BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegemukan berhubungan dengan peningkatan sejumlah kondisi meliputi diabetes melitus, penyakit cardiovaskuler, hipertensi, kanker, peningkatan resiko ketidakmampuan dan peningkatan semua resiko yang menyebabkan kematian. Kegemukan merupakan konsekwensi dari beberapa faktor yang kompleks antara lain peningkatan konsumsi kalori, penurunan aktifitas fisik dan juga dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan (Ogden et all., 2007). Menurut Kasper et al (2005), kegemukan, terutama kegemukan pada abdomen, berhubungan dengan aterogenik profil lemak dimana terjadi peningkatan kadar low density lipoprotein (LDL) kolesterol, very low density lipoprotein (VLDL), dan trigliserida. Pada saat yang sama high density lipoprotein (HDL) kolesterol menurun. Kolesterol adalah senyawa kimia yang dibutuhkan oleh tubuh sebab merupakan prekursor dari semua steroid di dalam tubuh seperti kortikosteroid, hormon seks, garam empedu dan vitamin D. Selain itu, kolesterol merupakan senyawa pembentuk struktur utama sistem membran sel dan lapisan luar lipoprotein. Tubuh membutuhkan senyawa ini dalam batas normal tertentu dan akan memiliki dampak negatif bila kadarnya kekurangan atau kelebihan (Murray et al, 2003).
Kadar kolesterol yang tinggi memiliki hubungan yang erat dengan terjadinya patologi aterosklerosis arteri arteri vital yang dapat meningkatkan resiko terkena berbagai penyakit berbahaya seperti penyakit pembuluh darah otak, penyakit pembuluh darah jantung dan penyakit pembuluh darah perifer (Velayutham et al, 2008). Resiko aterosklerosis juga diakibatkan oleh kondisi lain seperti penurunan aktifitas tubuh, kegemukan, diabetes, hipertensi, hiperlipidemia dan merokok. Tujuh puluh persen kolesterol terdapat didalam lipoprotein plasma dalam bentuk kolesterol ester dan kadar kolesterol tertinggi terdapat pada LDL (Guyton dan Hall, 2006). Sejak jaman dahulu di China dan negara Asia lainnya, teh merupakan minuman yang dianggap dapat mempertahankan dan meningkatkan kesehatan. Hal ini didukung oleh banyak penelitian yang menyatakan bahwa polipenol teh mengandung bahan bioaktif yang menekan patogenesis beberapa penyakit kronis khususnya penyakit kardiovaskuler (McKay dan Blumberg, 2002; Velayutham et al., 2008; Cabrera et al., 2006), contohnya epigallocatechin-3- gallate (EGCG). Terbukti pada hewan merupakan penghambat kuat terhadap absorbsi kolesterol (Löest et al,2002) dan lemak lain (Wang et al., 2006) serta dapat mencegah perkembangan aterosklerosis (Miura et al., 2001), dan menurunkan kondisi hiperkolesterolemia (Bose et al., 2008). Bersama kafein, EGCG juga menghambat absorbsi kolesterol (Wang dan Koo, 2006). Yokozawa et al. (2002), juga melaporkan bahwa polipenol teh hijau dapat meningkatkan HDL kolesterol pada tikus.
Pada manusia konsumsi harian 75 mg teaflafin, 150 mg katekin teh hijau dan 150 mg polipenol teh lainnya secara bersama-sama, menurunkan kadar kolesterol total, LDL dan meningkatkan kadar HDL dan trigliserida secara signifikan (Maron et al., 2003). Konsumsi teh hijau secara signifikan berhubungan dengan penurunan lemak tubuh. Hal ini didukung oleh penelitian yang menyatakan bahwa ekstrak teh hijau menghambat terjadinya kegemukan (Murase et al., 2005; Bruno et al., 2008), menstimulasi metabolisme lemak (Murase et al., 2005), meningkatkan oksidasi lemak selama intensitas latihan teratur (Venables et al., 2008), merangsang pembentukan panas dan oksidasi lemak (Dulloo et al., 1999). Pemberian EGCG secara tunggal dibuktikan juga mengurangi terjadinya kegemukan (Murase et al., 2005) dan meningkatkan oksidasi lemak (Boschmann dan Thielecke, 2007). Sedangkan katekin teh hijau yang diberikan selama 12 minggu dapat menghilangkan lemak perut pada penderita kelebihan berat badan dan kegemukan (Maki et al., 2008; Nagao et al., 2005). Berbeda dengan beberapa penelitian lainnya, pemberian katekin pada tikus tidak mempengaruhi kolesterol plasma atau konsentrasi trigliserida (Miura et al., 2001). Didukung penelitian Chyu et al. (2004), bahwa injeksi intraperitoneal dari EGCG pada tikus juga tidak terdapat perbedaan yang signifikan dengan tikus tanpa injeksi EGCG. Secara in vitro juga membuktikan bahwa konsumsi teh hijau sebanyak 7 cangkir yang sebanding dengan 542,5 mg katekin tidak signifikan mempengaruhi perubahan LDL kolesterol plasma, namun signifikan terhadap penurunan konsentrasi serum malondialdehide-modified LDL
(MDA-LDL) yang mana serum ini meningkat pada pasien-pasien dengan coronary artery disease (CAD) khususnya miocard Infarc (Hirano et al., 2005; Nagao at al., 2005). Bursill dan Roach (2007), juga menyatakan bahwa estrak teh hijau tidak berefek terhadap plasma kolesterol, namun secara in vivo meningkatkan reseptor LDL yang merupakan salah satu mekanisme mengurangi kolesterol dari sirkulasi. Latihan fisik yang teratur juga penting dalam menurunkan kolesterol plasma melalui mekanisme regulasi LDL dan HDL darah (Murray et al., 2003). Murase et al (2008), juga melaporkan bahwa kombinasi konsumsi katekin dengan kebiasaan latihan bisa menekan terjadinya penuaan walaupun tampaknya tidak ada hubungan yang signifikan dengan total kolesterol dan HDL kolesterol darah. Mengkonsumsi EGCG dan latihan secara teratur, meningkatkan status kesehatan pada wanita postmenopause yang kegemukan dengan mengurangi denyut jantung dan konsentrasi glukosa plasma (Hill at al., 2007) Teh hijau merupakan minuman yang aman dikonsumsi. Laki-laki dewasa yang mengkonsumsi suplemen polipenol teh hijau dosis tinggi (714 mg) tiap hari selama 3 minggu berturut-turut terbukti tidak menimbulkan efek tambahan gagal fungsi hati atau ginjal (Frank et al., 2009) dan EGCG yang diberikan selama 4 minggu dosis tinggi (800 mg) secara bolus juga dinyatakan aman untuk kesehatan (Hirano et al., 2005).
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti ingin mengetahui bagaimana pengaruh latihan fisik dan ekstrak teh hijau (Camelia sinensis) terhadap profil lemak mencit dengan pakan tinggi lemak. 1.2. Identifikasi Masalah lain : Dari latar belakang diatas, beberapa masalah dapat diidentifikasi, antara a. Manusia cenderung mengkonsumsi makanan tinggi lemak b. Penurunan aktifitas tubuh manusia c. Kecenderungan peningkatan kondisi kegemukan pada manusia. d. Tinggi kolesterol berhubungan erat dengan terjadinya patologi aterosklerosis yang beresiko meningkatkan berbagai penyakit berbahaya. 1.3. Perumusan Masalah. a. Bagaimana pengaruh aktifitas fisik terhadap profil lipid mencit dengan pakan tinggi lemak. b. Bagaimana pengaruh ekstrak teh hijau terhadap profil lipid mencit dengan pakan tinggi lemak. c. Adakah pengaruh interaksi antara latihan fisik dan ekstrak teh hijau terhadap profil lemak mencit dengan pakan tinggi lemak.
1.4. Landasan Teori Pakan tinggi lemak Hiperkolesterolemia Latihan fisik Ekstrak teh hijau LDL HDL Absorbsi lemak di usus Reseptor LDL di Hati Sintesis kolesterol Perubahan profil lipid : Kolesterol LDL HDL Trigliserida + - - Aterosclerosis
CHD CVD Keterangan : - Menghambat + Menyebabkan 1.5. Tujuan Penelitian 1.5.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui pengaruh latihan fisik dan pemberian ekstrak teh hijau terhadap profil lipid pada mencit dengan pakan tinggi lemak. 1.5.2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pengaruh aktifitas fisik bersamaan dengan pemberian ekstrak teh hijau terhadap profil lipid pada mencit dengan pakan tinggi lemak. b. Untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak teh hijau terhadap profil lipid pada mencit dengan pakan tinggi lemak. c. Untuk mengetahui pengaruh latihan fisik terhadap perubahan profil lipid pada mencit dengan pakan tinggi lemak. d. Untuk mengetahui perubahan profil lipid pada mencit dengan pakan tinggi lemak tanpa pemberian ekstrak teh hijau dan tanpa latihan fisik.
1.6. Hipotesis 1. Ada pengaruh interaksi antara latihan fisik dan pemberian ekstrak teh hijau terhadap perubahan profil lipid pada mencit dengan pakan tinggi lemak. 2. Ada pengaruh ekstrak teh hijau terhadap perubahan profil lipid pada mencit dengan pakan tinggi lemak. 3. Ada pengaruh latihan fisik terhadap profil lipid pada mencit dengan pakan tinggi lemak. 4. Ada pengaruh pakan tinggi lemak terhadap profil lipid 1.6. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi ilmiah bagi masyarakat tentang teh hijau. Bagi ilmu kedokteran, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan penelitian lebih lanjut tentang bagaimana pengaruh teh hijau dalam menjaga status kesehatan dan mencegah penyakitpenyakit yang ditimbulkan akibat konsumsi lemak yang tinggi.