BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bermanfaat bagi penulis. Penelitian terdahulu yang digunakan yaitu:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditulis oleh Amalina Alyani Yusrina (2013) yang berjudul "Pengaruh LDR, IPR,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini, yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Pengaruh LDR, IPR, APB, NPL, IRR, BOPO,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya yang digunakan sebagai referensi adalah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada lima penelitian terdahulu tentang ROA (Return on Aseet) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitan atau relevansi dengan penelitian yang sedang di teliti oleh peneliti.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO, PR, Dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdapat dua rujukan, yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di negara yang bersangkutan dan yang melaksanakan (sejauh dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah milik Hetty Puspita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Riestyana Indri Hapsari (2012) Pengaruh LDR, IPR, NPL, APYD, IRR, BOPO, FBIR,NIM, PR, dan FACR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Putu R. R. P. (2013) dengan topik Pengaruh Rasio Likuiditas, Kualitas Aktiva,

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan oleh Mirza et al. Yang berjudul An Analysis Of

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perbandingan kinerja keuangan, diantaranya sebagai berikut:

PENDAHULUAN. nama Thai National Banking Bureau. Pada tahun 1942, Thai National Banking

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sensitifitas terhadap pasar, efisiensi, dan profitabilitas terhadap capital adequacy

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang menjadi bahan rujukan pada penelitian ini adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Yuda Dwi Nurcahya (2014) yang membahas tentang Pengaruh Kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang ditulis oleh Rizki Nindya Tantri Saputri (2012) yang berjudul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Judul penelitiannya adalah Pengaruh LDR, IPR, APB, NPL, BOPO, PDN, IRR,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitianyang dilakukan oleh Lutfiatun Nukhus pada tahun 2010, Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. LDR, IPR, NPL, APB, IRR, PDN, BOPO, FBIR, FACR, serta PR secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat khususnya sebagai acuan dalam penelitian ini. Penelitian tedahulu yang

2.1 Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada penelitian sekarang, penelitian-penelitian terdahulu tersebut dilakukan oleh :

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengaruh Risiko Usaha Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) pada

BAB I PENDAHULUAN. bergerak pada bidang keuangan. Pengertian Bank menurut Undang-undang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dinda Yani Kusuma (2011)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang ditulis Santi (2012) yang berjudul "Pengaruh Rasio Likuiditas,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdapat dua rujukan, yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Ibnu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk membantu perkembangan perekonomian bangsa agar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang sangat bermanfaat sebagai acuan bagi peneliti, dalam penelitian ini. menggunakan hanya dua peneliti sebelumnya, yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dijadikan sebagai rujukan. Rujukan yang pertama oleh Rahcma Choirunnisa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian saat ini adalah sebagaimana yang ditunjukkan pada Tabel 2.1 sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pada prinsipnya bank adalah suatu industri yang bergerak dibidang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bejudul pengaruh LDR, IPR, APB, NPL, IRR, PDN, BOPO, FBIR dan FACR. terhadap ROA pada bank pembangunan daerah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rujukan adalah Nona Wandari (2011) pengaruh rasio LDR, IPR, APB, NPL,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang sangat bermanfaat bagi penulis sebagai bahan acuan. Penelitian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. judul ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI. PROFITABILITAS (ROA) (Studi Pada Bank Umum Syariah yang terdaftar di BEI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Aktiva, Efisiensi dan Solvabilitas Terhadap ROA (Return On Asset) Pada Bank

BAB I PENDAHULUAN. pada perbankan didalam suatu negara. Saat ini bank merupakan salah satu peranan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk dijadikan rujukan. Penelitian yang pertama yaitu penelitian yang dilakukan. 1. Sancha Carolina De. C. P.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fariz Syarifuddin (2012) dengan judul Pengaruh LDR, NPL, APB, IRR, PDN,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang juga membahas mengenai ROA (Return On Asset). Berikut ini merupakan. yang dilakukan oleh Rommy Rifky Romadloni dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, penelitian terdahulu yang menjadi rujukan penulis yaitu penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. FBIR, FACR dan PR terhadap Return On Asset (ROA) Pada Bank Swasta

2.1 Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu yang dijadikan rujukan oleh penulis, diantaranya adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Dimas Maulana (2012) yang mengangkat penelitian dengan judul

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan bank sebagai urat nadi dari sistem keuangan yang menerima

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) PRAMITHA ADRIANI (2015) melakukan penelitian yang berjudul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. menabung atau menyimpan surat berharganya dibank. Hal tersebut tentu saja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. acuan dimana ketiga peneliti tersebut dilakukan oleh :

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berfungsi sebagai perantara (financial intermediary) antara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. dilakukan melalui berbagai kebijakan di bidang perbankan tujuan utamanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu yang dijadikan rujukan oleh penulis yakni sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. serta perkembangan perekonomian nasional dan internasional yang ada, bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang mengalami kelebihan dana untuk di produktifkan pada sektorsektor


BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terhadap Pasar, Efisiensi, dan Solvabilitas terhadap ROA pada Bank Umum Swasta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh Andi Muklas Saputro (2012) dengan judul Pengaruh Likuiditas, Kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian terdahulu pertama yang berjudul Pengaruh Risiko

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB VI KESIMPULAN & SARAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat banyak. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai bahan acuan, diantaranya sebagai berikut: Penelitian yang dilakukan Nona Wandari dengan judul Pengaruh Rasio LDR,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian pertama merujuk pada peneliti terdahulu yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut uraian beberapa penelitian terdahulu bersama

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan acuan yaitu penelitian yang dilakukan oleh:

BAB I PENDAHULUAN. tanggal 10 November 1998 yang menyatakan bahwa bank adalah badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2011) dengan judul pengaruh LDR, IPR, NPL, BOPO, FBIR, PR, FACR dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang ditulis oleh Dimas Maulana (2012) yang berjudul "Pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki fungsi sebagai Financial Intermediary yaitu. mendapatkan keuntungan dapat dihitung dengan menggunakan rasio keuangan,

Oleh : UZI RAMADHANI

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan dua penelitian sebelumnya yang digunakan sebagai bahan rujukan. Penelitian terdahulu sangat bermanfaat bagi penulis. Penelitian terdahulu yang digunakan yaitu: 1. Pupik Damayanti dan Dhian Andanarini Minar Savitri (2012) Penelitian yang dilakukan oleh Pupik Damayanti dan dhian Andanarini Minar Savitri (2012) dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Totalwin Semarangjudul Analisis Pengaruh Ukuran (Size), Capital Adequacy Ratio (Car),Pertumbuhan Deposit, Loan To Deposit Rasio (Ldr), TerhadapProfitabilitas Perbankan Go Public Di Indonesia. Rumusan masalah pada penelitian tersebut adalah apakah variabel Analisis Pengaruh Ukuran (Size), Capital Adequacy Ratio (CAR),Pertumbuhan Deposit, Loan To Deposit Rasio (LDR), secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return On Asset (ROA) pada bank Go Public Di Indonesia tahun 2005 2009. Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi berupa laporan serta catatan-catatan dari Bank Indonesia serta dari bank-bank bersangkutan. Teknik pengambilan sampel pada penelitian tersebut menggunakan Multiple Sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah Regresi Linier Berganda. Dalam penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 13

14 1. Ukuran (Size) perbankan berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas perbankan di Indonesia. 2. Capital Adequacy Ratio (CAR) perbankan berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas perbankan di Indonesia. 3. Pertumbuhan deposito perbankan tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas perbankan di Indonesia. 4. Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas perbankan di Indonesia. 2. Annisa (2012) Penelitian yang dilakukan oleh Anisa (2012) dengan judul Pengaruh LDR, IPR, LAR, APB, NPL, BOPO, PDN, IRR,FACR, DAN PR terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa periode 2008 sampai dengan 2011. Rumusan masalah yang pada penelitian tersebut yaitu apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari Pengaruh LDR, IPR, LAR, APB, NPL, BOPO, PDN, IRR,FACR, DAN PR terhadap Return On Asset (ROA) pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh yang signifikan dari LDR, IPR, LAR, APB, NPL, BOPO, PDN, IRR,FACR, DAN PR secara bersama-sama terhadap ROA pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa. Jenis penelitian ini menggunakan metode dokumentasi, jenis data yang digunakan data, sekunder, variabel bebas nya LDR, IPR, LAR, APB, NPL, BOPO, PDN, IRR,FACR, DAN PR. Variabel tergantungnya adalah ROA. Teknik samplingnya menggunakan teknik purposive sampling,

15 metode pengumpulan datanya adalah metode dokumentasi, data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dan kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian ini adalah : 1. Rasio LDR, IPR, LAR, APB, NPL, BOPO, PDN, IRR,FACR, DAN PR secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa. 2. Variabel LDR, LAR,NPL,PR secara parsial mempunyai pengaruh negatif tidak signifikan terhadap ROA Bank Umum Swasta Nasional Devisa. 3. Variabel IPR, APB,FACR secara parsial mempunyai pengaruh positif tidak signifikan terhadap ROA Bank Umum Swasta Nasional Devisa. 4. Variabel BOPO secara parsial mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap ROA Bank Umum Swasta Nasional Devisa. 5. Variabel PDN secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROA Bank Umum Swasta Nasional Devisa. 6. Variabel IRR secara parsial mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap ROA Bank Umum Swasta Nasional Devisa. 7. Diantara kesepuluh variabel bebas LDR, IPR, LAR, APB, NPL, BOPO, PDN,IRR, FACR, dan PR yang memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap ROA adalah variabel bebas BOPO. Persamaan dan perbedaan antara ketiga penelitian terdahulu dengan peneliti sekarang adalah seperti yang ditunjukkan pada tabel 2.1 dibawah ini. 2.2 Landasan Teori Pada landasan teori akan di jelaskan tentang profitabilitas bank dan

16 TABEL 2.1 PERBANDINGAN ANTARA PENELITI TERDAHULU DENGAN PENELITI SEKARANG NO KETERANGAN PupikDamayanti (2012) Annisa (2012) Penelitian sekarang 1 Variabel Terikat Analisis Pengaruh Pengaruh LDR, Pengaruh Ukuran (Size), IPR, LAR, APB, likuiditas, Capital Adequacy Ratio (Car),Pertumbuhan Deposit, Loan To NPL,BOPO, PDN,IRR,FACR, dan PR terhadap Return On Asset kualitas aktiva dan makro ekonomi Deposit Rasio (ROA) pada terhadap (Ldr) Bank Umum ROA pada Swasta Nasional Devisa Bank Singapura 2 Variabel Bebas ROA ROA ROA 3 Periode 2005 2009 2008-2011 2004-2013 Penelitian 4 Sample Perbankan Go Bank Umum Bank Public di Indonesia Swasta Nasional Singapura Devisa 5 Teknik Purposive Purposive Purposive Sampling sampling sampling sampling 6 Pengumpulan Data sekunder Data sekunder Data Data sekunder 7 Metode Dokumentasi Dokumentasi Dokumentasi Penelitian 8 Teknik Analisis Multiple samling Analisis Regresi Analisis linier berganda Regresi linier berganda Sumber :PupikDamayanti (2012),Annisa (2012) pengaruh likuiditas, kualitas aktiva dan makroekonomi terhadap Return On Assets (ROA). 2.2.1 Profitabilitas Bank Profitabilitas digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan

17 profitabilitas yang dicapai oleh bank. Oleh karena itu sebelum meningkatkan profitabilitas harus diketahui unsur-unsur yang membentuk pendapatan dan biayabiaya yang dikeluarkan dimana unsur termuat dalam laporan laba rugi. Earning adalah untuk memastikan efisiensi dan kualitas pendapatan bank secara benar dan akurat (Veithzal Rivai,2013:480). Penilaian rentabilitas merupakan penilaian terhadap kondisi dan kemampuan rentabilitas bank untuk mendukung kegiatan operasionalnya dan permodalan. Menurut Veithzal Rivai dalam mengukur tingkat profitabilitas dapat menggunakan tiga rasio yaitu : 1. Return On Assets ROA menggambarkan perputaran aktiva yang diukur dari volume penjualan. Rasio ini untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan (Veithzal Rivai,2013:480). Semakin besar ROA suatu bank semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. Rasio ini dapat dapat dirumuskan sebagai berikut : ROA =... (1) 2. Return on Equity Merupakan indikator yang amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran dividen (Veithzal Rivai,2013:481). Semakin tinggi yang dibagikan atau ditanamkan kembali sebagai return earning juga akan semakin besar. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut: ROE =... (2)

18 3. Net Interest Margin (NIM) Nim digunakan untuk mengukur kemampuan earning asset dalam menghasilkan pendapatan bunga bersih (Veithzal Rivai,2013:481). NIM dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut : NIM =... (3) Dalam mengukur profitabilitas bank penulis menggunakan rasio return on assets (ROA) dalam penelitian ini karena rasio ROA adalah variabel tergantung dari penelitian ini. 2.2.2 Likuiditas A. Likuiditas Bank Menurut Mudrajad Kuncoro (2011 : 82), likuiditas merupakan kemampuan bank dalam menyediakan dana yang cukup untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya setiap saat. Pentingnya pengelolaan likuiditas adalah untuk memperkecil risiko likuiditas yang disebabkan oleh adanya kekuragan dana. Apabila terjadi kekurangan dana, maka untuk memenuhi kewajibannya bank terpaksa harus mencari dana dengan suku bunga yang tinggi di pasar uang atau bank terpaksa harus menjual sebagian asetnya dengan kerugian yang relatif besar. Rasio yang dapat digunakan untuk mengukur likuiditas adalah sebagai berikut (Kasmir 2012 : 316 319): 1. Loan to Deposit Ratio (LDR) LDR merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana pihak ketiga. Selain itu rasio ini juga

19 digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana oleh deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio maka semakin rendah tingkat likuiditas bank karena jumlah dana pihak ketiga yang diperlukan untuk membiayai kredit yang diberikan menjadi semakin besar. Rasio ini dapat diukur menggunakan rumus sebagai berikut: Keterangan: a. Kredit yang diberikan adalah total kredit yang diberikan kepada pihak ketiga (tidak termasuk kredit ke bank lain). b. Komponen dana pihak ketiga terdiri dari giro, tabungan, dan deposito berjangka (tidak termasuk antar bank). 2. Investing Policy Ratio (IPR) IPR merupakan kemampuan bank dalam melunasi kewajibannya kepada para deposannya dengan cara melikuidasi surat-surat berharga yang dimiliki. Rasio ini dapat diukur menggunakan rumus sebagai berikut: Keterangan: a. Komponen surat-surat berharga terdiri dari Sertifikat Bank Indonesia (SBI), surat berharga yang dimiliki bank, obligasi pemerintah, dan surat berharga b. yang dibeli dengan janji dijual kembali (reserve repo). 3. Cash Ratio (CR)

20 CR merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam melunasi kewajiban yang harus segera dibayar dengan harta likuid yang dimiliki bank. Rasio ini dapat diukur menggunakan rumus sebagai berikut: Keterangan: a. Komponen alat-alat likuid terdiri dari kas, giro pada bank indonesia, giro pada bank lain, tagihan lainnya, dan surat berharga. 4. Loan to Asset Ratio (LAR) LAR merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah harta atau aset yang dimiliki oleh bank (Kasmir 2010 : 288). Semakin tinggi rasio maka semakin rendah tingkat likuiditas bank karena jumlah aset yang diperlukan untuk membiayai kreditnya menjadi semakin besar. Rasio ini dapat diukur menggunakan rumus sebagai berikut: Pada penelitian ini, rasio likuiditas yang digunakan adalah LDR, LAR dan IPR. 2.2.3 Kualitas Aktiva B. Kualitas Aktiva Menurut Mudrajad Kuncoro Suhardjono (2011 : 519), kualitas aktiva menunjukkan kualitas asset sehubungan dengan risiko kredit yang dihadapi bank sebagai akibat dari pemberian kredit dan investasi dana bank pada porftolio yang berbeda. Setiap penanaman dana bank dalam aktiva produktif dinilai kualitasnya dengan menentukan tingkat kolektibilitasnya, yaitu apakah lancar, kurang lancar,

21 diragukan, dan macet. Perbedaan tingkat koletibilitas tersebut diperlukan untuk mengetahui besarnya cadangan minimum penghapusan aktiva produktif yang harus disediakan oleh bank untuk menutup risiko kemungkinan kerugian yang terjadi. Aktiva yang memiliki kemampuan yang tinggi dalam memberikan penghasilan bagi bank dikatakan memiliki kualitas yang tinggi, sebaliknya aktiva yang memiliki kemampuan yang rendah dalam memberikan penghasilan bagi bank dikatakan memiliki kualitas yang rendah bagi bank. Kualitas aktiva bank dapat diukur menggunakan rasio-rasio sebagai berikut (SEBI No. 13/30/DPNP Tanggal 16 Desember 2011): 1. Aktiva Produktif bermasalah (APB) APB merupakan rasio yang mengukur seberapa besar aktiva produktif bermasalah dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet. Semakin tinggi rasio maka semakin besar jumlah aktiva produktif bank yang bermasalah, sehingga bank harus mengeluarkan biaya pencadangan. APB dapat dirumuskan sebagai berikut: Keterangan: a. Komponen aktiva produktif terdiri dari kredit yang diberikan, surat-surat berharga (sertifikat bank indonesia, surat berharga pasar uang, sertifikat dana reksa, saham-saham yang terdaftar dalam bursa efek, dan macam-macam obligasi), penempatan dana pada bank lain, dan penyertaan modal. 2. Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) CKPN merupakan cadangan yang wajib dibentuk bank sesuai dalam

22 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) menganai Instrumen Keuangan dan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI), yang mencakup CKPN individual dan CKPN selektif. CKPN dapat diukur menggunakan rumus sebagai berikut: 3. Non Performing Loan (NPL) NPL merupakan kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet dibandingkan dengan total kredit yang diberikan. Selain itu rasio ini juga menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah dari keseluruhan kredit yang diberikan oleh bank. Rasio ini diukur menggunakan rumus sebagai berikut: Keterangan: a. Kredit bermasalah yaitu kualitas kredit kurang lancar, diragukan, dan macet. Pada penelitian ini, rasio kualitas aktiva yang digunakan adalah NPL. 2.2.4 Ekonomi Makro Ekonomi Makro menganalisa keadaan seluruh kegiatan perekonomian. Lingkungan Ekonomi Makro akan mempengaruhi operasional perusahaan yang dalam hal ini keputusan pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan kinerja keuangan perbankan. Ekonomi makro membahas perekonomian secara menyeluruh maka ekonomi makro memusatkan perhatian pada kebijaksanaan ekonomi dengan variabel-variabel ekonomi yang secara menyeluruh akan

23 mempengaruhi prestasi ekonomi tersebut (Junaidin Zakaria :2009,1). Beberapa variabel ekonomi makro yang dapat berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan, khususnya perbankan, yaitu : suku bunga, Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi. 1. Suku Bunga Suku bunga diskonto adalah tingkat suku bunga yang dibayar oleh Bank-bank umum apabila meminjam uang dari Bank Sentral. Menurut Weston dan Copeland (1998, p. 184), suku bunga dalam keseimbangan suatu pasar merupakan harga suatu waktu, dimana harga tersebut adalah hasil pengembalian yang menyamakan pinjaman dan pemberian pinjaman dalam kegiatan ekonomi. Suatu tingkat suku bunga akan cenderung naik apabila jumlah uang lebih sedikit dan permintaan terhadap uang lebih banyak. Begitu pula sebaliknya, tingkat suku akan cenderung turun apabila jumlah uang lebih banyak atau besar dan permintaan terhadap uang lebih sedikit. Sedangkan teori paritas suku bunga merupakan salah satu teori yang penting mengenai penentuan tingkat bunga dalam sistem devisa bebas. Teori ini pada dasarnya bahwa tingkat bunga di suatu negara akan cenderung sama dengan tingkat bunga di negara lain, setelah diperhitungkan perkiraan laju depresiasi mata uang suatu negara dengan negara lain. 2. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi adalah suatu pengukuran untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi suatu negara antara tahun sebelumnya dengan tahun sekarang. Selain itu pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang sangat penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara

24 pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu. Karena pada dasarnya aktivitas perekonomian adalah suatu proses penggunaan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan output, maka proses ini pada gilirannya akan menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadap faktor produksi yang dimiliki masyarakat. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi maka diharapkan pendapatan masyarakat sebagai pemilik faktor produksi juga akan menurut meningkat (Junaidi Zakaria: 2009,104). Dalam penelitian ini pertumbuhan ekonomi akan diproksi oleh gross domestic products (GDP).GDP adalah nilai dari bahan-bahan akhir yang diproduksi dalam negeri (JunaidiZakaria:2009,10). Pertumbuhan Ekonomi dapat dirumuskan sebagai berikut: GDP = 3. Inflasi Menurut (Thamrin dan Francis, 2012:60), Inflsi adalah kecenderungan dari hargaharga untuk menaik secara terus menerus. Kenaikan dari satu atau dua jenis barang saja dan tidak bisa disebutinflasi. Kenaikan harga-harga secara musiman, misal menjelang lebaran, natal dan tahun baru atau terjadi saja. Serta tidak punya pengaruh lanjutan, tidak dianggap sebagai suatu penyakit ekonomi yang memerlukan penanganan khusus untuk menanggulanginya. Inflasi dapat dirumuskan sebagai berikut: Inflasi = 2.2.5 Pengaruh Likuiditas, Kualitas Aktiva, Pertumbuhan Ekonomi,

25 Suku Bunga dan Inflasi Untuk membangun hipotesis penelitian maka berikut ini akan dijelaskan Pengaruh antara masing-masing variabel bebas dengan variabel tergantung sebagai berikut: 1. Pengaruh LDR terhadap ROA LDR memiliki pengaruh yang positif terhadap ROA. Hal ini terjadi karna apabila mengalami kenaikan total kredit dengan persentase lebih besar dibandingkan persentase kenaikan DPK. Akibatnya pendapatan bank meningkat lebih besar dibandingkan dengan biaya, sehingga laba bank naik dan ROA pun ikut naik. 2. Pengaruh LAR terhadap ROA emiliki pengaruh positif terhadap ROA. Hal ini terjadi karna apabila mengalami kenaikan total kredit dengan persentase lebih besar dibandingkan persentase total asset. Akibatnya pendapatan bunga lebih besar dibandingkan dengan total asset, sehingga laba bank naik dan ROA pun ikut naik. 3. Pengaruh IPR terhadap ROA IPR mempunyai pengaruh positif terhadap ROA. Hal ini dapat terjadi karna apabila mengalami kenaikan total surat berharga dengan persentase lebih besar dibandingkan persentase kenaikan total DPK, akibatnya pendapatan bank lebih besar dibandingkan biaya, sehingga laba bank meningkat dan ROA juga meningkat. 4. Pengaruh NPL terhadap ROA NPL memiliki pengaruh negatif terhadap ROA. Hal ini terjadi karna apabila mengalami kenaikan kredit bermasalah dengan persentase lebih besar dibandingkan persentase total kredit. Akibatnya pendapatan biaya pencadangan

26 lebih besar dibandingkan dengan pendapatan bunga kredit yang di terima oleh bank, sehingga pendapatan bank menurun dan ROA pun ikut turun. 5. Pengaruh Suku Bunga terhadap ROA Suku bunga memiliki pengaruh positif negatif terhadap ROA. Pengaruh tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Apabila suku bunga diskonto positif maka pertambahan pendapatan bunga lebih besar dibandingkan dengan pertambahan biaya bunga yang akhirnya berdampak pada profitabilitas bank. b. Apabila Suku Bunga negatif maka menyebabkan bank harus membayar bunga pinjaman kepada bank sentral yang berdampak pada penurunan laba bank sehingga ROA menurun atau profitabilitas menurun. Hal ini menyebabkan Pengaruh Suku Bunga terhadap ROA adalah positif/negatif. Penelitian NeniSupriyanti (2009) menghasilkan bahwa suku bunga berpengaruh negatif terhadap ROA. 6. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap ROA Pertumbuhan ekonomi memiliki pengaruh positif terhadap ROA jika suatu negara mengalami kenaikan pertumbuhan ekonomi maka pendapatan masyarakat pun meningkat sehingga minat melakukan investasi maupun menabung dibank meningkat yang akhirnya akan berdampak pada kemampuan suatu bank dalam mengasilkan laba juga meningkat. 7. Pengaruh Inflasi terhadap ROA Inflasi memiliki pengaruh negatif terhadap ROA jika suatu negara mengalami kenaikkan tingkat inflasi maka berdampak pada penurunan kemampuan bank

27 dalam menghasilkan laba. 2.3 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran yang diperoleh dari landasan teori dapat dilihat pada diagram dibawah ini : 2.4 Hipotesis Penelitian Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Berdasarkan tingkat permasalahan yang telah dikemukakan dan teori yang melandasi serta memperkuat permasalahan tersebut maka akan diambil suatu hipotesis. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui likuiditas, kualitas aktiva dan makroekonomi baik parsial maupun simultan berpengaruh terhadap ROA Bank Singapura.

28 2. Untuk mengetahui likuiditas, kualitas aktiva dan makroekonomi baik parsial maupun simultan berpengaruh terhadap ROA Bank Singapura 3. LDR secara parsial memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap ROA pada Bank Singapura. 4. LAR secara parsial memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap ROA pada Bank Singapura. 5. IPR secara parsial memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap ROA pada Bank Singapura. 6. NPL secara parsial memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap ROA pada Bank Singapura. 7. DISKONTO (suku bunga)secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA pada Bank Singapura. 8. GDP secara parsial memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap ROA pada Bank Singapura. 9. INDEKS HARGA secara parsial memiliki pengaruh negative yang signifikan terhadap ROA Bank Singapura.