TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Suyanto (2003), ikan nila (O. niloticus) memiliki bentuk tubuh. berwarna putih, relatif besar dan kelihatan menonjol.

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan nila menurut Trewavas (1982), dalam Dirjen Perikanan

II. TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 1. Ikan lele dumbo (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

I. PENDAHULUAN. berupa potensi hayati maupun non hayati. Sumberdaya kelautan tersebut dapat

I. PENDAHULUAN. lemak omega 3 yang ada pada ikan (Sutrisno, Santoso, Antoro, 2000).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan air tawar yang

TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi dan tatanama ikan nila menurut Cholik et al. (2005), adalah sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Clarias fuscus yang asli Taiwan dengan induk jantan lele Clarias mossambius yang

TINJAUAN PUSTAKA. nabati seperti bungkil kedelai, tepung jagung, tepung biji kapuk, tepung eceng

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seaweed dalam dunia perdagangan dikenal sebagai rumput laut, namun

TINJAUAN PUSTAKA. (Geneticaly Improvement of Farmed Tilapia). Klasifikasi ikan nila GIFT menurut. Khoiruman dan Amri (2005) adalah sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN. adalah ikan gurami (Osphronemus gouramy) (Khaeruman dan Amri, 2003).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi Ikan Gurami (Osphronemus gouramy Lac.) Nomor yang dikeluarkan oleh Badan Standarisasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan patin siam merupakan salah satu komoditas ikan yang dikenal sebagai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelangsungan Hidup Ikan Nila Nirwana Selama Masa Pemeliharaan Perlakuan Kelangsungan Hidup (%)

BAB II TINJUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan air tawar yang memiliki bentuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan nila merah merupakan hasil hibridisasi antara ikan nila betina

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Makanan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang dalam

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Lele Masamo (Clarias gariepinus) Subclass: Telostei. Ordo : Ostariophysi

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Biologi, Habitat dan Kebiasaan Makan Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan memiliki panjang batang mencapai 30 cm. Eceng gondok memiliki daun bergaris

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp)

Gambar 2. Grafik Pertumbuhan benih ikan Tagih

TINJAUAN PUSTAKA. Ikan gurami memliki morfologi seperti bentuk badan oval agak panjang,

I. PENDAHULUAN. Waduk merupakan salah satu bentuk perairan menggenang yang dibuat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Diaphanosoma sp. adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan berklorofil. Dilihat dari ukurannya, rumput laut terdiri dari jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga mampu

2014, No Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia T

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ikan patin siam (Pangasius hypopthalmus) merupakan salah satu ikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

BUDIDAYA IKAN NILA MUHAMMAD ARIEF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu jenis ikan air tawar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Budidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March :22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan karena lingkungan air tawar memiliki beberapa kondisi, antara lain:

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tempe Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa, dll merupakan bahan

I. PENDAHULUAN. Ikan gurami ( Osphronemus gouramy L.) merupakan ikan air tawar yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

bio.unsoed.ac.id TELAAH PUSTAKA A. Morfologi dan Klasifikasi Ikan Brek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai. Secara ekologis sungai

PENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM BETON DAN TERPAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyebutnya sebagai Red Belly Pacu karena bagian perutnya yang berwarna

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan untuk konsumsi adalah ikan lele dumbo (Clarias gariepinus). Ikan lele dumbo

TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Oleh

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SALINA

7 Manfaat Daun Singkong

KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS. Oleh: Nama : Fandhi Achmad Permana NIM : Kelas : 11-S1TI-11 Judul : Bisnis Budidaya Ikan Nila

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aspek Biologi Klasifikasi Morfologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Ikan merupakan salah satu sumber gizi penting untuk proses kelangsungan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

Faktor Pembatas (Limiting Factor) Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 9 April 2018

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelas : Crustacea. Ordo : Decapoda. Webster et al., (2004), menyatakan bahwa lobster merupakan udang air tawar

TINJAUAN PUSTAKA. Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Klasifikasi ikan lele menurut Djatmika (1986) adalah sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Dawson (1946) dalam Soegiarto, dkk,(1978), secara umum

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Ikan nila memiliki ciri morfologis yaitu berjari-jari keras, sirip perut torasik,

PENGELOLAAN INDUK IKAN NILA. B. Sistematika Berikut adalah klasifikasi ikan nila dalam dunia taksonomi : Phylum : Chordata Sub Phylum : Vertebrata

f. Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha. Kondisi perairan tenang dan bersih, g. karena ikan nila tidak dapat berkembang biak dengan ba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. Plankton adalah organisme yang hidup melayang layang atau mengambang di

TINJAUAN PUSTAKA. cukup tinggi. Bentuk tubuh memanjang dan pipih ke samping dan warna

BAB I PENDAHULUAN. macam belimbing yaitu belimbing manis (Averrhoa carambola) dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. Gurami merupakan jenis ikan air tawar atau payau dan hidup di dasar

TINJAUAN PUSTAKA. Fitoplankton adalah alga yang berfungsi sebagai produsen primer, selama

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Tingkat Kelangsungan Hidup

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi campuran tepung tulang

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang 70% alamnya merupakan perairan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem

I. PENDAHULUAN. perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Bernhard Grzimek (1973) dalam Yovita H.I dan Mahmud Amin

genus Barbodes, sedangkan ikan lalawak sungai dan kolam termasuk ke dalam species Barbodes ballaroides. Susunan kromosom ikan lalawak jengkol berbeda

Transkripsi:

6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) 1. Morfologi Ikan Nila Menurut Suyanto (2003), ikan nila (O. niloticus) memiliki bentuk tubuh pipih memanjang, terdapat garis garis miring pada sirip punggung, mempunyai 6-12 buah garis garis berwarna merah pada sirip, sedangkan pada badan terdapat 9-11 buah garis vertikal, tepi mata berwarna putih, relatif besar dan kelihatan menonjol. Morfologi ikan nila (Oreochromis niloticus) dapat dilihat pada Gambar 1 Gambar 1. Ikan nila (Oreochromis niloticus)

7 2. Klasifikasi Ikan Nila Menurut Saanin (1984), ikan nila (Oreochromis niloticus) diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Phylum Class Subclass Ordo Subordo Family Genus Spesies : Animalia : Chordata : Osteichthyes : Actinopterygii : Percomorphi : Percoidea : Cichlidae : Oreochromis : Oreochromis niloticus 3. Habitat atau Tempat Hidup Ikan Nila (O. niloticus) Ikan nila hidup di perairan tawar, payau, dan asin. Ikan nila merupakan ikan tropis yang menyukai perairan dangkal. Ikan nila pada umumnya hidup di perairan tawar, seperti danau, sungai, rawa, dan waduk (Suyanto, 2004). Salinitas yang cocok untuk pertumbuhan optimum ikan nila adalah 0-30 (Kordi dan Ghufran, 2010). Ikan nila mampu hidup pada ph air antara 6 8,5 dengan ph optimum untuk pertumbuhan berkisar antara 7 8. Suhu optimum untuk pertumbuhan ikan nila antara 25 C - 30 C, namun ikan nila mampu hidup pada suhu 14 C - 38 C. Ikan nila memiliki toleransi yang tinggi

8 terhadap perubahan lingkungan tempat hidupnya. Suhu yang terlalu rendah dan terlalu tinggi dapat menghambat pertumbuhan dan bahkan dapat mematikan ikan nila (Kordi dan Ghufran, 2004). 4. Pertumbuhan Ikan Nila (O. niloticus) Menurut Sacharin (1996), pertumbuhan adalah suatu peningkatan ukuran atau berat dari seluruh bagian tubuh organisme. Menurut Cecha (2011), pertumbuhan merupakan penambahan massa yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali). Pertumbuhan pada mahluk hidup dapat dilihat dari perubahan ukurannya. Penambahan berat, panjang, tinggi, volume, dan jumlah sel adalah tanda dari penambahan massa. Pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal dan faktor internal adalah dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada ikan. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar tubuh ikan. Contohnya seperti suhu dan ph. Keturunan, ketahanan tubuh, umur, dan kemampuan mencerna makanan adalah contoh dari faktor internal pertumbuhan pada ikan (Effendi, 1997). 5. Pakan Ikan Menurut Jauzi (2005), ikan nila tergolong jenis ikan pemakan segala (omnivora). Ikan nila memakan berbagai jenis hewan dan tumbuhan. Plankton, detritus, serangga air, siput, organisme dasar (bentos), kijing,

9 adalah beberapa jenis makanan ikan nila. Ikan nila sangat responsif terhadap pakan buatan (pelet), baik yang tenggelam maupun yang terapung. Makanan larva ikan nila berupa zooplankton seperti Dapnia sp., Rotifera sp., serta lumut atau alga. Ikan nila yang telah dewasa diberi makanan tambahan berupa pelet, bungkil kelapa, ampas tahu, dedak halus, dan lain lain (Amri dan Khairuman, 2003). Pada siang hari ikan nila memakan fitoplankton, sedangkan pada malam hari ikan nila memakan zooplankton seperti larva serangga air atau cacing (Effendi, 1997). Menurut Effendi (1997), ada beberapa faktor yang menentukan apakah suatu jenis ikan akan memakan suatu organisme yaitu : 1. Ukuran makanan Porsi mulut dan bukaan mulut ikan berpengaruh terhadap ukuran makanan yang dapat dimakan oleh ikan. 2. Ketersediaan makanan Ini berhubungan dengan banyak atau tidaknya ketersediaan makanan ikan dalam lingkungannya, 3. Warna makanan Warna makanan ikan sangat menentukan apakah jenis ikan akan memakan organisme tersebut. 4. Selera ikan Hal ini tergantung pada ikan, apakah ikan tersebut dalam keadaan sedang selera atau tidaknya dalam mencari makan.

10 B. Taurin Taurin adalah salah satu turunan asam amino bebas yang paling penting dalam tubuh. Menurut Lie, Clawsen, Godchaux dan Leadbetter (1999) taurin merupakan senyawa osmolit organik dan mengandung gugus sulfihidril yang berfungsi membantu melindungi sel dari hipertonik. Taurin berfungsi sebagai osmoprotektif pada proses osmoregulasi yaitu sebagai penyuplai energi dalam proses osmoregulasi (Strange and Jackson, 1997). Struktur taurin dapat dilihat pada Gambar 2 Gambar 2. Struktrur taurin (Anonim b, 2014). Taurin merupakan neurotranmitter inhibisi yang dapat membantu pergerakan natrium, kalium, kalsium, dan magnesium saat keluar dari sel dengan demikian membantu menghasilkan impuls saraf. Taurin memiliki beberapa aktifitas detoksifikasi dan antioksidan dalam fungsinya pada kantong empedu, pembuluh darah, dan mata. Dalam proses metabolisme taurin memiliki peran penting, terutama di otak. Penelitian di Jepang tahun 2003, memperlihatkan peningkatan signifikan pada kapasitas volume oksigen dalam tubuh pada atlet yang diberi konsumsi taurin setiap hari (Santoso, 2011).

11 C. Inositol Inositol adalah isomer glukosa yang memiliki peran dalam tubuh. Inositol dikenal dengan nama myo-inositol. Gambar 3. Struktur inositol (Anonim c, 2014) Inositol berperan dalam proses metabolisme antara sel sel saraf dalam tubuh. Fosfolipid dibentuk dalam tubuh dengan bantuan myo-inositol (Wadaran, 2014). Inositol berfungsi melancarkan lemak dari hati dan ke hati. Inositol berperan dalam fungsi saraf untuk menjaga kadar efektif dari serotonin, senyawa kimia otak yang mengatur kontraksi otot, tidur dan nafsu makan (Winarto dan Tim Lentera, 2004).

12 D. Gracilaria sp. 1. Klasifikasi Gracillaria sp. Jana (2006) menyatakan bahwa klasifikasi rumput laut Gracillaria sp. adalah sebagai berikut : Kerajaan Divisi Subdivisi Kelas Bangsa Suku Marga Jenis : Plantae : Rhodophyta : Eurhodophyta : Rodhophyceae : Gigartinales : Gracilariacea : Gracillaria : Gracillaria sp. 2. Morfologi Gracillaria sp. Menurut Anggadiredja, Zatnika, Purwoto, Istini (2006), Gracillaria sp. tumbuh di rataan terumbu karang dengan air jernih dan arus cukup serta salinitas ideal berkisar 20 28 per mil. Gracillaria sp. memiliki diameter talus berkisar antara 0,5 2 mm dengan bentuk talus gepeng atau silindris, sedangkan pada permukaan talusnya halus atau berbintil bintil, Gracillaria sp. dapat mencapai 30 cm. Morfologi Gracillaria sp. dapat dilihat pada Gambar 4

13 Gambar 4. Gracillaria sp. (Anonim d, 2014) 3. Habitat dan Penyebaran Menurut Aslan (2003), Gracillaria sp. hidup melekat pada substrat berupa pasir, batu, dan lumpur, suhu optimum untuk pertumbuhan Gracillaria sp. umumnya adalah 20-28 C. Pertumbuhan Gracillaria sp. lebih baik pada tempat dangkal jika dibandingkan dengan tempat tinggi, mempunyai kemampuan hidup pada perairan bersalinitas 15 20 ppt sehingga digolongkan ke dalam rumput laut yang bersifat euryhalin (Syahid, Subhan, dan Armando, 2006). 4. Kandungan Nutrisi Gracillaria sp. memiliki banyak jenis yang bermanfaat sebagai bahan salad, sayur sup, pemanis agar agar, bahan agar agar, bahan anti gangguan perut, penyakit kantung kemih, gondok, pickle serta obat cacing (Syahit et.al, 2006).

14 Adapun tabel kandungan nutrisi harian dari Gracillaria sp. dapat dilihat pada Tabel 1 Tabel 1. Kandungan nutrisi Gracillaria sp. Parameter Kandungan (100 gram kering) Kalori (kkal) 312 Protein (g) 1,3 Lemak (g) 1,2 Karbohidrat (g) 83,5 Serat (g) 2,7 Abu (g) 4 Kalsium (g) 756 Fosfor (mg) 18 Besi (mg) 7,8 Sodium (mg) 115 Potassium (mg) 107 Thiamin (mg) 0,01 Riboflavin (mg) 0,22 Niasin (mg) 0,2 Sumber : Septian (2014)