Tabel 1. Hasil Analisis Proksimat Bahan Pakan Penyusun Pakan Komplit

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III MATERI DAN METODE. berbeda dilaksanakan mulai bulan Maret sampai Agustus 2016 di kandang domba

BAB III MATERI DAN METODE. pollard) terhadap respon fisiologi kelinci NZW betina dilaksanakan pada bulan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2016 di Kandang Domba

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul keluaran kreatinin lewat urin pada domba lokal

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh pemberian vitamin B komplek terhadap

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai tingkah laku makan sapi Madura jantan yang diberi

MATERI. Lokasi dan Waktu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kandang Peternakan Koperasi PT Gunung

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama 45 hari mulai pada Desember 2014 hingga

BAB III MATERI DAN METODE. hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

MATERI DAN METODE. Materi Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tabel 7 Karakteristik sapi dara No Kode ternak Umur (bulan) Lingkar dada (cm) Bobot Badan (kg) 1.

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011)

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Contoh Domba Penelitian

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 minggu dari 02 April--23 April 2014, di

MATERI DAN METODE. Materi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan yaitu Domba Garut betina umur 9-10 bulan sebanyak

BAB III MATERI DAN METODE. periode starter terhadap performans pada Ayam Kedu Hitam umur 0-10 Minggu.

BAB III MATERI DAN METODE. Kacang jantan muda dan dewasa akibat taraf pemberian pakan yang berbeda

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2016.Lokasi penelitian di

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian berlangsung mulai tanggal 23 Juli 2011 sampai dengan 23 Agustus

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Maret Juni Lokasi penelitian di kandang

BAB III MATERI DAN METODE. Diponegoro, Semarang. Kegiatan penelitian berlangsung dari bulan Mei hingga

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. jantan dengan bobot badan rata-rata 29,66 ± 2,74 kg sebanyak 20 ekor dan umur

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba yang Digunakan Dalam Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas

BAB III MATERI DAN METODE. 10 minggu dilaksanakan pada bulan November 2016 Januari 2017 di kandang

BAB III MATERI DAN METODE. Pertanian, Universitas Diponegoro pada tanggal 22 Oktober 31 Desember 2013.

BAB III MATERI DAN METODE. berbeda terhadap tingkah laku burung puyuh petelur, dilaksanakan pada bulan

MATERI DA METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Gathot (Ketela

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

RESPON FISIOLOGIS SAPI MADURA JANTAN YANG MENDAPAT PAKAN DENGAN LEVEL YANG BERBEDA SKRIPSI. Oleh : MARDIYONO

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Pengaruh Frekuensi dan Awal Pemberian Pakan terhadap

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelinci lokal dengan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 5 Agustus

BAB III MATERI DAN METODE. Lokasi yang digunakan dalam penelitian adalah Laboratorium Ilmu Ternak

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

METODE. Materi. Gambar 2. Contoh Domba yang Digunakan dalam Penelitian Foto: Nur adhadinia (2011)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penambahan Kunyit dan Jahe Dalam

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

MATERI DAN METODE. Bahan Bahan yang digunakan untuk produksi biomineral yaitu cairan rumen dari sapi potong, HCl 1M, dan aquadest.

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Ternak Kerbau yang Digunakan Dalam Penelitian

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kandang Hewan Percobaan, Laboratorium fisiologi dan biokimia, Fakultas

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada 4 Juli sampai dengan 21 Agustus 2016.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE

Gambar 2. Domba didalam Kandang Individu

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Ternak Domba yang Digunakan

Lampiran 1. Prosedur Pemeliharaan Kelinci Lokal Koloni dan Individu. 1. Pembuatan kandang untuk 2 perlakuan, yaitu koloni dan individu.

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Kandang Penelitian

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Hasil analisis proksimat bahan pakan No Bahan Protein (%)

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 28 April 2016 di CV.

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Kandang dan Peralatan Ransum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk. Domba Lokal memiliki bobot badan antara kg pada

MATERI DAN METODE. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba Jonggol R1 (a) dan Domba Jonggol R2 (b) Gambar 4. Domba Garut R1 (a) dan Domba Garut R2 (b)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Pengaruh PenambahanProbiotik Rhizopus oryzae

MATERI DAN METODE. Materi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama 7 minggu dari 12 Februari 29 Maret

BAB III MATERI DAN METODE. Ransum terhadap Sifat Fisik Daging Puyuh Jantan dilaksanakan bulan Juni

METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian kombinasi tepung keong mas (Pomacea

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai

Sumber : 1) Hartadi et al. (2005)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2015 di

PENGARUH PERBEDAAN SUMBER ENERGI PAKAN (JAGUNG DAN POLLARD) TERHADAP RESPON FISIOLOGIS KELINCI NEW ZEALAND WHITE BETINA SKRIPSI. Oleh RISKA KURNIAWATI

BAB III METODE PENELITIAN. konversi pakan ayam arab (Gallus turcicus) ini bersifat eksperimental dengan

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai frekuensi penyajian ransum yang berbeda terhadap kualitas

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan 6

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

Transkripsi:

15 Tabel 1. Hasil Analisis Proksimat Bahan Pakan Penyusun Pakan Komplit Bahan Pakan* BK (% as fed) 100% BK Abu LK PK SK BETN** TDN** --------------------------%--------------------------- Pucuk tebu 91,23 31,82 0,78 5,36 22,37 39,67 46,01 Bungkil kedelai 87,53 8,18 0,15 47,76 2,86 41,05 77,96 Gaplek 87,63 3,16 1,53 3,61 4,18 87,52 85,32 Kulit singkong 88,81 10,44 0,55 5,25 16,79 66,97 72,76 Dedak padi 83,21 19,82 8,74 10,97 22,84 37,63 42,27 Tepung ikan 86,63 21,09 7,76 54,03 0,50 16,62 61,48 Molasses 62,57 1,93 4,69 1,29 0,25 91,84 88,38 Mineral mix 85,00 46,37 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 *) Hasil Analisa di Laboratorium Biokimia Nutrisi dan Makanan Ternak, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. **) Perhitungan BETN berdasarkan Hartadi dkk. (2005); Perhitungan TDN berdasarkan Harris dkk. (1972) yang disitasi oleh Hartadi dkk. (2005). Uraian Tabel 2. Komposisi, Kandungan Nutrisi dan Harga Pakan Komplit Perlakuan A1B1 A1B2 A1B3 A2B1 A2B2 A1B3 ------------------------------------%--------------------------------- Komposisi (%BK) : Molases 6,00 6,00 6,00 8,00 8,00 8,00 Gaplek 11,50 9,50 7,00 38,50 36,40 34,30 Pucuk tebu 30,20 29,00 28,50 10,35 8,90 7,00 Dedak padi 18,00 16,00 14,00 19,65 18,00 17,30 Kulit singkong 15,00 15,00 15,00 3,00 3,00 3,00 Bungkil kedelai 13,50 17,50 21,50 14,50 18,50 22,20 Tepung ikan 3,80 5,00 6,00 4,00 5,20 6,20 Mineral mix 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 2,00 Kandungan nutrien : BK 79,39 81,70 81,17 87,23 84,21 81,85 PK 13,37 15,58 17,69 13,45 15,67 17,72 TDN* 60,39 61,15 61,67 68,93 69,65 70,17 Harga (Rp/kg) 2.269 2.458 2.641 2.328 2.513 2.677 *) Perhitungan TDN berdasarkan Harris dkk. (1972) yang disitasi oleh Hartadi dkk. (2005).

16 Alat yang digunakan untuk pengamatan fisiologis ternak adalah termometer klinis tipe digital berfungsi untuk mengukur suhu rektal, stetoskop untuk mengukur denyut jantung, handcounter digunakan untuk menghitung frekuensi nafas dan denyut jantung serta stopwatch digunakan untuk mencatat dan menghitung waktu. Alat yang digunakan dalam pengamatan keadaan lingkungan yaitu Thermo-hygrometer yang berfungsi untuk mengukur temperatur dan kelembaban lingkungan. Alat yang digunakan untuk mengamati produktivitas ternak adalah timbangan gantung merk Fortune kapasitas 40 kg dengan ketelitian 10 gram untuk menimbang domba, timbangan digital dengan merk Camry kapasitas 5 kg dengan ketelitian 0,001 g untuk menimbang pemberian dan sisa pakan serta gelas ukur kapasitas 2 liter untuk mengukur konsumsi air minum. 3.2. Metode Penelitian Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan pola 2 x 3. Terdapat kombinasi 6 perlakuan dan 4 ulangan yang terdiri dari faktor (A) yaitu TDN 60% dan TDN 70% (A), serta faktor (B) yaitu PK 14%, PK 16% dan PK 18%, sehingga didapatkan 24 unit percobaan. Pakan komplit dengan kandungan PK dan TDN yang berbeda diproses menjadi pelet dan diberikan secara ad libitum. Pakan yang diberikan sebagai perlakuan digambarkan sebagai berikut, A1B1 (TDN 60% dan PK 14%), A1B2 (TDN 60% dan PK 16%), A1B3 (TDN 60% dan PK 18%), A2B1 (TDN 70% dan PK 14%), A2B2 (TDN 70% dan PK 16%), serta A2B3 (TDN 70% dan PK 18%). Parameter yang diamati dalam

17 penelitian ini yaitu frekuensi nafas, denyut nadi, temperatur rektal, dan kondisi lingkungan (suhu dan kelembaban). Parameter pendukung antara lain konsumsi BK pakan, konsumsi air minum dan pertambahan bobot badan harian (PBBH). 3.3. Prosedur Penelitian Penelitian terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap persiapan (4 minggu), tahap adaptasi (4 minggu), pendahuluan (1 minggu), dan perlakuan (12 minggu). Prosedur pengamatan respon fisiologis hanya dilakukan selama 10 minggu penelitian yang dibagi menjadi data fisiologis mingguan selama 9 minggu dan data fisiologis harian selama 1 minggu berturut-turut. Tahap persiapan dilakukan untuk mempersiapkan semua hal yang akan digunakan selama penelitian. Hal-hal tersebut diantaranya mempersiapkan kandang domba, pembelian domba di daerah Boja dengan kriteria yang telah ditentukan, mempersiapkan alat-alat penelitian, mempersiapkan bahan pakan untuk pakan komplit, obat-obatan serta persiapan saat domba datang. Pakan komplit disusun sesuai komposisi yang telah diperhitungkan dan diproses menjadi pelet. Pembuatan pakan komplit menjadi pelet juga dilakukan pada tahap persiapan. Berikut proses pembuatan pakan komplit yaitu dengan cara menghaluskan semua bahan pakan yang masih kasar untuk memperkecil partikel menjadi tepung dengan menggunakan disk mill atau grinder, masing-masing bahan pakan yang telah dalam bentuk tepung ditimbang sesuai dengan komposisi yang telah disusun, kemudian pakan dicampur dengan menggunakan mixer,

18 ditambahkan sedikit air hingga campuran dapat dicetak dengan mesin pelet dan setelah itu dijemur terlebih dahulu sebelum diberikan ke domba. Tahap adaptasi dilakukan dengan tujuan untuk membiasakan ternak terhadap keadaan lingkungan sekitar dan membiasakan ternak terhadap jenis pakan yang akan diberikan selama penelitian. Penyuntikan obat dan vitamin juga dilakukan pada tahap adaptasi ini seperti pemberian obat cacing (Ivomax) sebanyak 0,3 mg/ekor untuk mencegah ternak dari penyakit cacingan. Pemberian vitamin B complex sebanyak 3 ml/ekor untuk meningkatkan nafsu makan dan daya tahan tubuh domba. Tahap pendahuluan dilakukan untuk menghilangkan pengaruh pakan sebelumnya dan membiasakan ternak untuk mengkonsumsi pakan yang telah disusun. Pengacakan ternak dilakukan untuk menentukan ternak perlakuan dan penempatan kandang sesuai perlakuan. Tahap pendahuluan berlangsung selama 1 minggu yaitu dengan memberikan pakan perlakuan dan air minum secara ad libitum secara bertahap. Tahap akhir pendahuluan dilakukan penimbangan bobot badan ternak terlebih dahulu untuk mendapatkan data bobot badan awal penelitian. Selama tahap perlakuan, pakan diberikan secara ad libitum dengan pemberian pertama yaitu kurang lebih 200 g/ekor pada pukul 07.00 WIB dan pemberian selanjutnya dilakukan secara terus menerus sebelum pakan yang ada di palung pakan habis. Pemberian air minum juga dilakukan secara ad libitum dan terukur. Penimbangan sisa pakan dan pengukuran sisa air minum dilakukan di hari

19 berikutnya yaitu pukul 06.30 WIB sebelum pemberian pakan dan air minum yang pertama. 3.4. Prosedur Pengambilan Data Pengambilan data penelitian ini dilakukan selama 10 minggu perlakuan yang terbagi menjadi data produktivitas dan data fisiologis. Pengambilan data produktivitas sebagai data pendukung dilakukan setiap minggu selama 10 minggu, terhitung dari minggu ke-1 hingga minggu ke-10. Data produktivitas ternak terdiri dari konsumsi pakan dan konsumsi air minum, bobot badan serta pertambahan bobot badan harian. Data konsumsi pakan harian diperoleh dengan cara menghitung selisih antara pemberian pakan per hari dengan sisa pakan yang telah ditimbang tiap paginya. Data konsumsi air minum harian diperoleh dengan cara mengukur pemberian air minum total per hari dan diselisihkan dengan sisa air minum yang diukur setiap pagi harinya. Data bobot badan ternak diperoleh dengan cara menimbang ternak setiap minggunya sedangkan data pertambahan bobot badan harian (PBBH) domba dihitung berdasarkan selisih antara bobot badan akhir dan awal dibagi lama waktu pemeliharaan. Data fisiologis dibagi menjadi data fisiologis ternak (laju denyut nadi, frekuensi nafas dan suhu rektal) dan data fisiologis lingkungan (suhu dan kelembaban). Pengambilan data fisiologis ternak dilakukan secara mingguan dan harian. Pengambilan data fisiologis ternak mingguan dilakukan selama 9 minggu penelitian, diperoleh dengan cara 2 kali pengukuran dalam seminggu yaitu pada hari Senin dan Kamis. Pengambilan data fisiologis ternak harian dilakukan selama

20 7 hari (1 minggu) berturut-berturut. Pengukuran denyut nadi, frekuensi nafas dan suhu tubuh domba dilakukan pada pukul 06.00; 12.00; 18.00; dan 24.00 WIB. Pengukuran denyut nadi dilakukan dengan cara menempelkan stetoskop pada dada bagian bawah domba, pengukuran frekuensi nafas dilakukan dengan cara menempelkan permukaan telapak tangan di depan hidung domba, dan pengukuran suhu tubuh domba dilakukan dengan cara memasukkan termometer klinis tipe digital ke dalam rectum. Semua pengambilan data fisiologis ternak terhitung selama 3x1 menit menggunakan stopwatch sedangkan khusus untuk laju denyut nadi dan frekuensi nafas digunakan alat handcounter untuk mempermudah perhitungan angka yang didapatkan tiap menitnya. Semua hasil yang didapat kemudian dicatat sebagai data fisiologis ternak (laju denyut nadi, frekuensi nafas dan suhu tubuh domba). Pengambilan data fisiologis lingkungan dilakukan setiap harinya pada pukul 06.00; 12.00; 18.00; dan 24.00 WIB melalui pengukuran dan pencatatan suhu dan kelembaban lingkungan. Thermohygrometer ditempatkan di dalam kandang dan di luar kandang untuk mengukur suhu dan kelembaban. Setelah didapatkan suhu dan kelembaban lingkungan, maka selanjutnya menghitung THI dengan menggunakan rumus yang telah dideskripsikan oleh Mader dkk. (2006) sebagai berikut: THI = (0,8 x Tdb) + [(RH/100) x (Tdb 14,4)] + 46,4 Keterangan : THI : Temperature Humidity Index Tdb : Temperatur lingkungan RH : Kelembaban lingkungan (%)

21 3.5. Analisis Data Data hasil penelitian diolah dan dianalisis menggunakan analisis variansi (uji F) yaitu membandingkan F hitung dengan F tabel. Menurut Gomez dan Gomez (1995), apabila hasil perhitungan menunjukkan perbedaan nyata (5%) atau sangat nyata (1%), maka dilanjutkan dengan uji wilayah ganda Duncan dengan kesimpulan pengambilan keputusan sebagai berikut : 1. Apabila hasil perhitungan F hitung > F tabel 1% (P<0,01), maka menunjukkan taraf signifikansi 1%, artinya terdapat perbedaan yang sangat nyata antar perlakuan yang diberikan. 2. Apabila hasil perhitungan F hitung > F tabel 5% (P<0,05) atau F hitung F tabel 1% (P<0,01), maka menunjukkan taraf signifikansi 5%, artinya terdapat perbedaan yang nyata antar perlakuan yang diberikan. 3. Apabila hasil perhitungan F hitung F tabel 5% (P>0,05), maka menunjukkan taraf non signifikan, artinya tidak terdapat perbedaan yang nyata antar perlakuan yang diberikan. Selanjutnya, data fisiologis (denyut nadi, frekuensi nafas dan temperatur rektal) yang diperoleh akan dilakukan analisis uji korelasi antara fisiologis domba muda dengan konsumsi BK dan kondisi lingkungan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kondisi fisiologis dengan konsumsi BK dan kondisi lingkungan baik mingguan maupun harian. Setelah mendapatkan nilai dari hasil uji korelasi, maka selanjutnya hasil nilai korelasi yang didapatkan, dilakukan analisis variansi (uji F) menurut kaidah Gomez dan Gomez (1995) untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan.

22 Nilai korelasi yang digunakan untuk menentukan keeratan hubungan antar variabel menurut Hasan (2003) adalah sebagai berikut : 0 r 0,20 = sangat lemah 0,20 r 0,40 = lemah 0,40 r 0,70 = sedang 0,70 r 0,90 = sangat kuat 1 = sempurna