KESESUAIAN TERMOMETER INFRAMERAH DENGAN TERMOMETER DIGITAL TERHADAP PENGUKURAN SUHU AKSILA PADA USIA DEWASA MUDA

dokumen-dokumen yang mirip
KESESUAIAN TIPE TENSIMETER AIR RAKSA DAN TENSIMETER DIGITAL TERHADAP PENGUKURAN TEKANAN DARAH PADA USIA DEWASA

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah keilmuan tentang fisika medis.

PENGARUH LETAK TENSIMETER TERHADAP HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH

BAB III METODE PENELITIAN

KESESUAIAN TIPE TENSIMETER PEGAS DAN TENSIMETER DIGITAL TERHADAP PENGUKURAN TEKANAN DARAH PADA USIA DEWASA

Tasnim 1) JIK Vol. I No.16 Mei 2014: e-issn:

PENGARUH LETAK TENSIMETER TERHADAP HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI

KESESUAIAN TIPE TENSIMETER AIR RAKSA DAN TENSIMETER DIGITAL TERHADAP PENGUKURAN TEKANAN DARAH PADA USIA DEWASA LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PAPARAN PADA PEROKOK PASIF DENGAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO2MAX) PADA REMAJA USIA TAHUN SKRIPSI

ABSTRAK UJI VALIDITAS HASIL PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN METODE TALLQVIST TERHADAP METODE FLOW CYTOMETRY

HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN TOTAL BODY WATER MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH LATIHAN STEP UP TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA TUGU MUDA SEMARANG USIA TAHUN

PERBEDAAN NILAI ARUS PUNCAK EKSPIRASI SEBELUM DAN SESUDAH PELATIHAN SENAM LANSIA MENPORA PADA KELOMPOK LANSIA KEMUNING, BANYUMANIK, SEMARANG

HUBUNGAN OBESITAS SENTRAL DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PASIEN LAKI-LAKI. Oleh : THARMANTHIRAN THIRUCHELVAM

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN DAN DEPRESI PADA MAHASISWA SISTEM PERKULIAHAN TRADISIONAL DENGAN SISTEM PERKULIAHAN TERINTEGRASI

DAFTAR PUSTAKA. 1. Giriwijoyo S, Sidik DZ. Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga). Bandung: PT Remaja Rosdakarya; h

INTISARI. Kata kunci: tekanan darah, dataran tinggi, dataran rendah.

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT SEREBROVASKULAR TERHADAP KEJADIAN STROKE ISKEMIK ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana Strata-1 Kedokteran Umum

PERBEDAAN PERUBAHAN TEKANAN DARAH ARTERI RERATA ANTARA PENGGUNAAN DIAZEPAM DAN MIDAZOLAM SEBAGAI PREMEDIKASI ANESTESI

HUBUNGAN ANTARA KONTROL ASMA dengan KUALITAS HIDUP ANGGOTA KLUB ASMA di BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT SEMARANG

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2012

Correlation Analysis between Patient Characteristic with Patient Satisfactory Level in RSGMP UMY

JUMLAH PASIEN MASUK RUANG PERAWATAN INTENSIF BERDASARKAN KRITERIA PRIORITAS MASUK DI RSUP DR KARIADI PERIODE JULI - SEPTEMBER 2014

ABSTRAK PENGARUH HIGH INTENSITY CIRCUIT TRAINING (HICT) TERHADAP KEKUATAN OTOT LENGAN DAN TUNGKAI PADA PRIA DEWASA MUDA

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana Kedokteran. Diajukan Oleh: REVINA ANDAYANI J

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN PESERTA BPJS DI KELURAHAN ROWOSARI DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS ROWOSARI

ABSTRAK. Gambaran Ankle-Brachial Index (ABI) Penderita Diabetes mellitus (DM) Tipe 2 Di Komunitas Senam Rumah Sakit Immanuel Bandung

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA DEWASA MUDA OBESITAS DI STIKES INDONESIA PADANG

PERBANDINGAN PENGUKURAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN SKINFOLD CALIPER DAN BIOELECTRICAL IMPEDANCE ANALYSIS (BIA) JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

Hubungan Kadar Gula Darah dengan Glukosuria pada Pasien Diabetes Mellitus di RSUD Al-Ihsan Periode Januari Desember 2014

ABSTRAK PENGARUH MENGUNYAH PERMEN KARET TERHADAP WAKTU REAKSI SEDERHANA. Arie, Pembimbing : Pinandojo Djojosoewarno, dr., drs., AIF.

JL. Prof. H. Soedarto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp

HUBUNGAN JENIS KELAMIN DENGAN AKTIVITAS FISIK PADA MAHASISWA PENDIDIKAN DOKTER ANGKATAN 2012 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Universitas Lampung. Abstrak

HUBUNGAN ANEMIA DENGAN HIPOTERMIA PADA NEONATUS DI RSUD DR MOEWARDI. SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS HALMAHERA DAN PUSKESMAS ROWOSARI SEMARANG DI ERA JKN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR ASAM URAT DARAH DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI DAN METODE ELECTRODE-BASED BIOSENSOR

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK HUBUNGAN KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES BANGKU METODE YMCA

ABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR TRIGLISERIDA PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES

HUBUNGAN ANEMIA DENGAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA PUTRI DI SMK MURNI 1 SURAKARTA

ABSTRAK HUBUNGAN KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES BANGKU MODIFIKASI HARVARD

ABSTRAK HUBUNGAN KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES ERGOMETER SEPEDA METODE PROGRESIF

ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DARAH KAPILER DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH VENA MENGGUNAKAN GLUKOMETER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta * ABSTRAK

ABSTRAK PERBANDINGAN GAMBARAN STATUS GIZI ANAK USIA 6-8 TAHUN DI SD X KOTA BANDUNG DENGAN SD Y KOTA JAYAPURA

ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR RET HE, FE, DAN TIBC PADA PENDERITA ANEMIA DEFISIENSI FE DENGAN ANEMIA KARENA PENYAKIT KRONIS

HUBUNGAN PERILAKU PENCARIAN LAYANAN KESEHATAN DENGAN KETERLAMBATAN PASIEN DALAM DIAGNOSIS TB PARU DI BBKPM SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PANJANG DEPA/ ARM SPAN TERHADAP TINGGI BADAN PADA SISWA SMA. SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

PERBANDINGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI PADA ATLET USIA REMAJA CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO NOMOR POOMSAE DAN KYORUGI DI KOTA SEMARANG

PERBEDAAN ANTARA KESEIMBANGAN TUBUH SEBELUM DAN SESUDAH SENAM PILATES PADA WANITA USIA MUDA LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK HUBUNGAN TES BANGKU QUEEN'S COLLEGE DAN TES BANGKU MODIFIKASI HARVARD. Khomainy Alamsyah,2002. Pembimbing : DR. Iwan Budiman dr.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN WEAVING DI PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA

HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH DALAM BERBAGAI POSISI DENGAN SPIGMOMANOMETER ANEROID PADA MAHASISWA KEPERAWATAN

HUBUNGAN ANTARA KELEBIHAN BERAT BADAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA PEREMPUAN PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEKSTILE SURAKARTA SKRIPSI

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES ERGOMETER SEPEDA METODE ASTRAND MODIFIKASI IWAN BUDIMAN

ABSTRAK PERBANDINGAN HASIL PEMERIKSAAN KADAR KOLESTEROL TOTAL METODE ELECTRODE-BASED BIOSENSOR DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI

ABSTRAK HUBUNGAN USIA DAN JENIS KELAMIN TERHADAP RISIKO JATUH PADA LANSIA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU MEMERIKSAKAN DIRI KE PELAYANAN KESEHATAN : PENELITIAN PADA PASIEN GLAUKOMA DI RUMAH SAKIT DR.

TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS HALMAHERA DAN PUSKESMAS ROWOSARI SEMARANG DI ERA JKN

HUBUNGAN ASUPAN MAGNESIUM DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI PENDERITA ANEMIA DI SUKOHARJO SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN D, GAYA HIDUP DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR 25(OH)D SERUM PADA PEREMPUAN USIA TAHUN

seseorang. Setiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk Kozier(2008) dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah:

ABSTRAK HUBUNGAN KEBUGARAN YANG DIUKUR DENGAN TES TREADMILL METODE BRUCE DENGAN TES ERGOMETER SEPEDA METODE MODIFIKASI YMCA

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA DOKTER KELUARGA

PERBEDAAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA YANG TERPAPAR PARTIKULAT PM10 DIBAWAH DAN DIATAS NILAI AMBANG BATAS DI PT WIJAYA KARYA BETON BOYOLALI

Abstract ASSOCIATION OF ATRIAL FIBRILLATION AND ISCHEMIC STROKE ANALYSIS FROM RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

ABSTRAK PENGARUH KAFEIN TERHADAP FREKUENSI DENYUT JANTUNG PADA WANITA DEWASA NORMAL

PERBEDAAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI SEBELUM DAN SESUDAH SENAM PILATES PADA WANITA USIA MUDA

PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP DENYUT NADI TENAGA KERJA DI BAGIAN X PT. Y SURAKARTA

PENGARUH LATIHAN ZUMBA TERHADAP PERSENTASE LEMAK TUBUH PADA WANITA USIA MUDA LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA POLA TIDUR DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA SMA DHARMA PANCASILA MEDAN TAHUN Oleh: NUR AINI BINTI JUSOH NIM:

DALAM PEWARNA RAMBUT TERHADAP KERUSAKAN RAMBUT

PERBANDINGAN PENGUKURAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN PENGUKURAN SKINFOLD CALIPER DAN BIOELECTRICAL IMPEDANCE ANALYSIS (BIA)

ABSTRAK KORELASI ANTARA BENTUK WAJAH DAN BENTUK GIGI INSISIVUS SENTRAL MAKSILA PADA ETNIS TIONGHOA USIA TAHUN

ABSTRAK. Pembimbing II : Penny S M., dr., Sp.PK., M.Kes

HEMAKANEN NAIR A/L VASU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

ABSTRAK PENGARUH AKTIVITAS FISIK SEDANG TERHADAP PENINGKATAN MEMORI JANGKA PENDEK

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA PADA IBU BERSALIN DAN LAMA PERSALINAN KALA I DI RSUD KARANGANYAR KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERSONAL HYGIENE GENETALIA DENGAN MOTIVASI MERAWAT ORGAN GENETALIA PADA SISWI MTs TA MIRUL ISLAM SURAKARTA

PENGARUH KEBISINGAN KERETA API TERHADAP KUALITAS HIDUP MASYARAKAT YANG TINGGAL DI BANTARAN REL KERETA API NUSUKAN SURAKARTA SKRIPSI

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

SKRIPSI PELATIHAN TARI GALANG BULAN MENINGKATKAN KEBUGARAN FISIK PADA PELAJAR SMP DI YAYASAN PERGURUAN KRISTEN HARAPAN DENPASAR

SEMINAR NASIONAL SAINSTEK KE-2 UNDANA TAHUN 2014 Hotel Aston, Kupang Oktober 2014

BAB V HASIL PENELITIAN. Universitas Diponegoro / RSUP Dr. Kariadi Semarang dan RSUD Kota

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

AHMAD ASYRAF BIN ZUKEFELI

Transkripsi:

KESESUAIAN TERMOMETER INFRAMERAH DENGAN TERMOMETER DIGITAL TERHADAP PENGUKURAN SUHU AKSILA PADA USIA DEWASA MUDA Faiz Muhammad Al As ady 1, Albertus Ari Adrianto 2, Edwin Basyar 2 1 Mahasiswa Program S-1 Ilmu Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro 2 Staf Pengajar Ilmu Fisika Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro JL. Prof. H. Soedarto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp. 02476928010 ABSTRAK Latar Belakang: Termometer Digital yang sudah banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengetahui hasil pengukurannya. Sedangkan termometer inframerah dengan metode pengukuran yang baru dan waktu pengukuran yang cepat menjadikan termometer inframerah sebagai pilihan alternative yang digunakan untuk mengukur suhu aksila. Tujuan: Membuktikan adanya kesesuaian termometer inframerah dengan termometer digital dalam melakukan pengukuran suhu aksila pada usia dewasa muda. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observational analitik menggunakan desain cross-sectional. Subjek penelitian sebanyak 32 mahasiswa berusia 18-22 tahun. Dilakukan pengukuran sebanyak 3 kali pada setiap termometer, diambil nilai rata-rata hasil pengukuran kemudian diolah dengan menggunakan uji Interclass Correlation Coefficient (ICC) for Absolute Agreement. Hasil: Nilai rata-rata suhu aksila pada termometer inframerah 37,09 o C, sedangkan suhu ratarata dengan termometer digital adalah 36,02 o C. Dengan uji ICC didapatkan nilai kesesuaian kurang dari sedang yaitu ICC = 0,296 (0,21-0,40). Kesimpulan: Termometer inframerah dengan termometer digital tidak memiliki kesesuaian dalam melakukan pengukuran suhu aksila pada usia dewasa muda, sehingga kedua alat tersebut tidak dapat saling menggantikan dalam melakukan pengukuran suhu aksila. Kata kuci: Suhu aksila, termometer inframerah, termometer digital, kesesuaian pengukuran suhu aksila. ABSTRACT COMPATIBILITY BETWEEN INFRARED AND DIGITAL THERMOMETER IN MEASURING AXILLA TEMPERATURES OF YOUNG ADULTS Background: Digital Thermometer which is commonly used in our daily life takes quite a long time to know the measurement result. Meanwhile, the Infrared Thermometer with its new measurement method and rapid measurement time make this type of infrared thermometer as the alternative choice that can be effectively used to measure the axillar temperature. Aim: To prove the compatibility between the infrared thermometer and digital thermometer in the measurement of axillar temperature in young adults. Methods: This study was an analitic observational study using cross-sectional design. This research involved 32 students of Faculty of Medicine Diponegoro University aged 18-22 years old. Temperature measurement was done by using both types of thermometer, for three times each, and the mean value was counted and analyzed using Interclass Correlation Coefficient (ICC) for Absolute Agreement. 1041

Results: The mean value of the axillar temperature using the infrared thermometer was 37.09 oc and the mean value using the digital thermometer was 36.02 oc. Using the ICC test, the compatibility resulted in less than medium range of value, where the ICC value showed 0.296 (0.21-0.40). Conclusion: There was no compatibility between the infrared thermometer and digital thermometer in the measurement of the axillar temperature in young adults, so that both kinds of thermometer could not be replaced each other in measuring the axillar temperature. Keywords: Axillar temperature, infrared thermometer, digital thermometer, compatibility in measuring the axillar temperature. PENDAHULUAN Salah satu komponen penting dalam menentukan kualitas kesehatan adalah tanda vital, dimana tanda vital itu sendiri sering diukur pada awal pemeriksaan. Tanda vital merupakan suatu parameter tubuh yang berfungsi untuk menilai fungsi fisiologis organ vital tubuh yang terdiri dari suhu tubuh, tekanan darah, denyut nadi, dan laju pernapasan. Salah satu pemeriksaan tanda vital yang paling sering dan mudah dilakukan yaitu pemeriksaan suhu tubuh. Pengertian dari suhu tubuh merupakan perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. 1 Diketahui bahwa hipotalamus merupakan pusat pengaturan suhu tubuh. 2 Data suhu dari seorang pasien merupakan bagian penting dari data klinis, dan juga termasuk data lain dapat membantu langkah-langkah untuk mengetahui diagnosis dan terapi dengan menentukan adanya penyakit dan sejauh mana pasien menanggapi pengobatan. 3,4 Suhu tubuh sangat mudah sekali berubah dan dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. 5 Selama sepuluh tahun terakhir di Eropa dan Amerika Serikat, termometer raksa sudah jarang digunakan diikuti oleh beberapa negara termasuk Afrika Selatan, Meksiko, Filipina, Argentina, dan Taiwan. World Health Organization (WHO) dan Health Care Without Harm (HCWH) berencana mengganti 70 persen dari semua termometer raksa di seluruh dunia dengan alternatif digital pada 2017 karena termometer digital akurat dan mudah digunakan. 6 Namun, keakuratan pengukuran termometer digital bergantung kepada daya tahan baterai yang digunakan. Penggunaan merk termometer inframerah dan digital yang digunakan bisa mempengaruhi hasil pengukuran. Berdasarkan paparan diatas, diperlukan adanya analisis mengenai kesesuaian antara termometer inframerah 1042

dengan termometer digital sehingga peneliti tertarik untuk meneliti kedua termometer tersebut. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian cross-sectional dengan tiga kali pengukuran dengan objek penelitian adalah mahasiswa semester VI Jurusan Kedokteran Umum Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Data yang digunakan adalah data primer yaitu data yang bersifat kuantitatif dan diambil langsung oleh peneliti dari sampel penelitian. Kriteria inklusi adalah Mahasiswa laki-laki dan perempuan dengan usia 18-22 tahun, dalam keadaan sehat fisik dan mental, mempunyai IMT normal (18,5-22,9), tidak mengonsumsi obat-obatan dalam 3 hari terakhir sebelum pengukuran serta tidak mengonsumsi kafein, alkohol, dan merokok. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 32 orang. Keseluruhan sampel akan diambil data suhu aksila dengan menggunakan termometer inframerah dan termometer digital. Setiap sampel diberikan perlakuan yaitu pengukuran suhu aksila sebanyak 3 kali untuk tiap termometer dengan diberikan jeda waktu selama 3 menit. Data yang diperoleh diolah dengan program komputer SPSS. Analisis data meliputi analisis deskriptif dan uji hipotesis. Pada analisis deskriptif data yang berskala kontinyu seperti suhu tubuh akan dinyatakan sebagai rerata dan simpang baku atau median apabila berdistribusi tidak normal. Kesesuaian antara suhu tubuh yang diukur dengan termometer inframerah dan termometer digital melalui aksila akan dianalisis dengan uji kesesuaian. Oleh karena variabel bebas dan variabel terikat berskala kontinyu, maka uji hipotesis akan menggunakan uji Interclass Correlation Coefficient (ICC) for Absolute Agreement. Derajat kesesuaian akan dinyatakan sebagai ICC yang akan dianggap baik apabila nilai ICC 0,8. 7,8 Tabel 1. Interpretasi Nilai ICC 9,10 No Nilai Kappa Interpretasi 1 <0,20 Buruk 2 0,21 0,40 Kurang dari sedang 3 0,41 0,60 Sedang 4 0,61 0,80 Baik 5 >0,81 Sangat Baik HASIL PENILITIAN Pengambilan data penelitian dilakukan Juni 2017. Jumlah sampel penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi adalah 32 subjek. 1043

Tabel 2. Karakteristik Subjek Penelitian Variabel F (%) Mean ± SD Median Min maks Jenis kelamin Laki-laki 16 (50) Perempuan 16 (50) Usia (Tahun) 20,38 ± 0,79 20 19 22 IMT 20,94 ± 1,31 21,12 18,55 22,95 SD = Simpangan Deviasi; Min = minimum; Maks = maksimum Tabel 2 menunjukkan bahwa rerata usia subjek penelitian adalah 20,38 ± 0,79 dengan umur termuda adalah 19 tahun dan subjek penelitian adalah 20,94 ± 1,31 dengan IMT terendah adalah 18,55 dan IMT tertinggi adalah 22,95. umur tertua adalah 22 tahun. Rerata IMT Tabel 3. Hasil Pengukuran Suhu Aksila Variabel Mean ± SD Median Min maks Suhu (thermometer inframerah) 37,09 ± 0,47 37,02 36,07 37,97 Suhu (thermometer digital) 36,02 ± 0,49 36,03 34,50 36,80 SD = Simpangan Deviasi; Min = minimum; Maks = maksimum Tabel 4. Tabel ICC ICC % Single Measures 0,296 29,6% Average Measures 0,457 45,7% ICC = Interclass Correlation Coefficient Tabel 3 menunjukkan rerata hasil pengukuran suhu aksila dari kedua tipe termometer. Rerata suhu aksila menggunakan termometer inframerah yaitu 37,09 ± 0,47 dengan nilai minimal 36,07 o C dan nilai maksimal 37,97 o C. Rerata suhu aksila menggunakan termometer digital yaitu 36,02 ± 0,49 dengan nilai minimal 34,50 o C dan nilai maksimal 36,80 o C. Tabel 4 menunjukkan hasil dari nilai ICC. Hasil nilai ICC suhu aksila menggunakan termometer inframerah dan termometer digital dengan pengukuran tunggal adalah ICC=0.296 (29,6%), menunjukkan adanya konsistensi kesesuian antara kedua alat kurang dari sedang. Hasil nilai ICC suhu aksila menggunakan termometer inframerah dan termometer digital dengan pengukuran rata-rata adalah ICC=0.457 (45,7%), menunjukkan adanya 1044

konsistensi kesesuian antara kedua alat sedang. PEMBAHASAN Setelah dilakukan pengukuran dan didapatkan hasil analisa statistik uji Interclass Correlation Coefficient (ICC) for Absolute Agreement, diketahui bahwa tidak terdapat kesesuaian pengukuran suhu aksila dengan menggunakan termometer inframerah dan termometer digital. Hal ini dilihat dari nilai kesesuaian yang kurang dari sedang untuk pengukuran suhu aksila dengan menggunakan termometer inframerah dan termometer digital. Dibutuhkan waktu 2 hari untuk melakukan pengukuran suhu aksila pada subjek penelitian dengan waktu yang sama yaitu pada saat pagi hari karena waktu pengukuran yang paling baik adalah saat tubuh mencapai keadaan basal dimana kondisi tubuh belum dipengaruhi oleh aktivitas fisik yang berat yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran. 1,11 Hasil pengukuran suhu aksila menggunakan termometer inframerah didapatkan hasil rerata 37,09 o C, sedangkan termometer digital didapatkan hasil 36,02 o C. Hasil yang didapatkan melalui uji kesesuaian pengukuran suhu aksila antara termometer inframerah dan termometer digital dengan menggunakan variabel kontinyu adalah nilai kesesuaian dengan derajat kurang dari sedang (derajat kurang dari sedang antara 0,21 0,40). 9,10 Terdapat perbedaan selisih hasil pengukuran dan didapatkan rerata pengukuran menggunakan termometer digital mempunyai nilai yang lebih rendah. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat kesesuaian antara dua alat sehingga tidak dapat saling menggantikan sebagai alat pengukur suhu aksila. Perbedaan selisih hasil pengukuran dapat dipengaruhi oleh banyak hal diantaranya usia, jenis kelamin, dan tipe termometer yang digunakan. 1,12 Pengukuran suhu aksila hanya dilakukan pada usia dewasa muda normal tanpa menderita penyakit seperti demam dan penyakit lainnya yang dapat mempengaruhi nilai pengukuran dan menyebabkan terjadinya bias. Selain itu, semua alat yang digunakan telah melalui proses kalibrasi sehingga dapat mengurangi terjadinya bias penelitian. 13,14 Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perbedaan hasil penelitian dapat disebabkan karena perbedaan jenis alat yang digunakan, termometer inframerah merupakan teknik pengukuran terbaru setelah termometer digital, yang hasil pengukurannya masih bergantung 1045

oleh berbagai hal, sehingga perlu pengembangan lebih lanjut untuk peningkatan keakuratannya. 15 Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran yaitu dapat disebabkan oleh sensor dari termometer inframerah itu sendiri yang terkena bocoran arus atau distribusi tegangan yang tidak merata pada termometer tersebut. 16 Selain itu pengukuran menggunakan termometer inframerah meskipun dapat dilakukan diseluruh permukaan tubuh sebaiknya dilakukan di suhu temporal pada lokasi arteri temporalis yang merupakan faktor terbaik suhu inti karena pada permukaan ini tidak memiliki membran mukosa, dan tidak memiliki atau sangat sedikit sekali anastomosis dari arteri dan vena sehingga hampir identik dengan suhu darah yang meninggalkan jantung. 17,18 Dan selanjutnya faktor aktivitas yang dilakukan subjek sebelum penelitian dan waktu penelitian karena pengukuran yang baik yaitu sesaat setelah bangun tidur agar didapati suhu basal. 1,11 Penelitian yang pernah dilakukan mengenai perbandingan pengukuran suhu tubuh antara termometer konduktif dan inframerah pada saat istirahat, melakukan aktivitas fisik, dan pemulihan tidak didapatkan kesesuaian hasil pengukuran antara termometer konduktif dengan inframerah, termometer inframerah belum bisa digunakan sebagai pengganti untuk memantau suhu tubuh. 19 Menurut penelitian yang dilakukan pada tahun 2014 pada neonatus dinyatakan bahwa termometer inframerah merupakan metode pengukuran yang cepat dan mudah, namun masih dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam pengukurannya, sehingga masih membutuhkan pengembangan lebih lanjut sebelum bisa digunakan secara rutin pada neonatus. 15 SIMPULAN Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dikemukakan dapat diambil simpulan bahwa tidak terdapat kesesuaian pengukuran suhu aksila yang dilakukan dengan menggunakan termometer inframerah dan termometer digital pada usia dewasa muda. Saran Pada penelitian berikutnya, sebaiknya telah dipastikan bahwa pengukuran dilakukan pada suhu basal tubuh, dipastikan bahwa jumlah alat mencukupi sehingga pengukuran subjek dapat dilakukan bersamaan dan usia termometer yang digunakan sama. Selain itu, diperlukan suatu penelitian yang lebih lanjut untuk menentukan jenis termometer 1046

yang akurat terutama untuk manfaat dalam penggunaan sehari-hari. DAFTAR PUSTAKA 1. Potter PA, Perry AG. Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses, dan praktik. 4 vol. 1. Jakarta: EGC; 2005. 490-501 p. 2. Kasper D, Fauci A, Longo D, Braunwald E, Hauser S, Jameson J. Harrison s principles of internal medicine. 16th ed. New York: McGraw-Hill companies; 2005. 143 p. 3. Dowding D. An Investigation into The Accuracy of Different Types of Thermometers [Internet]. 2002 [cited 2017 Feb 18]. Available from: https://www.nursingtimes.net/aninvestigation-into-the-accuracy-ofdifferent-types-ofthermometers/197691.article 4. Huggins R, Glaviano N, Negishi N, Casa DJ, Hertel J. Comparison of rectal and aural core body temperature thermometry in hyperthermic, exercising individuals: A metaanalysis. J Athl Train. 2012;47(3):329 38. 5. E H. Beberapa Penyakit yang Berkaitan dengan Perubahan Suhu Tubuh. 2012. 6. Schwartz JD. Push to replace mercury thermometers is going global [Internet]. 2008 [cited 2017 Feb 19]. Available from: http://www.environmentalhealthnews. org/ehs/news/push-to-replacemercury-thermometers-is-going-global 7. Widhiarso W. SPSS Untuk Psikologi. 2004;6 17. 8. Sastroasmoro S, Sofyan I. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. 5th ed. Jakarta: Sagung Seto; 2014.356-377 p. 9. Murti B. Validitas dan reliabilitas pengukuran. 2011;1 19. 10. McHugh ML. Interraterreliability: the kappa statistic [Internet]. Biochem Med (Zagreb). 2012 [cited 2017 Feb 20]. p. 276 82. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/arti cles/pmc3900052/ 11. Lim, Chin L, Chris B, Jason KL. Human Thermoregulation and Measurement of Body Temperature in Exercise and Clinical Settings. 2008;37. 12. Guyton A. Textbook of Medical Physiology. 11th ed. Pennsylvania: Elsevier Saunders; 2006. 867-875 p. 13. Hayati H. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Terhadap Penatalaksanaan Demam Pada Anak Di Desa Air Hitam Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara. 1047

Universitas Sumatera Utara; 2003. 14. Hermalinda. Pemanfatan teknologi dalam pengukuran suhu. Vol. 1. Universitas Indonesia; 2012. 15. Patel MS, Kakkad KM, Patel S V, Patel NJ, Patel VI, Damor PM. A Comparative Study of Accuracy of Non-contact Infrared Thermometry and Axillary Digital thermometry in neonates.gujarat Med J. 2014;69(2):103 4. 16. Purkait P, Biswas B, Das S, Koley C. Electrical and Electronics Measurements and Instrumentation. 1st ed. Ghosh K, editor. New Delhi: McGraw Hill Education; 2013. 17. Sherwood L. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem. 8th ed. Ong HO, Mahode AA, Ramadhani D, editors. Jakarta: EGC; 2014. 678-698 p. 18. Pompei M. Temperature Assessment via the Temporal Artery: Validation of a New Method Arterial Heat Balance Thermometry at an Exposed Skin Site: Accuracy, Comfort, and Convenience for Patient and Clinician. 1999;9(26). 19. Bach AJE, Stewart IB, Disher AE, Costello JT. A Comparison between Conductive and Infrared Devices for Measuring Mean Skin Temperature at Rest, during Exercise in the Heat, and Recovery. 2015;1 13. 1048