanisius Sleman merupakan salah satu sekolah umum yang berstatus swasta. Kegiatan yang dilaksanakan adalah pembelajaran reguler yang ditujukan untuk siswa normal (non-inklusi). Sebagai penilaian awal terhadap siswa, dilakukan pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa. dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa siswa tidak dapat mengembangkan kreativitasnya dalam memecahkan. Siswa dengan tingkat kreativitas yang rendah dapat dipandang bahwa siswa ini kesulitan dalam menemukan sudut pandang yang berbeda untuk memecahkan suatu yang dihadapi, dalam hal ini adalah peran. Siswa sulit mengembangkan pengetahuan yang dimiliki untuk menyelesaikan yang dihadapi. Siswa dengan tingkat kreativitas rendah akan mengalami kesulitan dalam membuat atau memahami model atau matematisasi dari suatu pokok bahasan yang sedang dipelajari. Rumusan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana menyusun rancangan pembelajaran untuk mengembangkan kreativitas siswa dalam pemecahan di SMP Kanisius Sleman? Dengan tujuan penelitian adalah menghasilkan rancangan pembelajaran untuk mengembangkan kreativitas pemecahan di SMP Kanisius Sleman. Serta menghasilkan bahan untuk dikaji lebih mendalam dan dikembangkan untuk pembelajaran materi kesebangunan di SMP. METODE Penelitian ini menggunakan Metodologi Design Research. Tujuan utama dari penelitian ini adalah melakukan penyelidikan bagaimana membantu atau mendukung siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri terhadap materi kesebangunan. Penelitian ini menggunakan metode design research sebagai alat atau cara untuk menjawab rumusan sehingga tercapai tujuan penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 9 SMP Kanisius Sleman semester gasal tahun pelajaran 2016/2017. Penelitian ini akan mengembangkan desain pembelajaran yang berupa dugaan aktivitas siswa yang disebut dengan Hypthetical Learning Trajectory (HLT). Menurut Gravemeijer & Cobb (2006) dalam Rahma Siska Utari,dkk (2014) Penelitian design research terdiri dari tiga tahap sebagai berikut: (1) Preparing for the Experiment, (2) Design Experiment, pada tahap ini terdapat dua siklus yaitu pilot experiment sebagai dan teaching experiment, (3) Retrospective Analysis Freudenthal dalam Gravemeijer & Eerde (2009) dalam Rahma Siska Utari,dkk (2014:123) berpandangan bahwa siswa seharusnya diberikan kesempatan untuk membangun dan mengembangkan ide serta pemikiran mereka ketika mengkonstruksikan. Guru dapat memilih aktivitas pembelajaran yang sesuai sebagai dasar untuk merangsang siswa berpikir dan bertindak ketika mengkonstruksi pengetahuan. Dalam pembelajaran, guru harus mengantisipasi aktivitas mental apa saja yang muncul dari siswa dengan tetap memperhatikan tujuan pembelajaran. Gambaran dan antisipasi yang dilakukan tersebut disebut Hypothetical Learning Trajectory. Menurut Gravemeijer (2004) HLT terdiri dari tiga komponen: a. Tujuan pembelajaran bagi siswa; b. Aktivitas pembelajaran dan konteks yang digunakan dalam proses pembelajaran; c. Konjektur proses pembelajaran bagaimana mengetahui pemahaman dan starategi siswa yang muncul dan berkembang ketika aktivitas pembelajaran dilakukan di kelas. Pada tahap preliminary design, HLT berfungsi sebagai pedoman bagi guru dan peneliti dalam melakukan observasi, pengajaran, dan wawancara. Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini akan digunakan untuk mengumpulkan data berupa nontest yaitu : (1) Pendapat ahli, evaluasi, saran, perbaikan HLT (2) Observasi, Wawancara dan foto Data yang diperoleh pada penelitian design research dilakukan analisis secara dengan memperhatikan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan. Membandingkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran dengan HLT yang telah didesain.

Bagian V: Pendidikan Alternatif 329 Tabel 1 Design research tentang data, pengumpulan data dan teknik analisis data disajikan sebagai berikut: No. Kegiatan Tahapan Data 1. Mengetahui Kesesuaian isi dan relevansi kepraktisan HLT, dan kecukupan Preparing for the Experiment waktu. 2. Validasi awal HLT Preparing for the Experiment Pendapat Ahli/ pakar Teknik Pengumpulan data Walk Through Instrumen Lembar Walk Through Teknik Analisis Data Jawaban siswa Tes Tulis LAS 3. Tes Kemampuan Awal Siswa Teaching Experiment Jawaban Siswa Tes Tulis Lembar Pretest 4. Pengujian Kembali terhadap HLT Teaching Experiment Jawaban siswa Strategi pemecahan Tes tertulis dan Wawancara Lembar Aktivitas Siswa Perekam Audio Visual HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilasanakan sesuai dengan tahapan yang ada pada metode Design Research. Pencapaian yang telah dilaksanakan pada penelitian ini sudah terlaksana hingga tahap ke 2 Siklus I yaitu pada tahap Design Eksperiment dengan Siklus Pilot Experiment, dimana telah dilakukan pengujian terhadap HLT sebagai hasil dari tahap Preparing for the Experiment yang meliputi kajian Pustaka dan observasi lingkungan subjek sebagai bahan untuk menyusun Hypothetical learning trajectory. Berikut akan disajikan Hasil dari Design Eksperiment pada Siklus Pilot Experiment, yaitu dengan mendesain learning trajectory dan hypothetical learning trajectory. Konjektur dari learning trajectory yang diformulasikan terdiri dari tujuan pembelajaran, aktivitas pembelajaran, dan perangkat untuk membantu proses pembelajaran seperti Lembar Aktivitas Siswa (LAS), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), alat peraga, dan sebagainya. Dari hasil kajian pustaka dalam tahap preparing for the experiment diperoleh data yang merupakan Standar pencapaian yang menjadi acuan dari ketuntasan belajar siswa. Berikut data standar kompetensi, kompetensi dasar, dan Indikator pencapaian yang juga merupakan landasan dari penyusunan HLT. Tabel 2 Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator pencapaian belajar Kesebangunan Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan. Mengidentifikasi bangun-bangun 1. Menentukan syarat dan membuktikan dua bangun datar. 2. Menentukan panjang sisi pada dua bangun. 3. Menyelesaikan terkait dengan kesebangunan Dari SK, KD, dan Indikator diatas, langkah selanjutnya adalah menyusun Hypothetical Learning Trajectory awal dengan tujuan untuk mengembangkan kreativitas siswa dalam pemecahan. Adapun hasil HLT yang telah disusun adalah sbb:

330 Prosiding Seminar Nasional Reforming Pedagogy 2016 Tabel 3 Hypothetical Learning Trajectory No Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat memecahkan dengan melakukan pemodelan Kompetensi Aktifitas Penjelasan Dugaan (yang diharapkan pada siswa) Siswa dapat memanfaatkan konsep kesebangunan memecahkan dengan melakukan pemodelan sesuai dengan kreativitas yang dimiliki Dari Hypothetical Learning Trajectory (HLT) yang telah disusun di atas, maka langkah selanjutnya adalah merancang lintasan belajar siswa yang pada proses selanjutnya setelah menjalani pengujian dan perbaikan Tabel 4 Lintasan Belajar Siswa materi Kesebangunan 1. Siswa membangun konsep kesebangunan dengan panduan dari guru 2. Siswa memecahkan yang diberikan dengan menggunakan konsep kesebangunan. Siswa melakukan pengukuran terhadap 2 segitiga, pengukuran dilakukan terhadap panjang sisi serta besar sudut segitiga Siswa mencermati hasil pengukuran panjang sisi dan besar sudut, dan melakukan analisis serta memberikan kesimpulan berupa syarat dua bangun Siswa dengan bimbingan guru mengkonsep kesebangunan dua buah segitiga Siswa memecahkan : mengukur lebar jalan raya Siswa mampu mengukur panjang sisi serta besar sudut dari dua buah segitiga dengan mudah Siswa mampu menemukan syarat kesebangunan Siswa mampu menemukan konsep kesebangun dua buah segitiga Siswa memecahkan yang diberikan dengan menggunakan konsep kesebangunan sesuai dengan tingkat kreativitas masing-masing akan menjadi Local Instructional Theory. Lintasan belajar siswa berikut disusun dan dirancang berdasarkan HLT yang telah diujikan pada tahap awal. No. Tujuan pembelajaran Ide Matematik Aktivitas 1. Siswa membuat dua segitiga 2 Siswa mengamati dan membandingkan dua buah segitiga Dua buah segitiga, Segitiga ABC dan Segitiga DEF AB= 4 cm, BC= 5cm DE=8 cm, EF= 10 cm Besar ABC = Besar DEF Besar ABC = Besar DEF Besar BCA = Besar EFD Besar CAB = Besar FDE Siswa membuat dua buah garis AB dan BC yang saling berpenyiku di B. Ukuran panjang AB = 4 cm dan panjang BC 5 cm. Siswa menghubungkan titik A dan C dengan sebuah garis dan mengukur panjang garis tersebut Siswa membuat dua buah garis DE dan EF yang saling berpenyiku di E. Ukuran panjang DE = 8 cm dan panjang BC=10 cm. Siswa menghubungkan titik A dan C dengan sebuah garis dan mengukur panjang garis tersebut Siswa mengukur besar sudut pada dua buah segitiga yang telah dibuat Siswa membandingkan sisi-sisi pada dua buah segitiga (Segitiga ABC dan Segitiga DEF)

Bagian V: Pendidikan Alternatif 331 3 Memahami konsep syarat kesebangunan dari dua segitiga 4 Sisiswa mampu menghitung salah satu sisi pada dua segitiga yang sebangun bila sisi-sisi yang lain diketahui ukurannya. 5 Siswa memecahkan Dua buah segitiga dikatakan sebangun bila: 1. Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar 2. Sisi-sisi yang bersesuaian memiliki perbandingan yang sama Dua buah bangun dikatakan sebangun jika titik-titik sudut pada kedua bangun tersebut berkorespondensi satu-satu serta Sisi-sisi yang bersesuaian memiliki perbandingan panjang yang sama dan Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar Menghitung lebar jalan raya menggunakan konsep kesebangunan Siswa dan guru mendiskusikan tentang syarat dua buah segituga Siswa berdiskusi menyelesaikan pada konsep kesebangunan dua buah segitiga Siswa melakukan kegiatan diluar kelas untuk menghitung lebar jalan raya PENUTUP Simpulan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui penelitian design reaserch, kegiatan pembelajaran siswa dapat dikembangkan dengan melalui beberapa tahap kegiatan, dengan semakin sering melakukan pengembangan dugaan aktivitas siswa maka akan diperoleh sebuah teori peembelajaran yang dapat diyakini kevalidannya. Dalam penelitian design research ini telah dilakukan uji coba awal untuk menyusun dan mengembangkan HLT. Dalam penelitian ini baru dilaksanakan penyusunan HLT yang berakhir pada Tahap ke 2 yaitu Pilot Eksperiment. Saran Hasil dari penelitian ini masih jauh dari harapan yang diinginkan. Karena arah dari penelitian Design Research uni adalah untuk menyusun Teori Instruksi Lokal. Namun meskipun demikian hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan selanjutnya dalam mengembangkan rancangan pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivias siswa. DAFTAR PUSTAKA Erman Suherman, dkk. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UPI Gravemeijer, K.P.E. 1994. Developing realistic mathematics education. Utrecht: CD-ß Press / Freudenthal Institute Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Rahma Siska Utari dkk. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan Matematika. Palembang: FKIP Universitas Sriwijaya