BAB I PENDAHULUAN. membangun karakter pribadi dan/atau kelompok yang unik baik sebagai warga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pengolahan data, pembahasan hasil penelitian yang telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. didik kurang inovatif dan kreatif. (Kunandar, 2007: 1)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. asusila, kekerasan, penyimpangan moral, pelanggaran hukum sepertinya sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

BAB I PENDAHULUAN. didik. Tujuan yang diharapkan dalam pendidikan tertuang dalam Undang-undang

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN SISWA DALAM MENAATI TATA TERTIB SEKOLAH.

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter siswa. Pendidikan agama merupakan sarana transformasi pengetahuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

I. PENDAHULUAN. Manfaat dari pendidikan di sekolah, antara lain adalah menambah wawasan dan

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bahwa disetiap jenis, jalur dan jenjang Pendidikan wajib. DIKTI/ Kep/ 2000 : Perubahan-perubahan yang dihadapi dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memang dunia yang tidak pernah bisa habis untuk. diperbincangkan. Karena selama manusia itu ada,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. semangat dalam praksis pendidikan di Indonesia. Sejak awal kemerdekaan,

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Negara (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003) informal dapat melalui keluarga dan lingkungan.

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaaraan

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. sekarang merupakan persoalan yang penting. Krisis moral ini bukan lagi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. datang, jika suatu bangsa memiliki sumber daya manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Orang tua dapat menanamkan benih

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk hidup manusia dituntut memiliki perilaku yang lebih baik dari

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. generasi-generasi muda menjadi generasi yang cerdas. Maksud dari generasigenerasi

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Republik Indonesia, pendidikan nasional berfungsi untuk

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA DALAM PEMBELAJARAN SMA

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

STRATEGI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS NILAI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMP NEGERI 3 MALANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan. sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan yaitu kegiatan belajar oleh pembelajar (Siswa) dan kegiatan mengajar

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. aman belajar bagi dirinya sendiri, sekaligus bagi siswa lain yang berada di

I. PENDAHULUAN. karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. demokratis senantiasa memberi perhatian terhadap pendidikan melalui regulasi yang mengatur

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berakhlak mulia dan mampu menempatkan dirinya dalam situasi apapun. Karakter

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dikenal sebagai satu wadah untuk membangun dan

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadikan individu lebih baik karena secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah survei pernah dilakukan Mazzola (2003) tentang bullying di sekolah.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya

PENANAMAN KARAKTER CINTA TANAH AIR PADA SISWA KELAS VII SMP KASATRIYAN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

I. PENDAHULUAN. memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi. penting. Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana serta proses pemberdayaan potensi dan pembudayaan peserta didik guna membangun karakter pribadi dan/atau kelompok yang unik baik sebagai warga negara. Hal itu diharapkan mampu memberikan kontribusi optimal dalam mewujudkan masyarakat yang berketuhanan yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berjiwa persatuan Indonesia, berjiwa kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehudupan dirinya sebagai anggota masyarakat dan warga negara yang disiplin, religius, nasionalis, produktif dan kreatif. Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang. Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari. 1

Pendidikan karakter seharusnya membawa peserta didik kepada pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata (Buchori, 2007). Dunia pendidikan di Indonesia masih mengutamakan kecerdasan kognitif, hal ini dilihat dari sekolah-sekolah yang mempunyai peserta didik dengan lulusan nilai tinggi akan tetapi tidak sedikit dari mereka yang mempunyai nilai tinggi itu justru tidak memiliki perilaku cerdas dan sikap yang baik, serta kurang mempunyai mental kepribadian yang baik pula, sebagai nilai akademik yang mereka raih di bangku-bangku sekolah serta melihat dari kelulusan peserta didik yang ditentukan oleh hasil ujian akhir nasional saja. Beberapa lembaga pendidikan berlomba untuk meningkatkan kecerdasan otak, namun mengabaikan kecerdasan hati, jiwa, dan perilaku, dari sinilah nampaknya pendidikan mengalami ketidakseimbangan dalam mencapai tujuan pendidikan yang hakiki. Akibatnya sering dijumpai perilaku tidak terdidik yang dilakukan oleh kaum terdidik, seperti contoh ditunjukannya kaum elite pemerintah yang banyak korup dan memainkan hukum, padahal mereka memiliki kecerdasan yang tinggi. Berbagai jenjang pendidikan sejauh ini adalah Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), ataupun perguruan tinggi belum mampu menciptakan manusia berkarakter dan bermoral. Terutama pada jenjang pendidikan sekolah menengah, yang seharusnya lebih diperhatikan dalam pelaksanaan pendidikan karakter khususnya dalam menerapkan nilai-nilai karakter seperti halnya nilai disiplin di sekolah. Nilai-nilai pembentuk karakter berasal dari agama, pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional adalah 2

sebagai berikut.nilai-nilai karakter tersebut adalah religius, jujur, tanggung jawab, disiplin, toleransi, kerja keras, peduli sosial, peduli lingkungan, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, gemar membaca, cinta damai, kreatif, cinta tanah air, semangat kebangsaan, dan bersahabat (Kemdiknas, 2011). Oleh karena itu, salah satu nilai pembentuk karakter adalah nilai disiplin. Nilai kedisiplinan dalam lingkup sekolah merupakan locus educationis yang sangat penting, sebab setiap individu dalam lembaga pendidikan belajar hidup bersama untuk mengasah kepekaannya mengenai moral yang dimiliki individu masingmasing. Manusia yang bermoral membutuhkan kedisiplinan diri dan keteguhan prinsip atas nilai-nilai moral yang diyakininya benar. Jadi, tanpa adanya nilai kedisiplinan, sekolah hanya menjadi tempat berseminya berbagai konflik yang tidak dapat dihindari.sekolah harus berupaya keras meningkatkan moral siswa dengan memberikan pendidikan untuk belajar dengan baik.belajar bukan hanya dibangku sekolah saja, melainkan belajar yang dibarengi juga belajar moral kehidupan. Belajar moral dapat dimulai dari hal terkecil saja, yaitu jujur dan disiplin Jadi,kegiatan tersebut dapat dijadikan upaya dalam meningkatkan kedisiplinan di sekolah. Disiplin ditunjukkan pada kepatuhan atau ketaatan seseorang terhadap norma-norma atau aturan-aturan yang berlaku dalam kehidupan kelompok (masyarakat). Disiplin mempunyai tujuan untuk mendidik, membina, dan menjamin kesejahteraan individu atau masyarakat dalam kehidupan sehari- hari. Bukan 3

hanya kedisiplinan yang menjadi perhatian kita, tetapi juga norma. Tanpa adanya norma, kelompok akan mengalami kekacauan dan kehancuran, karena setiap individu mempunyai kecenderungan dalam berperilaku sesuai dengan keyakinannya. Antara disiplin dan norma mempunyai hubungan untuk membentuk karakter seseorang.perilaku disiplin tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, yakni faktor lingkungan, keluarga dan sekolah.tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah merupakan salah satu faktor dominan dalam membentuk dan mempengaruhi perilaku siswa. Selain sekolah, faktor lingkungan sangat kuat dalam mempengaruhi pembentukan tingkah laku siswa. Apabila siswa berada pada lingkungan disiplin dan bermoral ia dengan sendirinya akan mempunyai sikap disiplin dan bermoral.faktor keluarga mempunyai peran dalam mendidik siswa, apabila siswa berada pada lingkungan yang disiplin, harmoni, dan lain-lain ia akan terbiasa bersikap baik setiap hari. Maka faktor tersebut, harus diperhatikan agar kekerasan dalam dunia pendidikan dapat teratasi dan tidak mempengaruhi situasi lingkungan yang menghambat prosespembelajaran siswa di sekolah atau mengurangi moral dan disiplin dalam diri siswa sehari-hari. Membicarakan disiplin sekolah, tidak bisa terlepas dari berbagai persoalan mengenai perilaku negatif siswa di Indonesia. Perilaku negatif yang sering terjadi dikalangan siswa saat ini sudah sangat mengkhawatirkan, seperti maraknya kehidupan seks bebas, keterlibatan dalam narkoba, geng motor dan berbagai tindakan yang menjurus ke arah kriminal lainnya yang dapat merugikan diri sendiri maupun masyarakat. Selain itu, dilingkungan sekolah masih saja ditemukan 4

pelanggaran mengenai peraturan atau tata tertib sekolah, baik dari pelanggaran tingkat ringan atau sampai pelanggaran tingkat tinggi, seperti kasus membolos, perkelahian, menyontek, pemerasan, pencurian dan bentuk-bentuk penyimpangan perilaku lainnya yang dilakukan siswa. Melihat kenyataan itulah, pendidikan karakter perlu diberlakukan untuk negeri ini, salah satu caranya yaitu dengan mengoptimalkan peran sekolah. Pihak sekolah bekerja sama dengan keluarga, masyarakat, dan elemen bangsa lainnya demi mensukseskan agenda besar menanamkan karakter kepada peserta didik sebagai calon penerus bangsa di masa yang akan datang. Beberapa sekolah dasar (SD) di Kota Surakarta telah menerapkan pendidikan karakter dalam pembelajaranya namun masihmenemui kegagalan-kegagalan, diantara kegagalan pendidikan karakter dari sekolah ini secara umum terlihat dari para peserta didiknya yang belum bisa mematuhi aturan sekolahnya seperti banyaknya siswa yang terlambat, ataupun kemampuan guru dalam megimplementasi pendidikan karakter melalui pembelajaran di kelas. Dengan demikian implementasi pendidikan karakter di sekolah-sekolah tersebut boleh dikatakan belum berhasil. Namun dari dari beberapa sekolah di atas, ada salah satu sekolah dasar (SD) yang cukup berhasil dalam pelaksanaan pendidikan karakter kedisiplinan, sekolah tersebut adalah SD Muhammadiyah 11 Mangkuyudan Surakarta. Berdasarkan wawancara awal dengan salah satu guru SD Muhammadiyah 11 Mangkuyudan Surakarta, diperoleh informasi bahwa siswa SD Muhammadiyah 11 Mangkuyudan 5

Surakarta belum ada yang terlibat kasus-kasus negatif yang bersifat merusak nama baik sekolah. Bahkan, SD Muhammadiyah 11 Mangkuyudan Surakarta merupakan sekolah yang memiliki banyak prestasi, baik itu prestasi akademik maupun prestasi non akademik. Beberapa prestasi yang telah dicapai antara lain memperoleh juara untuk lomba MAPSI, jambore pandhu athfal ceria, dan kompetisi rebana tingkat sekolah dasar sederajat. Kemudian visi sekolah yang juga senantiasa mewujudkan SD Muhammadiyah 11 Mangkuyudan Surakarta menjadi sekolah membentuk para siswanya menjadi generasi yang unggul dan berkarakter islami yang kompetitif. Dari latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih lanjut mengenai implementasi pendidikan karakter kedisiplinan di SD Muhammadiyah 11 Mangkuyudan Surakarta. Penelitian tersebut akan dilaksanakan melalui melalui proses pembelajaran, salah satu mata pelajaran yang menerapkan pendidikan karakter kedisiplinan di SD Muhammadiyah 11 Mangkuyudan Surakarta adalah mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Penelitian ini akan peneliti tuangkan dalam judul Pengelolaan Karakter Disiplin dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SD Muhammadiyah 11 Mangkuyudan Surakarta. B. Rumusan Masalah Penelitian ini difokuskan pada bagaimana pengelolaan pendidikan karakter disiplin dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) di SD 6

Muhammadiyah 11 Mangkuyudan Surakarta. Fokus penelitian kemudian dirinci menjadi tiga rumusan masalah. 1. Bagaimanakah perencanaan penerapan pendidikan karakter disiplin dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SD Muhammadiyah 11 Mangkuyudan Surakarta? 2. Bagaimanakah proses pelaksanaan penerapan pendidikan karakter disiplin dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SD Muhammadiyah 11 Mangkuyudan Surakarta? 3. Bagaimanakah evaluasi penerapan pendidikan karakter disiplin dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SD Muhammadiyah 11 Mangkuyudan Surakarta? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mendeskripsikan perencanaan pendidikan karakter disiplin dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SD Muhammadiyah 11 Mangkuyudan Surakarta. 2. Untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan penerapan pendidikan karakter disiplin dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SD Muhammadiyah 11 Mangkuyudan Surakarta. 7

3. Untuk mendeskripsikan evaluasi penerapan pendidikan karakter disiplin dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SD Muhammadiyah 11 Mangkuyudan Surakarta. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada banyak pihak, baik secara teoritis maupun secara praktis, yaitu: 1. Manfaat teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini yakni memberikan sumbangan ilmu tentang: a. Deskripsi proses perencanaan penerapan pendidikan karakter disiplin dalam Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). b. Deskripsi proses pelaksanaan penerapan pendidikan karakter disiplin dalam Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). c. Deskripsi evaluasi proses penerapan pendidikan karakter disiplin dalam Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). 2. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut : a. Bagi sekolah untuk memberi masukan kepada kepala sekolah dan guruguru dan dapat dijadikan gambaran atau pandangan guru dalam 8

melaksanakan proses pembelajaran yang mengarah pada penerapan nilai-nilai karakter. b. Bagi guru, agar dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai acuan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dari proses implementasi pembelajaran karakter disiplin dalam Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SD Muhammadiyah 11 Mangkuyudan Surakarta. 9