BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kosmetik menjadi suatu kebutuhan pokok bagi sebagian orang. terutama kaum wanita. Kecantikan semakin berkembang dan berkembang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain setiap perusahaan harus mengembangkan usahanya yang

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang listing di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang ini. Terlebih lagi dengan perekonomian di Indonesia saat ini yang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. akan semakin kompleks pula aktivitas bisnisnya. Jika usaha atau bisnis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia berkembang sangat pesat dari tahun ke tahun, hal tersebut

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu lembaga resmi yang disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB I PENDAHULUAN. menggalang pergerakan dana jangka panjang dari masyarakat (investor) yang

BAB I PENDAHULUAN. Harga saham menjadi indikator keberhasilan manajemen dalam mengelola

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ke publik, dalam era sekarang ini berkembangnya perusahaan-perusahaan juga

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. berkepanjangan membuat lesunya kegiatan perekonomian. Kondisi seperti ini

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan perusahaan dapat dijadikan sebagai dasar dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup pesat

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. kompleks setiap waktunya, menyebabkan pasar modal dan industri sekuritas

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, dunia usaha berada dalam lingkungan persaingan yang berubah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian suatu negara sangat dipengaruhi oleh banyak faktor.

BAB I PENDAHULUAN. mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Kinerja keuangan dapat diartikan

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Untuk melakukan sebuah investasi, sebaiknya investor melakukan analisis

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang secara sederhana adalah tingkat keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif yang digunakan oleh. perusahaan untuk mempeoleh dana. Kehadiran pasar modal banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal saat ini sudah marak diperbincangkan di kalangan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini globalisasi telah menjangkau kehidupan. Dampak yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mereka untuk mengetahui pergerakan saham yang terjadi berapapun besar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. mencari tambahan dana (berupa fresh money) untuk disuntikan ke dalam perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. keuntungan bagi investor. Saham yang diperoleh melalui pembelian atau. terbatas (Darmadji dan Fakhrudin, 2012:05).

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan Price Earning Ratio (PER),

BAB I PENDAHULUAN. diterimanya adalah informasi yang benar. Sistem perdagangan di Bursa Efek

ANALISIS PENGARUH ROA, ROE, NPM DAN EPS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai jenis sekuritas yang menawarkan tingkat return dengan risiko

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dapat memilih alternatif investasi pada berbagai sekuritas yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas risiko yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi di masa yang akan datang. (Jones, 2004). Tujuan kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan sejenis di dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

PENGARUH PERGERAKAN RASIO PROFITABILITAS EMITEN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan mampu memberikan deviden kepada pemegang saham, kelangsungan hidup suatu perusahaan.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. masa mendatang (Tandelilin, 2010:2).Secara umum, pemodal (investor) yang

BAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bahwa informasi yang diterimanya adalah informasi yang benar.

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesian Stock Exchange (IDX) memiliki peranan penting sebagai sarana bagi masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditanamkan oleh para investor asing maupun domestik di pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. modal dikatakan efisiensi secara informasional apabila harga sekuritassekuritasnya

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB I PENDAHULUAN. Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya kegiatan bisnis dalam bidang ekonomi saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkembangnya kegiatan bisnis dalam bidang ekonomi saat ini

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... xii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR LAMPIRAN... xvii

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sarana untuk melakukan investasi adalah pasar modal. Pasar

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Apabila

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan selalu membutuhkan dana untuk menunjang kelancaran kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal. Dengan adanya pasar modal para investor dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana serta menawarkan surat berharga dengan cara listing

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB I PENDAHULUAN. investor/pemilik modal. Media yang digunakan perusahaan dalam menjual

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian yang sedang recovery ini masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan industri-industri manufaktur harus mencari sumber dana guna

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan tingkat pengembalian (return) (Arista). Tujuan perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan ekonomi, terutama di negara yang menganut sistem

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dunia usaha terhadap permodalan saat ini cenderung menunjukkan

BAB I. Indonesia. Hal ini karena pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana

ANALISIS FUNDAMENTAL DENGAN PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ASEAN-Korea Free Trade Area (AKFTA) merupakan salah satu perjanjian perdagangan internasional yang melibatkan negara-negara ASEAN (termasuk Indonesia) dan Korea Selatan. Preferential treatment diberikan bagi negara-negara yang menjadi anggota perjanjian tersebut di tiga sektor : sektor barang, jasa, dan investasi, dengan tujuan dapat memacu percepatan aliran barang, jasa, dan investasi di antara negara-negara anggota sehingga dapat terbentuk suatu kawasan perdagangan bebas. Proses perundingan awal AKFTA dimulai pada awal tahun 2005 dan pada tanggal 13 Desember 2005 Kerangka Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Menyeluruh (Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation) AKFTA dapat ditandatangani oleh para kepala negara ASEAN dan Korea Selatan di Kuala Lumpur, Malaysia. Sejak saat itu, proses perundingan teknis di tiga sektor tersebut dimulai di mana perjanjian untuk ketiga sektor dapat diselesaikan dalam tahapan yang berbeda-beda. Kesepakatan perdagangan barang dapat diselesaikan paling awal dengan ditandatanganinya perjanjian perdagangan barang AKFTA tanggal 24 Agustus 2006 di Kuala Lumpur, Malaysia. Sedangkan dua kesepakatan lain di sektor perdagangan jasa dan sektor investasi baru dapat diselesaikan masing-masing pada tahun 2007 dan 2009. Kesepakatan perdagangan jasa ditandatangani oleh para menteri ekonomi saat KTT ASEAN tahun 2007 di Singapura, sedangkan perjanjian investasi AKFTA ditandatangani pada saat berlangsungnya KTT ASEAN-Korea bulan Juni 2009 di Pulau Jeju, Korea Selatan. Pada perjanjian perdagangan barang AKFTA, negara-negara ASEAN dan Korea Selatan menyepakati upaya penghapusan ataupun pengurangan hambatanhambatan tarif maupun non tarif. Pada skema penghapusan atau pengurangan tarif tersebut diatur secara detil program penurunan dan atau penghapusan tarif secara 1

2 progresif, yang dibagi atas kategori Normal Track, Sensitive List, dan Highly Sensitive List. Khusus untuk kategori Normal Track yang mencakup sebagian besar jenis produk, penurunan dilakukan secara bertahap sejak perjanjian perdagangan barang efektif berlaku hingga batas waktu seluruh pos tarif menjadi 0% paling lambat 1 Januari 2010 untuk Korea Selatan dan 1 Januari 2012 untuk ASEAN 6. Negara-negara ASEAN lain di luar ASEAN 6, atau yang bisa disebut CLMV (Cambodia, Lao PDR, Myanmar, Viet Nam) diberikan fleksibilitas berupa tambahan waktu yang sifatnya bervariasi. Untuk urusan kecantikan, Korea Selatan merupakan salah satu negara yang selalu menjadi panutan para wanita di dunia. Fenomena ini pun berdampak pada berkembang pesatnya industri kecantikan di negara tersebut. Neraca perdagangan produk-produk kosmetik Korea Selatan pertama kali membukukan surplus pada 2012. Selanjutnya, nilai surplus perdagangan kosmetik Korea Selatan meningkat menjadi 851 miliar won pada 2014. Adapun pada 2016, nilai surplus melesat menjadi 3,1 triliun won. Penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta jiwa memberikan potensi yang sangat besar di industri kecantikan. Potensi tersebut muncul karena penduduk Indonesia yang didominasi oleh wanita yang ingin selalu terlihat cantik, dan kini pun diikuti oleh para pria yang mulai ingin mengikuti wanita yaitu mempercantik diri mereka, dengan artian para pria tersebut mulai memperhatikan secara keseluruhan penampilan mereka setiap saat. Kondisi tersebut mulai dimanfaatkan oleh para produsen produk kecantikan di Indonesia. Dalam menjalankan operasionalnya, perusahaan umumnya memerlukan dana tambahan untuk pengembangan usaha dan penambahan modal kerja. Untuk mendapatkan dana tersebut banyak cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan, yang salah satunya adalah dengan menjual saham. Saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas yang diperdagangkan di pasar modal. Pasar modal merupakan salah satu alternatif yang digunakan oleh perusahaan untuk memperoleh dana. Kehadiran pasar modal memperbanyak pilihan sumber dana bagi investor serta menambah pilihan investasi, yang juga

3 dapat diartikan kesempatan untuk memperoleh imbal hasil. Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan datang (Tandelilin, 2010: 2). Dua unsur yang melekat pada setiap modal atau dana yang diinvestasikan adalah hasil (return) dan risiko (risk). Kedua unsur ini memiliki korelasi yang positif, di mana semakin besar hasil yang diperoleh maka semakin besar risiko yang dimilikinya. Sebaliknya semakin kecil hasil yang diperoleh, maka semakin kecil pula risiko yang dihadapi. Seorang investor membeli sejumlah saham dengan harapan memperoleh keuntungan dari harga saham atau pembayaran sejumlah dividen oleh sejumlah perusahaan sebagai imbalan atas waktu dan risiko di dalam investasi tersebut (Silitonga, 2009: 1) Dalam melakukan analisis saham, ada dua pendekatan yang sering digunakan, yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal mendasarkan diri pada pola-pola pergerakan harga saham dari waktu ke waktu, sedangkan analisis fundamental secara top-down mendasarkan diri pada faktorfaktor fundamental perusahaan yang dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan industri (Tandelilin, 2010:392). Analisis fundamental mempraktikkan harga saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut (Martalena dan Malinda, 2011:47). Menurut Eduardus Tandelilin (2010: 133) mendefinisikan bahwa harga saham merupakan cerminan dari ekspektasi investor terhadap faktor-faktor earning, aliran kas dan tingkat return yang disyaratkan investor, yang mana ketika faktor tersebut juga sangat dipengaruhi oleh kinerja ekonomi makro. Berikut ini adalah data perkembangan harga saham pada sektor kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010 sampai tahun 2016 :

4 Harga Saham 45000 NOMINAL (RP) 40000 35000 30000 25000 20000 15000 10000 5000 26000 20850 18800 16500 11000 11900 7200 7700 37000 38800 32300 17525 16500 12500 PT Unilever Indonesia Tbk PT Mustika Ratu Tbk PT Mandom Indonesia Tbk 0 650 500 490 465 350 208 210 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 TAHUN Sumber : www.idx.co.id Gambar 1.1 Harga Saham Perusahaan Kosmetik 2010-2016 Pada gambar 1.1 dapat kita lihat PT Unilever Indonesia Tbk mengalami kenaikan harga saham setiap tahunnya dan berbanding terbalik dengan PT Mustika Ratu yang mengalami penurunan harga saham dari tahun ketahun. Untuk PT Mandom Indonesia Tbk mengalami fluktuasi pada harga sahamnya. Naik turunnya harga saham suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh kinerja keuangan perusahaan yang bersangkutan. Di sisi lain, tinggi rendahnya harga saham juga akan menentukan kinerja keuangan perusahaan (Puspitasari, 2013: 19). Hal ini menurut peneliti dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah ROE (Return On Equity), ROA (Return On Assets), DER (Debt to Equity Ratio), NPM (Net Profit Margin), PER (Price to Earning Ratio). Dalam penelitian ini rasio yang digunakan adalah ROE (Return On Equity), ROA (Return On Assets), dan Net Profit Margin (NPM). Net Profit Margin (NPM) merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan pada perusahaan untuk menghasilkan

5 keuntungan dibandingkan dengan penjualan yang dicapai (Sutrisno, 2009: 222). Semakin besar NPM maka kinerja perusahaan akan semakin produktif sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk mananamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Rasio ini menunjukkan berapa besar presentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan (Bastian dan Suhardjono, 2006: 299). Return On Assets menurut Kasmir (2012: 201) adalah rasio yang menunjukan hasil (return) atas jumlh aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Selain itu, ROA memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan. Pengertian Return On Equity menurut Kasmir (2012: 204) adalah rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Sedangkan menurut Irham (2012: 98) ROE adalah rasio yang digunakan untuk mengkaji sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk mampu memberikan laba atau ekuitas. Penulis memilih rasio ROA dan ROE sebagai faktor yang mempengaruhi harga saham karena ROA dan ROE merupakan rasio yang mewakili pengembalian atas seluruh aktifitas perusahaan. Sementara rasio NPM dipilih karena menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari hasil penjualan. Berikut ini adalah data perkembangan Net Profit Margin (NPM), Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham perusahaan kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010 sampai tahun 2016:

6 Tabel 1.1 Perkembangan Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM) dan Harga Saham Perusahaan Kosmetik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010 2016 Perusahaan Tahun Harga Saham NPM ROA ROE 2010 16500 0.172 0.406 0.836 2011 18800 0.177 0.422 1.131 2012 20850 0.177 0.404 1.219 PT Unilever Indonesia Tbk 2013 26000 0.174 0.715 1.258 2014 32300 0.166 0.402 1.248 2015 37000 0.150 0.372 1.212 2016 38800 0.160 0.382 1.359 2010 650 0.066 0.063 0.072 2011 500 0.069 0.066 0.078 2012 490 0.067 0.068 0.080 PT Mustika Ratu Tbk 2013 465-0.019-0.015-0.018 2014 350 0.017 0.015 0.019 2015 208 0.002 0.002 0.003 2016 210-0.022-0.012-0.015 2010 7200 0.090 0.126 0.139 2011 7700 0.085 0.124 0.137 2012 11000 0.081 0.119 0.137 PT Mandom Indonesia Tbk 2013 11900 0.079 0.109 0.135 2014 17525 0.076 0.094 0.136 2015 16500 0.235 0.262 0.318 2016 12500 0.076 0.066 0.083 Sumber : www.idx.co.id (2017) Berdasarkan tabel diatas pada tahun 2010 sampai tahun 2015 harga saham PT Unilever Indonesia Tbk mengalami peningkatan pada harga sahamnya, namun NPM megalami penurunan di setiap tahunnya, sedangkan untung ROA dan ROE megalami perubahan naik turun setiap tahunnya.

7 PT Mustika Ratu Tbk mengalami penurunan setiap tahunnya, namun dapat dilihat ROA, ROE, dan NPM mengalami naik turun, tidak seimbang dengan harga sahamnya. Pada tahun 2010 sampai tahun 2014 harga saham PT Mandom Indonesia Tbk mengalami peningkatan ditiap tahunnya, namun tidak diimbangi dengan ROA, ROE, dan NPM yang cenderug mengalami penurunan disetiap tahunnya. Pada tahun 2015 ROA, ROE dan NPM mengalami penigkatan yang signifikan namun harga saham pada tahun tersebut mengalami penurunan. Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan judul penelitian, Astri Wulan Dini dan Lin Indarti (2012) melakukan penelitian mengenai pengaruh Net Profit Margin (NPM), Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE) terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar dalam Emiten LQ45 periode 2008-2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham, sedangkan NPM dan ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan industri manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2010. Dwi Murtianingsih (2011) melakukan penelitian yang berjudul pengaruh Return On Assets, Return On Equity, Net Profit Margin, Earning Per Share dan Debt to Equity Ratio terhadap harga saham perusahaan Food and Beverages yang tercatat di Bursa Efek Indonesa periode 2008 2011. Hasil peneltian menunjukan bahwa NPM dan EPS berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Berdasarkan penelitian diatas karena hasil yang tidak konsisten maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian skripsi dengan judul Pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Perusahaan Kosmetik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2016. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah dalam penelitian ini

8 1. Apakah variabel Net Profit Margin, Return On Assets dan Return On Equity memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham secara simultan pada Perusahaan Kosemetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2016? 2. Apakah variabel Net Profit Margin (NPM) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham secara parsial pada Perusahaan Kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2016? 3. Apakah variabel Return On Assets (ROA) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham secara parsial pada Perusahaan Kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2016? 4. Apakah variabel Return On Equity (ROE) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham secara parsial pada Perusahaan Kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2016? 1.3 Batasan Masalah Dalam penyusunan penelitian ini, peneliti akan mencari hubungan antara kinerja keuangan suatu perusahaan terhadap harga saham. Untuk itu, agar dalam pembahasan mendapatkan arah yang di inginkan dan sesuai dengan tujuan penelitian ini. Maka peneliti akan membatasi ruang lingkup permasalahan yang ada yaitu sebagai berikut : 1. Perusahaan yang akan diteliti adalah perusahaan kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2016 yaitu PT Unilever Indonesia Tbk, PT Mustika Ratu Tbk, PT Mandom Indonesia Tbk. 2. Periode yang di ambil hanya pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2016 karena pada tahun 2010 adalah awal mula kesepakatan ASEAN- Korea Free Trade Area di realisasikan. 3. Ukuran kinerja keuangan yang peneliti gunakan adalah rasio Profitabilitas dengan proksi Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) yang berdasarkan pada laporan keuangan perusahaan pada tahun 2010-2016.

9 4. Untuk mencari hubungan antara kinerja keuangan perusahaan dan harga saham, peneliti akan menggunakan regresi data panel dalam penelitiannya. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk : 1. Mengetahui apakah variabel Return On Assets, Return On Equity dan Net Profit Margin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham secara simultan pada Perusahaan Kosemetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2016 2. Mengetahui apakah variabel Net Profit Margin (NPM) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham secara parsial pada Perusahaan Kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2016 3. Mengetahui apakah variabel Return On Assets (ROA) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham secara parsial pada Perusahaan Kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2016 4. Mengetahui apakah variabel Return On Equity (ROE) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Harga Saham secara parsial pada Perusahaan Kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2016 1.5 Manfaat Penelitian Adapaun manfaat penelitian ini terhadap pelaku pelaku pasar modal sendiri, yaitu sebagai berikut :

10 1. Untuk investor Penelitian ini diharapkan dapat membantu investor dan calon investor memprediksi tingkat harga saham yang terjadi pada perusahaan kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk perusahaan kosmetik Penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan mencari pengaruh dari harga saham perusahaannya sehingga dapat memiliki rencana yang lebih baik untuk kedepannya sehingga menjadikan perusahaan lebih baik lagi. 3. Untuk peneliti di bidang pasar modal sektor kosmetik Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber rujukan yang berarti bagi pengembangan ilmu pengetahuan yang dapat dijadikan referensi bagi para peneliti selanjutnya dengan penelitian tentang harga saham. 1.6 Metode Penelitian Adapun sistematis penulisan laporan penelitian yang akan di tulis penulis ini yang akan di uraikan menjadi 5 bab yaitu : 1. Pendahuluan Di dalam pendahuluan akan menjelaskan tentang latar belakang penulisan penelitian ini, dimana dijelaskan adanya fenomena dan GAP yang terjadi sehingga penelitian ini dibuat, identifikasi masalah, batasan masalah dan sistematis masalah penulisan penelitian. 2. Landasan teori Di dalam bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang berhubungan dengan topik penelitian yang akan digunakan sebagai bahan perbandingan dalam melakukan analisis permasalahan yang dihadapi. Teori-teori tersebut diperoleh dari beberapa referensi yang terkait. 3. Metode penelitian Di dalam bab ini menjabarkan langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian agar hasil yang dicapai maksimal, maka diperlukan langkah-

11 langkah penelitian yang terstruktur dan terarah, sehingga hasil yang diperoleh tidak menyimpang dari tujuan penelitian. 4. Pengelolahan data dan analisis Di dalam bab ini terdapat data-data hasil pengamatan dan evaluasi yang diperoleh secara langsung di perusahaan yang kemudian akan dilakukan analisis. Data-data yang telah dikumpulkan dan dianalisis kemudian ditulis oleh penulis, serta pengolahan data yang telah dilakukan. 5. Kesimpulan dan saran Di dalam bab ini menjelaskan tentang kesimpulan yang akan diambil berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tahap sebelumnya. Bab ini juga menjelaskan tentang saran bagi perusahaan untuk memperbaiki kekurangan yang ada untuk pengembangan perusahaan di masa yang akan datang.

12

13