BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR WISATA BAHARI DI PANTAI MOROREJO JEPARA

dokumen-dokumen yang mirip
b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAGIAN 4 DISKRIPSI HASIL RANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Batu convention and exhibition center merupakan salah satu

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan sesama mahasiswa. tinggal sementara yang aman dan nyaman. keberlanjutan sumber daya alam.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAWASAN KERAJINAN GERABAH KASONGAN

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Fasilitas Pendukung Kawasan Kampung Inggris Pare

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB VI HASIL RANCANGAN. ini merupakan hasil pengambilan keputusan dari hasil analisa dan konsep pada bab

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Aktivitas Utama Ruang Jumlah Kapasitas Luas (m 2 ) Entrance hall dan ruang tiket

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM SENTRA BATIK KHAS BLORA

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

BAB V PROGRAM PERANCANGAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

Development Designfor Tanjung Batu Harbour towards Sea Tolls Concept

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB 5 Konsep Perancangan

6.1 Program Dasar Perencanaan

Unit Rental Kantor Bank

Bab IV Analisa Perancangan

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk

BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR. merupakan bagian dari pengolahan unsur alami. Dari citra fasad

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning

BAB 6 LANDASAN PROGAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM

BAB V KONSEP PERANCANGAN

STADION AKUATIK DI SEMARANG

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dalam perancangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga.

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

Gambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012)

BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT DI PULAU SAMOSIR. Kegiatan Privat


BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN FASILITAS TRANSPORTASI INTERMODA BSD

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

LEISURE AND CULTURE PARK DI TASIKMALAYA BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI DAN BUDAYA (LEISURE AND CULTURE PARK)

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. Perancangan Pusat Pemasaran Mebel di Kota Pasuruan ini menggunakan

BAB VI LANDASAN PROGAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Program Perencanaan Arsitektur Aspek Fungsional

TA Sekolah Alam Gunungpati

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Transkripsi:

BAB IV PROGRAM ARSITEKTUR WISATA BAHARI DI PANTAI MOROREJO JEPARA 4.1 Konsep Program Wisata Bahari 4.1.1 Aspek Citra Wisata Bahari di Pantai Mororejo Jepara dengan fungsi sebagai tempat wisata yang memiliki fungsi utama sebagai kuliner khas laut, citra fungsi ini akan dijadikan sebagai tolok ukur untuk menentukan poin-poin yang harus diperhatikan ketika akan menciptakan citra fisik dari bangunan. Berikut adalah contoh studi yang menjadi tolok ukur untuk memwujudkan citra fisik dari bangunan : Suasana dari bangunan yang diciptakan oleh material yang digunakan. Sehingga menciptakan suasana alam yang kental. Penataan bangunan sehingga dapat memanfaatkan sebagian besar potensi alam yang ada di sekitar lokasi terpilih. Penerapan tema bangunan yang dipilih berdasarkan kesesuaian fungsi bangunan yang akan di desain. Melalui beberapa poin diatas, diharapakan bangunan akan mampu menunjukkan citra arsitektural yang sesuai dengan fungsi dan lingkungannya. 101

4.1.2 Aspek Fungsi Fungsi utama dari wisata bahari ini adalah dibidang kuliner, kecenderungan masyarakat saat ini tidak hanya menikmati cita rasa dari makanannya saja namun mereka juga sudah mempertimbangkan kenyamanan serta keindahan dari temat tersebut. Sehingga perlu dipertimbangkan desain yang menarik yang membuat wisatawan tertarik. 4.1.3 Aspek Teknologi a. Rain Water Harvesting Sistem Rain Water Harvesting disini adalah dengan menggunakan produk Rain Store. Gambar 4. 1 Sistem rain store Sumber : e-brochure rainstrore Kelebihan : - Dapat dijadikan sebagai struktur mandiri sekaligus, sehingga lahan diatas rain store dapat digunakan sebagai lahan parkir. - Biaya jauh lebih murah dibandingkan dengan membuat bak beton 102

b. Grass Pave dan Gravel Pave Merupakan sebuah teknologi yang dapat dijadikan alternatif untuk mengganti perkerasan suatau area bangunan, seperti misalnya lahan parkir. Lahan parkir yang tadinya hanya mampu menyerapkan maksimal 25% air kedalam tanah (jika menggunakan grass block) menajdi dapat menyerapkan air hingga >90% dengan menggunakan teknologi grass pave/gravel pave ini. Gambar 4. 2 Cara pemasangan grass pave Sumber : e-brochure grass pave Metode penggunaan grass pave / gravel : 6) Tanah digali sedalam 15 cm, padatkan 7) Gelar lembaran grass pave 8) Urug dengan kerikil 9) Ratakan kerikil 10) Area siap digunakan sebagai lahan parker 103

4.2 Tujuan, Faktor Penentu dan Faktor Persyaratan Perancangan Wisata Bahari 4.2.1 Tujuan Perancangan Agar tujuan-tujuan dari pembahasan proyek ini dapat tercapai, maka sasaran pembahasan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : Menciptakan bangunan yang dapat terapung di air. Dalam kasus ini bangunan bukan berupa bangunan permanen sehingga tidak merusak alam sekitar. Menciptakan komplek bangunan yang tidak hanya memiliki daya tarik dari luar (Fasad) tetapi juga menciptakan nuansa dari dalam komplek bangunan itu sendiri. Menciptakan program-program kegiatan budaya maupun upacara adat Jepara untuk menambah daya tarik wisatawan terhadap Komplek wisata bahari ini. 4.2.2 Faktor Penentu Perancangan a. Fungsi bangunan Fungsi bangunan akan mempengaruhi fasad dari bangunan tersebut. Hal ini untuk mempermudah pengunjung menganali fungsi bangunan tersebut. 104

b. Pelaku dan aktivitasnya Setiap pelaku memiliki aktivitas-aktivitas yang harus dilakukan, aktivitas-aktivitas ini lah yang menentukan kebutuhan ruang dari bangunan, kemudian urutan dari aktivitas yang dilakukan oleh pelaku akan mempengaruhi pola penataan ruang-ruang yang akan di terapkan. c. Jadwal operasional bangunan Jadwal operasional bangunan akan memengaruhi perancangan dari segi pelakunya, seperti misalnya pembagian shift kerja. d. Persyaratan ruang Persyaratan ruang akan mempengaruhi tata letak dalam perancangan. e. Kondisi, potensi-potensi dan kendala-kendala yang ada dilokasi pembangunan Kondisi, potensi dan kendala yang ada di lokasi pembangunan akan mempengaruhi dalam hal pemanfaatannya yang akan membantu dalam proses perancangan. f. Tema perancangan 105

Karakteristik dari tema perancangan akan mempermudah dalam melakukan perancangan. Hal ini karena dengan adanya tema akan membuat batasan tersendiri. 4.2.3 Faktor Persyaratan Perancangan Meliputi standar yang telah ditetapkan oleh suatu pihak yang akan dijadikan tolok ukur dalam mendesain wisata bahari. Terdapat 3 kategori dalam penentuan persyaratan ini, yaitu : a. Persyaratan Arsitektur Fasad dari bangunan harus sesuai dengan fungsi, sehingga masyarakat dan pengunjung dapat mengetahui fungsi dari bangunan. Konsep dari bangunan harus jelas sehingga bangunan dapat dinikmati oleh masyarakat dan pengunjung. b. Persyaratan Bangunan Jalur keselamatan/evakuasi akan bencana harus sesuai dengan standar yang ditentukan. Penyelesaian terhadap limbah bangunan tidak diperkenankan hingga mencemari lingkungan (sesuai standar yaang ditentukan). c. Persyaratan Lingkungan 106

Penyelesaian yang bijak terhadap permasalahan membangun di pesisir. Memiliki akses yang mudah untuk dilewati kendaraan roda empat, roda dua dan kendaraan roda lebih dari 4 (bus). 107

4.3 Program Arsitektur Wisata Bahari 4.3.1 Program Kegiatan a. Program ruang AREA PUBLIK TAMU Area Makan Owner room Sitting grup Way in (entrance) Lobby Kantor manager utama Kantin Way out (outrance) Area Display makanan Kantor wakil manager Dropoff Area Display Kerajinan Kantor Pemasaran Area parkir mobil Workshop Makanan Kantor Divisi Area parkir motor Workshop Kerajianan Ruang tamu Area parkir bus Galeri Ruang istirahat dan hiburan Parkir sepeda Open Teater Ruang rapat Pedestrian AREA PRIVAT PENGELOLA Open Space Ruang ganti Ruang Genset Children palyground Ruang istirahat karyawan Ruang pompa Toko obat Kantor frontoffice Ruang MEE Klinik Area penitipan barang Toilet ATM center Ruang CCTV Mushola Butik Ruang Security Janitor Toko Souvenir Sitting group AREA PUBLIK PENGELOLA AREA SERVIS Tabel 4. 1 Program ruang Wisata Bahari Sumber : Analisis pribadi, 2017 107

b. Perhitungan luas bangunan FASILITAS KEBUTUHAN LUAS Area publik tamu 3.277,2m 2 Area privat pengelola 178,906m 2 Area publik pengelola 157,248m 2 Area servis 182,4192m 2 Area aktivitas khusus 1.476,12m 2 TOTAL : 5.271,90m 2 +10% untuk sirkulasi antar area = 5.799,09 m2 Tabel 4. 2 Program luas bangunan Sumber : analisa pribadi, 2017 Luas kebutuhan tapak Luas kebutuhan tapak = Luas total bangunan KLB = 5.799,09 0,8 = 7.248,86m 2 Luas lantai dasar Luas lantai dasar = Luas kebutuhan tapak x KDB60% = 7.248,86m 2 x 60% = 4.349,31m 2 Luas Ruang terbuka Luas ruang terbuka = Luas kebutuhan tapak - lantai dasar = 7.248,86m 2 4.349,31m 2 108

= 2.899,55m 2 Luas Ruang terbuka hijau (RTH) Luas RTH = Luas ruang terbuka x 40% = 2.899,55m 2 x 40% = 1.159,82m 2 Luas Total Tapak Luas total tapak = Luas kebutuhan tapak + luas parkir = 7.248,86m 2 + 1.153m 2 = 8.401,86m 2 4.3.2 Program Sistem Struktur dan Pelingkup PROGRAM STRUKTUR Whole-structure Struktur utama yang akan dipakai pada proyek Wisata bahari adalah struktur rigid structure. Yang nantinya akan menggunakan kombinasi beton, kayu dan bambu Sub-structure Pondasi utama yang akan dipakai dalam proyek Wisata Bahari ini adalah pondasi lajur batu kali dengan di tambahkan trucuk bambu. Hal ini dikarenakan bangunan yang akan direncakan bukan bangunan tinggi. 109

Upper-structure Menggunakan kombinasi dari kayu dan bambu. Hal ini hasil pertimbangan struktur yang cocok digunakan dalam pembangunan di tepi pantai. PROGRAM ENCLOSURE Penutup lantai Akan memakai kombinasi keramik dan beton expose, serta pada bagian area makan akan menggunakan anyaman bambu. Dinding Material dinding akan menggunakan kombinasi beton kaca dan anyaman bambu. Hal ini dikarenakan anyaman bambu di pilih karena selain menciptakan nilai estetika juga mudah menemukan bahan bakunya. Plafond Penutup plafond yang akan dipakai adalah kalsi board dan anyaman bambu. Penutup atap Karena tuntutan fungsi bangunan, maka penutup atap yang akan dipakai adalah sirap untuk bangunan non-permanen dan genteng tanah liat untuk bangunan utamanya. 110

4.3.3 Program Sistem Pembangunan PERALATAN PEMBANGUNAN Dalam proses pembangunan tukang akan diajari bagaimana cara membuat bangunan apung serta sambungan-sambungan yang dapat di gunakan pada bambu. 4.3.4. Program Sistem Utilitas SISTEM PENCAHAYAAN Pencahayaan alami Pencahayaan alami yang dipakai dari atap serta dari dinding yang memakai anyaman bambu. SISTEM PENGHAWAAN Penghawaan alami Dalam proyek ini dikarenaakan semi outdoor maka pengahwaan alami akan sangat mudah di dapatkan. Penghawaan buatan Penghawaan buatan hanya di pakai pada ruang tertentu semisal ruang pengelola dan hall SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH Sumber air bersih Air bersih yang akan digunakan bangunan didapatkan dari air PDAM Sistem distribusi air bersih 111

Sistem distribusi air bersih yang dipakai menggunakan sistem downfeed, karena akan menghemat energi yang dihabiskan oleh pompa air bangunan. SISTEM PENGOLAHAN SAMPAH Menggunakan mesin gasifier Diagram 4. 1 Sistem pengeloahan sampah dengan mesin gasifier Sumber : analisis pribadi, 2017 SISTEM TRANSPORTASI Dalam bangunna ini sistem yang digunakan hanya ramp di karenakn bangunan ini hanya satu lantai. SISTEM KEAMANAN BANGUNAN Sistem keamanan pada banunana ini adalah dengan melengkapi tiap spot dengan CCTV. Grey Water (Limbah cair) SISTEM PENGELOLAAN LIMBAH 112

Limbah cari dari bangunan akan ditampung dalam bak pengumpul, kemudian dilakukan filtrasi, setelah terfiltrasi, sebgian akan di resapkan dan sebagian akan dipakai lagi untuk toilet bangunan. Air hujan Limbah air hujan yang terkumpul dalam ground tank khusus, kemudian akan dipakai untuk menyirami taman dan untuk keperluan toilet bangunan Black water (Limbah padat) Limbah padat akan dikumpulkan dalam bio septictank yang kemudian diresapkan. 4.3.4 Program Skenario Tapak a. Analisa Konteks Tapak Regulasi tapak - Paragraf 2 Pasal 62 tentang Ketentuan Umum Peraturan Zonasi : Luas lahan terbangun pada kawasan permukiman sebesar 60% dan KLB maksimum 1,2 - Peraturan Presiden Nomor 51 tahun 2016 Bab 1 Pasal 1 dan 2: Batas sempadan Pantai adalah ruang sempadan pantai yang ditetapkan berdasarkan metode tertentu. Sempadan pantai adalah daratan sepanjang tepian pantai, yang lebarnya proporsional dengan bentuk kondisi fisik pantai, minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat. 113

Luas kebutuhan tapak Luas kebutuhan tapak = Luas total bangunan KLB = 5.799,09 0,8 = 7.248,86m 2 Luas lantai dasar Luas lantai dasar = Luas kebutuhan tapak x KDB60% = 7.248,86m 2 x 60% = 4.349,31m 2 Luas Ruang terbuka Luas ruang terbuka = Luas kebutuhan tapak - lantai dasar = 7.248,86m 2 4.349,31m 2 = 2.899,55m 2 Luas Ruang terbuka hijau (RTH) Luas RTH = Luas ruang terbuka x 40% = 2.899,55m 2 x 40% = 1.159,82m 2 Luas Total Tapak Luas total tapak = Luas kebutuhan tapak + luas parkir = 7.248,86m 2 + 1.153m 2 = 8.401,86m 2 114

Matriks Penilaian tapak Kriteria Bobot Alternatif tapak 1 Alternatif tapak 2 Skor (1-10) Nilai Skor (1-10) Nilai Aksesibilitas 30% 8 2,4 9 2.7 Potensi Pantai 50% 8 4 7 3.5 Potensi lokasi 20% 7 1.4 9 1.8 NILAI TOTAL - 7,8-8 Tabel 4. 3 Matriks penilaian tapak Sumber : analisa pribadi, 2017 Tapak yang digunakan : Alternatif 2 Gambar 4. 3 Peta rencana lokasi wisata bahari di pantai Mororejo Sumber : maps.google.co.id 115