BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk memahami good corporate governance. Hubungan keagenan adalah

dokumen-dokumen yang mirip
adalah hubungan atau kontak antara principal dan agent. Principal saham bertindak sebagai principal, dan CEO (Chief Executive Officer)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Good Corporate Governance. kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak pihak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara manajer (agent) dengan investor (principal). Terjadinya konflik

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari keberadaan suatu entitas bisnis selain untuk memaksimumkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemerintah, karyawan serta pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori agensi menjelaskan tentang pemisahan kepentingan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan publik atau perusahaan terbuka adalah perusahaan yang sebagian atau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Peranan bank yang utama yaitu memobilisasi dana dari masyarakat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Bagi perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan penerapan Good Corporate Governance (Daniri, 2005). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal (pemegang saham, investor, pemerintah, kreditur, dan lain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bekerja untuk mencapai tujuan. Tujuan utama perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham) sebagai prinsipal. Manajer sebagai agent memiliki asimetri

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan merupakan media komunikasi bagi perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. baik jika laba tersebut menjadi indikator yang baik untuk laba masa mendatang,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laba merupakan sekumpulan angka yang berisi informasi, dimana laba juga merupakan bagian penting dari

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki sebuah perusahaan go public. Semakin tinggi nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance)

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri yang bergerak di bidang keuangan (sektor perbankan),

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal) dan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. lemahnya praktek good corporate governance pada korporasi atau perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan hal ini sangat penting, baik bagi investor maupun bagi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan seperti manajemen, investor, kreditor, pemerintah, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan perusahaan (Yustini dan Cholis, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. tujuan para investor yaitu memperoleh return yang maksimal dari dana yang

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien agar bisa bersaing dengan perusahaan lain di dalam negeri

BAB I PENDAHULUAN. manajemen. Abdelghany (2005) menjelaskan earnings management merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian di Indonesia semakin berkembang dan menjadikan

PENDAHULUAN. perusahaan yang ditransaksikan di bursa untuk perusahaan yang sudah go public. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah (value added) untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Teori agensi didasarkan pada pandangan bahwa perusahaan sebagai sekumpulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. eksternal untuk menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Good Corporate Governance. dan lain sebagainya. Pemahaman tentang praktik good corporate

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kontrak antara manajer (agent) dengan investor (principal). Terjadinya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menentukan antara arah dan kinerja perusahaan (Monks & Minow,

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. agency theory (teori keagenan) sebagai kontrak kerja antara principal dan agent,

BAB I PENDAHULUAN. obligasi. Investasi dalam bentuk saham sebenarnya memiliki risiko yang tinggi

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Persepsi Good dalam good corporate governance adalah tingkat pencapaian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atas kepentingan mereka sendiri dan agen (manajer perusahaan) a) Pemegang saham dengan manajer.

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Teori agensi mengistilahkan pemilik sebagai principal, sedangkan manajer

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah perusahaan yang baik adalah perusahaan yang bisa menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance (GCG) mulai. yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menyimpulkan

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan (sustainable) dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis dan usaha saat ini, corporate governance atau yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan yang dilakukan oleh peneliti merujuk penelitian-penelitian

PEDOMAN DIREKSI DAN KOMISARIS PERSEROAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan perusahaan dilakukan oleh dua pihak berbeda, dalam hal ini pihak principal

BAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Teori agensi berkaitan dengan hubungan antara manajemen perusahaan (agent)

BAB I PENDAHULUAN. suatu pencerminan dari suatu kondisi perusahaan, karena di dalam laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu pencatatan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari suatu perusahaan adalah mensejahterahkan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengungkapan informasi secara terbuka mengenai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Adanya krisis keuangan di Indonesia pada akhir tahun 2008 salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan menjamin akuntanbilitas manajemen terhadap stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu instrumen hutang yang ditawarkan penerbit (issuer) atau yang

BAB 1 PENDAHULUAN. tanggal 19 Oktober Pada saat itu pengaruh financial perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsep Good Corporate Governance (GCG) diperlukan untuk memastikan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh suatu kerangka tata kelola (corporate governance

BAB I PENDAHULUAN. sebab terjadinya asimetri informasi (ketidakseimbangan penguasaan informasi)

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance/GCG) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan laporan keuangan penting bagi para pihak eksternal

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan pencatatan transaksi, pengikhtisaran dan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh good corporate governance,

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan (financial statement) merupakan sumber informasi

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan laporan keuangan untuk pihak pihak yang berkepentingan seperti

BAB I PENDAHULUAN. transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan.

BAB I PENDAHULUAN. dan pemerintah yang digunakan sebagai dasar pertimbangan pengambilan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan teoritis 1. Teori keagenan Perspektif hubungan keagenan merupakan dasar yang digunakan untuk memahami good corporate governance. Hubungan keagenan adalah kontrak antara pemilik perusahaan (principal) dan manajemen (agent) (Gusnadi, 2008). Menurut teory Agency, agent harus bertindak secara rasional untuk kepentingan principalnya. Agen harus menggunakan keahlian, kebijaksanaan, itikad baik, dan tingkah laku yang wajar dan adil dalam memimpin perseroan (Surya, 2008). Namun dalam prakteknya timbul masalah (agency problem), karena ada kesenjangan kepentingan antara para pemegang saham sebagai para pemilik perusahaan dengan pihak pengurus atau manajemen sebagai agent. Pemilik memiliki kepentingan agar dana yang telah diinvestasikannya memberikan pendapatan yang maksimal Sedangkan pihak manajemen memiliki kepentingan terhadap perolehan incentives atas pengelolaan dana pemilik perusahaan. Konflik kepentingan ini akan menimbulkan biaya (cost) yang biasa disebut agency cost (Surya, 2008) Good corporate governance sangat berkaitan dengan bagaimana membuat para investor yakin bahwa manajer akan memberikan keuntungan bagi mereka, yakin bahwa manajer tidak akan mencuri, menggelapkan atau menginvestasikan ke dalam proyek - proyek yang tidak menguntungkan

berkaitan dengan dana/kapital yang telah ditanamkan oleh investor. Dengan kata lain yakni good corporate governance diharapkan akan dapat berfungsi untuk menekan atau menurunkan biaya keagenan (agency cost)sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan (Gusnadi, 2008). 2. Good Corporate Governance FCGI (Forum for Corporate Governance in Indonesia)dalam Martina (2009) mendefenisikangood corporate governanceadalah seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, manager, kreditur, pemerintah, karyawan, dan pihak pihak yang berkepentingan lainnya baik internal maupun eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak hak dan kewajiban mereka. Berdasarkan defenisi tersebut, nampak dengan jelas bahwa good corporate governance merupakan upaya yang dilakukan oleh semua pihak yang berkepentingan dengan perusahaan untuk menjalankan usahanya secara baik sesuai dengan hak dan kewajibannya masing masing. Pelaksanaan good corporate governance dilakukan dengan menggunakan prinsip-prinsip yang berlaku secara internasional. Prinsipprinsip dasar ini diharapkan menjadi rujukan bagi para regulator (pemerintah) dalam membangun framework bagi penerapan good corporate governance. Prinsip-prinsip dasar penerapan good corporate governance yang dikemukakan oleh Organitaion for Economic Corporationand Development (OECD)dalam Martina (2009)terdiri dari empat aspek yaitu:

a. Kewajaran (Fairness) Menekankan pada adanya perlakuan dan jaminan hak-hak yang sama kepada pemegang saham minoritas maupun mayoritas, termasuk hak hak pemegang saham asing serta investor lainnya. b. Transparansi (Transparency) Informasi perusahaan yang disajikan tepat waktu, akurat, disertai pengungkapan laporan keuangan yang memadai. c. Akuntabilitas (Accountability) Kejelasan fungsi, struktur, sistem dan dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. d. Responsibilitas( Responsibility) Pertanggungjawaban perusahaan adalah kesesuaian (kepatuhan) di dalam pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat dan peraturan perundangan yang berlaku serta tanggungjawab sosial kepada masyarakat. Secara umum, penerapan prinsip good corporate governancesecara konkret, memiliki tujuan terhadap perusahaan sebagai berikut(surya,2008): a. Memudahkan akses terhadap investasi domestik maupun asing. b. Mendapatkan cost of capital yang lebih murah. c. Memberikan keputusan yang lebih baik dalam meningkatkan kinerja ekonomi perusahaan. d. Meningkatkan keyakinan dan kepercayaan dari stakeholder terhadap perusahaan. e. Melindungi direksi dan komisaris dari tuntutan hukum. Dari berbagai tujuan tersebut, pemenuhan kepentingan seluruh stakeholder secara seimbang berdasarkan peran dan fungsinya masing-masing dalam suatu perusahaan,merupakan tujuan utama yang hendak dicapai. Sesuai peraturan Bank Indonesia nomor 8/4/PBI/2006 pelaksanaan prinsip prinsip good corporate gavernancebagi bank umum paling kurang harus diwujudkan dalam: a. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan komisaris dan direksi.

b. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite- komite dan satuan kerja yang menjalankan fungsi pengendalian intern bank. c. Penerapan fungsi kepatuhan, auditor internal dan auditor eksternal. d. Penerapan manajemen resiko termasuk sistem pengendalian intern. e. Pengendalian dana ke pihak terkait dan penyediaan dana besar. f. Rencana strategis bank g. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan bank. Kunci utama di butuhkannya good corporate governance adalah sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja perusahaan melalui mekanisme supervisi atau pemantauan kinerja manajemen dan juga sebagai upaya untuk memperkuat dan mempertegas pertanggungjawaban dewan direksi dan pihakpihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan (Pasoloran, 2001). Good corporate governance dapat di proksikan ke dalam ukuran dewan komisaris (Siallagan, 2006), proporsi dewan komisaris independen, dan komite audit (Martina, 2009). 3. Ukuran Dewan Komisaris Dewan komisaris memegang peranan yang sangat penting dalam perusahaan,terutama dalam pelaksanaan good corporate governance. Fungsi monitoring yang dilakukan oleh dewan komisaris dipengaruhi oleh jumlah atau ukuran dewan komisaris(siallagan, 2006). Dengan makin banyaknya anggota dewan komisaris maka badan ini akan mengalami kesulitan dalam menjalankan perannya, diantaranya kesulitan dalam berkomunikasi dan mengkoordinir kerja dari masing-masing anggota dewan itu sendiri, kesulitan dalam mengawasi dan mengendalikan tindakan dari manajemen, serta kesulitan dalam mengambil keputusan yang berguna bagi perusahaan. Adanya kesulitan dalam perusahaan dengan anggota dewan komisaris yang banyak ini membuat sulitnya menjalankan tugas pengawasan terhadap

manajemen perusahaan yang nantinya berdampak pula pada kinerja perusahaan yang semakin menurun (Nasution, 2007) Bank Indonesia melalui peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006 menetapkan pelaksanaan prinsip prinsip good corporate gavernance bagi keanggotan dewan komisaris bank umum meliputi: a. Jumlah anggota dewan komisaris paling kurang 3 ( tiga ) orang dan paling banyak sama dengan jumlah anggota direksi. b. Paling kurang 1(satu) orang anggota dewan komisaris wajib berdomisili di indonesia. c. Dewan komisaris di pimpin oleh presiden komisaris/komisaris utama. 4. Proporsi dewan komisaris Independen Komisaris merupakan organ yang mengawasi kebijaksanaan direksi dalam menjalankan perseroan serta memberikan nasehat kepada manajemen (Surya, 2008). Untuk menjamin pelaksanaan good corporate governance diperlukan anggota dewan komisaris yang memiliki integritas, kemampuan tidak cacat hukum dan tidak memiliki hubungan bisnis ataupun hubungan lainnya dengan pemegang saham pengendali (mayoritas) baik secara langsung maupun tidak langsung atau biasa disebut komisaris independen.komisaris independen adalah komisaris yang bukan merupakan anggota manajemen, pemegang saham mayoritas dari suatu perusahaan yang mengawasi pengelolaan perusahaan (Surya, 2008). Keberadaan komisaris independen dapat meningkatkan kinerja perusahaan melalui pengawasan dan nasehat atau masukan yang diberikannya demi kepentingan perusahaan.

Komisaris independen bersama dewan komisaris memiliki tugas-tugas utama meliputi (Surya, 2008) : a. Menilai dan mengarahkan strategi perusahaan, garis-garis besar rencana kerja, kebijakan pengendalian resiko, anggaran tahunan dan rencana usaha; menetapkan sasaran kerja; mengawasi pelaksanaan dan kinerja perusahaan; serta memonitor penggunaan modal perusahaan, investasi dan penjualan asset. Tugas ini terkait dengan peran dan tanggung jawab, serta mendukung usaha untuk menjamin penyeimbangan kepentingan manajemen (accountability) b. Menilai sistem penetapan penggajian pejabat pada posisi kunci dan penggajian anggota dewan direksi, serta menjamin suatu proses pencalonan anggota dewan direksi yang transparan (transparency) dan adil (fairness) c. Memonitor dan mengatasi masalah benturan kepentingan pada tingkat manajemen, anggota dewan direksi dan anggota dewan komisaris, termasuk penyalahgunaan asset perusahaan dan manipulasi transaksi perusahaan. Tugas ini untuk memberikan perlindungan hak-hak para pemegang saham (fairness) d. Memonitor pelaksanaan governance, dan mengadakan perubahan dimana perlu. Komisaris independen harus melaksanakan transparanci (transparency) dan pertanggungjawaban ( responsibility) atas hal ini. e. Memantau proses keterbukaan dan efektifitas komunikasi dalam perusahaan. Proses keterbukaan ( transparency ) ini untuk menjamin tersedianya informasi yang tepat waktu dan jelas. Bank Indonesia melalui peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006menetapkan pelaksanaan prinsip prinsip good corporate gavernancebagi komposisi dewan komisaris bank umummeliputi : a. Dewan komisaris terdiri dari komisaris dan komisaris independen. b. Paling kurang 50%(lima puluh perseratus) dari jumlah anggota dewan komisaris adalah komisaris independen. 5. Komite audit Komite audit adalah organ tambahan yang diperlukan dalam pelaksanaan prinsip good corporate governance(gcg).komite audit merupakan suatu

komite yang beranggotakan satu atau lebih anggota komisaris dan keberadaannya terbebas dari pengaruh direksi, eksternal auditor dan hanya bertanggung jawab kepada dewan komisaris (Surya,2008).Menurut Hudayati (2000) faktor paling mendasar atas kesuksesan komite audit adalah komposisinya. Yang di maksud dengan komposisinya mencakup dua hal antara lain : asal anggota komite tersebut dan menurut jenis keahlian yang harus dimiliki. Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada asal anggota komite tersebut sebagai dasar untuk mengukur upaya untuk mencapai kesuksesan komite audit sekaligus sebagai bentuk penerapan good corporate governance. Pada umumnya, komite audit mempunyai tanggung jawab pada tiga bidang(surya,2008), yaitu: a. Laporan keuangan (Financial Reporting) Tanggung jawab komite audit di bidang laporan keuangan adalah untuk memastikan bahwa laporan yang dibuat manajemen telah memberikan gambaran yang sebenarnya tentang kondisi keuangan, hasil usaha, rencana dan komitmen perusahaan. b. Tata kelola perusahaan (Corporate Governance) Tanggung jawab komite audit dalam bidang tata kelola perusahaan adalah untuk memastikan bahwa perusahaan telah dijalankan sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku dan etika, melaksanakan pengawasan secara efektif terhadap benturan kepentingan dan kecurangan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan. c. Pengawasan perusahaan (Corporate Control) Komite audit bertanggung jawab untuk pengawasan perusahaan termasuk di dalamnya hal-hal yang berpotensi mengandung resiko dan sistem pengendalian intern serta memonitor proses pengawasan yang dilakukan oleh auditor internal Jumlah anggota komite audit harus disesuaikan dengan kompleksitas perusahaan dengan tetap memperhatikan efektifitas dalam mengambil

keputusan (Martina, 2009). Bank Indonesia melalui peraturan bank Indonesia : No.8/4/PBI/2006menetapkan pelaksanaan prinsip prinsip good corporate gavernancebagi komite audit bank umum meliputi : a. Anggota komite Audit paling kurang terdiri dari 1. Seorang komisaris independen. 2. Seorang dari pihak independen yang memiliki keahlian di bidang keuangan atau akuntansi. 3. Seorang dari pihak independen yang memiliki keahlian di bidang hukum atau perbankan. b. Komite audit di ketuai oleh komisaris independen c. Anggota direksi dilarang menjadi anggota komite audit. d. Komisaris independen dan pihak independen yang menjadi anggota komite audit paling kurang 51% (lima puluh satu per seratus) dari jumlah anggota komite audit. e. Anggota komite audit wajib memiliki integritas, akhlak dan moral yang baik. 6. Struktur kepemilikan Struktur kepemilikan perusahaan (ownership structures) terdiri dari dua tipe, yaitu struktur kepemilikan yang tersebar (dispersed ownership) kepada outside investors (para pemegang saham publik) dan struktur kepemilikanyang terkonsentrasi pada segelintir pemegang saham saja(concentrated ownership)(surya, 2008). Dalam penelitian ini struktur kepemilikan yang dibahas adalah struktur kepemilikan yang terkonsentrasi kepada segelintir pemegang saja (concentrated ownership) karena terkonsentrasinya kepemilikan pada segelintir pemegang saham saja(concentrated ownership) dapat membuat pelaksanaan kontrol terhadap pihak manajemen menjadi lebih mudah dan juga dapat menurunkan potensi konflik kepentingan yang timbul karenanya( Surya,2008).

Control yang diberikan oleh kepemilikan yang terkonsentrasi pada segelintir pemegang saham saja (concentrated ownership) dapat menurunkan potensi konflik kepentingan yang dapat menghambat kinerja perusahaan. 7. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan menunjukkan jumlah pengalaman dan kemampuan tumbuhnya suatu perusahaan yang mengindikasikankemampuan dalam mengelola tingkat risiko investasi yang diberikan para stakeholder untuk meningkatkan kemakmuran mereka. Jika perusahaan memiliki total asset yang besar menunjukkan bahwa perusahaan telah mencapai tahap kedewasaan (maturity) dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total asset yang kecil (Daniati, 2006). 8. Kinerja perusahaan Penelitian ini membahas bagaimana mekanisme good corporate governance mempengaruhi kinerja perusahaan. Penilaian kinerja perusahaan dilakukan bertujuan untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standard perilaku yang ditetapkan sebelumnya agar tercapai tujuan perusahaan yang baik. Penilaian kinerja

perusahaan bertujuan juga untuk mengetahui efektifitas operasional perusahaan (Hermiyetti, 2008) Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui berbagai macam indikator atau variabel untuk mengukur keberhasilan perusahaan, pada umumnya berfokus pada informasi kinerja yang berasal dari laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut bermanfaat untuk membantu investor, kreditor, calon investor dan para pengguna lainnya dalam rangka membuat keputusan investasi, keputusan kredit, analisis saham serta menentukan prospek suatu perusahaan di masa yang akan datang. Cash Flow Return On Assets (CFROA) merupakan salah satupengukuran kinerja keuangan perusahaan yang menunjukkan kemampuan aktivaperusahaan untuk menghasilkan laba operasi. CFROA lebih memfokuskan padapengukuran kinerja perusahaan saat ini dan tidak terikat dengan harga saham(cornett et al., 2006) B. Tinjauan Peneliti Terdahulu Isnanta (2007) melakukan penelitian mengenai Pengaruh Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba dan Kinerja Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur kepemlikan, kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajemen laba dan kinerja perusahaan. Penelitian ini dilakukan terhadap 51 perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur. Hasil penelitian ini

menemukan bahwa struktur kepemilikan, kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba tetapi berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Girsang (2010)melakukan penelitian mengenai Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba dan Kinerja Perusahaan Real Estate Dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajemen laba dan kinerja perusahaan. Penelitian ini dilakukan terhadap 17 perusahaan yang bergerak di bidang industri real estate dan property. Hasil penelitian ini menemukan bahwa kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba dan kinerja perusahaan. Nurhayati (2010) melakukan penelitianpengaruhgood Corporate GovernanceTerhadap Kinerja Keuangan (Studi pada Perusahaan Perbankan yang Listing di BEI). Variabel independen yang digunakan pada penelitian ini antara lain : kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen, dan ukuran perusahaan, Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan perusahaan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2006 2008. Total sampel penelitian adalah 20 perusahaan yang ditentukan berdasarkan metode purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kepemilikan institusional

mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan. Sedangkan kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris dan proporsi dewan komisaris independen tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan. Sembiring (2008) melakukan penelitian Pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap kinerja keuangan pada perusahaan bisnis dan properti di Bursa Efek Jakarta. Variabel independen yang digunakan pada penelitian ini antara lain : Ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja perusahaan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan bisnis dan property yang terdaftar di BEI pada tahun 2002 2006. Total sampel penelitian adalah 12 perusahaan yang ditentukan berdasarkan metode purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwaukuran perusahaan berpengaruh terhadap kinerja keuangan sedangkan kebijakan pendanaan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuanganringkasan penelitian terdahulu ini dapat dilihat pada tabel 2.1 Ringkasan Penelitian terdahulu Tabel 2.1 Nama peneliti Judul Variabel penelitian Kesimpulan penelitian Rudi isnanta (2007) Pengaruh good corporate governance dan struktur kepemilikan terhadap manajemen laba dan kinerja perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Good corporate governancedan, struktur kepemilikan sebagai variabel independen, sedangkan kinerja perusahaan dan Manajemen laba sebagai variabel dependen. struktur kepemilikandan good corporate governance yang di proksikan dalam KepemilikanManajerial, Proporsi DewanKomisaris dan Komite Auditberpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan tetapi tidak berpengaruh terhadap manajemen laba

Isian mahdalena girsang (2010) Pengaruh good corporate governance terhadap manajemen laba dan kinerja perusahaan real estate dan property Yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Good corporate governance sebagai variabel independen, sedangkan manajemen laba dan kinerja perusahaan sebagai variabel dependen. good corporate governance yang diproksikan dalam kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan dan manajemen laba Nanik Nurhayati (2010) Pengaruh Good Corporate GovernanceTerhadap Kinerja Keuangan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Sembiring(2008) Pengaruh ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan terhadap kinerja keuangan pada perusahaan bisnis dan properti di Bursa Efek Jakarta Sumber : data yang diolah peneliti, 2011 Good corporate Governancesebagai variabel independen, sedangkan kinerja perusahaan sebagai variabel dependen. Ukuran perusahaan dan kebijakan pendanaan sebagai variabel independen, sedangkan kinerja keuangan sebagai variabel dependen. variabel kepemilikan institusional mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan. Sedangkan kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris, proporsi dewan komisari independen tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan. Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kinerja keuangan sedangkan kebijakan pendanaan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual Ukuran dewan komisaris (X 1 ) H 1 Proporsi dewan komisaris independen (X 2 ) Komite audit (X 3 ) Struktur kepemilikan (X 4 ) H 2 H 3 H 4 Kinerja keuangan perusahaan (Y) Ukuran perusahaan (X 5 ) H 5 H 6 Gambar 2.1 Kerangka konseptual penelitian Kerangka konseptual merupakan modal konseptual tentang bagaimana teori yang digunakan berhubungan dengan berbagai faktor yang telah peneliti identifikasikan sebagai masalah penting. Berdasarkan kerangka konseptual diatas, ditentukan bahwa variabel struktur

kepemilikan, ukuran perusahaan dan good corporate governance yangdiproksikan kedalam ukuran dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen dan komite audit sebagai variabel independen dan kinerja perusahaan sebagai variabel dependen. Tujuan dari good corporate governance adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan. Apabila perusahaan memiliki jumlah anggota dewan komisaris yang sedikit akan memudahkan dewan komisaris dalam mengkoordinasikan antar anggota dewan komisaris untuk memberikan pengawasan sekaligus memberikan masukan demi kemajuan perusahaan. Dewan komisaris independen dapat memberikan pengaruh terhadap kinerja perusahaan karena apabila dewan komisaris independen menjalankan tugasnya dengan baikseperti memberikan nasehat atau masukan serta pengawasan yang bertujuan memajukan perusahaan maka kinerja keuangan perusahaan akan meningkat. Kinerja dewan komisaris independen juga dapat meningkatkan kepercayaan investor minoritas bahwa mereka akan menerima return atas dana yang telah mereka investasikan. Komite audit juga dapat memberikan pengaruh terhadap kinerja perusahaan karena komite audit dengan kemandiriannya (independency) dapat mengawasi kecurangan serta memonitor hal-hal yang berpotensi merugikan perusahaan akan meningkatkan kinerja perusahaansekaligus membuat citra perusahaan baik dimata para investor

Karakteristik perusahaan yang dalam penelitian ini diwakili oleh struktur kepemilikan dan ukuran perusahaan dapat memberikan pengaruh terhadap kinerja perusahaan karena struktur kepemilikan yang terkonsentrasi akan memudahkan pengendalian terhadap perusahaan sekaligus mengurangi konflik kepentingan, sehingga akan berdampak pada peningkatan kinerja perusahaan. Ukuran perusahaan dapat mempengaruhi kinerja perusahaan karena semakin besar ukuran perusahaan makamengindikasikan perusahaan telah mencapai tahap kedewasaan (maturity) yang menunjukkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total asset yang kecil. Memiliki jumlah anggota dewan komisaris yang sedikit sehingga dapat memudahkan koordinasi dalam menjalankan fungsinya, pelaksanaan tugas yang baik oleh komisaris independen, kemandirian (independency) komite audit untuk menghasilkan kinerja yang baik dalam mendeteksi kecurangan dan hal-hal yang berpotensi menghasilkan resiko, memiliki struktur kepemilikan yang terkonsentrasi sehingga akan memudahkan pengendalian serta mengurangi konflik kepentingan, dan memiliki ukuran perusahaan yang besar secara bersama-sama dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. 2. Hipotesis penelitian Hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang prilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi

(Erlina,2008). Berdasarkan tinjauan teoritis, tinjauan penelitian terdahulu, dan kerangka konseptual, maka peneliti membuat rumusan hipotesis sebagai berikut : H 1 : Ukuran dewan komisaris secara parsial mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. H 2 : Proporsi komisaris independen secara parsial mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. H 3 : Komite audit secara parsial mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. H 4 : Struktur kepemilikan secara parsial mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. H 5 : Ukuran perusahaan secara parsial mempunyai pengaruhpositif signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. H 6 : Ukuran dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen, komite audit, struktur kepemilikan dan ukuran perusahaan secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan