BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan atau kemajuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ahmad Wahyudi, 2015

BAB I PENDAHULUAN. segi kepribadian, pengetahuan, kemampuan maupun tanggung jawabnya. dalam yaitu dari diri manusia itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI TEKNIK PEMBELAJARAN SIMPAN PINJAM PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 TRUCUK TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya. Tirtarahardja

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk meningkatkan kualitas diri seseorang di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan kehidupan masyarakat dalam suatu negara sangat dipengaruhi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Terbentuknya sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul. pentingnya proses pembelajaran dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Resti Lestari Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dibutuhkan. pendidikan, karena pendidikan merupakan wahana untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum Nasional merupakan pengembangan dari Kurikulum 2013 yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menekankan pada keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu. mencapai tujuan tersebut adalah melalui pendidikan.

I. PENDAHULUAN. kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing

I. PENDAHULUAN. sepanjang hayat (long life education). Hal ini sesuai dengan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Guru dituntut mampu memotivasi siswa agar mereka tertarik terhadap

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan tersebut akan mendapatkan informasi ataupun pengalaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri. pembelajaran merupakan tercapainya perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu kebutuhan manusia, sehingga memegang. pada keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

BAB I. Pendahuluan. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2015

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah aspek penting dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelas. Keterampilan menulis puisi wajib dikuasai oleh siswa, hal ini bertujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi siswa dalam bidang-bidang tertentu. Penguasaan keterampilan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi (SK) : 13. Memahami pembacaan cerpen (KD) : 13.1

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pencapaian yang saling berhubungan. penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan membaca merupakan dasar untuk

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam setiap jenjang pendidikan, Bahasa Indonesia juga sebagai mata

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan tidak pernah lepas dari kegiatan menyimak, berbicara,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Dalam penyelenggaraan proses pedidikan harus sesuai dengan tujuan pendidikan, yaitu untuk menciptakan bangsa yang berkualitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas untuk mencapai suatu cita-cita. Mengingat hal itu, maka dari segi sistemnya pendidikan akan diarahkan kepada perwujudan keselarasan, keseimbangan dan keserasian antara pengembangan kuantitas dan pengembangan kualitas, serta aspek lahiriah dan aspek rohaniah. Itulah sebabnya pendidikan dirumuskan sebagai usaha sadar untuk membangun manusia seutuhnya. Pendidikan tidak akan lepas dari belajar mengajar. Peranan penting bagi keberhasilan belajar mengajar adalah pelaksanaan pengajaran. pelaksanaan pengajaran merupakan salah satu bagian penting dalam ruang lingkup standar proses. Hal ini sebagaimana telah diatur dalam Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang standar proses bahwa, proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Dalam pendidikan kurikulum adalah komponen yang sangat penting. Hal ini disebabkan kegiatan belajar mengajar berpusat pada kurikulum. Pada dasarnya kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam mengajar dan pelaksanaan kegiatan 1

2 pembelajaran. Pengembangan kurikulum, termasuk bahasa Indonesia, merupakan akibat logis dari perkembangan kehidupan dan perkembangan pengetahuan tentang bahasa dan bagaimana cara berbahasa yang terwujud dalam teori belajar bahasa terkini. Untuk peningkatan mutu pembelajaran Bahasa Indonesia secara berkesinambungan, perkembangan teori belajar bahasa berkontribusi terhadap pemahaman tentang hakikat bahasa, hakikat bagaimana manusia belajar dan hakikat komunikasi interkultural, dan sekaligus tentang manusia itu sendiri yang berdampak dan saling memengaruhi satu sama lain. Kurikulum Bahasa Indonesia dari tahun ketahun dikembangkan mengikuti perkembangan teori tentang bahasa dan teori belajar bahasa untuk kebutuhan zaman. Hingga saat ini Kemendikbud secara resmi telah meluncurkan Kurikulum 2013 edisi revisi sejak awal 2016 yang merupakan pengganti kurikulum 2013, untuk diterapkan pada tahun pelajaran 2016/2017. Berdasarkan kurikulum 2013 edisi revisi, pembelajaran Bahasa Indonesia dikembangkan berdasarkan pendekatan komunikatif, pendekatan berbasis teks, pendekatan CLIL (content language integrated learning), pendekatan pendidikan karakter, dan pendekatan literasi. CLIL (content language integrated learning), menonjolkan empat unsur penting sebagai penajaman pengertian kompetensi berbahasa, yaitu isi (content), bahasa/komunikasi (communication), kognisi (cognition), dan budaya (culture). (Kemendikbud, 2016, hlm. iii) Pembelajaran mengidentifikasi informasi ragam sastra harus dikuasai oleh peserta didik salahsatunya adalah pantun. Hal tersebut tercantum dalam kurikulum 2013 edisi revisi. Pembelajaan ini dijabarkan dalam silabus kurikulum 2013 edisi revisi pada Kompetensi Dasar 3.13, yaitu mengidentifikasi informasi (pesan, rima dan pilihan kata) dari puisi rakyat (pantun, syair dan bentuk puisi rakyat setempat) yang dibaca dan didengar. Mengingat kurikulum 2013 edisi revisi merupakan kurikulum yang baru diimplementasikan, pembelajaran mengidentifikasi informasi dari pantun merupakan materi yang baru diajarkan. Hal ini memungkinkan peserta didik tidak mudah dalam menguasai materi terutama mengenai rima dan dalam menyimpulkan pesan yang terkandung dalam pantun. Berdasarkan hasil wawancara penulis terhadap beberapa peserta didik di SMP Pasundan 4 Bandung mengenai mengidentifikasi informasi dari pantun, peserta

3 didik dirasa kesuliatan dalam mengidentifikasi informasi karena kurangnya pemahaman peserta didik mengenai mengidentifikasi informasi pantun terutama dalam menentukan rima dan pesan pada pantun. Dengan demikian, peserta didik harus bisa mengetahui, mengenali, memahami dan mendapat pemberitahuan tentang pantun melalui cara mengidentifikasi informasi pengertian pantun, ciri pantun, struktur pantun, dan jenis-jenis pantun untuk dapat menyimpulkan pesan dan mendaftar rima dari sebuah pantun. Pelajaran bahasa indonesia tidak akan lepas dari empat kompetensi bahasa yaitu menyimak, membaca, menulis dan berbicara, juga tentang penggunaan bahasa Indonesia secara efektif pada ragam sastra maupun non-sastra. Salah satu kompetensi yang akan penulis pergunakan dalam pembelajaran adalah kemampuan mengidentifikasi informasi dari pantun yang merupakan salah satu ragam sastra puisi rakyat. Kemampuan mengidentifikasi informasi ini termasuk ke dalam salah satu keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan menyimak dan menulis informasi yang disampaikan teman kelas. Berdasarkan hasil pengamatan praktik pengalaman lapangan, pendidik sering dihadapkan pada peserta didik yang mengalami kesulitan dalam kegiatan menyimak sambil menulis. Hal ini disebabkan kurang tepatnya pemilihan metode pembelajaran sehingga peserta didik kurang fokus ataupun bosan dalam memerhatikan penjelasan pendidik/teman yang presentasi. Oleh sebab itu hasil simakan yang dituliskan dan pemahaman materi pun kurang maksimal. Pelaksanaan pengajaran yang baik, harus dengan perencanaan yang baik pula. Terdapat beragam kekurangan yang terjadi dalam perencanaan pelaksaan pengajaran hingga menyebabkan proses pembelajaran kurang optimal. Salah satunya adalah persoalan memilih metode inovatif dan kreatif, serta kemampuan mengarahkan tujuan pembelajaran sesuai kurikulum. Metode yang tidak tepat dapat menyebabkan siswa tidak aktif, mudah bosan dan informasi yang diterima oleh peserta didik terkadang tidak sesuai dengan yang dimaksudkan oleh guru penyampai materi pelajaran. Bahkan ada kemungkinan tujuan pembelajaran tidak akan tercapai dan tidak sesuai dengan kurikulum. Oleh sebab itu, inovasi metode pembelajaran diperlukan untuk penyampaian materi yang dapat memungkinkan

4 peserta didik untuk aktif di dalam kelas sehingga suasana kelas pada saat proses belajar mengajar berlangsung tidak membosankan. Dalam pembelajaran mengidentifikasi informasi pantun diperlukan sebuah metode yang dapat mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar di sekolah. Metode pembelajaran dapat membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil membuka pola pikir peserta didik bahwa ilmu yang mereka pelajari memiliki kebermaknaan untuk hidup sehingga ilmu yang disampaikan mampu mengubah sikap, pengetahuan, dan keterampilan menjadi lebih baik. Berdasarkan hal tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian ini merupakan suatu proses pembelajaran yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh pengetahuan yang baru sehingga membentuk suatu perubahan dalam memadukan pengetahuan dan keterampilannya. Berdasarkan uraian tersebut, penulis bermaksud megadakan penelitian tentang pembelajaran mengidentifikasi informasi dari pantun yang berorientasi pada pesan dan rima. Penelitian ini diwujudkan dalam sebuah judul Pembelajaran Mengidentifikasi Informasi dari Pantun yang Berorientasi pada Pesan dan Rima dengan Menggunakan Metode Two Stay Two Stray pada Siswa Kelas VII SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Pelajaran 2016/2017". B. Identifikasi Masalah Berdasarkan pengamatan latar belakang masalah, penulis menemukan hambatan-hambatan dalam kegiatan pembelajaran khususnya dalam mengidentifikasi informasi dari pantun sebagai berikut. 1. Pembelajaran mengidentifikasi informasi dari pantun merupakan materi yang baru diajarkan, dan diimplementasikan dalam kurikulum 2013 edisi revisi, dapat mengakibatkan siswa tidak mudah dalam menguasai materi. 2. Kurangnya pemahaman dan penguasaan materi tentang rima dan cara menyimpulkan pesan dari pantun. 3. Menyimak sambil menulis menyebabkan kurang berhasilnya hasil simakan. 4. Penggunaan metode dan media yang kurang menarik.

5 C. Rumusan Masalah Menurut Arikunto (2010, hlm. 69), masalah merupakan bagian dari kebutuhan seseorang untuk dipecahkan. Masalah dalam penelitian ini merupakan sesuatu yang perlu diselesaikan dan dirumuskan dengan jelas. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, penulis merumuskan beberapa permasalah sebagai berikut. 1. Mampukah penulis melaksanakan kegiatan pembelajaran mengidentifikasi informasi dari pantun yang berorientasi pada pesan dan rima dengan menggunakan metode two stay two stray pada siswa kelas VII SMP Pasundan 4 Bandung? 2. Mampukah siswa kelas VII SMP Pasundan 4 Bandung dalam mengidentifikasi informasi dari pantun yang berorientasi pada pesan dan rima kata secara tepat? 3. Efektifkah metode two stay two stray digunakan dalam pembelajaran mengidentifikasi informasi dari pantun yang berorientasi pada pesan dan rima pada siswa kelas VII SMP Pasundan 4 Bandung? D. Tujuan Penelitian Setiap hal yang dilakukan seseorang tentunya memiliki tujuan. Begitu pula penelitian yang penulis lakukan. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui kemampuan penulis dalam merencanakan dan menerapkan dalam pembelajaran mengidentifikasi informasi dari pantun yang berorientasi pada pesan dan rima dengan menggunakan metode two stay two stray pada siswa kelas VII SMP Pasundan 4 Bandung. 2. Untuk mengetahui kemampuan siswa kelas VII SMP Pasundan 4 Bandung dalam mengidentifikasi informasi dari pantun yang berorientasi pada pesan dan rima secara tepat. 3. Untuk mengetahui keefektifan metode two stay two stray digunakan dalam pembelajaran mengidentifikasi informasi dari pantun yang berorientasi pada pesan dan rima dengan menggunakan metode two stay two stray pada siswa kelas VII SMP Pasundan 4 Bandung.

6 E. Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan tentunya diharapkan memiliki manfaat yang berarti bagi peneliti ataupun bagi objek penelitinya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan tambahan untuk strategi pembelajaran yang kreatif dalam dunia pendidikan dan menjadi sebuah upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran mengidentifikasi informasi dari pantun. Hasil penelitian ini dapat dijadikan pendukung dan alternatif untuk menyempurnakan pelaksanaan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia umumnya di sekolah dan khususnya untuk pembelajaran mengidentifikasi informasi dari pantun yang berorientasi pada pesan dan rima dengan menggunakan metode two stay two stray. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman, serta keterampilan penulis dalam pembelajaran mengidentifikasi informasi dari pantun yang berorientasi pada pesan dan rima dengan menggunakan metode two stay two stray. b. Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia Hasil penelitian ini diharapkan menjadi pertimbangan dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai dan menarik bagi siswa. Selain itu, hasil penelitian ini dapat juga dimanfaatkan untuk meningkatkan kreativitas guru dalam melaksanakan pengajaran bahasa dan sastra Indonesia yang lebih baik. c. Bagi Siswa 1) Membantu peserta didik dalam mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi informasi mengenai pesan dan rima pada pantun. 2) Meningkatkatkan motivasi belajar peserta didik secara interaktif, inspiratif dan menyenangkan. 3) Melatih dan membiasakan peserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran secara efektif agar mampu mengubah sikap, pengetahuan, dan keterampilan menjadi lebih baik.

7 4) Menyelesaikan permasalahan mengidentifikasi informasi pantun yang berorientasi pesan dan rima. d. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar dan rujukan teori penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti berikutnya yang berpedoman pada penelitian ini. E. Definisi Oprasional Definisi operasional merupakan penjelasan dari variabel yang terdapat di dalam judul penelitian. Definisi oprasional perlu dijabarkan untuk menghidari kekeliruan dalam menafsirkan judul dan masalah penelitian. Definisi oprasional ialah menyingkapkan suatu makna hal agar lebih memahami mengenai sifat-sifat yang didefinisikan. Adapun definisi oprasional yang penulis jabarkan sebagai berikut. 1. Pembelajaran adalah proses atau cara perbuatan menjadikan seseorang belajar. Artinya pembelajaran dalam judul ini adalah proses yang ditempuh untuk mencapai tujuan yang diinginkan melalui langkah-langkah atau prosedur tertentu. 2. Mengidentifikasi informasi dari pantun yang berorientasi pada pesan dan rima adalah proses yang menuntut peserta didik untuk dapat menentukan identitas (ciri-ciri, struktur, jenis) pantun melalui proses keterampilan menyimak pemberitahuan dari teman kelas untuk kemudian menuliskannya. Sehingga peserta didik dapat mendaftar kata berima dan menyimpulkan pesan pada pantun. 3. Pantun adalah puisi lama atau puisi rakyat yang terikat oleh sajak/rima yang berpola a-b-a-b, memiliki empat larik/baris dalam setiap bait, larik pertama dan kedua berupa sampiran, larik ketiga dan keempat merupakan isi. 4. Rima adalah pengulangan bunyi yang sama atau hampir sama yang terdapat pada akhir setiap larik/baris yang membuat sebuah sajak menjadi terasa lebih indah. 5. Pesan adalah amanat yang disampaikan baik secara langsung ataupun tidak langsung dalam sebuah pantun. 6. Metode Two Stay Two Stray adalah salah satu variasi metode pembelajaran kooperatif yang merupakan sistem pembelajaran kelompok dengan tujuan agar

8 peserta didik saling bekerja sama, bertanggung jawab, dan saling mendorong satu sama lain untuk berprestasi. Metode belajar ini tidak hanya memberikan kesempatan pada peserta didik untuk saling bekerja sama dan berbagi informasi dengan teman didalam kelompoknya sendiri, tetapi juga dengan kelompok lain. Hal ini dapat membantu meningkatkan minat dan prestasi belajar peserta didik juga dapat menjadikan proses belajar menjadi bermakna. Dalam penerapan metode ini, dibutuhkan keterampilan sosial untuk usaha berkolaborasi, pengatur materi (material manager), menyampikan informasi, bertanya, mencatat/meringkas informasi (recorder), membuat kesimpulan (summarizer) dan paraphrasing. Berdasarkan uraian tersebut, penulis menyimpulkan bahwa mengidentifikasi informasi pantun yang berorientasi pada pesan dan rima adalah proses pembelajaran yang berusaha mengarahkan peserta didik untuk dapat mengetahui dan memahami identitas (ciri-ciri, struktur dan jenis-jenis) pantun melalui proses keterampilan menyimak pemberitahuan dari teman kelas untuk kemudian menuliskannya. Sehingga peserta didik dapat mendaftar kata berima dan menyimpulkan pesan pada pantun. Melalui pengembangan metode pembelajaran kolaboratif yaitu two stay two stray, yang bertujuan untuk dapat mendorong peserta didik mengatur materi, menyampikan informasi, bertanya, mencatat/meringkas informasi, membuat kesimpulan dan berkolaborasi secara optimal untuk keberhasilan tugas. F. Sistematika Skripsi 1. Bab I Pendahuluan Bab I merupakan bagian awal dari skripsi yang menguraikan latar belakang masalah penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi oprasional dan sistematika skripsi. 2. Bab II Kajian Teori dan Keragka Pemikiran Bab II berisi tentang deskripsi teoretis yang terdiri dari rumusan definisi konsep dan definisi oprasional variabel yang berkaitan dengan pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan kurikulum 2013 edisi revisi 2016 yaitu teori tentang kemampuan mengidentifikasi informasi, teori tentang pantun, penjabaran penggunaan metode two stay two stray, komparasi temuan penelitian terdahulu dengan

9 penelitian yang akan digunakan, kerangka pemikiran dan diagram/skema paradigma penelitian, asumsi serta hipotesis. 3. Bab III Metode Penelitian Bab III berisi tentang deskripsi mengenai rangkaian kegiatan pelaksanaan penelitian, desain penelitian, subjek dan objek penelitian, pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data dan prosedur penelitian. 4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV mengemukakan tentang temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan. 5. Bab V Simpulan dan Saran Bab V menyajikan simpulan dari hasil analisis temuan dari penelitian dan saran penulis sebagai bentuk pemaknaan terhadap hasil analisis temuan.