2. Persepsi atau pemahaman Kepala para Sekolah dan Pengawas TK/SD terhadap

dokumen-dokumen yang mirip
Untuk mengantisipasi era globalisasi dengan ciri utama persaingan yang

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASl. Pada Bab terakhir ini dikemukakan beberapa kesimpulan, implikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan dapat dikategorikan sebagai organisasi nirlaba yang

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan kajian teoritik dan hasil analisis data yang telah dipaparkan pada

Berdasarkan hasil temuan penelitian temngkap bahwa pelaksanaan. biasa telah berjalan dan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan yang ada,

penyetaraan D-II belum terjalin kerjasama yang harmonis, baik Depdikbud,

1. Pengembangan karir merupakan bagian integral dari manajemen sumber daya. UNINUS khususnya pada jabatan struktural selama ini belum berjalan dengan

FORM EDS KEPALA SEKOLAH

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

SOAL EDS ONLINE UNTUK KS.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal berikut: 1. Penyebab Sebagian Besar

BAB I PENDAHULUAN. di tempat bekerja, di pasar, dan sebagainya. Sejalan hal tersebut komunikasi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

adalah bagian dari komitmen seorang kepala sekolah.

I. PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Panduan EDS Kepala Sekolah PADAMU NEGERI

BAB V PENUTUP. Berdasarkan paparan data dan pembahasan dalam bab-bab sebelumnya

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kinerja penyelenggaraan pemerintahan sehinggga tercipta suatu ruang lingkup. urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat.

1. Terdapat hubungan yang signifikan dan berarti antara kepemimpinan kepala

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai peranan penting untuk menyediakan layanan publik yang

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara

INDIKATOR KINERJA BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk

Gugus Sekolah Dasar di Kecamatan Keritang Kabupaten Indragiri Hilir. inti penelitian ini yang selanjutnya diberikan saran konstruktif serta tindak

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. (1) Kesimpulan, (2) Saran, dan (3) Rekomendasi.

Annisa Restu Purwanti, 2015 MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang diperoleh, dapat ditarik

Kepala Sekolah Terhadap Kualitas Kinerja Guru Sekolah Dasar (Studi

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan temuan data di lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB 1 P E N D A H U L U A N. kekayaan alam lainnya dikuasai oleh negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bagian ini, akan dikemukakan beberapa kesimpulan dan rekomendasi

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

RENCANA KERJA UNIT PELAKSANATEKNIS DINAS (UPTD PAUD DAN SD)

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

STANDAR 3 STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

A. Rencana Strategis Kementerian Sekretariat Negara 2010-

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma lama dari manajemen pemerintahan yang berfokus pada

LEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI INOVASI KOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, dan demikian pula sebaliknya semakin baik mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB V PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN. dan lingkungan mengalir melalui tahap-tahap yang saling berkaitan ke arah

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. diuraikan terdahulu berdasarkan fenomena-fenomena esensial di lapangan, maka

keluarga, pemerintah, dan masyarakat. Ketiga lembaga

BAB VI P E N U T U P

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH DI KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. orang-orang dalam bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah

penelitian, teknik pengumpulan data, pelaksanaan penelitian, teknik

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Karawang yang sejahtera, tertib, aman dan bersih yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang. masa mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan mutu SDM Indonesia saat ini

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan deskripsi, analisis dan pembahasan hasil penelitian, pada

Hasil Pelatihan pada Pelatihan Guru Pamong SLTP Terbuka di BPG Bandung dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

1. Terdapat hubungan yang signifikan positif dan berarti Pelaksanaan Supervisi

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap

L. Sistem Jaminan Mutu 1. Pengelolaan Mutu Secara Internal pada Tingkat Program Studi 2. Hubungan dengan Penjaminan Mutu pada Tingkat Lembaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sumatera Utara bermula

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1) kesimpulan, 2) implikasi dan saran hasil penelitian.

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. sebelumnya dapat ditarik simpulan sebagai berikut; 1. Model pembelajaran praktik mengajar yang selama ini digunakan di

PEDOMAN MUTU TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan bergulirnya era reformasi, maka tuntutan akan. membutuhkan adanya kepastian dalam menerima pelayanan, sehingga

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi

STRATEGI MANAJEMEN MUTU PADA SMA NEGERI UNGGULAN DI KOTA BANDUNG (Studi Kasus Pada SMA Negeri 3, SMA Negeri 5 dan SMA Negeri 8 Kota Bandung)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang memberi keleluasaan kepada sekolah untuk mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

2015 KONTRIBUSI PENGEMBANGAN TENAGA AD MINISTRASI SEKOLAH TERHAD AP MUTU LAYANAN D I LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA BAND UNG

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. 1. Desain kurikulum program produktif bidang pertanian agribisnis di ketiga

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Temuan penelitian menggambarkan bahwa kondisi objektif implementasi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MINAHASA. Oleh : RENALDO DELEON PAULUS

a. Implikasi kebijakan melalui Surat Keputusan Menteri layah Departemen Agama Propinsi Jawa Barat. Penge

BAB I PENDAHULUAN. diprioritaskan adalah sektor pendidikan. Menyadari betapa pentingnya. tentang pendidikan harus selalu ditingkatkan.

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan juga merupakan cara yang efektif sebagai proses nation and

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

Makna yang tersurat dalam rumusan tujuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rangka mencapai visi, misi dan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan fungsinya, pengawas sekolah sering berhadapan

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Sesuai dengan proses analisis yang dilakukan atas hasil penelitian lapangan secara umum terungkap beberapa keunggulan dan kelemahan dalam pembinaan kemampuan profesional guru SD Swasta. Kesimpulannya adalah sebagai berikut ini. 1. Pembinaan kemampuan profesional guru SD Swasta yang dilakukan di Kotamadya Pekanbaru belum optimal, hal ini terbukti banyaknya kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dan Pengawas TK/SD belum memiliki program kerja yang jelas. 2. Persepsi atau pemahaman Kepala para Sekolah dan Pengawas TK/SD terhadap peranannya dalam pelaksanaan pembinaan kemampuan profesional guru SD Swasta merupakan salah satu faktor yang amat penting dalam upaya meningkatkan kegiatan belajar mengajar di sekolah. 3. Pembinaan yang dilakukan Kepala Sekolah tidak mengalami hambatan. Programprogram Kepala Sekolah selalu dibantu pihak Yayasan terutama program yang memerlukan dana seperti pembelian buku paket guru, buku-buku kelengkapan administrasi guru, biaya penataran guru-guru dan biaya lainnya yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar. 4. Berdasarkan kenyataan target, mekanisme dan prosedur pembinaan yang dilakukan selama ini dapat disimpulkan bahwa pembinaan yang dilakukan oleh

115 kualitatif berdasarkan kondisi yang terjadi selama ini, pada umumnya masih sedangsedang saja. Akan tetapi Kepala Sekolah dan Pengawas mempunyai peluang untuk melakukan pembinaan intensif, di mana kadar potensi untuk mewujudkan profesional guru dapat dikembangkan dengan melakukan konsolidasi dengan pihak yayasan.

17 Kepala Sekolah belum memberikan hasil yang memuaskan. Ini terlihat dari tidak adanya program Kepala Sekolah yang baik dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan profesional guru. 5. Sedangkan pembinaan yang dilakukan oleh Pengawas TK/SD pun dipandang kurang memadai. Ini terlihat dari kunjungan Pengawas TK/SD kesekolah yang hanya 2 kali dalam sebulan. Menurut semestinya Pengawas harus menggunakan 75 % waktunya berada dilapangan. Ini berarti kunjungan Pengawas kesekolah sekurang-kurangnya 5 kali dalam sebulan. Dengan demikian barulah Pengawas dapat melaksanakan tugasnya sebagai pembina guru-guru di sekolah. 6. Pembinaan yang dilakukan Pengawas TK/SD dengan menggunakan prinsip-prinsip supervisi yaitu dengan mengadakan kunjungan kelas, mengadakan rapat dewan guru dan pertemuan pribadi dengan guru yang memiliki masalah. Hal-hal yang dibina adalah aspek-aspek yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar seperti kemampuan menjabarkan GBPP/ kurikulum kedalam program Cawu, kemampuan membuat persiapan mengajar, kemampuan mengelola kelas, kemampuan memberikan penilaian kepada siswa, kemampuan menggunakan alat bantu pengajaran, kemampuan memberikan umpan balik, kemampuan memamfaatkan lingkungan sebagai belajar, kemampuan menggunakan waktu secara efektif. 7. Sementera itu, keunggulan pembinaan yang dilakukan Kepala Sekolah terhadap peningkatan kemampuan profesional para guru SD Swasta di Kota Madya Pekanbaru justru terlihat dari adanya strategi baru, seperti dengan memberikan

118 kebebasan untuk bertanya tentang hal-hal yang berkenaan dengan kesulitan proses pengajaran. Forum diskusi dan dialogis ini sengaja dikembangkan untuk mengantisipasi keterbenturan berbagai program akibat keterbatasan dana. 8. Demikian juga keunggulan yang ditinjau dari upaya Pengawas TK/SD, dinilai dari sudut proses dan hasil masih ada aspek-aspek tertentu yang dapat dikatakan efektif. Indikasi ini dapat dilihat komitmen mereka untuk membina guru walalupun dengan program dan jadwal yang terbatas. Mereka menyadari bahwa keberhasilan pendidikan di Kota Madya Pekanbaru juga ditentukan oleh para guru SD Swasta setempat. 9. Menurut PP No. 38 Tahun 1992, pembinaan tenaga kependidikan menjadi agenda penting. Dalam kaitan ini dapat dimengerti bahwa pembinaan guru SD Swasta merupakan bagian integral dari pembinaan guru lainnya. Oleh karena itu pembinaan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dan Pengawas TK/SD Kotamadya Pekanbaru dewasa ini dengan komitmen yang tinggi, merupakan prasyarat untuk realisasi yang optimal setelah melakukan konsolidasi yang baik dengan pihak yayasan. Kondisi ini tentunya dijalin berdasarkan kesatuan visi, misi untuk kelangsungan pelaksanaan pendidikan di masa yang akan datang dengan berpegang teguh pada azas wajib belajar. 10. Secara umum disimpulkan bahwa pertumbuhan kemampuan profesional yang dialami para guru SD Swasta, bukan semata-mata dari proses binaan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dan Pengawas Tk/SD. Proses pembinaan yang efektif diarahkan untuk kelancaran pelaksanaan pengajaran. Hingga pelaksanaan

119 penelitian ini target binaan yang dilakukan para pengelola tersebut belum maksimal, akan tetapi sudah terlihat perubahan ke arah profesional. B. Implikasi Berdasarkan hasil penelitian atau temuan dilapangan tentang pembinaan kemampuan profesional guru SD Swasta oleh Kepala Sekolah dan Pengawas TK/SD dapat dikatakan belum efektif. Dan sejalan dengan kesimpulan diatas maka mempunyai implikasi sebagai berikut di bawah ini. 1. Ketidakjelasan program pembinaan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah menyebabkan tidak oftimalnya pembinaan dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah. 2. Dalam upaya meningkatkan pembinaan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dan Pengawas TK/SD maka persepsi dan pemahaman Kepala Sekolah dan Pengawas TK/SD tentang pembinaan kemampuan guru merupakan faktor yang amat penting dalam memotivasi guru untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar. 3. Komitmen yang bulat dari pihak Yayasan untuk meningkatkan mutu sekolah terutama dalam memikirkan kesejahteraan guru tidak memberikan hambatan bagi Kepala Sekolah untuk melaksanakan pembinanaan kemampuan profesional guru. 4. Dengan kunjungan ke sekolah Pengawas TK/SD yang hanya 2 kali sebulan dianggap pembinaan yang dilakukan oleh Pengawas TK/SD dipandang tidak memadai dan tidak optimal.

120 5. Kesatuan visi dan misi dari Kepala Sekolah, Pengawas TK/SD dan pihak Yayasan merupakan prasyarat untuk dapat merealisasikan pembinaan kemampuan profesional guru yang optimal. 6. Pembinaan Kemampuan profesional guru yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dan Pengawas TK/SD tidak satu-satunya kegiatan yang membuat pertumbuhan kemampuan profesional guru. Pertumbuhan kemampuan guru juga tergantung dari pembinaan pihak lain seperti Ka. Kandep Dikbud, Dinas P dan K, pihak Yayasan dan komitmen guru itu sendiri. C. Saran Sejalan dengan kesimpulan dan implikasi penelitian di atas, maka secara umum penelitian ini memberikan manfaat yang dapat dijadikan bahan masukkan dalam memperbaiki kelemahan manajemen pembinaan kemampuan profesional guru SD Swasta Kota madya Pekanbaru. Oleh karena itu dipandang perlu untuk menyatakan pendapat yang direkomendasikan sebagai berikut ini. 1. Untuk mengoptimal fungsi pembinaan guru, diharapkan kepada Kepala Sekolah SD Swasta, khususnya di Kotamadya Pekanbaru melakukan koordinasi penyusunan program binaan dengan pihak yayasan dengan pendekatan kontingensi yang mengacu pada prinsip kesamaan visi, misi dan tujuan dalam rangka menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas. 2. Kepada Kepala Sekolah tersebut disarankan juga bahwa materi pembinaan diarahkan pada efektivitas pengajaran, mulai dari penyusunan persiapan

121 mengajar, mengoptimalkan penggunaan berbagai keterampilan mengajar, pendayagunaan fasilitas, serta mendayagunakan siswa dengan berbagai perbedaan potensi yang selalu dijadikan modal untuk dikembangkan kearah yang diinginkan pendidikan. 3. Kepada Pengawas TK/SD agar menyatukan materi program kerja dengan Kepala Sekolah, terutama memberikan masukan untuk memperdalam aspek pengarahan, motivasi dan monitoring yang ditujukan untuk peningkatan kemampuan mengajar, seperti tanggung jawab, fungsi dan peran yang dilakukan. Selanjutnya pengarahan tentang pembinaan kemampuan pribadi lain berupa kemantapan dan integritas, berfikir alternatif, adil, jujur, objektif, ulet, tekun bekerja serta bersifat terbuka. Sedangkan program kemampuan profesional di arahkan untuk mampu menguasai bahan pengajaran, pengelolaan kelas, mengelola media serta menilai prestasi belajar mengajar. 4. Agar pembinaan yang dilaksanakan oleh Pengawas TK/SD, diupayakan kunjungan Pengawas TK/SD ke sekolah frekwensinya ditingkatkan dari 2 kali sebulan menjadi 5 kali sebulan sehingga Pengawas TK/SD dapat melaksanakan kegiatan pembinaan, sehingga Pengawas TK/SD dapat mengotimalkan pembinaan kemampuan profesional guru. 5. Diperlukan upaya penyadaran yang intensif berbagai pihak yang terkait dengan pembinaan kemampuan profesional guru akan pentingnya peningkatan kualitas guru SD. Hal tersebut karena semakin tinggi kesadaran kolektif tentang perlunya pembinaan kemampuan profesional guru dapat menumbuhkembangkan komitmen dan tanggung jawab pembinaan profesional guru SD untuk memprioritaskan

122 implementasi pembinaan seefektif mungkin. Dalam rangka ini, pihak pemerintah dalam hal ini Depdikbud atau Depdagri pada tingkat I dan II, perlu meningkatkan kordinasi yang proporsional dan intensif yang didasarkan pada orientasi tujuan yang sama, yakni meningkatkan profesional guru. Tanpa adanya kordinasi kedua pihak akan mengakibatkan terjadinya inkordinasi program pembinaan yang dapat menghasilkan upaya pembinaan profesional guru yang dilakukan kurang efektif. 6. Pembinaan kemampuan profesional guru hendaknya diselenggarakan berdasarkan pada kebutuhan dasar yang dirasakan guru itu sendiri. Pendekatan pembinaan guru dari bawah ke atas merupakan cara strategis untuk diterapkan. Suara guru tentang apa yang diperlukan dan bagaimana cara memenuhinya perlu didengarkan atau dipertimbangkan. Sedangkan pendekatan pembinaan dari atas ke bawah suadah saatnya direformulasi dan dimodifikasi bentuk dan mekanismenya, sehingga sesuai dengan kebutuhan pembinaan kemampuan profesional yang dirasakan guru itu sendiri, yang pada akhirnya menghasilkan pembinaan yang efektif. 7. Kepada pihak yayasan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan introspeksi bahwa pendidikan yang dilaksanakan tersebut bukan semata-mata mengejar keuntungan finansial, namun hal itu diperlukan. Oleh karena ada sisi lain yang amat vital untuk mengejar berbagai tujuan tersebut, seyogianya kemampuan para guru perlu ditingkatkan dan dikembangkan. Peningkatan kemampuan guru akan membawa pengaruh terhadap pelaksanaan tugas, dan pada gilirannya akan berpengaruh pada peningkatan prestasi sekolah serta kualitas siswa.

123 Upayakanlah pengembangan kemampuan profesional guru sebagai agenda prioritas di masa yang akan datang. 8. Untuk mempertegas hasil penelitian ini, diharapkan kepada peneliti yang akan datang melakukan penelitian lanjutan, terutama penelitian tindakan yang mengarah pada upaya pembinaan efektif bagi Kepala Sekolah dan Pengawas TK/SD. Artinya pada penelitian berikut yang berkaitan dengan materi ini agar mengkaji lebih dalam tentang aspek-aspek yang turut berpengaruh dalam rangka mengembangkan kemampuan profesional para guru SD Swasta dengan model tindakan di luar pembinaan guru yang berstatus negeri. Kajian penelitian itu akan mampu menemukan strategi baru dengan paradigma yang mendasarinya bahwa dalam sistem kepegawaian terdapat perbedaan status antara mereka, dan hal tersebut merupakan peluang untuk dapat dikembangkan. Akhirnya manfaat yang bersumber dari penelitian ini, akan optimal apabila semua pengelola dan pengguna jasa pendidikan menyadari bahwa tugas kependidikan merupakan kewajiban bersama dan memerlukan perhatian bersama untuk memandang permasalahan sebagai modal pembinaan di masa yang akan datang. Sementera itu kian berat dan kompleknya persoalan pendidikan sudah barang tentu membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar segala bentuk fenomena negatif dapat diatasi dengan efektif dan efisien.