I. PENDAHULUAN. pendidikan. Menghadapi era persaingan dunia yang semakin kompetetif,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan hal-hal. tersebut secara rinci dikemukakan berikut ini.

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

I. PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas guna membangun bangsa yang maju. Kesuksesan di bidang pendidikan merupkan awal bangsa yang maju.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

1. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan rekayasa mengendalikan belajar (learning) guna

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

HASIL BELAJAR ANTARA TAKE AND GIVE DAN MIND MAPPING MEMPERTIMBANGKAN KONSEP DIRI

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di negara Indonesia dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Dengan ilmu,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen yang penting dalam. pembangunan suatu bangsa, karena melalui pendidikan inilah dapat

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, rasional, dan kritis terhadap permasalahan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan masa depan. Demikian halnya dengan Indonesia yang menaruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. memungkinkan bagi kita untuk mengetahui tentang budaya yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara umum pendidikan dipandang sebagai faktor utama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan khusus. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya peningkatan mutu pendidikan dimasa yang akan datang akan

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

I. PENDAHULUAN. Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional bertujuan: Untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah telah merumuskan peningkatan daya saing atau competitiveness

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana yang penting dalam menyiapkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

I. PENDAHULUAN. dalam mempersiapkan generasi muda, termasuk peserta didik dalam menghadapi

I. PENDAHULUAN. pendidikan sangatlah penting untuk memajukan kesejahteraan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2013, hlm Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Rasail Media Group, Semarang, 2008, hlm.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan masyarakat Indonesia di era globalisasi ini,

BAB I PENDAHULUAN. sekolompok orang (kepala sekolah guru-guru, staf, dan siswa) untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

1. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang merupakan salah satu jalan

I. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. semakin baiknya kualitas bangsa tersebut. Di Indonesia pendidikan sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai posisi yang sangat penting dalam rangka

I. PENDAHULUAN. dapat dihasilkan manusia pembangunan yang tangguh dan merata. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER DAN KEDISIPLINAN MENGIKUTI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di Indonesia antara lain diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan dalam pembangunan bangsa, khususnya pembangunan di bidang pendidikan. Menghadapi era persaingan dunia yang semakin kompetetif, sumber daya manusia yang berkualitas akan menjadi tumpuan utama agar suatu bangsa dapat bekompetisi. Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintah dalam bidang pendidikan berupaya menyediakan wadah berupa instansi pendidikan yang bermutu. Perwujudan pendidikan yang bermutu dilakukan dengan memaksimalkan semua yang menunjang pendidikan yang bermutu mulai dari kualitas guru yang harus mengedepankan karakter kebangsaan sehingga dapat mewujudkan kualitas sumbar daya manusia yang unggul yang berlandaskan kebudayaan dan pancasila. Berkaitan dengan hal tersebut, lahirlah pendidikan nasional di Negara Indonesia. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

2 Tujuan pendidikan nasional dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 adalah untuk mewujudkan atau mengembangkan segala potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sedangkan fungsinya adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan hal itu, kualitas pendidikan tentu sangat penting bagi pembangunan pendidikan. Generasi muda sebagai generasi penerus akan menjadi generasi yang unggul jika mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Bila generasi muda tidak mendapatkan kualitas pendidikan yang memadai, maka kita akan tertinggal dari bangsa-bangsa lain. Manfaat pendidikan ini lah yang penting yaitu untuk meningkatkan kualitas generasi muda sehingga mereka akan mampu untuk menghadapi persaingan global dunia. Lembaga pendidikan seperti sekolah merupakan lembaga yang mempunyai peranan penting dalam melaksanakan program pemerintah di bidang pendidikan. Membangun sistem sekolah yang baik sangat penting, dimulai dari kepala sekolah, staf tata usaha, guru, serta peningkatan sarana dan prasarana sekolah guna menunjang kegiatan belajar yang diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Guru sebagai salah satu bagian dari sistem sekolah mempunyai peranan yang sangat penting, karena guru akan berinteraksi langsung dengan peserta didik. Sangat penting bagi guru untuk menyiapkan perencanaan pembelajaran secara matang dan baik. Saat ini guru dituntut untuk lebih kreatif dalam melaksanakan pembelajaran terutama

3 dalam menggunakan model pembelajaran agar dapat menciptakan suasana belajar yang tidak membosankan, bahkan suasana belajar yang akan selalu dirindukan siswa dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar merupakan salah satu indikator keberhasilan seorang peserta didik dalam pembelajaran. Hasil belajar dapat diartikan hasil yang diperoleh dari proses belajar yang telah dilakukan. Hasil belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar. Hasil yang didapat oleh peserta didik juga memiliki tingkatan yang berbeda-beda dan untuk mencapai hasil belajar yang maksimal, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar tersebut, antara lain faktor yang berasal dari dalam peserta didik tersebut (factor intern) dan faktor yang berasal dari luar diri peserta didik tersebut (factor ekstern) agar dapat diketahui, diatasi dan dapat meningkatkan hasil belajar. Penelitian ini mengkaji pada mata pelajaran ekonomi. Ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi, dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan/atau distribusi. Luasnya ilmu ekonomi dan terbatasnya waktu yang tersedia membuat standar kompetensi dan kompetensi dasar ini dibatasi dan difokuskan kepada fenomena empirik ekonomi yang ada di sekitar peserta didik, sehingga peserta didik dapat merekam peristiwa ekonomi yang terjadi di sekitar lingkungannya dan mengambil manfaat untuk kehidupannya yang lebih baik.

4 Tujuan Mata pelajaran Ekonomi di SMA dalam Standar Isi Mata Pelajaran Ekonomi SMA/MA Kurikulum KTSP adalah agar peserta didik memiliki kemampuan: memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi dilingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan negara; menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi; membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggung jawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan negara serta; membuat keputusan yang bertanggung jawab mengenai nilai-nilai sosial ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional. Kedudukan mata pelajaran ekonomi sangat penting karena yang dipelajari adalah hal-hal yang paling dekat dengan kehidupan manusia dan tentu siswa itu sendiri. Belajar ekonomi akan sangat bermanfaat bagi siswa khususnya siswa-siswi di SMA Negeri 15 Bandar Lampung. Ekonomi erat kaitannya dengan peristiwa sehari-hari pada diri sendiri dan lingkungan sekitar. Banyak sekali keputusan yang kita atau siswa buat didasarkan pada prinsip-prinsip ekonomi. Sebagai seorang siswa, misalnya, keputusan siswa dalam memilih alat tulis merek A dari pada merek B akan dipengaruhi oleh bekerjanya prinsip-prinsip ekonomi. Demikian pula pilihan alat transportasi untuk berangkat atau pulang sekolah. Keputusan siswa memilih naik angkutan umum atau diantar-jemput tentulah dipengaruhi oleh pertimbangan ekonomi. Hal itu tentu yang mendasari pentingnya mata pelajaran ekonomi di SMA

5 Negeri 15 Bandar Lampung. Sehingga pembelajaran ekonomi harus berjalan dengan baik agar hasil belajar siswa maksimal dan manfaat dari mempelajari ekonomi dapat langsung diterapkan oleh siswa. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilaksanakan pada siswa kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015 diketahui hasil belajar siswa sebagai berikut: Tabel 1. Hasil Ujian Semester Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X Semester Ganjil di SMA Negeri 15 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015. No Kelas Nilai Jumlah Keterangan <70 70 Siswa 1 X 1 25 13 38 Kriteria 2 X2 28 10 38 3 X 3 26 14 40 4 X 4 28 12 40 5 X 5 21 18 39 6 X 6 22 17 39 Jumlah 150 83 234 Persentase (%) 64,1 35,9 100 Ketuntasan Minimal yang ditetapkan sekolah adalah sebesar 70 Sumber : Guru Bidang Studi Ekonomi SMA Negeri 15 Bandar Lampung Setelah dilihat dari tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015 masih tergolong rendah. Hasil ini didukung oleh pendapat Djamarah dan Zain (2005: 121), bahwa untuk mengukur tingkat ketuntasan belajar adalah sebagai berikut. 1. Istimewa/ maksimal apabila seluruh pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa 100%. 2. Baik sekali/ optimal apabila sebagian besar dapat dikuasai siswa yaitu 76%-99%.

6 3. Baik/ minimal apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa sebesar 60%-75%. 4. Kurang apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa sebesar < 60%. Menurut Slameto (2013:54), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut. 1. Faktor internal. a. Jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh). b. Psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,kematangan, kesiapan). c. Kelelahan. 2. Faktor Eksternal. a. Keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua,dan latar belakang kebudayaan). b. Sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah). c. Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, media,teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat. Proses pembelajaran setiap mata pelajaran di setiap sekolah harus sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh pemerintah. Berdasarkan Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah, peneliti mengutip tentang standar proses pada tahap pelaksanaan. Diterangkan bahwa kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar (KD) yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Dengan demikian, kegiatan inti harus menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

7 Untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran ekonomi di kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung, peneliti melakukan wawancara terhadap guru terkait. Berdasarkan wawancara, proses pembelajaran ekonomi masih belum optimal. Pembelajaran ekonomi di kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung selama ini masih terdapat kelemahan. Pertama, pola pembelajaran yang diterapkan masih terpusat pada guru (teacher oriented), sehingga siswa kurang diberi kesempatan untuk mengembangkan kreativitas dan belum terlibat dalam proses pembelajaran. Kedua, keaktifan pembelajaran yang belum optimal. Ini terlihat dalam proses pembelajaran yang hanya di dominasi oleh siswa yang pandai, sementara siswa yang kemampuannya rendah kurang berpartisipasi dalam mengerjakan tugas kelompok sehingga interaksi antara siswa dengan siswa yang lainnya sangat kurang. Ketiga karena banyak siswa yang belum menyadari pentingnya belajar. Banyak sekali aktivitas belajar yang menggagu jalannya proses pembelajaran. Ketika pembelajaran ekonomi, siswa banyak yang tidak memperhatikan, mengobrol, dan sulit untuk diatur.keempat jarang di terapkan model mengajar yang menarik minat siswa. Kelemahan tersebut berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Berdasarkan beberapa masalah dalam pembelajaran ekonomi kelas X di SMA Negeri 15 Bandar Lampung, faktor yang di duga kuat mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa adalah model pembelajaran. Model pembelajaran, dipandang paling punya peran strategis dalam upaya mendongkrak keberhasilan proses belajar mengajar. Karena ia bergerak dengan melihat kondisi kebutuhan siswa, sehingga guru diharapkan mampu

8 menyampaikan materi dengan tepat tanpa mengakibatkan siswa mengalami kebosanan. Namun sebaliknya, siswa diharapkan dapat tertarik dan terus tertarik mengikuti pelajaran, dengan keingintahuan yang berkelanjutan. Peneliti mencoba mengatasi masalah tersebut dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif yaitu Take and Give dan Mind Mapping. Pembelajaran kooperatif adalah suatu aktivitas pembelajaran yang menggunakan pola belajar siswa berkelompok untuk menjalin kerja sama dan saling ketergantungan dalam struktur tugas, tujuan dan hadiah (Ibrahim, 2000: 3). Pembelajaran kooperatif mewadahi bagaimana siswa dapat bekerja sama dalam kelompok, tujuan kelompok adalah tujuan bersama. Situasi kooperatif merupakan bagian dari siswa untuk mencapai tujuan kelompok, siswa harus merasakan mereka akan mencapai tujuan, maka siswa lain dalam kelompoknya memiliki kebersamaan, artinya tiap anggota kelompok bersifat kooperatif dengan sesama anggota kelompoknya. Pembelajaran kooperatif akan menciptakan sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakukan antara guru dengan siswa serta siswa dengan kelompok belajarnya. Guru dalam pembelajaran kooperatif lebih berperan sebagai fasilitator, menggerakkan siswa untuk menggali informasi dari berbagai sumber sehingga wawasan yang diperoleh siswa lebih luas. Adanya unsur-unsur permainan yang bermakna dalam proses pembelajaran dapat membuat siswa merasa senang, tidak jenuh. Perubahan ini menimbulkan tantangan baru dalam proses pembelajaran yang dapat menyemangati serta memberikan motivasi kepada siswa untuk mengikuti pembelajaran.

9 Model pembelajaran yang pertama yang akan digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini untuk meningkatan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran Take and Give atau menerima dan memberi. Model pembelajaran yang kedua adalah model pembelajaran Mind Mapping dengan menggunakan teknik peta pikiran. Model pembelajaran ini akan diterapkan ke dua kelas yang berbeda untuk kemudian dibandingkan. Model pembelajaran Take and Give ini adalah rangkaian penyajian data yang diawali dengan pemberian kartu kepada siswa yang di dalam kartu itu sendiri ada catatan yang harus dikuasai atau dihafal oleh masing-masing siswa (Huda, 2013: 241-243). Siswa ditugaskan mencari pasangan masing-masing untuk bertukar pengetahuan yang ada padanya sesuai dengan yang didapatnya di kartu, lalu kegiatan pembelajaran diakhiri dengan mengevaluasi siswa dengan menanyakan pengetahuan yang ada padanya dan yang dia terima dari pasangannya. Komponen yang berperan penting dalam model pembelajaran Take and Give ini adalah penguasaan materi melalui kartu, berpasangan dengan saling bertukar informasi, dan pengevaluasian yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan atau penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan di dalam kartu dan kartu pasanganya (Huda, 2013: 242). Sedangkan pembelajaran Mind Maping adalah model pembelajaran yang efektif untuk mengembangkan gagasan-gagasan melalui rangkaian peta-peta. Mind Mapping mendorong siswa mencatat hanya dengan menggunakan kata kunci atau konsep dan gambar. Bentuknya dapat berupa diagram, konsepkonsep yang dibentangkan ke seluruh arah (Huda, 2013: 307).

10 Peneliti menyakini bahwa dengan menerapkan model Take and Give dan Mind Mapping pembelajaran akan lebih hidup, variatif, dan membiasakan siswa memecahkan permasalahan dengan cara memaksimalkan daya pikir dan kreatifitas, maka tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan dapat tercapai. Kedua model pembelajaran ini dapat digunakan untuk materi pembelajaran ekonomi. Jika peneliti melihat berdasarkan tinjauan teoritis antara model Take and Give dengan pembelajaran ekonomi cocok. Hal ini karena model pembelajaran Take and Give yang bersifat fleksibel dapat memuat materi ekonomi yang memiliki pemahaman mengenai perilaku dan tindakan manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Begitu pula dengan model pembelajaran Mind Mapping. Siswa dapat membuat ringkasan konsep-konsep materi ekonomi seperti pengangguran (jenis, akibat, dan penanggulangannya) atau materi yang sejenisnya. Salah satu faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar adalah konsep diri siswa. Konsep diri adalah suatu gambaran campuran dari apa yang kita pikirkan mengenai diri kita, dan seperti apa diri kita yang kita inginkan. Konsep ini merupakan suatu kepercayaan mengenai keadaan diri sendiri dan relatif sulit untuk diubah. Burns dalam Narti (2014: 2) menyatakan konsep diri adalah gambaran yang bersifat individu dan sangat pribadi, dinamis, dan evaluatif yang masing-masing orang mengembangkannya di dalam transaksitransaksinya dengan lingkungan kejiwaannya dan yang dia bawa-bawa di dalam perjalanan hidupnya.

11 Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi ekonomi kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung menyatakan bahwa banyak siswa yang minder dan tidak terlibat aktif dalam pembelajaran. Ketika proses pembelajaran siswa lebih memilih untuk diam dan tidak mencoba untuk ikut aktif dalam pembelajaran. Sebenarnya mereka memiliki kecerdasan tersendiri namun karena tidak percaya akan kemampuan diri mereka maka kemampuan mereka seringkali dipendam sehingga sulit berkembang. Siswa berarti memiliki perasaan yang rendah diri sesuai dengan indikator konsep diri negatif. Indikator lain juga terdapat dalam wawancara, seperti siswa yang takut untuk mencoba maju kedepan mengerjakan soal sehingga dapat digolongkan termasuk kedalam indikator konsep diri negatif yaitu perasaan tidak memadai. Sejumlah ahli psikologi dan pendidikan berkeyakinan bahwa konsep diri dan prestasi belajar mempunyai hubungan yang erat. Menurut Nylor 1972 (dalam Hasannah, 2013) misalnya, mengemukakan bahwa banyak penelitian yang membuktikan hubungan positif yang kuat antara konsep diri dengan prestasi belajar di sekolah. Siswa yang memiliki konsep diri positif, memperlihatkan prestasi yang baik di sekolah, atau siswa yang berprestasi tinggi di sekolah memiliki penilaian diri yang tinggi, serta menunjukkan hubungan antarpribadi yang positif pula. Mereka menentukan target prestasi belajar yang realistis dan mengarahkan kecemasan akademis dengan belajar dengan belajar keras dan tekun, serta aktivitas-aktivitas mereka selalu diarahkan pada kegiatan akademis. Mereka juga memperlihatkan kemandirian dalam belajar, sehingga tidak tergantung kepada guru semata.

12 Siswa yang memandang dirinya negatif ini, pada gilirannya akan menganggap keberhasilan yang dicapai bukan karena kemampuan yang dimilikinya, melainkan dikarenakan kebetulan atau karena faktor keberuntungan saja. Lain halnya dengan siswa yang memandang dirinya positif, akan menganggap keberhasilan sebagai hasil kerja keras dan karena faktor kemampuannya. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Studi Perbandingan Hasil Belajar Ekonomi Antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Take and Give dan Tipe Mind Mapping dengan Mempertimbangkan Konsep Diri Siswa Kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/ 2015. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian di atas, dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut. 1. Hasil pembelajaran ekonomi masih tergolong rendah, hal ini tampak dari tidak tercapainya kriteria ketuntasan belajar minimum. 2. Pusat pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered). Sehingga partisipasi siswa secara aktif dalam proses pembelajaran masih rendah. 3. Proses belajar mengajar yang monoton sehingga siswa mengalami kejenuhan belajar di kelas. Hal ini disebabkan karena kurangnya variasi model pembelajaran yang diterapkan oleh guru. 4. Konsep diri siswa yang selama ini tidak diperhatikan.

13 C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada kajian perbandingan hasil belajar ekonomi antara penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give dan Mind Mapping dengan mempertimbangkan konsep diri siswa kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung. Tujuan pembatasan masalah ini adalah agar penelitian ini lebih terarah, sehingga penelitian ini bisa menjadi penelitian yang relevan dan gambaran yang diperoleh lebih jelas dengan data yang akurat. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah. 1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar ekonomi antara siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give dibandingkan dengan yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping? 2. Apakah hasil belajar ekonomi pada siswa yang memiliki konsep diri positif yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give akan lebih tinggi dibandingkan dengan yang pembelajaannya menggunakan model kooperatif tipe Mind Mapping? 3. Apakah hasil belajar ekonomi pada siswa yang memiliki konsep diri negatif yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give akan lebih rendah dibandingkan dengan

14 yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping? 4. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan konsep diri siswa tehadap hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi. E. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar ekonomi antara siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give dibandingkan dengan yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping. 2. Untuk mengetahui efektifitas hasil belajar ekonomi pada siswa yang memiliki konsep diri positif yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give dibandingkan dengan yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping. 3. Untuk mengetahui efektivitas hasil belajar ekonomi pada siswa yang memiliki konsep diri negatif yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give dibandingkan dengan yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping. 4. Untuk mengetahui interaksi antara model pembelajaran dengan konsep diri siswa hasil belajar pada mata pelajaran Ekonomi.

15 F. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Manfaat Teoritis a. Untuk menambah pengetahuan serta lebih mendukung teori-teori yang ada sehubungan dengan masalah yang diteliti. b. Sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa. c. Sebagai dasar untuk mengadakan penelitian lebih lanjut bagi peneliti lain. 2. Secara praktis a. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu bahan rujukan yang bermanfaat bagi perbaikan mutu pembelajaran. b. Bagi guru, sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran tentang alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi. c. Bagi siswa, sebagai tambahan wawasan untuk meningkatkan hasil belajar melalui model pembelajaran yang melibatkan siswa secara lebih optimal.

16 G. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah: 1. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah hasil belajar ekonomi, model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give dan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping dam konsep diri. 2. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X. 3. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 15 Bandar Lampung tahun ajaran 2014/2015.