BAB I PENDAHULUAN. Jumlah pengguna narkoba di Indonesia setiap tahun terus meningkat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran gelap narkotika di Indonesia menunjukkan adanya

BAB I PENDAHULUAN. dengan perjalanan waktu dan kemajuan teknologi. tiga bagian yang saling terkait, yakni adanya produksi narkotika secara gelap

BAB I PENDAHULUAN. atau kesulitan lainnya dan sampai kepada kematian tahun). Data ini menyatakan bahwa penduduk dunia menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Telepon merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembiusan sebelum pasien dioperasi. Seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran narkotika semakin mengkhawatirkan di Indonesia karena

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan penyalangunaan narkoba di Indonesia telah menjadi ancaman

BAB I PENDAHULUAN. hukum seperti telah diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang No. 35 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi pengobatan, tetapi jika dikonsumsi secara berlebihan atau tidak. rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

BAB I PENDAHULUAN. pasar narkoba terbesar di level Asean. Menurut United Nation Office on Drugs and

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan ilmu pengetahuan. Indonesia dan negara-negara lain pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pergaulan dalam hidup masyarakat merupakan hubungan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. terbendung lagi, maka ancaman dahsyat semakin mendekat 1. Peredaran

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan politik dalam dunia internasional, Indonesia telah ikut berpatisipasi

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif

PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DITINJAU DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009

I. PENDAHULUAN. kita mengetahui yang banyak menggunakan narkoba adalah kalangan generasi muda

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. sebanyak orang dan WNA sebanyak 127 orang 1.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan mengenai penggunaan Narkotika semakin hari

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan generasi muda pada umumnya (Waluyo, 2011).

BAB II PENGATURAN TERHADAP PERLINDUNGAN HUKUM PECANDU NARKOTIKA. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtstaat) dan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kronik (sulit disembuhkan) yang berulang kali kambuh yang hingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah Negara hukum, sebagaimana tertuang dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkotika diperlukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, bangsa dan umat manusia. yang sangat mengkhawatirkan. Terutama pada remaja-remaja saat ini yang makin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan narkotika pada akhir-akhir tahun ini dirasakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tindak pidana merupakan pengertian dasar dalam hukum pidana ( yuridis normatif ). Kejahatan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sudah membuat kalangan masyarakat resah dan tidak nyaman.

BAB I PENDAHULUAN. Pertama kalinya konferensi tentang psikotropika dilaksanakan oleh The United

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang untuk mencapai tujuannya

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia telah lahir beberapa peraturan perundang-undangan yang

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan atau pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan di

SKRIPSI PELAKSANAAN TEKNIK PEMBELIAN TERSELUBUNG OLEH PENYELIDIK DALAM TINDAK PIDANA PEREDARAN GELAP NARKOTIKA DI KOTA PADANG

I. PENDAHULUAN. mengisi kemerdekaan dengan berpedoman pada tujuan bangsa yakni menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan manusia juga ditujukan, agar masyarakat semakin sejahtera, sehat jiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. segala bidanng ekonomi, kesehatan dan hukum.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam pergaulan di tengah kehidupan masyarakat dan demi kepentingan

UPAYA PENEGAKAN HUKUM NARKOTIKA DI INDONESIA Oleh Putri Maha Dewi, S.H., M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

- 1 - BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. norma serta perilaku warga masyarakat. 1

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 5062); 2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional;

BAB I PENDAHULUAN. pidana yang diancamkan terhadap pelanggaran larangan 1. Masalah pertama

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan hasil pembagunan baik fisik maupun mental sosial. tanggungjawab dan bermanfaat sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Keberhasilan pembangunan Bangsa Indonesia ditentukan oleh Bangsa

BNN TES URINE PEGAWAI BPK SUMUT

persepsi atau mengakibatkan halusinasi 1. Penggunaan dalam dosis yang 2

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan masyarakat secara wajar. Istilah narkoba muncul sekitar

BAB I PENDAHULUAN. sosial dimana mereka tinggal.

BAB I PENDAHULUAN. generasi baik secara kualitas maupun kuantitas. sesuatu yang mengarah pada aktivitas positif dalam pencapaian suatu prestasi.

I. PENDAHULUAN. Pemberantasan penyalahgunaan narkotika merupakan masalah yang sangat penting,

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia dan keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Agar kelak

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ke masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (Word Health

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dasar menimbang Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. legal apabila digunakan untuk tujuan yang positif. Namun

I. PENDAHULUAN. Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (narkotika,

PELAKSANAAN SISTEM PEMIDAAN MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dampak negatif yang membawa kesengsaraan bagi manusia. Dampak negatif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. cepat dari proses pematangan psikologis. Dalam hal ini terkadang menimbulkan

KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA KOMISI PENANGGULANGAN AIDS (KPA) DENGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNN)

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG BADAN NARKOTIKA KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

BAB I PENDAHULUAN. peradilan negara yang diberi wewenang oleh Undang-Undang untuk mengadili

SKRIPSI. UPAYA REHABILITASI BAGI PENYALAHGUNA NARKOTIKA OLEH BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNNK/KOTA) PADANG (Studi Kasus di BNNK/Kota Padang)

BAB I PENDAHULUAN. Panti Rehabilitasi Ketergantungan NAPZA Arsitektur Perilaku. Catherine ( ) 1

OPTIMALISASI PENYIDIKAN DALAM TINDAK PIDANA KASUS TANPA HAK PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA GOLONGAN I (Studi di Kepolisian Resor Kota Besar Semarang)

I. PENDAHULUAN. 1998, dimana banyak terjadi peristiwa penggunaan atau pemakaian barang-barang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih mudah dengan berbagai macam kepentingan. Kecepatan

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar tahun 1945 yaitu melindungi segenap

No II. anggota masyarakat yang telah berjasa mengungkap adanya tindak pidana Narkotika dan Prekursor Narkotika, perlu diberi landasan hukum ya

RechtsVinding Online. Kelembagaan Badan Narkotika Nasional Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 2 Oktober 2015; disetujui: 7 Oktober 2015

I. PENDAHULUAN. Narkotika selain berpengaruh pada fisik dan psikis pengguna, juga berdampak

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (4) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Kepolisian

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Perancangan Interior Panti Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkoba

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. saja fenomena - fenomena yang kita hadapi dalam kehidupan sehari - hari dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan suatu perkara pidana di dalam suatu proses peradilan pada

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat memprihatinkan. Bahkan jumlah kasus. narkotika selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan bagi penggunanya dimana kecenderung akan selalu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sudah semakin menjamur dan sepertinya hukum di Indonesia tidak

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahun kenakalan anak selalu terjadi. Apabila dicermati

BENTUK KOORDINASI ANTARA POLRI DAN BNN DALAM MELAKUKAN PENYIDIKAN KASUS PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam hubungan dengan dunia internasional sebagai centre of gravity kawasan

Dwi Gita Arianti Panti Rehabilitasi Narkoba di Samarinda BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan pengobatan manusia, yaitu sebagai obat untuk mengobati suatu

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah pengguna narkoba di Indonesia setiap tahun terus meningkat dimana pada November 2015 jumlahnya mencapai 5,9 juta orang. 1 Jumlah ini meningkat dibanding pada tahun 2014 yang jumlahnya sebanyak 4,2 juta orang. Selain itu, di Indonesia sangat minim tempat rehabilitasi yang hanya bisa menampung 18 ribu orang. 2 Tindak pidana narkotika di masyarakat menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan korban yang meluas, terutama di kalangan anak-anak, remaja, dan generasi muda pada umumnya. Oleh sebab itu, maka pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. Beberapa materi dalam Undang- Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika menunjukkan adanya upayaupaya dalam memberikan efek psikologis kepada masyarakat agar tidak terjerumus dalam tindak pidana narkotika, telah ditetapkan ancaman pidana yang lebih berat, minimum dan maksimum mengingat tingkat bahaya yang ditimbulkan akibat penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika sangat mengancam ketahanan keamanan nasional. 1 Ira Rachmawati, 11 Januari 2016, Buwas: Pengguna Narkoba di Indonesia Meningkat Hingga 5,9 Juta Orang, http://regional.kompas.com/read/2016/01/11/14313191/buwas.pengguna.narkoba. di.indonesia.meningkat.hingga.5.9.juta.orang 2 Fariz Fardianto, 11 Juni 2014, Pengguna Narkoba di Indonesia pada 2015 Capai 5,8 Juta Jiwa, http://www.merdeka.com/peristiwa/pengguna-narkoba-di-indonesia-pada-2015-capai-58- juta-jiwa.html 1

Data dan fakta yang terkait dengan penyalahguna narkotika di Indonesia juga sangat memprihatinkan. Data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada 2011 hingga 2014, menunjukkan tren penyalahgunaan narkoba pada anakanak di bawah umur mengalami peningkatan sekitar 400 persen. Data tersebut mencakup anak dengan rentang usia dibawah 17 tahun. Fakta tersebut, sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh BNN yang menyebutkan bahwa pada tahun 2014, sebanyak 33 persen pengguna narkoba berada pada usia pelajar dan mahasiswa. Tidak hanya sebagai pemakai, tapi juga pengedar. 3 Tindak pidana penyalahgunaan narkotika telah merebak hingga ke berbagai daerah di seluruh penjuru wilayah Indonesia, termasuk di Kabupaten Malang Jawa Timur. Kasus penyalahgunaan narkotika di Kabupaten Malang menduduki peringkat ketiga di Jawa Timur. Peringkat pertama masih Kota Surabaya disusul Kabupaten Sidoarjo di peringkat kedua. Kepala BNN Kabupaten Malang, AKBP Basuki Effendi menyampaikan bahwa berdasarkan hasil analisa dan evaluasi jumlah kasus narkotika di Kabupaten Malang termasuk dalam kategori tinggi. Selain menyalahgunakan narkotika, mereka juga gunakan untuk diri mereka sendiri, atau dikonsumsi sendiri. Pemakai narkotika di Kabupaten Malang berada di kisaran usia 35 tahun ke atas. Usia yang sangat rentan disalahgunakan, di usia itu mereka yang umumnya sudah bekerja dan berkecukupan. Karena sudah bekerja sehingga mereka mengkonsumsi narkotika. Tren pemakaian di kalangan pelajar ada tapi jumlah pastinya tidak sebanyak di 3 Elvi dan Risman, 28 April 2015, Miris, Angka Anak Korban Narkoba Naik 400 Persen, http://nasional.harianterbit.com/nasional/2015/04/28/26655/25/25/miris-angka-anak-korban- Narkoba-Naik-400-Persen 2

kalangan usia 35 tahun ke atas. Kebanyakan untuk pelajar banyak menyalahgunakan Pil dobel L atau LL. Ke depan, BNN akan bekerja sama dengan pihak terkait seperti Dinas Pendidikan untuk menekan penggunaan barang haram tersebut di kalangan pelajar. 4 Generasi muda di Kabupaten Malang yang kesandung masalah narkoba jumlahnya cukup banyak. Sepanjang 2015 misalnya, ada 299 muda-mudi usia mahasiswa ke bawah (pelajar) terdeteksi menyalahgunakan narkoba. Dari angka tersebut, 273 di antaranya menjalani rawat jalan, sedangkan 26 lainnya terpaksa rawat inap karena pecandu kelas berat. Sementara itu untuk pengedar, terdata 73 kasus yang semua bermuara di meja kepolisian. Fakta ini diungkapkan oleh kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Malang, AKBP I Made Arjana. Ini data yang kelihatan, karena pengguna narkoba seperti fenomena HIV/AIDS, sehingga tidak banyak yang mau mengakui karena khawatir dikucilkan. 5 Salah satu lembaga pemerintah yang bertugas mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika adalah Badan Narkotika Nasional (BNN). 6 BNN adalah lembaga pemerintah non kementerian yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui koordinasi Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia. 7 4 Malang Times, 12 Agustus 2015, Kasus Narkotika di Kabupaten Malang Peringkat Ketiga di Jawa Timur, http://www.malangtimes.com/baca/2948/20150812/124446/kasus-narkotika-dikabupaten-malang-peringkat-ketiga-di-jawa-timur/ 5 Suharto, 30 Januari 2016, Ratusan Remaja Kabupaten Terjerat Narkoba, http://radarmalang.co.id/ratusan-remaja-kabupaten-terjerat-narkoba-30248.htm 6 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Badan Narkotika Nasional, Pasal 2 ayat (1) huruf b. 7 Ibid, Pasal 1 ayat (1). 3

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul Tinjauan Yuridis Sosiologis Upaya Penanggulangan Penyalahgunaan Narkotika di Kalangan Pelajar (Studi di Badan Narkotika Nasional Kabupaten Malang). B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana upaya BNN Kabupaten Malang dalam penanggulangan penyalahgunaan narkotika di kalangan pelajar? 2. Kendala apa saja yang dihadapi BNN Kabupaten Malang dalam penanggulangan penyalahgunaan narkotika di kalangan pelajar? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada perumusan masalah di atas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui upaya BNN Kabupaten Malang dalam penanggulangan penyalahgunaan narkotika di kalangan pelajar. 2. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi BNN Kabupaten Malang dalam penanggulangan penyalahgunaan narkotika di kalangan pelajar. 4

D. Manfaat Penulisan Adapun manfaat atas dilakukannya penulisan ini antara lain: 1. Secara teoritis a. Memberikan sumbangsih pemikiran dalam studi tentang tinjauan yuridis sosiologis terhadap upaya BNN Kabupaten Malang dalam penanggulangan penyalahgunaan narkotika di kalangan pelajar. b. Sebagai referensi dalam pengembangan ilmu hukum khususnya mengenai aspek yuridis sosiologis atas upaya BNN Kabupaten Malang dalam penanggulangan penyalahgunaan narkotika di kalangan pelajar dan dapat menjadi acuan untuk penelitian berikutnya. 2. Secara Praktis a. Dapat memberikan kontribusi positif dalam rangka penanggulangan penyalahgunaan narkotika di kalangan pelajar oleh pihak BNN Kabupaten Malang guna meminimalisir jumlah penyalahguna dan efek negatif narkoba di dunia pendidikan. b. Penulis dapat mengaplikasikan ilmu hukum yang diperoleh di bangku kuliah di lapangan, khususnya tentang penyalahgunaan narkotika di kalangan pelajar. E. Metode Penelitian Dalam penulisan hukum ini menggunakan metode penelitian yang sesuai untuk memperoleh data-data atau bahan-bahan sehingga akan mempermudah analisa dan pengambilan sebuah kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan. 5

1. Metode Pendekatan Penulis menggunakan metode pendekatan yuridis sosiologis. Pada penelitian hukum yang sosiologis, hukum dkonsepkan sebagai pranata sosial yang secara riil dikaitkan dengan variabel-variabel sosial yang lain. 8 Kegunaan penelitian hukum sosiologis adalah untuk mengetahui bagaimana hukum itu dilaksanakan termasuk proses penegakan hukum (law enforcement). 9 Variabel sosial yang diteliti adalah penyalahgunaan narkotika dan upaya BNN Kabupaten Malang dalam penanggulangan masalah tersebut. 2. Lokasi Penelitian Dalam penulisan hukum ini penulis memilih lokasi penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan dalam membantu penulisan hukum ini, yaitu: BNN Kabupaten Malang. Pemilihan lokasi ini dikarenakan kasus penyalahgunaan narkotika di Kabupaten Malang tergolong tinggi dan menduduki peringkat ketiga di Provinsi Jawa Timur. 3. Jenis dan Sumber Data meliputi: Dalam penulisan hukum ini penulis memerlukan 2 (dua) jenis data yang 8 Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2006, hal. 133. 9 Ibid, hal. 134. 6

a. Data primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lokasi penelitian yang berfungsi sebagai data utama, yaitu hasil wawancara peneliti pihak BNN Kabupaten Malang. b. Data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari kepustakaan dan dokumentasi. Data dokumentasi berupa hasil penyidikan yang dimiliki oleh BNN Kabupaten Malang terkait dengan kasus penyalahgunaan narkotika oleh para pelajar di Kabupaten Malang. 4. Teknik Pengumpulan Data Dalam penulisan hukum ini penulis mempergunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: a. Data primer akan dikumpulkan dengan: 1) Wawancara (interview) Wawancara (interview) adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan mengadakan wawancara dengan pihak yang diteliti. Informan yang akan diwawancarai adalah Bapak Bramantio Tri Yoga Adji Laksono selaku Fasilitator Sie Rehabilitasi BNN Kabupaten Malang. 2) Studi dokumen Studi dokumen adalah teknik pengumpulan data dengan cara menggandakan, menyalin, atau menfotokopi sejumlah dokumen atau 7

arsip tertulis dari lokasi penelitian yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. b. Data sekunder akan dikumpulkan dengan teknik studi kepustakaan yaitu: mempelajari sumber data sekunder yang diperoleh dari pustaka yang berupa buku-buku literatur dan dokumentasi yang sumbernya berupa bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. 10 5. Metode Penentuan Informan Dalam penelitian ini penentuan informan dilakukan secara sengaja (purposive) dengan kriteria tertentu, yakni informan yang merupakan Kepala BNN Kabupaten Malang. Teknik ini biasanya dipilih karena keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya. Informan sebagai sumber primer untuk mendapatkan jawaban atas upaya dan kendala BNN Kabupaten Malang dalam penanggulangan penyalahgunaan narkotika di kalangan pelajar. Informan yang akan diwawancarai adalah Bapak Bramantio Tri Yoga Adji Laksono selaku Fasilitator Sie Rehabilitasi BNN Kabupaten Malang. 6. Analisa Data Metode analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif adalah suatu analisa dengan cara pengumpulan data dan informasi yang diperoleh dari data primer dan sekunder secara jelas, sehingga nantinya dapat ditarik suatu kesimpulan dari berbagai masalah yang ada. 11 Berdasarkan data tersebut penulis 10 Sudikno Mertokusumo, 2004, Penemuan Hukum Sebagai Sebuah Pengantar, Penerbit Andi, Yogyakarta, hlm. 37 11 Ibid, hlm. 65 8

dapat melakukan analisis yuridis kriminologis tentang upaya dan kendala yang dihadapi oleh BNN Kabupaten Malang dalam penanggulangan penyalahgunaan narkotika di kalangan pelajar. F. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan dalam skripsi ini disusun sedermikian rupa sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijelaskan tinjauan umum tentang penanggulangan kejahatan, penyalahgunaan narkotika, Badan Narkotika Nasional (BNN), dan pelajar. BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasannya mengenai upaya BNN Kabupaten Malang dalam penanggulangan penyalahgunaan narkotika di kalangan pelajar, dan kendala yang dihadapi dalam melaksanakan upaya tersebut. BAB IV PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan yang merupakan jawaban dari permasalahan yang diteliti sesuai dengan tujuan penulisan disertai saran dari penulis. 9