BAB I PENDAHULUAN. mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. ini berarti bahwa pembangunan itu tidak hanya mengejar lahiriah seperti

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. ketrampilan, penanaman nilai-nilai yang baik, serta sikap yang layak dan. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan setiap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tujuan Pendidikan Nasional pada undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari kegiatan belajar dan mengajar (KBM). Salah satunya pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk merubah suatu bangsa ke arah yang lebih

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini pembangunan bidang pendidikan merupakan bagian yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. lain-lain. Perubahan itu merupakan kecakapan baru yang terjadi karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terpelajar dengan sendirinya berbudaya atau beradab. Namun kenyataan

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI

BAB I PENDAHULUAN. yang demokratis serta bertanggung jawab. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan mempunyai peran penting pada kehidupan saat ini, apabila

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan diharapkan dapat menaikkan harkat dan martabat manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan sebagaimana yang telah tercantum dalam

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tahun 1945, berfungsi mengembangkan kemampuan dan. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa Tiap-tiap. perubahan yaitu memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia, yaitu manusia yang mampu berfikir tinggi dan kreatif,

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan. mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan Sistem

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan emosional. Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk selalu berfikir dan mencari hal-hal yang baru. Pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak negara mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan salah satunya adalah bidang pendidikan. proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ada harus dapat mengoptimalkan fungsi mereka sebagai agen of change. sekaligus pembimbing bagi pendidikan moral peserta didiknya.

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya fenomena globalisasi, pendidikan di

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu proses interaksi yang terencana dari seorang dengan pendidikan dan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. semata-mata untuk hari ini melainkan untuk masa depan.

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuaan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003). Disamping tujuan yang termuat dalam UU No 20 Tahun 2003 di atas mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan antara lain : (a) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tertulis, (b) menghargai dan bangga menggunakan bahasa indonesia sebagai bahasa persatuaan dan bahasa negara, (c) memahami Bahasa Indonesia dan menggunakannya secara tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, (d) menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuaan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial, (e) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperluas budi pekerti serta meningkatkan pengetahuaan dan kemampuaan berbahasa, (f) menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. 1

2 Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam memelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuaan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuaan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis, serta menumbuhkan apresiasi hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi paling penting untuk mempersatukan seluruh bangsa. Oleh karena itu, Bahasa Indonesia merupakan alat mengungkapan diri baik secara lisan maupun tertulis, dari segi rasa, karsa, dan cipta serta berfikir baik secara etis, estetis, dan logis. Kemahiran berbahasa Indonesia bagi peserta didik dapat tercermin dalam tata pikir, tata ucap, tata tulis dan tata laku. Oleh karena itu Bahasa Indonesia masuk dalam kelompok mata pelajaran yang wajib diajarkan sebagai bekal bagi peserta didik, yang kelak terjun sebagai insan terpelajar ke dalam kancah kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai pemimpin dalam lingkungannya masing-masing. Dengan demikian guru memegang peranan penting dalam proses belajar siswa melalui pembelajaran. Untuk itu guru perlu menciptakan

3 kondisi yang memungkinkan terjadinya proses interaksi yang baik dengan siswa agar mereka dapat melakukan berbagai aktivitas belajar dengan efektif. Dalam menciptakan interaksi yang baik diperlukan profesionalisme dan tanggung jawab yang tinggi dari guru dalam usaha untuk membangkitkan serta mengembangkan keaktifan siswa dalam belajar sangat menentukan bagi keberhasilan pencapaiaan tujuan pembelajaran. Selanjutnya tingkat keaktifan belajar siswa dalam suatu proses pembelajaran juga merupakan tolok ukur dari kualitas pembelajaran itu sendiri. Pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas seluruhnya atau setidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran disamping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya diri sendiri. Agar siswa berperan sebagai pelaku dalam kegiatan belajar maka hendaknya guru merencanakan pembelajaran, yang menuntut siswa banyak melakukan aktivitas belajar tetapi tidak berarti siswa dibebani dengan banyak tugas. Aktifitas atau tugas-tugas yang dikerjakan hendaknya menarik minat siswa. Berdasarkan hal tersebut diatas maka dalam pembelajaran upaya guru dalam mengembangkan keaktifan siswa dalam pembelajaran sangat penting, sebab keaktifan siswa dalam pembelajaran menjadi penentu bagi keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan. Namun, banyak siswa menganggap belajar adalah aktivitas yang tidak menyenangkan, Duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian dan pikiran pada suatu pokok bahasan, baik yang sedang di sampaikan guru

4 maupun yang sedang dihadapi di meja belajar. Menurunnya gairah belajar, selain disebabkan oleh ketidaktepatan metodologi, juga berakar pada paradigma pendidikan konfensional yang selalu menggunakan metode pengajaraan klasikal dan ceramah tanpa pernah diselingi berbagai metode yang menantang untuk berusaha, sehingga siswa cenderung bosan dan jenuh. Setidaknya ada tiga faktor penyebab rendahnya hasil siswa dalam proses pembelajaran yaitu: (1) Siswa kurang memiliki kemampuan untuk merumuskan gagasan sendiri, (2) siswa kurang memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapat kepada orang lain, dan (3) siswa belum terbiasa bersaing menyampaikan pendapat dengan teman yang lain. Kesalahan di atas tidak bisa sepenuhnya dibebankaan kepada siswa, namun kadang guru juga secara tidak sadar menerapkan sikap otoriter, menghindari pertanyaan dari siswa, menyampaikan pelajaran secara searah, menganggap siswa sebagai penerima, pencatat dan pengingat. Dan sikap guru yang mempengaruhi tingkah laku mengajar adalah: (1) Sikap guru terhadap diri mereka sendiri, (2) sikap guru terhadap siswa, (3) sikap guru terhadap teman sejawat dan orang tua, (4) sikap guru terhadap mata pelajaran. Oleh karena itu, guru perlu memberikan respon positif secara konkrit dan objektif yang berupa upaya membangkitkan semangat siswa, baik dalam bentuk kontribusi maupun inisiatif. Sesuai dengan pemikiran dan kenyataan di atas, kurangnya hasil siswa dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia, maka perlu adanya pemecahan permasalahan tersebut dengan melakukan pengembangan

5 pembelajaran melalui penggunanan strategi critical incident (mengkritisi pengalaman penting) materi mengarang. Aktivitas pembelajaran ini digunakan untuk mendorong pembelajaran aktif dan mengajak siswa untuk belajar mengkritisi pengalaman penting yang tidak pernah terlupakan. Strategi ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengingat-ingat pengalaman yang tidak pernah terlupakan yang juga dikaitkan dengan materi. Keunggulan strategi critical incident adalah belajar mengingat kembali peristiwa yang pernah dialami atau dijumpai sendiri kemudian dikaitkan dengan materi bahasan. Topik pembelajaran biasanya ditentukan oleh guru, dengan tugas utama siswa adalah mengingat kembali pengalaman penting yang dialami oleh siswa baik yang dijumpai atau dialami sendiri. Dengan demikian, pembelajaran yang berlangsung menjadi inovatif dan menyenangkan dan semua siwa ikut terlibat aktif dalam setiap pembelajaran. Sehingga tujuan pembelajaran aktif dapat berjalan bermakna dan tercapai secara optimal sesuai dengan harapan kurikulum. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SD Negeri Jurug 1 Mojosongo Boyolali masih berjalan monoton, banyak siswa yang hasil belajar Bahasa Indonesia masih belum tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran. 2. Metode yang digunakan bersifat konvensional atau didominasi guru

6 sehingga siswa menjadi pasif. Proses pembelajaran masih terpusat pada guru saja yang menyebabkan rendahnya kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia dan hasil belajar Bahasa Indonesia rendah. 3. Rendahnya semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia. C. Pembatasan Masalah Agar permasalahan yang dikaji dapat terarah maka diperlukan pembatasan masalah, supaya penelitian ini lebih efektif dan efisien, pembatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Permasalahan yang berhubungan dengan model pembelajaran Critical incident terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia. 2. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia materi mengarang. 3. Subyek penelitian ini adalah siswa dan guru kelas V SD Negeri 1 Jurug Mojosongo Boyolali D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan diatas, maka dikemukakan rumusan permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Apakah penerapan strategi Critical Incident dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi mengarang pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Jurug Mojosongo Boyolali?

7 E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Secara umum tujuan umum pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini untuk: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia melalui penerapan strategi critical incident. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia setelah menerapkan starategi critical incident pada siswa kelas V SD Negeri 1 Mojosongo Boyolali tahun ajaran 2011/ 2012. F. Manfaat Penelitiaan Adapun manfaat penelitian ini digolongkan menjadi dua yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoritis Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran Bahasa Indonesia terutama pada peningkatan hasil belajar siswa menggunakan strategi Critical Incident pada siswa Kelas V SD Negeri 1 Jurug, Mojosongo, Boyolali Tahun ajaran 2011/2012. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru

8 1) Guru lebih kreatif dalam memiliki strategi pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan. 2) Memberikan masukan bagi guru bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan strategi Critical incident sangat membantu siswa dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa. 3) Masukan bagi para guru, agar dapat meningkatkan profesionalisme dalam pengajaran melalui kegiatan penelitian tindakan kelas (PTK) b. Bagi Sekolah 1) Mendukung peningkatan kualitas pendidikan khususnya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. 2) Memberi masukkan dalam usaha meningkatkan kualitas peserta didik. c. Bagi Siswa 1) Penerapan metode Critical incident memungkinkan siswa untuk memahami pelajaran lebih baik, karena pembelajaran benar-benar bermakna. 2) Penerapan strategi Critical Incident memberi suasana dan tantangan baru dalam kegiatan belajar, sehingga siswa tertarik dan senang mengikuti pembelajaran. d. Untuk Peneliti Selanjutnya Kepada peneliti selanjutnya agar melakukan peneliti yang serupa dengan penelitian ini tetapi dalam materi yang berbeda dan

9 melalui strategi Critical Incident dalam lingkungan yang lebih luas. Hal ini perlu dilakukan agar proses pembelajaran di sekolah di masa mendatang menjadi lebih baik dan bermutu sehingga menghasilkan lulusan yang berkualitas.