GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU MENYUSUI BAYI TERHADAP REGURGITASI DI DESA UJUNG MANGKI KECAMATAN BAKONGAN KABUPATEN ACEH SELATAN YUSMALIBAR Mahasiswi STIKes U Budiyah Banda Aceh Abstract Regurgitasi merupakan keluarnya kembali sebagian kecil isi lambung yang telah dicerna yang dilatar belakangi oleh beberapa penyebab mulai dari posisi saat menyusui yang tidak tepat dan minum terburu-buru. Data dari beberapa negara termasuk indonesia memperlihatkan sekitar 70% bayi berumur dibawah 4 bulan mengalami regurgitasi minimal satu kali setiap harinya dan kejadian tersebut menurun sesuai bertambahnya umur hingga mencapai 4-7% pada umur 9-12 bulan. Walaupun demikian, hanya sekitar 25% orangtua menganggap regurgitasi sebagai suatu masalah (IDAI, 2009). Metode penelitian ini bersifat Deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Ibu menyusui bayi di Desa Ujung Mangki pada bulan Januari-April 2013 sebanyak 60 orang. Waktu dan tempat penelitian ini dilakukan pada tanggal 15-22 Juli di Desa Ujung Mangki Kecamatan Bakongan Kabupaten Aceh Selatan. Pengambilan sampel secara Incidental Sampling. Pengumpulan data dengan cara penyebaran kuesioner terhadap ibu-ibu menyusui. Hasil penelitian ini pada sebaagian besar pengetahuan ibu tentang kejadian regurgitasi berada pada kategori cukup yaitu sebanyak 17 responden (56,7%). Dan sikap ibu tentang kejadian regurgitasi berada pada kategori positif yaitu sebanyak 16 responden (53,3%). Kesimpulannya yaitu pengetahuan ibu berada pada kategori cukup dan sikap ibu berada pada kategori positif. PENDAHULUAN Latar Belakang Masa bayi dimulai dari usia 0-12 bulan. Bayi memiliki sistem tubuh yang belum sempurna seperti sistem pernafasan, sistem pencernaan, sistem peredarahan darah, sistem pengaturan suhu, dan sistem gastrointestinal (Sodikin, 2011). Merawat bayi memang tidak semudah yang dipikirkan banyak orang, apalagi bagi para orang tua baru. Banyak informasi dan pengetahuan tentang perawatan bayi yang harus digali. Ibu yang melewatkan untuk menyendawakan bayinya setelah disusui, tentu saja bukan karena faktor kelalaian, melainkan karena faktor ketidaktahuan (Hidayat Aziz, 2005). Regurgitasi isi lambung sering terjadi pada bayi berumur 0-3 bulan (Behrman, 1992). Regurgitasi adalah kembalinya sejumlah makanan yang belum dicerna dari lambung, biasanya disertai sendawa (Wong, 2008). Meskipun normal regurgitasi yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang akan mengganggu pertumbuhan bayi apabila terjadinya tidak hanya setelah makan dan minum saja tetapi juga saat tidur meski aktivitas makan dan minum sudah dilakukan 3 jam yang lalu (Tampubolon, 2009). Peran ibu sangat penting dalam mencegah terjadinya gangguan kesehatan pada bayi akibat regurgitasi berulang yang dapat dilakukan 1
dengan melakukan pencegahan dan penanganan regurgitasi dengan benar. Bayi sering meludahkan (regurgitasi) sejumlah kecil susu ketika atau setelah menyusu, sering kali disertai sendawa. Hal ini adalah normal. Regurgitasi yang sangat banyak bisa terjadi akibat pemberian susu yangterlalu banyak. Jika susu yang diberikan melalui botol, regurgitasi bisa dikurangi dengan menggunakan dot yang lebih keras dan lubangnya lebih kecil. Lebih sering menyendawakan bayi selama setelah meyusu juga bisa memnbantu, baik pada bayi yang disusui dengan ASI maupun susu botol(muslihatun, 2011). Data dari beberapa negara termasuk Indonesia memperlihatkan sekitar 70% bayi berumur dibawah 4 bulan mengalami regurgitasi minimal satu kali setiap harinyadan kejadian tersebut menurun sesuai bertambahnya umur hingga mencapai 4-7% pada umur 9-12 bulan. Walaupun demikian, hanya sekitar 25% orang tua menganggap regurgitasi sebagai suatu masalah (IDAI, 2009). Dalam Nakita (2006) dikatakan 70% bayi usia 4 bulan dalam sehari paling tidak mengalami regurgitasi. Dan saat anak berusia setahun bisa dikatakan hanya tinggal 10% yang masih mengalami regurgitasi. Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan oleh penelitini setelah melihat beberapa tempat yaitu Puskesmas Ingin Jaya dan Puskesmas Peukan Bada, banyak ibu-ibu yang mengetahui tentang regurgitasi pada bayi sedangkan di Desa Ujung Mangki menunjukan hasil survey bahwa banyak ibu yang tidak mengetahui tentang regurgitasi, maka dari hasil tersebut peneliti tertarik untuk meneliti judul ini. Sedangkan data yang diperoleh dari Bidan Desa Ujung Mangki terdapat ibu menyusui bayi berjumlah 60 orang pada bulan Januaru-April 2013. Dari hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 15 April 2013 dengan 10 orang ibu menyusui, ketika ditanyakan pengetahuan dan sikap mereka tentang penyebab dari regurgitasi, 4 dari 10 orang ibu menyusui memiliki sikap dan pengetahuan yang tinggi tentang regurgitasi dan 6 diantaranya memiliki pengetahuan dan sikap yang kurang terhadap regurgitasi. Berdasarkan fenomena diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang gambaran pengetahuan dan sikap ibu menyusui bayi terhadap regurgitasi. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka peneliti merumuskan masalah yang ada yaitu Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Menyusui Bayi Terhadap Regurgitasi Di Desa Ujung Mangki Kecamatan Bakongan Kabupaten Aceh Selatan? Tujuan Penelitian : Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap ibu menyusui bayi terhadap regurgitasi di Desa Ujung Mangki Kecamatan Bakongan. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu menyusui bayi terhadap regurgitasi di Desa Ujung Mangki Kecamatan Bakongan. b. Untuk mengetahui gambaran sikap ibu menyusui bayi terhadap regurgitasi di Desa Ujung Mangki Kecamatan Bakongan. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti lain 2. Bagi Instansi 3. Bagi Akademik KERANGKA KONSEP PENELITIAN Kerangka Konsep Penelitian Dari hasil tinjauan kepustakaan dan kerangka teori, maka dikembangkan suatu kerangka konsep penelitian ini yang terdiri dari variabel Independen dan Variabel Dependen. Dalam penelitian ini secara sistemis dapat digambarkan menurut Notoatmodjo ( 2010 ) sebagai berikut : Variabel Independent Pengetahuan Sikap Variabel Dependen Kejadian Regurgitasi 2
Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat Deskriptif dengan rancangan penelitian cross sectional yaitu suatu penelitian di mana variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan variabelvariabel yang termasuk efek diobservasi sekaligus pada waktu yang sama (Notoadmodjo, 2005). Populasi dan Sampel Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu menyusui bayi di Desa Ujung Mangki Kecamatan Bakongan yang berjumlah 60 orang ( Data Januari - April 2013).. Sampel Tehnik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode Acidental Sampling, dimana sampel diambil adalah ibuibu menyusui Bayi di Desa Ujung mangki Kecamatan Bakongan Kabupaten Aceh Selatan. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ujung Mangki Kecamatan bakongan kabupaten aceh Selatan pada tanggal 15 s/d 22 Juni tahun 2013. Cara Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang bersifat pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden, untuk pertanyaan kejadian Regurgitasi terdiri dari 1 pertanyaan, dan untuk pengetahuan dan sikap terdiri 10 pertanyaan. Pengolahan Data dan Analisa Data Data dalam penelitian ini dapat diolah dengan cara editing coding, teransfering dan tabulating. Analisa Univariat Analisa ini menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Regurgitasi di Desa Ujung Mangki Kecamatan Bakongan Kabupaten Aceh Selatan Kejadian No f % Regurgitasi 1 Pernah 26 86,7 2 Tidak pernah 4 13,3 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 5.1 menunjukan bahwa dari 30 responden yang diteliti, terdapat 26 responden (86,7%) yang pernah mengalami kejadian regurgitasi. Tabel 5.2 Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Pengetahuan di Desa Ujung Mangki Kecamatan Bakongan Kabupaten Aceh selatan No Pengetahuan f % 1 Baik 6 20 2 Cukup 17 56,7 3 Kurang 7 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 5.2 menunjukan bahwa dari 30 responden yang diteliti, terdapat 17 responden (56,7%) yang mempunyai pengetahuan cukup. Tabel 5.3 Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan Sikap di Desa Ujung Mangki Kecamatan BakonganKabupaten Aceh Selatan No Sikap f % 1 Positif 16 53,3 2 Negatif 14 46,7 Jumlah 30 100 Berdasarkan tabel 5.3 menunjukan bahwa dari 30 responden yang diteliti, terdapat 16 responden (53,3%) mempunyai sikap positif. 3
Tabel 5.4 Tabulasi Silang Kejadian Regurgitasi di Tinjau Dari Pengetahuan di Desa Ujung Mangki Kecamatan Bakongan Kabupaten Aceh Selatan No 1 2 3 Pengetahuan Baik Cukup Kurang Kejadian Regurgitasi Pernah Tidak pernah Jumlah f % f % f % 6 20,0 0 0,0 6 100 15 88,2 2 11,8 17 100 5 71,4 2 28,6 7 100 Total 26 86,7 4 13,3 30 100 Berdasarkan tabel 5.4 dari 17 responden yang berpengetahuan cukup dan yang pernah mengalami kejadian regurgitasi adalah sebanyak 15 responden (88,2%). Tabel 5.5 Tabulasi Silang Kejadian Regurgitasi di Tinjau Dari Sikap Di Desa Ujung Mangki Kecamatan Bakongan Kabupaten Aceh Selatan No 1 2 Sikap Positif Negatif Kejadian Regurgitasi Jumlah Pernah Tidak Pernah f % f % f % 15 93,8 1 6,3 16 100 11 78,6 3 21,4 14 100 Total 26 86,7 4 13,3 30 100 Berdasarkan tabel 5.5 dari16 responden yang mempunyai sikap positif dan yang pernah mengalami kejadian regurgitasi adalah sebanyak 15 responden (93,8%). PEMBAHASAN Kejadian Regurgitasi di Tinjau dari Pengetahuan Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dari dari 17 responden yang berpengetahuan cukup dan yang pernah mengalami kejadian regurgitasi adalah sebanyak 15 responden (88,2%). Hasil penelitian Dian Irawati (2010), menunjukkan bahwa persentase terbesar adalah responden dengan pengetahuan yang cukup tentang pengertian regurgitasi pada bayi usia 0-6 bulan sebanyak 19 responden (46,3%). Hal ini menunjukkan bahwa responden sudah cukup mengerti tentang pengertian dari regurgitasi. Pengetahuan responden yang tergolong cukup tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pengetahuan dan sikap. Semakin tinggi pengetahuan seseorang maka mereka akan membentuk perilaku yang baik. Sebaliknya semakin rendah pengetahuan seseorang maka mereka tidak bisa memilih sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sehingga akan terbentuk perilaku yang tidak baik Hal ini sesuai dengan teori yang dikemuka oleh Yunina (2009), bahwa pengetahuan ibu yang kurang tentang posisi menyusui merupakan salah satu penyebab terjadinya regurgitasi. Jika pengetahuan ibu tentang regurgitasi masih belum dapat ditingkatkan maka dapat menyebabkan asupan nutrisi pada bayi berkurang atau juga terjadi gangguan pencernaan. Notoatmodjo (2003), menambahkan bahwa pengaruh pengetahuan terhadap pertumbuhan anak sangat penting. Oleh sebab itu, seseorang yang mempunyai cukup pengetahuan dan pendidikan yang tinggi akan lebih memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anaknya. 4
Peneliti berasumsi bahwa pengetahuan ibu berpengaruh terhadap tingkat pendidikan, karena semakin tinggi tingkat pendidikan ibu maka semakin paham ibu terhadap kejadian regurgitasi, dan juga sebaliknya. Adapun pengetahuan ibu menyusui tentang kejadian regurgitasi sangat penting,dengan pengetahuan ibu yang baik tentang regurgitasi maka akan memberikan wawasan yang luas terhadap kejadian regurgitasi namun sebaliknya jika pengetahuan ibu kurang tentang regurgitasi maka akan terciptanya pemahaman yang kurang baik terhadap kejadian regurgitasi pada bayi. Kejadian Regurgitasi di Tinjau dari Sikap Ibu Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dari dari 16 responden yang mempunyai sikap positif dan yang pernah mengalami kejadian regurgitasi adalah sebanyak 15 responden (93,8%). Hasil penelitian Dewi (2010), menunjukan bahwa dari 45 responden yang diteliti ditemukan 58% ibu post partum mempunyai sikap yang negatif tentang kejadian regurgitasi pada bayi baru lahir. Sikap negatif ibu terhadap kejadian regurgitasi pada bayi baru lahir tersebut akan mempengaruhi pemahaman yang kurang baik tentang kejadian regurgitasi pada bayi baru lahir. Peneliti berasumsi bahwa sikap ibu berpengaruh terhadap pengalaman, karena semakin banyak ibu mempunyai anak, maka ibu semakin mudah mengerti terhadap kejadian regurgitasi. Adapun sikap ibu tentang terjadinya regurgitasi memiliki sikap yang positif, hal ini disebabkan karena keinginan ibu untuk menghindari regurgitasi pada bayinya, yaitu dengan cara memperbaiki teknik menyusui serta menyendawakan bayi sesaat setelah minum. Sebaliknya jika ibu memiliki sikap negatif terhadap regurgitasi maka ibu akan membiarkan bayinya mengalami regurgitasi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dari dari 17 responden yang berpengetahuan cukup dan yang pernah mengalami kejadian regurgitasi adalah sebanyak 15 responden (88,2%). 2. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dari dari16 responden yang mempunyai sikap positif dan yang pernah mengalami kejadian regurgitasi adalah sebanyak 15 responden (93,8%). Saran 1. Bagi peneliti yang lain agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya. 2. Kepada Instansi pendidikan agar dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswi dalam hal melakukan acara kegiatan seminar dan sebagainya. 3. Kepada Desa Ujung Mangki Kecamatan Bakongan Kabupaten Aceh Selatan agar dapat lebih menekankan kepada kaderkader desa agar melakukan penyuluhan kepada masyarakat mengenai kejadian regurgitasi. DAFTAR PUSTAKA Asuhan Persalinan Normal. Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusui Dini. Jakarta: JNPK-KR. 2011. Dewi Vivian. (2011). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika. Kementrian kesehatan. (2010). Pelayanan kesehatan Neonatal Esensial : Pedoman Teknis Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta : Kementrian Kesehatan. Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Metode Penelitian Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika Wafi Nur Muslihatun. (2011). Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta : Fitramaya. 5
ii