BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sektor publik yang ditandai dengan munculnya era New Public Management

BAB I PENDAHULUAN. tata kelola yang baik diperlukan penguatan sistem dan kelembagaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam rangka menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik (Good

BAB. I PENDAHULUAN. bidang akuntansi pemerintahan ini sangat penting karena melalui proses akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. lahirnya paket undang-undang di bidang keuangan negara, yaitu undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. anggaran Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 17. berbunyi sebagai berikut : Ketentuan mengenai pengakuan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Politik, akan tetapi dibidang keuangan negara juga terjadi, akan tetapi reformasi

BAB I PENDAHULUAN. No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Tanggung Jawab dan Pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. Koreksi atas posisi Laporan Operasional pada Pemerintah Kota

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya konkret mewujudkan transparansi dan akuntabilitas

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkannya, salah satunya dalam bidang keuangan pemerintahan. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun. transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara.

BAB I PENDAHULUAN. dengan Good Government Governance (GGG). Mekanisme. penyelenggaraan pemerintah berasaskan otonomi daerah tertuang dalam

BAB I PENDAHULUAN. kepedulian dan kemajuan dalam mewujudkan peningkatan kualitas kinerjanya.

BAB 1 PENDAHULUAN. berlangsung secara terus menerus. Untuk bisa memenuhi ketentuan Pasal 3. Undang-Undang No.17 tahun 2003 tentang keuangan, negara

BAB I PENDAHULUAN. terhadap praktik akuntansi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah telah melahirkan paket perundang-undangan ngan keuangan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. pula. Reformasi di bidang keuangan negara menjadi sarana peningkatan performa

BAB I PENDAHULUAN. yang sering disebut good governance. Pemerintahan yang baik ini. merupakan suatu bentuk keberhasilan dalam menjalankan tugas untuk

BAB I PENDAHULUAN. memperbaiki kualitas kinerja, transparansi dan akuntabilitas pemerintahan di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsinya yang didasarkan pada perencanaan strategis yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. mencatat desentralisasi di Indonesia mengalami pasang naik dan surut seiring

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan. Hal ini dilakukan untuk terwujudnya good governance dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut dengan Good Governance. Pemerintahan yang baik merupakan suatu

ANALISIS PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN (SAP) BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH DAERAH DI INDONESIA

BAB 1. Pendahuluan A. LATAR BELAKANG. Reformasi pada pemerintahan Indonesia mengakibatkan perubahan


BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tertuang dalam pasal 32 ayat (1) yang berbunyi: UU No. 17 Tahun 2003 juga mengamanatkan setiap instansi pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan daerah memiliki kewenangan yang luas untuk menyelenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam reformasi di bidang keuangan negara, perubahan yang signifikan

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA Akuntansi Berbasis Kas dan Akuntansi Berbasis Akrual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sejak munculnya konsep New Public Management (NPM) pada tahun 1980-

TINJAUAN YURIDIS ATAS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PADA PEMERINTAH DAERAH. 1

BAB I PENDAHULUAN. daerah berdasarkan azas otonomi. Regulasi yang mendasari otonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pemerintah wajib menyampaikan laporan keuangan sebagai wujud

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi Pemerintah yang menggantikan PP No. 24 Tahun 2005 akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB 1 PENDAHULUAN. Seluruh pemerintah daerah (pemda) di Indonesia serempak. mengimplementasikan akuntansi berbasis akrual pada tahun 2015.

BAB I PENDAHULUAN. yang mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. informasi bagi para pemakainya. Keberadaan ini membuat penulis

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB II LANDASAN TEORI. Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang. maka Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Frilia Dera Waliah, 2015 ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH KOTA BANDUNG DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan laporan keuangan. Sesuai amanat undang-undang yaitu Pasal 5

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyusunan anggaran merupakan suatu proses yang berbeda antara

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah otonomi daerah. pengambilan keputusan daerah secara lebih leluasa untuk mengelola

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 pasal 32 ayat 1 dan 2 tentang keuangan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perubahan dalam penerapan standar akuntansi. akuntansi pemerintah menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. daerah dan penyelenggaraan operasional pemerintahan. Bentuk laporan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan ekonomi, sudah pasti disemua negara di dunia

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cukup substansial dalam sistem, prosedur, dan mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan

BAB I PENDAHULUAN. melalui pembenahan kebijakan dan peraturan perndang-undangan, penyiapan

BAB I PENDAHULUAN. sebenarnya sudah diamanatkan dalam Undang-Undang No. 17 Tahun Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah telah ditetapkan di Indonesia sebagaimana yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara dapat

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Seiring dengan adanya perubahan masa dari orde baru ke era

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan akuntansi berbasis akrual (accrual) oleh pemerintah, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini dituntut seluruh elemen masyarakat termasuk perusahaan baik

BAB I PENDAHULUAN. satu dasar penting dalam pengambilan keputusan. Steccolini (2002;24) mengungkapkan bahwa :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan dapat dikemukakan kesimpulan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Reformasi pengelolaan keuangan Negara masih terus dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan tuntutan masyarakat terhadap terselenggaranya

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan lembaga pemerintahan. Akuntansi Pemerintahan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi sektor publik adalah organisasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. suatu era transparansi dan akuntabilitas. Hal itu ditandai dengan. pemberlakuan undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan keuangan. Seiring berjalannya waktu, akuntansi

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai wujud pertanggungjawaban daerah atas otonomi pengelolaan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance government). Good governance. yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berjalannya reformasi dibidang keuangan, maka perlu

BAB I PENDAHULUAN. menguatnya tuntutan akuntabilitas atas organisasi-organisasi publik tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir reformasi keuangan di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. sistem tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) yang ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pengelolaan keuangan dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor 17

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan tata kelola yang baik (good governance),

BAB I PENDAHULUAN. bentuk negara. Awalnya, para pendiri Negara ini percaya bentuk terbaik untuk masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaran pemerintahan yang baik (good governance), salah. satunya termasuk negara Indonesia. Pemerintahan yang baik adalah

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL SEBAGAI AMANAT UNDANG-UNDANG

AKUNTANSI, TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PUBLIK (SEBUAH TANTANGAN) OLEH : ABDUL HAFIZ TANJUNG,

BAB I PENDAHULUAN. No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan UU No. 15 Tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan sejak tahun 1981 sudah tidak dapat lagi mendukung kebutuhan Pemda

BAB I PENDAHULUAN. XV/MPR/1998 mengenai Penyelenggaraan Otonomi Daerah, Pengaturan,

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah daerah diberi kewenangan untuk penyelenggaraan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengeluarkan UU No. 33 Tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas,

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan akuntansi pada pemerintahan sebelum dilakukan. reformasi pengelolaan keuangan negara, telah menerapkan sistem

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan otonomi daerah yang dilandasi oleh Undang-Undang Nomor 32

BAB I PENDAHULUAN. baru dalam sektor pemerintahan. Penerapan akuntansi pemerintah berbasis akrual

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah yang merupakan hak, wewenang dan kewajiban daerah

PENDAHULUAN. Daerah dalam melakukan dan melaksanakan pengelolaan keuangan daerah

LAPORAN KEUANGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2014 (AUDITED)

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan ini merupakan kelanjutan dari Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pemeriksa Keuangan ialah lembaga yang dimaksudkan. Selain

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, efesiensi dan efektifitas. Perubahan tersebut menjadikan sistem

I. PENDAHULUAN. melakukan pengelolaan keuangan serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Dalam reformasi di bidang keuangan negara, perubahan yang signifikan adalah perubahan dibidang akuntansi pemerintahan. Perubahan dibidang akuntansi pemerintahan ini sangat penting karena melalui proses akuntansi dihasilkan informasi keuangan yang tersedia diberbagai pihak untuk digunakan sesuai dengan tujuan masing-masing. Karena begitu eratnya keterkaitan antara keuangan pemerintahan dan akuntansi pemerintahan, maka sistem dan proses yang lama dalam akuntansi pemerintahan banyak menimbulkan berbagai kendala sehingga belum sepenuhnya mendukung terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) dalam penyelanggaraan pemerintahan (simanjuntak, 2012) Dalam rangka menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance), pemerintah Indonesia terus melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, salah satunya adalah dengan melakukan pengembangan kebijakan akuntansi pemerintah berupa Standar Akuntansi Pemerintahan yang selanjutnya disingkat (SAP) yang bertujuan memberikan pedoman pokok dalam penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan baik di Pemerintah Pusat maupun di Pemerintah Daerah,(SAP) yang merupakan acuan dasar dalam proses penyusunan laporan pertanggungjawaban pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah dalam bentuk laporan keuangan pemerintah sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN/APBD dalam satu tahun anggaran. Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara dalam pasal 32 mengamanatkan bahwa bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan. Standar akuntansi pemerintahan tersebut disusun oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan yang independen dan ditetapkan 1

denganperaturan Pemerintah setelah terlebih dahulu mendapat pertimbangan dari Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK). Penyusunan PSAP dilandasi oleh Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan, yang merupakan konsep dasar penyusunan dan pengembangan Standar Akuntansi Pemerintah, dan merupakan acuan bagi Komite Standar Akuntansi Pemerintah, penyusunan laporan keuangan,pemeriksa,dan pengguna laporan keuangan dalam mencari pemecahan atas sesuatu masalah yang bealum diatur dalam pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan. Sesuai amanat Undang-undang Keuangan Negara tersebut, pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah No 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Standar Akuntansi Pemerintahan tersebut menggunakan basis kas untuk pengakuan transaksi pendapatan belanja dan pembiayaan, dan basis akrual untuk pengakuan aset,kewajiban,dan ekuitas dana. Penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 masih bersifat sementara sebagaimana diamantkan dalam pasal 36 ayat (1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang menyatakan bahwa selama pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual belum dilaksanakan, digunakan pengakuan dan pengukuran berbais kas. Pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual menurut pasal 36 ayat (1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 dilaksanakan paling lambat 5 (lima) tahun. Oleh karena itu, Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 perlu diganti. Sesuai dengan amanat dalam Undang-Undang nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negra dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara yang mengatur dan mengharuskan penerapan akuntansi berbasis akrual dalam sistem akuntansi keuangan pemerintah, maka saat ini dikeluarkan Perarturan Pemerintah No 71 Tahun 2010 tentang SAP sebagai pengganti PP No 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang menggunakan basis kas menuju akrual (cash toward accrual). Pada PP Nomor 71 Tahun 2010 diamatkan bahwa penggunaan basis akrual(full acrual) dalam sistem akuntansi keuangan pemerintah, dan dilaksanakan paling lambat pada tahun 2015. Dan untuk mendukung pelaksanaan PP Nomor 71 Tahun 2010 telah dikelurkan 2

peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 238 Tahun 2011 Tentang Pedomoan Umum Sistem Akuntansi Pemerintah (PUSAP) dan juga untuk membatu pelaksaan teknis dalam melaksanakan sistem akuntansi pemerintah berbasis akrual dengan dikeluarkannya Permendagri No 64 Tahun 2013 tentang Penerapan SAP Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah. Meskipun demikian dengan diterbitkannya serangkain peraturan yang mendukung penerapan standar akuntansi berbais akrual pada sektor pemerintahan bukan menjadi suatu jaminan penerapan akuntansi berbasis akrual akan berjalan dengan baik dan sesuai dengan jangka waktu yang telah tentukan, ada banyak faktor yang mempengaruhi dalam keberhasilan penerapan akunatnsi berbasis akrual. Pada PP No.71 Tahun 2010 batas waktu penerapan sistem akuntansi akrual secara penuh (full accrual) diundur sampai dengan tahun 2014 diharapkan pada waktu yang ditentukan seluruh pemerintah daerah dapat menerapkan standar akuntansi berbais akrual secara serentak dalam menyusun laporan keuangan pemerintah daerah sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBD/APBN. Namun sampai dengan jangka waktu yang telah ditentukan penerapan akuntansi berbasis akrual khususnya pada wilayah pemerintah Sumatera Selatan masih belum bisa direalisasikan secara penuh sehingga target dalam penerapan SAP berbasis akrual harus diundur lagi, dan sampai dengan tahun 2015 pemerintah Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Sumatera Selatan telah menerapkan standar akuntansi pemerintah berbasis akrual secara penuh (full acrual) dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah. Namun dilihat dari hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap laporan kuangan pemerintah daerah untuk periode tahun 2015 masih banyak laporan keuangan pemerintah daerah yang belum mendaptkan opini wajar tanpa pengecualian (WTP), dan salah satu penyebabnya adalah penyajian laporan keuangan yang belum sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual (SAP). Hal ini merupakan suatu indikator bahwa penerapan akuntansi berbasis akrual (SAP) pada pemerintah provinsi, kabupaten/kota yang ada di wilayah sumatera selatan masih belum bisa dilaksanakan secara optimal. 3

Keberhasilan penerapan SAP berbasis akrual sangat diperlukan karena banyak faktor mempengaruhi penerapan SAP berbasis akrual pada pemerintah adapun faktor-faktor tersebut adalah Kualitas Sumber daya manusia, Resistensi Terhadap Perubahan, Kualitas Teknologi Informasi, dan Dukungan Konsultan. Penelitian yang meneliti tentang faktor-faktor tersebut telah banyak dilakukan, Penelitian-penelitian terdahulu menunjukkan hasil yang tidak seragam. Hal ini dikarenakan situasi dan kondisi objek penelitian yang berbeda, berikut ini penelitian yang telah meneliti bagaimana faktor-faktor Kualitas Sumber daya manusia, Resistensi Terhadap Perubahan, Kualitas Teknologi Informasi, dan Dukungan Konsultan tersebut mempengaruhi penerapan SAP berbasis akrual pada pemerintah. Faktor pertama adalah Sumber Daya Manusia yang lenajutnya disingkat SDM. Sumber daya manusia merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam suatu organisasi dimana suamber daya mausia merupakan satu dari sekian banyak faktor yang menentukan keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuannya, mengingat hal tersebut SDM tentu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dalam penerapan SAP berbasis akrual pada penelitian yang telah dilakukan Hasibuan (2015) dan hasil dari penelitiannya bahwa SDM berpengaruh positif terhadap penerapan SAP Berbasis Akrual, pada penelitian lain yang telah dilakukan Adventana (2014) dan hasil dari penelitian ini bahwa SDM berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap penerapan SAP berbais akrual. Faktor kedua yang mempengaruhi penerapan SAP berbasis Akrual yaitu Resitensi Terhadap Perubahan yang merupakan kecenderungan bagi pekerja untuk tidak ingin berjalan seiring dengan perubahan organisasi, baik oleh ketakutan individual atas sesuatu yang tidak diketahui atau kesulitan organisasional, dengan kata lain hal ini dapat diartikan suatu pandangan organisasi terhadap suatu perubahan yang terjadi pada lingkungannya. Pada peneltian yang telah dilakukan Hasibuan (2015)dan hasil dari penelitiannya bahwa resistensi terhadap perubahan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap penerapan SAP berbasis akrual. 4

Faktor ketiga yang mempengaruhi penerapan SAP berbasis Akrual yaitu Teknologi Infromasi yang ada pada organisasi, Teknologi Informasi merupakan perangkat pendukung yang memberikan sarana bagi organisasi dalam membuat, mengubah, menyimpan, dan mengkomunikasikan informasi. Pada penelitian yang telah dilakukan Adventna (2014) hasil dari penelitiannya mengatakan bahwa teknologi informasi tidak berpengaruh terhadap penerapan SAP Berbasis Akrual namun berbeda dengan Penelitian yang telah dilakukan Ranilha J (2016)yang mendapatkan hasil bahwa Teknologi Informasi memiliki pengaruh Positif terhadap penerapan SAP berbasis akrual, dan pada penelitian lain yang telah dilakukan oleh Kusuma (2013)hasil dari penelitiannya adalah teknologi informasi berpengaruh Negatif terhadap penerapan SAP berbasis akrual, dan pada penelitian yang telah dilakukan Farida (2014) mengatakan bahwa Teknologi informasi tidak berpengaruh signifikan terhadap penerpan SAP berbasis akrual. Faktor keempat yang mempengaruhi penerapan SAP berbasis Akrual adalah Dukungan Konsultan yaitu adanya dukungan dari konsultan profesional yang digunakan oleh satuan kerja untuk membantu didalam memahami, menerapkan, dan menggunakan SAP berbasis akrual. Pada peneltian yang telah dilakukan Hasibuan (2015) hasil dari penelitiannya adalah dukungan konslutan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap penerapan SAP berbasis akrual sementara Penelitian yang telah dilakukan Ranilha J (2016)hasil penelitiannya adalah pelatihan staf keuangan tidak berpengruh terhadap penerapan SAP berbasis Akrual, sementara pada peneltian yang telah dilakukan oleh Farida (2014) bahwa dukungan konsultan tidak berpengaruh signifikan terhadap penerapan SAP berbasis akrual. Melihat dari penelitian-penelitian terdahulu menunjukkan hasil yang tidak seragamsehingga penelitian tentang analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan SAP berbasis akrual perlu diteliti kembali. Perbedaan hasil-hasil penelitian sebelumnya juga memberikan acuan yang cukup bagi penulisuntuk melakukan penelitian kembali tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan SAP berbasis akrual pada Pemerintah Kota Palembang. 5

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu Pertama,terdapat pada objek penelitian,pada penelitian ini peneliti akan meneliti pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dengan respondennya adalah Pegawai/staf Keuangan, perbedaan Kedua,terletak tahun penelitian yang mana penelitian ini akan dilakukan pada tahun 2017 dan perbedaan yang Ketiga, terletak pada varibael penelitian pada masing masing peneliti terdahulu menggunakan variabel independen beragam yaitu Sumber Daya Manusia, Komitmen Organisasi, Resistensi Terhadap Perubahan, Komunikasi, Kualitas Teknologi Informasi, dan Dukungan Konsultan dengan variabel Dependen Penerapan SAP Berbasis Akrual. Sedangkan pada penelitian ini menggunakan empat variabel independen yaitu,kualitas SDM, Resistensi Terhadap Perubahan, Kualitas Teknologi Informasi, dan Dukungan Konsultan dengan variabel dependennya adalah Penerapan SAP Berbasis Akrual. Berdasarkan latar belakang dan penelitian terdahulu serta didukung dengan beberapa fakta yang ada, penulis ingin meneliti kembali tentang Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan SAP Berbasis Akrual pada Pemerintah Kota Palembang 1.2 Perumusan Masalah 1. Apakah Kualitas SDM berpengaruh terhadap penerapan SAP Berbasis Akrual pada Pemerintah Kota Palembang? 2. Apakah Resistensi terhadap Perubahan berpengaruh terhadap penerapan SAP Berbasis Akrual pada Pemerintah Kota Palembang? 3. Apakah Kualitas Teknologi Informasi berpengaruh terhadap penerapan SAP Berbasis Akrual pada Pemerintah Kota Palembang? 4. Apakah Dukungan Konsultan berpengaruh terhadap penerapan SAP Berbasis Akrual pada Pemerintah Kota Palembang? 5. Apakah SDM, Resistensi Terhadap Perubahan, Teknologi Informasi, Dukungan Konsultan berpengaruh terhadap penerapan SAP Berbasis Akrual Pada Pemerintah Kota Palembang? 6

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan Penelitian ini membahas Faktor-Faktor yang mempengaruhi penerapan SAP berbasis akrual pada pemerintahan sebagai Variabel Dependen dimana faktor-faktor yang mempengaruhi diantaranya adalah Kualitas SDM, Resistensi Terhadap Perubahan, Kualitas Teknologi Informasi, dan Dukungan Konsultan, sebagai variabel Independen yang menjadi Objek penelitian ini adalah pemerintah kota palembang dan peneliti mengambil sampel pada 51 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang ada pada pemerintah kota palembang dengan responden sebanyak 3 orang responden dari masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Pemilihan sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode purvosive sampling, yaitu staf/pegawai bagian pengelola keuangan pada seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Palembang yang memenuhi kriteria. Kriteria tersebut adalah sebagai berikut: 1. Responden adalah para pegawai/staf yang telah memiliki pengalaman kerja dalam mengelola bagian keuangan minimal selama1 tahun. 2. Pegawai/staf yang bekerja di bagian keuangan dan terlibat langsung dalam penyusunan Laporan Keuangan. sehingga jumlah seluruh responden dalam penelitian ini sebanyak 153 Responden. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan juni 2017. 1.4Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui Pengaruh Kualitas SDM dengan tingkat peneraparan SAP Berbasis Akrual Pada Pemerintah Kota Palembang. 2. Mengetahui Pengaruh Resistensi Terhadap Perubahan dengan tingkat peneraparan SAP Berbasis Akrual Pada Pemerintah Kota Palembang. 3. Mengetahui Pengaruh Kualitas Teknologi Informasi dengan tingkat peneraparan SAP Berbasis Akrual Pada Pemerintah Kota Palembang. 7

4. Mengetahui Pengaruh Dukungan Konsultan dengan tingkat peneraparan SAP Berbasis Akrual Pada Pemerintah Kota Palembang. 5. Mengetahui Pengaruh Kualitas SDM, Resistensi Terhadap Perubahan, Kualitas Teknologi Informasi, Dukungan Konsultan secara bersamaan berpengaruh terhadap penerapan SAP Berbasis Akrual Pada Pemerintah Kota Palembang. 1.4.2 Manfaat Penelitian 1. Memberikan manfaat sebagai bahan Referensi untuk penelitian yang selanjutnya khususnya yang berhubungan tentang peran Kualitas SDM, Resistensi Terhadap Perubahan,Kualitas Teknologi Iformasi, dan Dukungan Konsultan dan sejauh mana faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap tinglat penerapan SAP Berbasis Akrual. 2. Memberikan masukan penulis tentang pentingnya pemahaman mengenai pemanfaatan Kualitas SDM, Resistensi Terhadap Perubahan, Kualitas Teknologi Informasi, Dukungan Konsultan dan sejauh mana faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap Penerapan SAP berbasis akrual.yang diaplikasikan pada dunia kerja. 3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenaikualitas SDM, Resistensi Terhadap Perubahan,Kualitas Teknologi Informasi, Dukungan Konsultan yang diterapkan oleh Organisasi Perangkat Daerah. 4. Memberikan manfaat bagi organisasi khususnya Organisasi Perangkat Daerah yang ada di lngkungan Pemerintahan Kota Palembang untuk mempertimbangkan dampak dari Kualitas SDM, Resistensi Terhadap Perubahan, Kualitas Teknologi Informasi, Dukungan Konsultan terhadap penerapan SAP berbasis akrual dan mendorong setiap organisasi untuk memanfaatkan faktor-faktor tersebut untuk membantu meningkatkan penerapan SAP berbasis akrual. 1.5 SISTEMATIKA PENULISAN Guna membuat laporan ini lebih terarah, maka secara garis besar penelitian ini terdiri dari lima bab dimana tiap-tiap bab memiliki keterkaitan 8

antara satu dengan yang lainnya. Berikut ini akan diuraikan secara singkat mengenai sistematika penulisan penelitian ini yaitu: BAB I PENDAHULUAN Bab ini penulis menguraikan latar belakang pemilihan judul, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi teori-teori yang mendasari penyusunan laporan skripsi dengan mengemukakan teori-teori dan literatur yang mendukung pembahasan dari permasalan yang ada yaitu Pengertian Standar Akuntansi Pemerintah, Basis Akuntansi< basis Akuntansi Akrual, Penerapan SAP Berbasis Akrual, Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual, Pengertian Sumber Daya Manusia, Pengertian Resistensi Terhadap Perubahan, Pengertian Teknologi Informasi, Pengertian Dukungan Konsultan, kerangka pemikiran, peneliti terdahulu, dan pengembangan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang jenis dan sumber data, tempat dan waktu penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang hasil yang didapat setelah mengadakan penelitian yang mencakup hasil penelitian dengan melakukanpembahasandanevaluasiterhadap Kualitas SDM, Resistensi Terhadap Perubahan, Kualitas Teknologi Informasi, dan Dukungan Konsultan dan bagaimana Keempat Faktor Tersebut Berpengaruh Terhadap Penerapan SAP Berbasis Akrual, dalan bab ini pula di jelaskan pengembangan Hipotesis yang di kembangkan sebelumnya pada bab ii 9

BAB V PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan penulis dan dari kesimpulan dapat memberikan saran sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya. 10