WULAN ARUM SARI NIM A

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daya pendidik dan peserta didik. Usaha peningkatan mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berkualitas yang mana menjadi subjek pencipta,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan. Pemerintah pun berperan aktif

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ( PGSD) Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia, yaitu manusia yang mampu berfikir tinggi dan kreatif,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab 2 Pasal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Feni Maelani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. ketrampilan, penanaman nilai-nilai yang baik, serta sikap yang layak dan. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ivo Aulia Putri Yatni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang. SD Negeri 2 Tambakboyo mempunyai visi sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikian pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukuan oleh. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dan perkembangan suatu negara. Pendidikan nasional berfungsi

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta nilai-nilai sehingga sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas,

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini masalah kenakalan remaja menjadi semakin

BAB I PENDAHULUAN. untuk mampu mengatasi problematika kehidupan. peserta didik. Guru mempunyai peran penting saat berlangsungnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

1. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan rekayasa mengendalikan belajar (learning) guna

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga. mendasar bagi peningkatan mutu pendidikan secara nasional.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PEDAHULUAN. pendidikan nasional di Indonesia menyatakan bahwa: Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di era-globalisasi saat ini kita dituntut untuk siap dalam bersaing dalam segala hal khusunya dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mendapat perhatian yang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan. Yang terbayang oleh kita saat ini adalah seberapa jauh kesiapan

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan Guna Mencapai Drajat Sarjana S-1. Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa. Pendidikan berfungsi

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai. Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Diajukan oleh : ARIYANTI

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki. latihan bagi peranannya di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat memperoleh ilmu pengetahuan serta keterampilan yang berguna untuk masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

Transkripsi:

EFEKTIVITAS CTL ( CONTEXTUAL TEACHING LEARNING ) PADA PELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN LUAS PERSEGI PANJANG SISWA KELAS III SDN 01 ALASTUWO KEC. KEBAKKRAMAT KAB. KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar WULAN ARUM SARI NIM A510070632 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDKAN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem Pendidikan Nasional bertujuan untuk mewujudkan manusia seutuhnya, merujuk dari tujuan Sistem Pendidikan Nasional, betapa pentingnya kebutuhan akan pendidikan, pendidikan merupakan salah satu faktor penentu masa depan generasi penerus bangsa dan menjadi tolok ukur sumber daya manusia suatu bangsa maka kebutuhan pendidikan harus dipenuhi dan ditingkatkan. Seiring dengan perkembangan jaman serta Pengetahuan dan Teknologi maka Sistem Pendidikan yang ada harus selalu diadakan pembaharuan ke arah yang positif apalagi pada era globalisasi teknologi modern semakin canggih sangat dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas, kreatif, mandiri, inovatif, dan demokratif bertumpu pada akhlak mulia seperti tertera pada UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 3 yang berbunyi : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1

2 Dalam perkembangannya, matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari, nilai praktis dari matematika telah dirasa orang, penguasaan matematika semakin tidak bisa dihindarkan lagi, karena setiap interaksi dengan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi canggih selalu melibatkan matematika dari yang sederhana sampai kompleks, dalam pelaksanaan pendidikan pelajaran matematika merupakan mata pelajaran pokok, ini terlihat dari banyaknya porsi jam pelajaran matematika di sekolah. Namun, kenyataan di lapangan justru matematika merupakan pelajaran yang kebanyakan siswa tidak senang, karena dirasa matematika adalah pelajaran yang sangat menakutkan bahkan siswa bilang momok pelajaran. Ini dapat dilihat pada saat ada pelajaran matematika banyak siswa yang raut wajahnya berubah menjadi tegang dan tertekan. Selain itu juga dapat dilihat hasil ujian akhir di kelasvi. Hasil ujian matematika masih rendah dibanding pelajaran yang lain. Hal ini juga dialami kelas III, nilai matematikanya masih rendah dibanding pelajaran lain, ini tampak dari hasil ulangan harian, ulangan tengah semester, akhir semester yang mendapat nilai 65 ke atas lebih sedikit dibanding 60 ke bawah. Nilai perolehan kelas III semester 2 tahun 2008/2009 tertera pada tabel 1.

3 Tabel 1. Perolehan Nilai Semester 2 No Nama Mata Pelajaran Nilai Rata-Rata Kelas III Harian UTS UAS Raport 1. PKN 71,7 67,3 65,0 68,0 2. Bhs. Indonesia 70,4 68,0 66,0 68,1 3. IPS 68,5 65,4 73,0 69,0 4. IPA 71,2 65,6 64,0 67,0 5. Matematika 66,8 53,5 52,5 57,6 Tabel perolehan nilai semester 2 sebagai perbandingan nilai matematika dengan bidang studi yang terdiri dari PKN, Bahasa Indonesia, IPS, IPA dan Matematika, ternyata nilai matematika paling rendah. Rendahnya nilai yang dicapai siswa menjadikan petunjuk bahwa di dalam pembelajaran matematika belum maksimal. Ini berarti dalam belajar matematika ada kesulitan dan hambatan. Mengenai masalah kesulitan dan hambatan belajar matematika banyak faktor penyebab, misalnya terkait dengan motivasi. Dari hasil pengamatan terhadap siswa didapat fakta bahwa siswa malas belajar matematika, belajar matematika menakutkan, belajar matematika tidak menarik, belajar matematika membutuhkan berpikir keras karena hitungmenghitung, bahkan ada siswa karena takutnya dengan pelajaran matematika sampai pusing, mungkin terlalu tegang bahkan ada yang sampai tidak masuk jika ada jadwal mata pelajaran matematika karena siswa belum ada motivasi untuk belajar matematika., hal ini merupakan fenomena yang sangat sering

4 kita temukan pada setiap jenjang pendidikan, tidak hanya terjadi pada siswa sekolah dasar tetapi juga terjadi di sekolah menengah atas, bahkan terjadi di perguruan tinggi. Kebiasaan mengajar khususnya pembelajaran matematika pada pokok bahasan luas persegi panjang masih menggunakan pengajaran konvensional atau pembelajaran yang berpusat pada guru : (1) Guru dalam menyampaikan materi kurang jelas, (2) Guru mengajar tanpa alat peraga, (3) Guru mengajar secara monoton (tidak ada variasi). (4) Guru menyampaikan pelajaran dengan ceramah dengan demikian siswa tidak tertarik untuk belajar karena tidak ada yang menarik karena yang aktif gurunya saja sedangkan siswanya hanya berperan sebagai pendengar yang baik. Guru menganggap bahwa mereka mengajar dengan metode ceramah dapat dengan mudah mentransfer ilmu kepada siswa dan dimengerti siswa. Sehingga kegiatan dalam pembelajaran hanya siswa datang, duduk, dengar, catat, dan hafal. Dalam pembelajaran Matematika kebanyakan guru menyampaikan materi dengan langsung memberi tahu rumus-rumusnya tanpa menyampaikan dari mana asal-usul rumus tersebut. Contohnya dalam pembelajaran Matematika pokok bahasan luas persegi panjang guru langsung menuliskan rumus persegi panjang adalah panjang kali lebar ( p X l ). Hal tersebut mengakibatkan siswa sering kali lupa dalam mengerjakan soal, malahan terkadang sering tertukar dengan rumus keliling persegi panjang, karena siswa hanya menerima rumus tanpa mengetahui dari mana asal-usul rumus tersebut sehingga materi yang disampaikan tidak bermakna bagi siswa, materi yang disampaikan guru mudah hilang dan tidak membekas. Karena peserta didik tidak perperan aktif

5 dalam proses pembelajaran, bahkan para siswa itu cenderung sangat pasif, mereka langsung menerima ilmu atau rumus- rumus tanpa mengetahui dari mana asal usul rumus itu tercipta. Hal ini juga terjadi pada proses pembelajaran Matematika yang berlangsung di SD Negeri 01 Alastuwo Kecamatan Kebakramat Kabupaten Karanganyar pada kelas III khususnya pada pokok bahasan luas persegi panjang. Mengingat begitu pentingnya peranan matematika khususnya pada bahasan luas persegi panjang dalam kehidupan sehari-hari, maka perlu adanya perbaikan dalam proses pembelajaran baik yang menyangkut pada model pembelajaran, metode, maupun media yang dapat mendukung pembelajaran agar proses pembelajaran dirasa lebih bermakna bagi siswa sehingga hasil dan prestasi belajar mereka meningkat. Begitu banyaknya model pembelajaran tentunya sebagai guru harus bisa memilih model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik, kebutuhan, dan perkembangan siswa serta kondisi lingkungan yang mempengaruhi pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat mendukung kemampuan menemukan dan menghitung luas persegi panjang adalah model pembelajaran kontekstual/ CTL ( Contextual Teaching Learning). Model pembelajaran ini merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajari dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan sehari-hari. Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanya bertindak sebagai motivator dan fasilitator. Hasil belajar siswa dapat meningkat apabila guru mampu menerapkan pendekatan pembelajaran

yang tepat, salah satunya model pembelajaran kontekstual/ CTL ( Contextual Teaching Learning ). 6 Dari uaraian di atas, peneliti mengambil kesimpulan bahwa dengan pembelajaran CTL( Contexstual Teaching Learning ) yang diterapkan guru pada siswa kelas III SD Negeri 01 Alastuwo dalam mengajar dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta pembelajaran yang disampaikan guru dapat bermakna bagi siswa. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, timbul permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Adanya anggapan bahwa matematika adalah momok yang menakutkan. 2. Pembelajaran matematika yang kurang bervariasi, tanpa alat peraga sehingga siswa kurang tertarik dan mudah bosan. 3. Kurang tepatnya metode pembelajaran matematika sehingga siswa kurang termotivasi. 4. Adanya model CTL (Contextual Teaching Learning) yang akan meningkatkan hasil belajar siswa kepada pembelajaran Matematika. 5. Banyaknya siswa yang nilai matematikanya rendah. 6. Guru mengajar tanpa adanya alat peraga. 7. Kurangnya penguasaan siswa terhadap rumus matematika pada pokok bahasan luas persegi panjang.

7 C. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah model CTL (Contextual Teaching Learning) dapat meningkatkan hasil belajar matematika pokok bahasan luas persegi panjang di kelas III SDN 01 Alastuwo? D. Tujuan Penelitian Penelitian bertujuan untuk : 1. Meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan model- model pembelajaran yang bervariasi salah satunya adalah model CTL (Contextual Teaching Learning) 2. Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika pokok bahasan luas persegi panjang siswa kelas III SD Negeri 01 alastuwo Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2009/2010, melalui model CTL ( Contextual Teaching Learning ). E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan tentang:

8 a. Peningkatan kemampuan guru dalam menggunakan model-model pembelajaran yang bervariasi salah satunya CTL (Contextual Teaching Learning) b. Peningkatan hasil belajar matematika pokok bahasan luas persegi panjang siswa kelas III SD Negeri 01 Alastuwo Kecamatan Kebakramat Kabupaten Karanganyar, melalui model CTL (Contextual Teaching Learning). Yang berarti bagi pengembang pendidikan dan ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 01 Alastuwo Kecamatan Kebakramat Kabupaten Karanganyar pada mata pelajaran matematika pokok bahasan luas persegi panjang menggunakan model pembelajaran CTL (Contextual Teaching Learning) untuk bahan acuan penelitian yang akan datang. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru Bermanfaat menentukan solusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Matematika. Menggunakan CTL (Contextual Teaching Learning) sebagai tindakan untuk meningkatkan hasil belajar matematika. b. Bagi Siswa Bermanfaat untuk meningkatkan hasil belajar matematika. c. Bagi Sekolah Sekolah dapat meningkatkan mutu dan prestasi siswa.