PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA NOMOR 04 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK ANGKUTAN PENUMPANG PERBATASAN ANTAR KABUPATEN DALAM PROPINSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMPUNG UTARA, Menimbang a. bahwa dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM, 35 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di jalan dengan Kendaraan Umum, dimana dalam Pasal 57 ayat 1 huruf d dikatakan, bahwa pemberian izin trayek untuk Angkutan Penumpang Perbatasan Antar Kabupaten dalam Propinsi menjadi kewenangan Kabupaten; b. bahwa untuk lebih meningkatkan daya guna dan hasil guna pemungutan retribusi izin trayek Angkutan Penumpang Perbatasan Antar Kabupaten dalam Propinsi yang merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah untuk otonomi daerah yang luas, nyata. Mengingat 1. Undang undang Nomor 4 Darurat Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten kabupaten dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Selatan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 963 ) Jo. Undang undang Nomor 28 Tahun 1959 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821) ; 2. Undang undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1980 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3186) ; 3. Undang undang Nomor 26 Tahun 1985 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3293 ) ; 4. Undang undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3480 ) ; 5. Undang undang 18 Tahun 1997 tentang Pajak daerah dan Retribusi(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3685 ) sebagaimana
telah diubah dengan Undang undang Nomor 34 Tahun 2000 ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia ); 6. Undang undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Perundangundangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389 ) ; 7. Undang undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 ) ; 8. Undang undang 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438 ) ; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1985 tentang Jalan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3629 ) ; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3629 ) ; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3529 ) ; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2001 tentang Retribusi Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139) ; 13. Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Utara Nomor 24 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Kabupaten Lampung Utara ( Lembaran Daerah Kabupaten Lampung Utara Tahun 2001 Nomor 01, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 01 ) ; 14. Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Utara Nomor 09 Tahun 2003 Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Lampung Utara ( Lembaran Daerah Kabupaten Lampung Utara Tahun 2003 Nomor 21, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 08 ) ;
Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA dan BUPATI LAMPUNG UTARA MEMUTUSKAN Menetapkan PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK ANGKUTAN PENUMPANG PERBATASAN ANTAR KABUPATEN DALAM PROPINSI BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan 1. Daerah adalah Kabupaten Lampung Utara. 2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta perangkat Daerah Otonomi yang lain sebagai Badan eksekutif daerah. 3. Bupati adalah Bupati Lampung Utara. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD, adalah Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Lampung Utara sebagai badan Legislatif Daerah. 5. Dinas adalah Dinas Perhubungan Kabupaten Lampung Utara. 6. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lampung Utara. 7. Pejabat adalah Pegawai yang diberikan tugas tertentu dibidang retribusi daerah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. 8. Badan adalah sekumpulan orang dan / atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer dan Perseroan lainnya. 9. Kas Daerah adalah Kas Pemerintah Kabupaten Lampung Utara. 10. Kendaraan Angkutan Penumpang Umum adalah kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan di pungut biaya. 11. Trayek adalah lintasan kendaraan umum untuk pelayanan jasa angkutan orang dengan mobil bus, mobil penumpang dan angkutan khusus yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap, jadwal tetap maupun tidak terjadwal dalam wilayah daerah. 12. Mobil bus adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi lebih dari 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pnegemudi baik maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi.
13. Retribusi izin Trayek Angkutan Penumpang Perbatasan Kabupaten dalam Propinsi yang selanjutnya dapat disebut Retribusi adalah pemberian atas pemberian izin kepada orang pribadi atau badan untuk penyediaan pelayanan angkutan penumpang umum pada suatu atau beberapa trayek tertentu dalam wilayah daerah Propinsi. 14. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan perundang-undangan diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi termasuk pemungut atau pemotong retribusi tertentu. 15. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang dapat disingkat SKRD adalah Surat Keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi tertentu. 16. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang dapat disingkat STRD adalah Surat untuk melakukan tagihan retribusi atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda. 17. Penydik Pegawai Negeri Sipil ( PPNS ) adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah yang diberikan wewenang khusus oleh undang-undang untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran peraturan daerah. BAB II NAMA, OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI Pasal 2 Dengan nama retribusi izin trayek angkutan penumpang perbatasan antar kabupaten dalam propinsi dipungut retribusi sebagai pembayaran atas pemberian izin trayek yang diberikan oleh Pemerintah Daerah. Pasal 3 Objek Retribusi adalah pelayanan yang diberikan atas pemberian izin trayek angkutan penumpang perbatasan antar kabupaten dalam propinsi tertentu untuk angkutan penumpang umum pada satu atau beberapa trayek tertentu yang seluruhnya berada dalam wilayah daerah. Pasal 4 Subyek retribusi adalah orang pribadi atau badan yang mendapat izin trayek angkutan penumpang perbatasan antar kabupaten dalam propinsi. BAB III GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 5 Retribusi izin trayek angkutan penumpang perbatasan antar kabupaten dalam propinsi, digolongkan sebagai retribusi perizinan tertentu.
BAB IV CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNA JASA Pasal 6 Tingkat pengguna jasa diukur berdasarkan jumlah izin dan pelayanan yang diberikan serta jenis angkutan umum penumpang. BAB V PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN TARIF RETRIBUSI Pasal 7 (1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tariff retribusi didasarkan pada tujuan untuk sebagian atau sama dengan biaya penyelenggaraan pemberian izin trayek angkutan penumpang perbatasan antar kabupaten dalam propinsi. (2) Biaya sabagaimana survei lapangan dan biaya transportasi dalam rangka pengendalian dan pengawasan. Pasal 8 (1) Standar tarif digolongkan standar jenis angkutan penumpang dan daya angkut. (2) Standar dan besarnya tarif retribusi untuk 1 (satu) masa retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini adalah sebagai berikut a. Pemohon Baru 1. Mobil Bus kapasitas tempat duduk 9 s/d 15 orang.. Rp. 450.000,00 2. Mobil Bus kapasitas tempat duduk 16 s/d 25 orang. Rp. 500.000,00 3. Mobil Bus kapasitas tempat duduk lebih dari 25 orang Rp. 750.000,00 4. Angkutan Khusus.. Rp. 750.000,00 b. Daftar Ulang 1. Mobil Bus kapasitas tempat duduk 9 s/d 15 orang.. Rp. 75.000,00 2. Mobil Bus kapasitas tempat duduk 16 s/d 25 orang. Rp 100.000,00 3. Mobil Bus kapasitas tempat duduk lebih dari 25 orang Rp. 150.000,00 4. Angkutan Khusus.. Rp. 150.000,00 Pasal 9 (1) Masa retribusi izin trayek angkutan penumpang antar perbatasan antar kabupaten dimaksud adalah jangka waktu lamanya 5 (lima) tahun.
(2) Dalam upaya pembinaan, tertib administrasi, pengawasan dan pengendalian bagi setiap orang atau badan pemegang izin trayek tersebut wajib mendaftar ulang sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (2) huruf b Peraturan Daerah ini. BAB VI CARA PEMUNGUTAN & WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 10 (1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan. (2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau Dokumen lain yang dipersamakan. (3) Hasil pungutan retribusi sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (2) Peraturan Daerah ini disetor ke kas Daerah. (4) Retribusi terulang dipungut daerah tempat izin trayek angkutan penumpang perbatasan antar kabupaten dalam propinsi sebagimana izin tersebut. BAB VII SANKSI ADMINITRASI Pasal 11 Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktu dikenakan sanksi administrasi berupa denda bunga sebesar 2 % (dua persen) yang tertuang setiap bulan dari besarnya retribusi, ditagih dengan menggunakan STRD. BAB VIII IZIN TRAYEK ANGKUTAN PENUMPANG PERBATASAN ANTAR KABUPATEN DALAM PROPINSI Bagian Pertama Permohonan Izin Pasal 12 (1) Setiap kendaraan angkutan penumpang perbatasan antar kabupaten dalam propinsi yang di daerah Kabupaten Lampung Utara wajib memiliki izin trayek. (2) Untuk mempeeoleh izin trayek sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini yaitu mengajukan permohonan tertulis kepada Bupati melalui Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lampung Utara. (3) Tata cara pengajuan dan persyaratan untuk memperoleh izin trayek angkutan penumpang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini diatur lebih lanjut dengan peraturan Bupati.
Pasal 13 (1) Bupati dapat menolak atau menyetujui permohonan izin trayek angkutan penumpang perbatasan antara kabupaten dalam propinsi setelah mendapat saran atau pertimbangan dari Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lampung Utara. (2) Penolakan atas pemohonan izin trayek dimaksud disampaikan secara tertulis disertai dengan alasan alasan dan penjelasan penolakan Bagian Kedua Penerbitan dan Masa Berlaku Izin, Kartu Pengawasan P;asal 14 (1) Permohonan yang disetujui Bupati, izin trayek angkutan penumpang perbatasan antara kabupaten dalam propinsi akan diterbitkan paling lama 14 hari setelah permohonan yang diajukan. (2) Izin trayek angkutan penumpang perbatasan antar kabupaten dalam propinsi berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang kembali atau diperbaharui. (3) Terhadap izin trayek angkutan penumpang dimaksud pada ayat (2) pasal ini dilakukan pendaptaran ulang setiap 1 (satu) tahun. Pasal 15 Setiap kendaraan angkutan penumpang umum yang telah mendapat izin trayek angkutan penumpang perbatasan antar kabupaten dalam propinsi berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun dan dapat diperbaharui. Bagian Ketiga Kewajiban Peringatan Pembekuan Dan Pencabutan Izin Pasal 16 Pemilik atau pengusaha angkutan yang memperoleh izin trayek penumpang perbatasan antar kabupaten dalam propinsi diwajibkan untuk a. Mematuhi kewajiban yang ditetapkan dalam izin trayek angkutan penumpang perbatasan antar kabupaten dalam propinsi. b. Mengoperasikan kendaraan angkutan penumpang umum yang memenuhi persyaratan teknis dan baik jalan serta sesuai dengan izin trayek angkutan penumpang perbatasan antar kabupaten dalam propinsi. c. Memasang papan trayek pada kendaraan angkutan penumpang umum sesuai dengan izin trayek, yang teknis pemasangan ditentukan oleh Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lampung Utara. d. Awak kendaraan harus memenuhi pesyaratan dan merupakan pengemudi tetap.
e. Kendaraan angkutan penumpang umum yang dioperasikan dengan izin trayek angkutan penumpang umum perbatasan antar kabupaten dan Kartu Pengawasan. f. Melaporkan secara tertulis kepada Bupati apabila terjadi perubahan pemilik atau perubahan alamat. g. Meminta pengesahan dari Bupati apabila akan mengalihkan izin trayek angkutan penumpang perbatasan antar kabupaten dalam propinsi. h. Mematuhi peraturan perundang undangan yang berlaku yang berkaitan dengan bidang izin usaha angkutan. i. Melaporkan setiap bulan kegiatan operasional kendaraan. Pasal 17 (1) Peringatan sewaktu-waktu dapat diberikan apabila a. Melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud pada pasal 16. b. Dalam waktu 3 (tiga) bulan berturut-turut tidak mengoperasikan kendaraannya tanpa alasan yang jelas. c. Tidak mematuhi waktu kerja dan waktu istirahat bagi pengemudi. d. Melakukan pengangkutan melebihi daya angkut penumpang. (2) Peringatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini dilakukan melalui proses peringatan secara tertulis sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan tenggang waktu masing-masing 1 (satu) bulan. Pasal 18 (1) Apabila peringatan sebagaimana dimaksud pasal 17 ayat (2) tidak diindahkan, dilanjutkan dengan pembekuan izin trayek angkutan perbatasan antar kabupaten dalam propinsi untuk jangka waktu 1 (satu) bulan. (2) Jika pembekuan izin trayek angkutan penumpang antar kabupaten dalam propinsi sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini habis jangka waktunya dan tidak ada perbaikan dari pengusaha, maka izin dicabut. (3) Pencabutan izin trayek berlaku juga bila izin dikembalikan oleh pengusaha angkutan umum karena tidak melanjutkan usahanya. (4) Ketentuan mengenai bentuk peringatan tulisan, pembekuan dan pencabutan izin trayek angkutan penumpang perbatasan antar kabupaten dalam propinsi lebih lanjut diatur dengan Peraturan Bupati.
BAB IX TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENAGIHAN Pasal 19 (1) Besarnya jumlah retribusi yang terutang ditetapkan berdasarkan Surat Ketetapan Retribusi Daerah ( SKRD ). (2) Pembayaran retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus. (3) Retribusi yang terutang dilunasi selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkan SKRD atau dokumen lainnya dipersamakan. (4) Pembayaran retribusi dilakukan oleh wajib retribusi dengan menggunakan Surat Setoran Retribusi Daerah ( SSRD ). (5) Tata cara pembayaran / penyetoran dan tempat retribusi diatur dengan peraturan Bupati. Pasal 20 (1) Bupati atas permohonan wajib retribusi dapat memberikan persetujuan untuk mengangsur atau menunda pembayaran retribusi dengan kenaikan bunga sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan. (2) Tata cara pengangsuran dan penundaan retribusi diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Pasal 21 Penagihan yang harus dibayar oleh wajib retribusi ditetapkan dalam Surat Tagihan Retribusi Daerah ( STRD ). BAB X PENGAJUAN KEBERATAN Pasal 22 (1) Wajib retribusi dapat mengajukan keberatan kepada Bupati atau pejabat yag ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan ( SKRDKBT ) dan Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar (SKRDLB). (2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia dengan disertai alasan-alasan yang jelas. (3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak tanggal SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, kecuali apabila wajib retribusi dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kuasanya. (4) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan (3) pasal ini tidak dianggap sebagai surat keberatan sehingga tidak dapat dipertimbangkan.
(5) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar retribusi dan pelaksanaan penagihan retribusi. Pasal 23 (1) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal surat keberatan diterima harus memberikan keputusan atas keberatan yang diajukan. (2) Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian menolak besarnya retribusi yang terutang. (3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat dan Bupati tidak memberikan suatu keputusan, keberatan yang diajukan dianggap dikabulkan. BAB XI PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI Pasal 24 (1) Bupati dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi. (2) Pemberian pengurangan atau keringanan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan memperhatikan kemampuan wajib retribusi antara lain dengan mengangsur. (3) Tata cara pengurangan, keringanan dan penghapusan retribusi ditetapkan oleh Bupati. BAB XII KADALUARSA PENAGIHAN Pasal 25 (1) Hak untuk melakukan penagihan retribusi, kadaluarsa setelah melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya retribusi, kecuali apabila wajib retribusi melakukan tindak pidana dibidang retribusi. (2) Kadaluarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertanggung apabila a. Diterbitkan Surat Teguran atau. b. Ada pengakuan hutang retribusi dari wajib retribusi baik langsung maupun tidak langsung. BAB XIII PENGAWASAN Pasal 26 Pengawasan atas pelaksanaan ketentuan dalam peraturan daerah ini tetap dilaksanakan oleh instansi teknis sesuai dengan organisasi dan tata laksana yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
BAB XIV KETENTUAN PIDANA Pasal 27 (1) Wajib retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana dimaksud pasal 16 peraturan daerah ini sehingga merugikan keuangan daerah diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling bamyak Rp. 3.000.000,00 (Tiga Juta Rupiah) adalah pelanggaran. (2) Tindak pidana yang dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran. BAB XV PENYIDIKAN Pasal 28 (1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang sebagai penyidik tindak pidana dibidang Retribusi Daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. (2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana bidang retribusi Daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas. b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana retribusi. c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang retribusi. d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen lain berkenaan tindak pidana dibidang retribusi. e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut. f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang retribusi. g. Menyuruh berhenti dan / atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana pada huruf e pasal ini. h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana retribusi daerah; i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; j. Menghentikan penyidikan. k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.
(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada penuntut umum sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang Hukum Acara Pidana. BAB XVI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 29 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Pasal 30 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Lampung Utara. Ditetapkan di Kotabumi Pada tanggal 15 Mei 2006 BUPATI LAMPUNG UTARA, Dto HAIRI FASYAH Diundangkan di Kotabumi Pada tanggal 15 Mei 2006 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA, Dto, BACHTIAR BASRI,SH.MM LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2006 NOMOR
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA NOMOR 04 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK ANGKUTAN PENUMPANG PERBATASAN ANTAR KABUPATEN DALAM PROPINSI A. PENJELASAN UMUM Untuk meningkatkan pelaksanaan pembangunan dan pelayanan terhadap masyarakat serta meningkatkan pertumbuhan perekonomian daerah diperlukan penyediaan sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) yang hasilnya memadai. Upaya Penyediaan pembiayaan dari sumber tersebut antara lain dilakukan dengan peningkatan kinerja pemungutan, penyempurnaan dan penambahan jenis retribusi, menggali sumber-sumber penerimaan khususnya di sektor retribusi. Hal ini berdasarkan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah. Sejalan dengan hal diatas semakin pesatnya pertumbuhan angkutan dengan kendaraan umum merupakan suatu tuntutan dari masyarakat untuk tersedianya alat angkutan dan kualitas pelayanan angkutan yang baik dan memadai. Oleh sebab itu Pemerintah Daerah memandang perlu untuk melakukan peraturan umum pada Angkutan Penumpang Perbatasan Antar Kabupaten Dalam Propinsi. Sesuai dengan dasar dan pertimbangan seperti diuraikan diatas dan dalam upaya mencari untuk menggali Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang bersumber dari penerimaan retribusi, hal ini perlu diatur tentang Retribusi Trayek Angkutan Penumpang Perbatasan Antar Kabupaten dalam Propinsi. B. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Ketentuan dalam pasal ini merupakan penegasan arti dari istilahistilah yang digunakan dalam Peraturan Daerah ini, dengan maksud untuk menciptakan satu pengertian dan pemahaman yang sama dalam pelaksanaan. Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Maksudnya pemegang dan atau pemilik izin ini adalah pemilik dan
atau pengusaha angkutan dimaksud. Pasal 5 Retribusi izin tetentu maksudnya adalah kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksud untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas guna melindungi kepentingan sarana dan fasilitas guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 10 dan 11 Pasal 12 dan 18 Pasal 19 dan 23 Pasal 24 Pasal 25 Pasal 26 Maksud instansi teknis adalah instansi yang melaksankan tugas Pemerintah Dearah dibidang perhubungan khususnya bidang lalu lintas angkutan jalan. Pasal 27 Pasal 28 Pasal 29 dan 30 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2006 NOMOR 04