PERATURAN DAERAH KABUPATEN PRINGSEWU NOMOR TAHUN 2013 TENTANG ALOKASI DANA PEKON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PRINGSEWU,

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 11 Tahun 2007 Seri E Nomor 11 Tahun 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 11 TAHUN 2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA SELATAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

KABUPATEN BUTON UTARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN ALOKASI DANA PERIMBANGAN DESA DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG RUMUSAN DAN PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN SITUBONDO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 7 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAKPAK BHARAT,

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 10 TAHUN 2012

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESAWARAN,

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

B U P A T I N G A W I PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG DANA BAGI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH BAGI DESA DAN ALOKASI DANA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA (ADD) DI KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 03 Tahun : 2008 Seri : E

P E R A T U R A N D A E R A H

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA (ADD) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 4 TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 11 TAHUN 2017

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 14 TAHUN 2018 TENTANG

BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 26

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG DANA ALOKASI UMUM DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPAHIANG NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 26 TAHUN 2006 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN KABUPATEN DAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2006 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 2 TAHUN 2006 TENTANG

11 LEMBARAN DAERAH Januari KABUPATEN LAMONGAN 4/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 04 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 102 TAHUN 2015

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR,

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG DANA ALOKASI DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG BAGI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH UNTUK DESA DI WILAYAH KABUPATEN CIAMIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

BUPATI PAKPAK BHARAT

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BPKP PERWAKILAN SUMATERA UTARA

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 20 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2007

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK,

KABUPATEN TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA

NOMOR : 17 TAHUN 2011

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 01 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA (ADD) KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN KABUPATEN DAN DESA

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 21 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PINRANG NOMOR : 6 TAHUN 2008

BUPATI KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI KUPANG NOMOR : 8 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 59 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 04 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 4 TAHUN 2008

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PERIMBANGAN KEUANGAN KABUPATEN DAN DESA

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 22 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN KABUPATEN DAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,

BUPATI LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR X9 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 16 TAHUN 2O16 TENTANG

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR :11 TAHUN 2015 TENTANG

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PRINGSEWU NOMOR TAHUN 2013 TENTANG ALOKASI DANA PEKON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PRINGSEWU, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat, Pekon mempunyai hak untuk memperoleh bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah Kabupaten, dan bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima Kabupaten; b. bahwa perolehan bagian keuangan Pekon dari Kabupaten sebagaimana huruf a tersebut diatas merupakan Alokasi Dana Pekon yang dimaksudkan untuk membiayai program Pemerintah Pekon dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan dan pemberdayaan masyarakat; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Alokasi Dana Pekon; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

3. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Pringsewu di Provinsi Lampung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 185, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4932); 4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587); 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1999 tentang Pencabutan beberapa Peraturan Menteri Dalam Negeri, Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Instruksi Menteri Dalam Negeri mengenai Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011; 9. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 1999 tentang Pedoman Umum Pengaturan Mengenai Desa; 10. Peraturan Daerah Kabupaten Pringsewu Nomor 01 Tahun 2010 tentang Urusan Pemerintahan Kabupaten Pringsewu (Lembaran Daerah Kabupaten Pringsewu Tahun 2010 Nomor 01); 11. Peraturan Daerah Kabupaten Pringsewu Nomor 22 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pemilihan, Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Pekon (Lembaran Daerah Kabupaten Pringsewu Tahun 2011 Nomor 22);

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PRINGSEWU dan BUPATI PRINGSEWU MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG ALOKASI DANA PEKON. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Pringsewu. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 3. Bupati adalah Bupati Pringsewu. 4. Kecamatan adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah Kabupaten Pringsewu. 5. Camat adalah pemimpin dan koordinator penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kerja kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan kewenangan pemerintahan dari Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah, dan menyelenggarakan tugas umum pemerintahan. 6. Kepala Pekon adalah Kepala Desa dalam Kabupaten Pringsewu. 7. Penjabat kepala Pekon adalah seorang penjabat kepala Pekon yang diangkat oleh Bupati untuk waktu tertentu. 8. Pekon adalah nama lain desa di Kabupaten Pringsewu merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

9. Pemerintahan Pekon adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Pekon dan Badan Hippun Pemekonan dan mengatur serta mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 10. Pemerintah Pekon adalah Kepala Pekon dan Perangkat Pekon sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Pekon. 11. Badan Hippun Pemekonan yang selanjutnya disingkat BHP adalah nama lain dari Badan Permusyawaratan Desa, merupakan lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan Pekon sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Pekon. 12. Lembaga Kemasyarakatan Pekon adalah Lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra kerja Pemerintah Pekon dalam memberdayakan masyarakat. 13. Dana perimbangan keuangan pusat dan daerah, selanjutnya disebut dana perimbangan, adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. 14. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang selanjutnya disingkat APBD, adalah suatu rencana keuangan tahunan Daerah yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. 15. Musrenbang Pekon adalah forum antarpelaku di Pekon dalam rangka menyusun rencana pembangunan Pekon. 16. Anggaran Pendapatan dan Belanja Pekon, yang selanjutnya disebut APB Pekon adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan Pekon yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Pekon dan BHP, yang ditetapkan dengan Peraturan Pekon. 17. Alokasi Dana Pekon selanjutnya disingkat ADP adalah perolehan bagian keuangan Pekon dari kabupaten. 18. Alokasi Dana Pekon Minimal selanjutnya disingkat ADPM adalah dana minimal yang diterima oleh masing-masing Pekon dan dibagikan dengan jumlah yang sama menurut asas merata.

19. Alokasi Dana Pekon Proporsional yang selanjutnya disingkat ADPP adalah dana yang diterima suatu Pekon ditentukan berdasarkan perkalian total Dana Variabel yang ditetapkan dalam APBD dengan porsi Pekon yang bersangkutan menurut asas keadilan. 20. Dana Alokasi Khusus Pekon, yang selanjutnya disingkat DAK Pekon, adalah dana yang berasal dari APBD yang dialokasikan kepada Pekon tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan Pekon dan sesuai dengan prioritas daerah. 21. Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah. 22. Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. 23. Rencana Pembangunan Tahunan Pekon, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Pembangunan Pekon (RKP Pekon), adalah dokumen perencanaan Pekon untuk periode 1 (satu) tahun. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 (1) ADP dimaksudkan untuk membiayai program Pemerintah Pekon dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan dan pemberdayaan masyarakat. (2) Tujuan dilaksanakannya ADP adalah: a. meningkatkan penyelenggaraan Pemerintahan Pekon dalam melaksanakan pelayanan pemerintah, pembangunan dan kemasyarakatan sesuai dengan kewenangannya; b. meningkatkan kemampuan lembaga kemasyarakatan di Pekon dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pengembangan secara partisipatif sesuai dengan potensi Pekon; c. meningkatkan pemerataan pendapatan, kesempatan bekerja dan kesempatan berusaha bagi masyarakat Pekon; d. mendorong peningkatan swadaya gotongroyong masyarakat.

BAB III PRINSIP PENGELOLAAN ALOKASI DANA PEKON Pasal 3 Prinsip pengelolaan ADP: a. pengelolaan keuangan ADP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan keuangan Pekon dalam APB Pekon; b. seluruh kegiatan yang didanai oleh ADP direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara terbuka dengan melibatkan seluruh unsur masyarakat di Pekon; c. seluruh kegiatan harus dapat dipertanggungjawabkan secara administratif, teknis dan hukum; dan d. ADP dilaksanakan dengan menggunakan prinsip hemat, terarah dan terkendali. BAB IV RUMUS PENENTUAN BESARNYA ALOKASI DANA PEKON Bagian Kesatu Rumus Alokasi Dana Pekon Pasal 4 (1) Rumus ADP digunakan untuk menghitung besarnya ADP untuk setiap Pekon yang disusun berdasarkan asas merata dan adil. (2) Asas merata sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) adalah besarnya bagian ADP yang sama untuk setiap Pekon, yang disebut ADP Minimal (ADPM). (3) Asas adil sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) adalah besarnya bagian ADP yang dibagi secara proporsional untuk setiap Pekon berdasarkan nilai Bobot Pekon (BP) yang dihitung dengan rumus dan variabel tertentu, yang disebut ADP Proporsional (ADPP). (4) ADP Minimal (ADPM) sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan sebesar 60 % (enam puluh persen) dari total ADP. (5) ADP Proporsional (ADPP) sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan sebesar 40 % (empat puluh persen) dari total ADP.

Pasal 5 Alokasi Dana Pekon untuk masing-masing pekon ditentukan dengan rumus sebagai berikut: Alokasi Dana Pekon x = ADPM + ADPPx ADPx = Alokasi Dana Pekon untuk Pekon x ADPM = Alokasi Dana Pekon Minimal yang diterima Pekon ADPPx = Alokasi Dana Pekon Proporsional untuk Pekon x ADPPx = BPx X (ADP ADPM) BPx = Nilai Bobot Pekon untuk Pekon x ADP = Total Alokasi Dana Pekon untuk Kabupaten ADPM = Jumlah seluruh ADPM Bagian Kedua Penentuan Nilai Bobot Pekon Pasal 6 (1) Nilai Bobot Pekon ditentukan berdasarkan beberapa variabel independen. (2) Variabel independen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan indikator yang mempengaruhi besarnya nilai bobot setiap Pekon (BPx) yang dapat membedakan beban yang ditanggung antara satu pekon dengan pekon lainnya. (3) Variabel independen sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang digunakan untuk mene ntukan nilai bobot pekon (BPx) dibedakan atas variabel utama dan variabel tambahan. (4) Variabel independen utama sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah variabel yang dinilai terpenting untuk menentukan bobot pekon. (5) Variabel independen utama sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditujukan untuk mengurangi kesenjangan kesejahteraan masyarakat dan pelayanan dasar umum antar pekon secara bertahap dan mengatasi kemiskinan struktur masyarakat di pekon. (6) Variabel independen utama sebagaimana dimaksud pada ayat (5) meliputi: a. kemiskinan; b. pendidikan dasar; c. kesehatan; dan d. keterjangkauan pekon.

(7) Variabel independen tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan variabel yang dapat ditambahkan yang meliputi: a. penduduk; b. luas wilayah; c. potensi ekonomi; d. partisipasi masyarakat; dan e. jumlah unit komunikasi di pekon (dusun dan RT). (8) Besarnya nilai bobot pekon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: BPx = a1 KV1x + a2 KV2x + a3 KV3x +... + an KVnx BPx = Nilai Bobot Pekon untuk Pekon x a1, a2, a3... an = angka bobot masing-masing variabel KV1x, KV2x, KVnx = koefisien variabel pertama, kedua, dan seterusnya. Bagian Ketiga Penghitungan Masing-Masing Koefisien Variabel untuk Pekon Pasal 7 (1) Koefisien Variabel (KV) merupakan koefisien angka pekon yang dimiliki oleh pekon untuk setiap variabel tertentu misalnya variabel kemiskinan, pendidikan dan seterusnya. (2) Koefisien Variabel (KV) Pekon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan perbandingan antara angka variabel setiap pekon dengan jumlah total variabel pekon. (3) Besarnya Koefisien Variabel (KV) tertentu dapat dihitung dengan menggunakan rumus: KV 1,2,...x = V 1,2,...x Vn KV 1,2...x = Nilai koefisien variabel pertama, kedua dan seterusnya untuk pekon x misalnya variabel kemiskinan pekon x, variabel pendidikan pekon x dan seterusnya.

V 1.2...x = Angka variabel pertama, kedua dan seterusnya untuk pekon x misalnya angka jumlah kemiskinan pekon x, angka jumlah tidak lulus pendidikan dasar pekon x dan seterusnya. Vn = Jumlah angka variabel pertama, kedua dan seterusnya untuk seluruh pekon, misalnya jumlah kemiskinan di kabupaten, jumlah tidak lulus pendidikan dasar di kabupaten dan seterusnya. Bagian Keempat Penentuan Bobot Variabel (a) Pasal 8 (1) Setiap variabel mempunyai bobot tertentu. (2) Angka Bobot masing-masing Variabel apabila ditambahkan harus berjumlah 1 (satu). (3) Berdasarkan 4 (empat) Variabel Independen Utama sebagaimana dimaksud Pasal 6 ayat (6) maka ditetapkan angka bobot (a) sebagai berikut: Variabel Variabel Kemiskinan (a1) Variabel Kemiskinan (a2) Variabel Kemiskinan (a3) Variabel Kemiskinan (a4) Angka Bobot (a) 0,40 0,30 0,20 0,10 Jumlah Bobot : 1,00 BAB V INSTITUSI PENGELOLA ALOKASI DANA PEKON Pasal 9 (1) Institusi pengelola ADP adalah tim yang dibentuk untuk melakukan fasilitasi di tingkat Kabupaten, pendampingan ditingkat Kecamatan dan pelaksana di tingkat Pekon. (2) Tim Fasilitasi tingkat Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati yang terdiri dari unsur pemerintah dan unsur-unsur lain terkait yang mempunyai tugas sebagai berikut: a. melaksanakan desiminasi secara luas atas kebijakan, data dan informasi tentang ADP;

b. membantu Tim Pendamping tingkat Kecamatan untuk memberikan pelatihan/orientasi kepada Tim Pelaksana ADP di tingkat Pekon; c. menentukan besarnya ADP yang diterima berdasarkan rumusan yang telah ditetapkan; d. melakukan kegiatan pembinaan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan ADP bersama dengan Tim Pendamping tingkat Kecamatan dalam setiap proses tahapan kegiatan; e. melakukan fasilitasi pemecahan masalah berdasarkan pengaduan masyarakat serta pihak lainnya dan mengkoordinasikan pada Inspektorat Kabupaten; f. memberikan laporan kemajuan Pekon dalam mengelola ADP kepada Bupati. (3) Tim Pendamping tingkat Kecamatan dan Tim Pelaksana Tingkat Pekon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati. BAB VI MEKANISME PENYALURAN ALOKASI DANA PEKON Pasal 10 (1) Penyediaan dana untuk ADP serta untuk pengelolaannya dianggarkan dalam APBD setiap tahunnya. (2) Pengajuan ADP dapat dilakukan oleh Pemerintah Pekon apabila sudah ditampung dalam APB Pekon yang ditetapkan dengan Peraturan Pekon. (3) Mekanisme penyaluran secara teknis yang menyangkut penyimpanan, nomor rekening, transfer, Surat Perintah Pembayaran, mekanisme pengajuan dan lain-lain yang berhubungan dengan mekanisme penyaluran diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. BAB VII PENGGUNAAN ALOKASI DANA PEKON Pasal 11 (1) Penggunaan ADP dimusyawarahkan antara Pemerintah Pekon dengan masyarakat dan dituangkan dalam Peraturan Pekon tentang APB Pekon tahun yang bersangkutan.

(2) Pengelolaan ADP dilakukan oleh Pemerintah Pekon yang dibantu oleh Lembaga Kemasyarakatan di Pekon. (3) Kegiatan-kegiatan yang dapat didanai oleh ADP adalah sesuai dengan ketentuan penggunaan belanja APB Pekon. (4) Bagian dari ADP yang digunakan untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat Pekon sekurangkurangnya adalah sebesar 60% (enam puluh persen). (5) Pengaturan secara teknis tentang ADP yang merupakan penjabaran dari Peraturan Pekon tentang APB Pekon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Kepala Pekon. (6) Perubahan penggunaan ADP yang tercantum dalam APB Pekon dapat diatur dengan melakukan Perubahan Peraturan Pekon tentang APB Pekon berikut Peraturan Kepala Pekon tentang Penjabarannya. BAB VIII PENGAWASAN ALOKASI DANA PEKON Pasal 12 (1) BHP melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Pekon dan Peraturan Kepala Pekon. (2) Pengawasan fungsional dilakukan oleh lembaga pengawas sesuai dengan ketentuan Perundangundangan yang berlaku. BAB IX INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM ALOKASI DANA PEKON Pasal 13 (1) Indikator keberhasilan program ADP dapat dilihat dari pengelolaan dan penggunaan ADP. (2) Indikator keberhasilan program ADP dari pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah: a. meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang adanya ADP; b. meningkatnya partisipasi masyarakat dalam musyawarah perencanaan pembangunan tingkat Pekon; dan c. meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang pertanggungjawaban penggunaan ADP oleh Pemerintah Pekon.

(3) Indikator keberhasilan program ADP dari penggunaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah: a. kegiatan yang didanai sesuai dengan yang telah direncanakan dalam APB Pekon; b. daya serap (realisasi) keuangan sesuai yang ditargetkan; c. tingkat penyerapan tenaga kerja yang tinggi; d. besarnya jumlah penerima manfaat (terutama dari kelompok miskin); e. tingginya kontribusi masyarakat dalam mendukung penggunaan ADP; f. terjadinya peningkatan Pendapatan Asli Pekon; g. mampu bersinergi dengan program-program pemerintah yang ada di Pekon tersebut. BAB X PERTANGGUNGJAWABAN Pasal 14 (1) Kepala Pekon bertanggungjawab atas pengelolaan ADP kepada Bupati. (2) Kepala Pekon melaporkan penggunaan ADP kepada Bupati paling lambat pada akhir tahun anggaran. (3) Kepala Pekon memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada BHP paling lambat pada akhir tahun anggaran. BAB XI PENGHARGAAN DAN SANKSI Pasal 15 (1) Pemerintah Kabupaten memberikan penghargaan bagi Pekon yang berhasil melaksanakan kegiatan sebagaimana rencana kerja tahunan yang disampaikan. (2) Pemerintah Kabupaten memberikan sanksi bagi Pekon yang kurang berhasil melaksanakan kegiatan sebagaimana rencana kerja tahunan yang disampaikan. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penghargaan/ sanksi, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), diatur dengan Peraturan Bupati.

Pasal 16 Segala bentuk tindak pidana yang tcrkait dengan pengelolaan keuangan Pekon akan ditindak secara hukum sesuai ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. BAB XII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 17 Pelaksanaan ADP yang telah dilaksanakan harus disesuaikan paling lambat 6 (enam) bulan sejak Peraturan Daerah ini diundangkan. BAB XIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 18 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka segala ketentuan yang mengatur hal yang sama dan bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Pringsewu. Ditetapkan di Pringsewu pada tanggal 25 Maret 2013 BUPATI PRINGSEWU, SUJADI Diundangkan di Pringsewu pada tanggal 25 Maret 2013 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PRINGSEWU, IDRUS EFFENDI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2013 NOMOR 03

Pasal 9 (1) Besaran kenaikan persentase Alokasi Dana Pekon dapat disesuaikan setiap tahun didasarkan pada kemampuan daerah. (2) Besaran kenaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan oleh Pemerintah Daerah setelah mendapat persetujuan dari DPRD. Pasal 10 (1) Besaran Alokasi Dana Pekon untuk masing-masing Pekon ditentukan berdasarkan penjumlahan Alokasi Dana Pekon Minimal (ADPM) dan Alokasi Dana Pekon Proporsional (ADPP). (2) Untuk mendapatkan Alokasi Dana Pekon, Pekon harus mampu melaksanakan kegiatan sebagai berikut: a. Pekon mampu menyelenggarakan Musrenbang Pekon pada setiap bulan Januari dalam rangka penyusunan rencana kerja pembangunan (RKP) Pekon yang menghasilkan kesepakatan tentang program, kesepakatan tentang kegiatan, kesepakatan tentang alokasi biaya untuk kegiatan, dan kesepakatan tentang delegasi masyarakat Pekon yang akan terlibat dalam Musrenbang Kecamatan; b. kepala Pekon mampu menyusun rancangan akhir RKP Pekon berdasarkan hasil Musrenbang Pekon dan menetapkannya dengan Peraturan Pekon; c. peraturan Pekon sebagaimana dimaksud pada ayat 3 huruf b, ditindaklanjuti dengan Keputusan Kepala Pekon; d. Pekon mampu secara benar mengajukan usulan kegiatan di luar kewenangan Pekon dalam RKP Pekon diajukan kepada pemerintah Kabupaten melalui Musrenbang Kecamatan; e. Pekon mampu secara baik dan benar menyusun laporan dan melakukan pertanggungjawaban kegiatan selama setahun di akhir tahun anggaran. Pasal 11 (1) ADP Minimal adalah dana minimal yang diterima oleh masingmasing Pekon dan dibagikan dengan jumlah yang sama menurut asas merata. (2) Besaran ADP Minimal (ADPM) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebesar 60% (enam puluh persen) dari besaran total Alokasi Dana

Pekon. (3) Besaran ADP Proporsional adalah 40% (empatpuluh persen) da ri besaran total Alokasi Dana Pekon. (4) ADP Proporsional yang diterima suatu Pekon ditentukan berdasarkan perkalian total Dana variabel yang ditetapkan dalam APBD dengan porsi Pekon yang bersangkutan menurut asas keadilan. (5) Porsi Pekon sebagaimana dimaksud pada ayat (4) merupakan proporsi bobot Pekon yang bersangkutan terhadap jumlah bobot semua Pekon di Kabupaten Pringsewu. (6) Bobot Pekon ditentukan dan dihitung dengan mempertimbangkan potensi Pekon, kebutuhan Pekon, pengentasan kemiskinan, keadilan dan pemerataan, berdasarkan: a. kelompok variabel independen utama, yang menggambarkan beban pelayanan publik dan pembangunan yang sifatnya dasar; b. kelompok variabel independen tambahan, beban pelayanan publik dan pembangunan yang ditanggung Pekon akibat kewenangan yang dimilikinya, akibat kondisi unik setiap Pekon yang terkait dengan tujuan tahunan yang ingin dicapai Pekon. (7) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara teknis perhitungan dan rumusan Alokasi Dana Pekon diatur dengan Peraturan Bupati.