BAB I PENDAHULUAN. Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya yang adil,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia dan keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Agar kelak

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran gelap narkotika di Indonesia menunjukkan adanya

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus termasuk derajat kesehatannya. dengan mengusahakan ketersediaan narkotika dan obat-obatan jenis tertentu

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan, dan pada sisi lain dapat menimbulkan ketergantungan yang

BAB I PENDAHULUAN. hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. 1. perundang-undangan lain yang mengatur ketentuan pidana di luar KUHP

BAB I PENDAHULUAN. Negara Hukum. Secara substansial, sebutan Negara Hukum lebih tepat

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan modus-modus kejahatan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. cepat dari proses pematangan psikologis. Dalam hal ini terkadang menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah Negara hukum, sebagaimana tertuang dalam

BAB I PENDAHULUAN. hukum seperti telah diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang No. 35 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran narkotika semakin mengkhawatirkan di Indonesia karena

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perubahan tersebut ditegaskan bahwa ketentuan badan-badan lain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terdapat sejumlah kecil kelompok penyalahguna heroin dan kokain. Pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dan perkembangan penduduk di Indonesia berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur, materil spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan narkotika pada akhir-akhir tahun ini dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan hasil pembagunan baik fisik maupun mental sosial. tanggungjawab dan bermanfaat sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

I. PENDAHULUAN. untuk didapat, melainkan barang yang amat mudah didapat karena kebutuhan

I. PENDAHULUAN. pengobatan dan pelayanan kesehatan. Namun, dengan semakin berkembangnya zaman, narkotika

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wujud penegakan hak asasi manusia yang melekat pada diri. agar mendapatkan hukuman yang setimpal.

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. 1998, dimana banyak terjadi peristiwa penggunaan atau pemakaian barang-barang

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembiusan sebelum pasien dioperasi. Seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. semua warga negara bersama kedudukannya di dalam hukum dan. peradilan pidana di Indonesia. Sebelum Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981

I. PENDAHULUAN. kita mengetahui yang banyak menggunakan narkoba adalah kalangan generasi muda

PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DITINJAU DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan rasa kekhawatiran yang mendalam pada masyarakat. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. menentukan secara tegas bahwa negara Indonesia adalah negara hukum.

BAB I PENDAHULUAN. yang dikemukakan oleh D.Simons Delik adalah suatu tindakan melanggar

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab besar demi tercapainya cita-cita bangsa. Anak. dalam kandungan. Penjelasan selanjutnya dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pergaulan dalam hidup masyarakat merupakan hubungan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang untuk mencapai tujuannya

BAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan mengenai penggunaan Narkotika semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan atau pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Semakin meningkatnya perkembangan kehidupan masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar tahun 1945 yaitu melindungi segenap

I. PENDAHULUAN. Narkotika selain berpengaruh pada fisik dan psikis pengguna, juga berdampak

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia telah lahir beberapa peraturan perundang-undangan yang

BAB I PENDAHULUAN. pidana yang diancamkan terhadap pelanggaran larangan 1. Masalah pertama

BAB I PENDAHULUAN. dengan perjalanan waktu dan kemajuan teknologi. tiga bagian yang saling terkait, yakni adanya produksi narkotika secara gelap

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah adalah mahluk sosial yang dianugrahkan suatu kebebasan

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BAB I PENDAHULUAN. sosial dimana mereka tinggal.

BAB I PENDAHULUAN. Pertama, hal Soerjono Soekanto, 2007, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cetakan

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara berkembang sangatlah membutuhkan pembangunan yang merata di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dasar menimbang Undang-undang Nomor 5 Tahun 2009 tentang

REHABILITASI MEDIS DAN SOSIAL TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA. (STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR 22/PID.B/2014/PN.

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan ilmu pengetahuan. Indonesia dan negara-negara lain pada

BAB I PENDAHULUAN. gamelan, maka dapat membeli dengan pengrajin atau penjual. gamelan tersebut dan kedua belah pihak sepakat untuk membuat surat

BAB I PENDAHULUAN. modern. Ini ditandai dengan kemajuan di bidang Ilmu Pengetahuan dan

PERANAN SIDIK JARI DALAM PROSES PENYIDIKAN SEBAGAI SALAH SATU ALAT BUKTI UNTUK MENGUNGKAP SUATU TINDAK PIDANA. (Studi Kasus di Polres Sukoharjo)

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan secara terus menerus usaha usaha dibidang pengobatan dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat di pandang sama dihadapan hukum (equality before the law). Beberapa

Kajian yuridis terhadap tindak pidana pembunuhan disertai pemerkosaan yang dilakukan oleh anak ( studi kasus di Pengadilan Negeri Surakarta )

PELAKSANAAN SANKSI PIDANA DENDA PADA TINDAK PIDANA PSIKOTROPIKA

BAB I PENDAHULUAN. KUHAP Pasal 1 menjelaskan bahwa penyidik adalah: pejabat polisi. penyidik bukan berdasarkan atas kekuasaan, melainkan berdasarkan

Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang dapat. merupakan ancaman bagi kehidupan bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkotika diperlukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan

I. PENDAHULUAN. segala bidanng ekonomi, kesehatan dan hukum.

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi terjadinya peredaran rokok ilegal dan pita cukai palsu.

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengadilan, serta Lembaga Pemasyarakatan. Keempat subsistem tersebut

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan kemajuan teknologi. Adanya perkembangan dan kemajuan

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi pengobatan, tetapi jika dikonsumsi secara berlebihan atau tidak. rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterbatasan pengetahuan tentang narkoba masih sangat

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 1 ayat (3)

persepsi atau mengakibatkan halusinasi 1. Penggunaan dalam dosis yang 2

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945, telah ditegaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Adanya ketidakseimbangan antara perlindungan korban kejahatan dengan pelaku

III. METODE PENELITIAN. digunakan pendekatan secara yuridis normatif dan yuridis empiris.

BAB I PENDAHULUAN. pasar narkoba terbesar di level Asean. Menurut United Nation Office on Drugs and

III. METODE PENELITIAN. metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari

III. METODE PENELITIAN. dalam melakukan penelitian ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. besar peranannya di dalam mewujudkan cita-cita pembangunan. Dengan. mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur.

PENGGUNAAN METODE SKETSA WAJAH DALAM MENEMUKAN PELAKU TINDAK PIDANA

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi negara modern, dan oleh karena itu masing-masing negara berusaha

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan masyarakat secara wajar. Istilah narkoba muncul sekitar

BAB I PENDAHULUAN. keselarasan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. kepentingan itu mengakibatkan pertentangan, dalam hal ini yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi masalah bagi sebagian besar negara di dunia. Hal ini dapat dimengerti

BAB VI PENUTUP. penulis membuat kesimpulan sebagai jawaban dari rumusan masalah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sebagai makhluk individual manusia memiliki kepentingan masing-masing

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem pemidanaan di Indonesia secara berangsur mengalami

BAB I PENDAHULUAN. terbendung lagi, maka ancaman dahsyat semakin mendekat 1. Peredaran

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan NAPZA merupakan suatu pemakaian obat yang bukan

Reni Jayanti B ABSTRAK

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya yang adil, makmur, sejahtera dan damai berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera tersebut dilakukan peningkatan secara terus-menerus di bidang pengobatan dan pelayanan kesehatan termasuk ketersediaan narkoba sebagai obat. 1 NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif) merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di bidang pengobatan, pelayanan kesehatan, dan pengembangan ilmu pengetahuan, dan pada sisi lain dapat menimbulkan ketergantungan yang sangat merugikan apabila dipergunakan tanpa pengendalian, pengawasan yang ketat dan seksama. 2 Penyalahgunaan narkoba di Indonesia sudah sampai ke tingkat yang sangat mengkhawatirkan, fakta di lapangan menunjukan bahwa 50% penghuni LAPAS (Lembaga Pemasyarakatan) disebabkan oleh kasus narkoba. 3 Penyalahgunaan narkoba juga merupakan wujud kebodohan masyarakat yang merupakan cerminan dari kelemahan sifat manusia, seperti 1 Fransiska Novita Eleanora, Bahaya Penyalahgunaan Narkoba serta Usaha Pencegahan dan Penanggulangannya, Jurnal Hukum, Volume 25 Nomor I (April, 2011), hal. 439 2 Muhammad Yamin, 2012, Tindak Pidana Khusus, Cetakan Pertama. Bandung: Pustaka Setia, hal. 163 3 Fransiska Novita Eleanora, Op. Cit., hal. 440 1

2 masyarakat Indonesia yang masyarakatnya banyak yang belum memahami bahaya penyalahgunaan narkoba. 4 Masa remaja adalah masa transisi. Masa peralihan manusia dari anakanak menuju dewasa. Pada masa peralihan ini, keadaan jiwa para remaja belum stabil. Para remaja akan mudah dipengaruhi dengan hal-hal negatif, selain itu remaja juga memiliki keinginan yang sangat besar untuk mencoba hal-hal yang baru termasuk mencoba narkoba. 5 Kita sering dihadapkan adanya penyimpangan perilaku di kalangan remaja. Bahkan terdapat remaja yang melakukan perbuatan melanggar hukum, salah satunya adalah penyalahgunaan narkoba. Bahaya penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi muda merupakan suatu gejala sosial dalam masyarakat yang membawa dampak di segala aspek kehidupan. 6 Contoh kasus, Polsek Serengan menangkap dua remaja setelah mereka bertransaksi narkoba di kawasan Singosaren Jl. Gatot Subroto, Minggu (27/11/2016). Salah satu remaja itu diketahui merupakan siswa SMP swasta di Solo berinisial FN, 15. Sementara orang yang bertransaksi dengannya berinisial AAU, 19. Keduanya warga Sudiroprajan, Jebres, Solo. Kapolsek Serengan Kompol Giyono mengatakan penangkapan kedua remaja tersebut bermula dari laporan warga. Polsek menerima telepon dari warga yang menginformasikan adanya transaksi narkoba di kawasan pusat perbelanjaan Singosaren, Kemlayan, Serengan. Polisi menggeledah kedua 4 Komunikasi Penyuluhan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba, 2004, Jakarta: Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, hal. 17 5 Della Alvialli Suwanto, 2013, Pemahaman dan Sikap terhadap Narkoba di Kalangan Remaja, Jakarata: Balai Pustaka, hal. 1 6 Muhammad Yamin, Op. Cit., hal. 170

3 remaja dan menemukan sabu-sabu paket hemat seberat 0,25 gram di dalam saku celana. 7 Melihat pada kenyataan inilah fungsi dan peranan Kepolisian diuji dalam kedudukannya sebagai aparat penegak hukum, mereka dituntut untuk melaksakan kewajibannya sesuai dengan kewenangan yang dimiliki dalam hal penegakan hukum seperti yang telah ditentukan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. Karena gejala meningkatnya penyalahgunaan narkoba di kalangan generasi muda, telah mengisi dan menambah pola baru dalam kriminalitas di Indonesia. Berdasarkan uraian di atas, maka kepolisian mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya penanggulangan penyalahgunaan narkoba yang dilakukan oleh generasi muda di daerahnya. Untuk mengetahui bagaimanakah upaya penanggulangan penyalahgunaan narkoba tersebut, maka penulis mengadakan penelitian dengan judul UPAYA KEPOLISIAN DALAM MENANGGULANGI PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN REMAJA (Studi Kasus Di Polresta Surakarta). B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan penulis di atas, maka permasalahan yang ingin dirumuskan dalam penelitian ini, adalah: 7 http://m.solopos.com/2016/12/06/narkoba-solo-pelajar-smp-tertangkap-polisi-seusaibertransaksi-sabu-sabu-774561, diunduh Jam 12.30, Tanggal 7 Juli 2017

4 1. Bagaimanakah upaya Kepolisian Polresta Surakarta dalam upaya menanggulangi penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja? 2. Hambatan apa saja yang dihadapi oleh Kepolisian Polresta Surakarta dalam upaya menanggulangi penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai penulis dalam penelitian ini adalah: 1. Tujuan objektif a. Untuk memperoleh data dan mengetahui secara jelas mengenai strategi Kepolisian Polresta Surakarta dalam upaya menanggulangi penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja. b. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang dihadapi oleh Kepolisian Polresta Surakarta dalam upaya menanggulangi penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja. 2. Tujuan Subjektif a. Untuk memberikan tambahan pengetahuan kepada penulis tentang upaya Kepolisian dalam menanggulangi penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja. b. Untuk melatih ketrampilan penulis untuk berfikir kritis dan sistematis dalam menganalisa suatu masalah. c. Untuk membantu penulis mendapatkan data dan informasi yang mendukung penyelesaian skripsi sebagai syarat akhir mendapatkan

5 gelar sarjana di bidang ilmu hukum di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta. Selanjutnya berdasarkan permasalahan yang telah disampaikan di atas, manfaat penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan akademis dan informasi bagi pembaca di bidang hukum pada umumnya, juga dapat menambah wawasan pengetahuan mengenai ilmu hukum pidana. 2. Manfaat Praktis a. Memberikan informasi dan menjadikan masukan bagi para penegak hukum dalam mencegah dan menanggulangi penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja. b. Untuk memberikan konstribusi dalam rangka sosialisasi kepada masyarakat luas khususnya para remaja, akan bahaya dan dampak buruk yang diakibatkan oleh narkoba, dengan demikian diharapkan kedepannya akan menimbulkan kesadaran pribadi untuk penanggulangan terhadap penyalahgunaan narkoba di lingkungannya. D. Kerangka Pemikiran Pada penelitian ini yang menjadi bahasan utama adalah pihak kepolisian sebagai pemegang peranan penting dalam sistem peradilan pidana, terutama dalam hal ini adalah dalam menanggulangi kejahatan

6 penyalahgunaan narkoba. Di dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia menyatakan bahwa: 8 Kepolisian merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat. Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan narkoba yang dilakukan tidak untuk maksud pengobatan, tetapi karena ingin menikmati pengaruhnya, dalam jumlah berlebih yang secara kurang teratur, dan berlangsung cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan kesehatan fisik, mental, dan kehidupan sosialnya. Pasal 1 Butir 1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika dijelaskan bahwa: 9 Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan dari tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan kedalam golongangolongan sebagaimana terlampir dalam undang-undang ini Pasal 1 Butir 1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika dijelaskan bahwa: 10 Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas dan perilaku Penyalahgunaan narkoba dilakukan sebagian besar oleh kaum muda atau remaja, karena pada satu sisi masa remaja adalah masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa, penuh badai dan ketegangan, merupakan masa 8 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia 9 Pasal 1 Butir 1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika 10 Pasal 1 Butir 1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika

7 yang penuh tantangan dan paling sulit, sementara pada sisi lainnya dihadapkan pada situasi lingkungan sosial kota besar yang permisif, anomi (hukum tidak berjalan sebagaimana mestinya). 11 Peran penting pihak kepolisian dalam tugasnya memberantas kasus kejahatan terkait narkoba harus didukung dengan baik walaupun angka-angka kasus tersebut tetap meningkat. Terungkapnya kasus-kasus di satu sisi memang dapat menjadi indikator meningkatnya kerja polisi dalam memburu sindikat peredaran narkoba, namun di sisi lain dapat memberi petunjuk betapa kebijakan pemerintah saat ini lemah dalam menghadapi peredaran tersebut. 12 E. Metode Penelitian Metode yang digunakan atau diperlukan penulis sebagai materi penelitian ini adalah: 1. Metode Pendekatan Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan yuridis empiris. Metode ini menggunakan teknik wawancara dalam pengumpulan data. Pendekatan empiris yang dimaksud adalah sebagai usaha mendekati masalah yang diteliti dengan sifat hukum yang nyata atau sesuai dengan kenyataan yang hidup di masyarakat. 13 11 Komunikasi Penyuluhan Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba, Op. Cit., hal. 23 12 Paul Ricardo, Upaya Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba oleh Kepolisian, Jurnal Kriminologi Indonesia, Volume 6 Nomor III (Desember, 2010), hal. 223 13 Hilman Hadikusuma, 1995, Metode Pembuatan Kertas Kerja atau Skripsi Ilmu Hukum, Bandung: Mandar Maju, hal. 61

8 2. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan bersifat penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu, atau untuk menetukan ada tidaknya hubungan suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat. 14 3. Lokasi Penelitian Agar memperoleh data yang diperlukan, penulis menggambil lokasi penelitian di Polresta Surakarta, dengan pertimbangan bahwa di Polresta Surakarta terdapat data yang penulis butuhkan dalam melakukan penelitian. 4. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bahan Hukum Primer Data primer adalah sumber data yang berupa sejumlah keterangan atau fakta yang diperoleh secara langsung dari lapangan yaitu berasal dari hasil wawancara yang dilakukan kepada narasumber atau petugas Kepolisian yang terdapat di Satuan Narkoba di Polresta Surakarta. 14 Amirudin dan Zainal Asikin, 2012, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Raja Gafindo Persada, hal. 25

9 b. Bahan Hukum Sekunder Data sekunder ini antara lain menyangkut dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil penelitian yang berwujud laporan, dan sebagainya. Data sekunder ini terdiri dari: 1) Bahan hukum primer Yaitu berasal dari peraturan perundang-undangan dan bahan lainnya yang mempunyai korelasi dengan penulisan karya ilmiah seperti: a) Kitab Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia b) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika c) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika 2) Bahan hukum sekunder Yaitu sumber hukum yang diperoleh dari referensi atau kajian kepustakaan, artikel, media cetak, buku literatur, ataupun literatur karya ilmiah yang terkait dengan penelitian yang akan diteliti oleh penulis. c. Bahan Hukum Tersier Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang mendukung bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, di antaranya berupa bahan dari internet, kamus hukum, kamus bahasa Indonesia, ensiklopedia, dan lain sebagainya.

10 5. Metode Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data yang dimaksud di atas, digunakan teknik sebagai berikut: a. Studi Kepustakaan Studi pustaka ditujukan terhadap literatur dan ketentuan peraturan perundang-undangan, serta peraturan-peraturan hukum yang ada hubungannya dengan objek penelitian yang dikaji oleh penulis, mengenai penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja dan upaya penanggulangannya. b. Studi lapangan Teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung terhadap obyek yang diteliti adalah wawancara. Untuk memperoleh titik terang dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja di Polresta Surakarta, peneliti akan melakukan wawancara kepada pihak Kepolisian yang berwenang dalam mengatasi masalah yang berkaitan tentang judul yang akan dianalisis oleh peneliti. 6. Metode Analisis Data Penganalisaan bahan hukum yang terkumpul, baik dari data primer maupun sekunder dipergunakan teknik diskriptif kualitatif yaitu yaitu data yang ada dibuat dalam kata-kata atau kalimat-kalimat dengan

11 mendiskripsikan hasil penelitian terlebih dahulu, dicocokkan dengan teori yang ada kemudian dianalisis. 15 F. Sistematika Penulisan Untuk lebih mempermudah dalam melakukan pembahasan, analisis, serta penjabaran isi dari penelitian ini, maka penulis menyusun sistematika dalam penulisan ini. Skripsi yang penulis susun ini terbagi dalam 4 bab, dimana antara bab yang satu dengan yang lain saling berhubungan. Setiap bab terbagi lagi dalam sub bab yang membahas satu pokok bahasan tertentu. Adapun sistematika dari skripsi ini adalah: BAB I merupakan pendahuluan, yang berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, kerangka pemikiran, metode penelitian, sistematika penulisan. BAB II adalah tinjauan pustaka, dalam bab ini penulis menguraikan tentang tinjauan umum tentang tindak pidana narkoba, tinjauan umum tentang narkoba, tinjauan umum tentang remaja dan upaya penanggulangan penyalahgunaan narkoba. BAB III yaitu hasil penelitian dan pembahasan, dimana penulis menyajikan hasil penelitian yang meliputi pemaparan kasus penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja di wilayah hukum Polresta Surakarta, upaya-upaya Polresta Surakarta dalam penanggulangan penyalahgunaan narkoba di 15 Soejono Soekanto, 2008, Pengantar Peneletian Hukum, Jakarata: Universitas Indonesia (UI- Press), hal. 5

12 kalangan remaja dan hambatan yang timbul dalam upaya penanggulangan penyalahgunaan narkoba tersebut beserta penyelesaiannya. BAB IV adalah penutup, yang memuat tentang kesimpulan yang diambil dari hasil penelitian dan memberikan saran kepada pihakpihak yang terkait, daftar pustaka dan lampiran.