BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1.Pengertian Dividen Payout Ratio Menurut Darmadji (2006 : 179), dividen merupakan pembagian sisa laba bersih perusahaan yang didistribusikan kepada pemegang saham atas persetujuan RUPS. Dividen dapat berbentuk tunai (cash dividend) atau dividen saham (stock dividend). Pembagian laba perusahaan kepada para pemegang saham disebut pembagian dividen. Dividen yang diterima oleh pemegang saham jumlahnya tergantung pada jumlah lembar saham yang dimiliki. Dividen Payout Ratio merupakan perbandingan antara Dividend per Share (DPS) dengan Earning per Share (EPS).Dividen Payout Ratio ini ditentukan perusahaan untuk membayar dividen kepada para pemegang saham setiap tahun, penentuan Dividend Payout Ratio berdasarkan besar kecilnya laba setelah pajak. Rasio untuk menghitung Dividen Payout Ratio menurut Gitman (2003 : 35) adalah: 2.1.1.1 Jenis-jenis Dividen Menurut Darmadji (2006 : 9) dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa: a) Dividen Tunai Dividen tunai artinya kepada setiap pemegang sahamdiberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham. 11
b) Dividen Saham Dividen saham artinya kepada para pemegang saham saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki oleh seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut. Sedangkan Sundjaja dan Barlian (2003 : 233) mengemukakan dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham dapat berbentuk: a) Dividen yang berbentuk uang Pembagian dividen yang paling sering dilakukan adalah dalam bentuk uang. Para pemegang saham akan menerima dividen sebesar tarif per lembar dikalikan jumlah lembar yang dimiliki. b) Dividen yang berbentuk aset (selain kas dan saham sendiri) Dividen yang dibagikan kadang kadang tidak berbentuk uang tunai, tetapi berupa aktiva seperti saham perusahaan lain atau barang barang hasil produksi perusahaan yang membagikan dividen tersebut. Pemegang saham yang menerima dividen seperti ini mencatat dalam bukunya dengan jumlah sebesar harga pasar yang diterimanya. c) Dividen saham (stock dividen) Penerimaan dividen dalam bentuk saham dari perusahaan yang membagi saham disebut dividen saham. Saham yang diterima berbentuk saham yang sama dengan yang dimiliki atau saham jenis yang lain. 2.1.1.2 Kebijakan Dividen Menurut Sartono (2001: 281) kebijakan dividen adalah keputusan apakah yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa datang. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana intern atau internal financing. Sedangkan Sundjaja dan 12
Barlian (2003 : 390) menyatakan Kebijakan dividen adalah rencana tindakan yang harus diikuti dalam membuat keputusan dividen. 2.1.1.3 Teori-Teori Kebijakan Dividen Menurut Dermawan (2008 : 311), terdapat lima teori dari preferensi investor mengenai kebijakan dividen yang dapat mempengaruhi pandangan kita terhadap kebijakan dividen yaitu: a) Teori Dividen Tidak Relevan Beberapa ahli menentang pendapat Modigliani & Miller mengenai dividen tidak relevan dengan menunjukkan bahwa adanya : biaya emisi saham baru akan mempengaruhi nilai perusahaan. Perusahaan lebih suka menggunakan laba ditahan daripada menerbitkan saham baru. Ada kemungkinan laba ditahan tidak cukup besar sehingga perusahaan harus menerbitkan saham baru.ada kemungkinan laba ditahan tidak cukup besar sehingga perusahaan harus menerbitkan saham baru. Semakin besar target laba ditahan, semakin kecil kemungkinan perusahaan menerbitkan saham baru. Karena biata modal sendiri ditentukan oleh besar-kecilnya laba ditahan ditentukan dividen mempengaruhi nilai perusahaan. b) Teori The Bird In The Hand Gordon dan Litner menyatakan bahwa : Biaya Modal Sendiri perusahaan akan naik jika DPR (Dividend Payout Ratio) rendah karena investor lebih suka menerima dividen dibanding capital gain, karena dividen yield lebih pasti. c) Teori Perbedaan Pajak Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy. Karena adanya pajak terhadap dividends dan capital gains. Para investor lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak. d) Teori Signaling Hypothesis Bukti empiris menyebutkan: Jika ada kenaikan dividen sering diikuti dengan kenaikan harga saham. Demikian pula sebaliknya. Menurut Modigliani & Miller kenaikan dividen biasanya merupakan sesuatu signal(tanda) kepada para investor bahwa manjemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik di masa mendatang. Sebaliknya suatu penurunan dividen atau kenaikan dividen yang 13
dibawah normal (biasanya) diyakini investor sebagai tanda(signal) bahwa perusahaan menghadapi masa sulit diiwaktu mendatang. e) Teori Clientele Effect Kelompok (Clientele) pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan. Kelompok pemegang saham yang membutuhkan penghasilan pada saat itu lebih menyukai suatu dividen payout ratio (DPR) yang tinggi.sebaliknya kelompok pemegang saham yang tidak begitu membutuhkan uang saat itu lebih senang jika perusahaan menahan sebagian laba bersih perusahaan. 2.1.1.4 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Menurut Darmadji (2006 : 18) faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen ada lima, yaitu: 1. Kebutuhan dana perusahaan. Kebutuhan dana perusahaan merupakan faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan kebijakan dividen karena posisi kas perusahaan arus diperhatikan. 2. Likuiditas perusahaan. Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak kebijakan dividen karena dividen merupakan kas keluar bagi perusahaan, maka semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. 3. Kemampuan meminjam. Perusahaan yang memiliki kemampuan meminjam lebih besar akan memiliki kemampuan untuk membayar dividen yang lebih besar pula. 4. Keadaan pemegang saham Jika keadaan pemegang saham lebih besar berorientasi pada capital gain, maka dividen payout ratio akan rendah, sehingg amemungkinkan perusahaan untuk menahan laba untuk investasi yang profitable. 5. Stabilitas dividen Bagi para investor faktor stabilitas dividen akan lebih menarik daripada dividen payout ratio yang tinggi. 14
2.1.1.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio Beberapa faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio, antara lain yang telah dikemukakan oleh Riyanto (2001 : 267), bahwa kebijakan dividen itu dipengaruhi oleh likuiditas, kebutuhan dana untuk membayar hutang, tingkat pertumbuhan dan tingkat pengawasan. Menurut Hanafi (2004 : 378), dividend payout ratio dipengaruhi oleh kesempatan investasi, profitabilitas, likuiditas, akses ke pasar uang, stabilitas pendapatan dan pembatasan- pembatasan. Salah satu indikator yang digunakan untuk melihat profitabilitas adalah ROI. Munawir (2004: 89) menyebutkan bahwa Return on Investement menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Menurut Munawir (2004: 70) indikator likuiditas diukur dengan Cash Ratio dan Current Ratio. Sedangkan menurut Subramanyam (2005 : 36) memproksikan leverage melalui Debt to Asset Ratio (DAR), Debt to Equity Ratio (DER). Menurut Brigham yang dikemukakan oleh Difah (2011 : 30), faktor-faktor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio adalah Debt to Total Asset, Cash Ratio, Size, Return On asset, Growth, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan Growth. Dari hasil literatur yang telah disebutkan dan dari teori-teori pendukung, maka faktor faktor dividend payout ratio adalah : 15
1. Profitabilitas, terdiri dari ROI 2. Likuiditas, terdiri dari Cash Ratio, Current Ratio, Cash Flow, dan kebutuhan dana untuk membayar hutang. 3. Debt to Total Asset, 4. Debt to Equity Ratio, 5. Size, 6. Tingkat pertumbuhan (Growth Potential), 7. Tingkat pengawasan, 8. Kesempatan investasi, 9. Akses ke pasar uang, 10. Stabilitas pendapatan, 11. Pembatasan- pembatasan, 12. Stabilitas dividen dan earning, 13. Managerial Ownership, 14. Kepemilikan Institusional. Penelitian ini akan memfokuskan pada faktor-faktor yang berpengaruh pada penetapan Dividend Payout Ratio yang antara lain adalah :Managerial Ownership, Current ratio, Return On Investment, Laverage dan Earnings Per Share. 2.1.2 Managerial Ownership Managerial Ownership adalah sebuah ukuran persentase saham yang dimiliki oleh direksi, manajemen, dan komisaris ataupun setiap pihak yang 16
terlibat secara langsung dalam pembuatan keputusan perusahaan, menurut Jensen and Meckling yang dikemukakan oleh Sartono (2001 : 23). Managerial Ownership adalah para pemegang saham yang juga berarti dalam hal ini sebagai pemilik dalam perusahaan dari pihak manajemen yang sama secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan pada suatu perusahaan yang bersangkutan. Sesuai dengan teori keagenan, konflik antara manajer dan pemegang saham timbul karena adanya pemisahan atas kepemilikan dan kontrol, pihak managerialatau manajemen cenderung menginginkan pembagian dividen kecil, karena mereka menginginkan kelebihan aliran kas untuk membiayai investasi perusahaan, namun pihak insider cenderung memanfaatkan kelebihan aliran kas tersebut untuk memperkaya diri sendiri dan melakukan kegiatan yang tidak ada kaitannya dengan kegiatan utama perusahaan tanpa memikirkan kesejahteraan pemegang saham, dan cenderung merugikan pemegang saham. Dengan semakin meningkatnya Managerial ownership, maka informasi yang dimiliki oleh manajer yang juga sekaligus pemilik tersebut juga akan lebih lengkap. Hal tersebut membuat biaya agen yang dibutuhkan untuk melakukan pengawasan (monitoring) semakin kecil sebab pemilik sudah ikut merangkap sebagai manajemen.untuk itu, apabila kepemilikan manajerial semakin besar maka biaya agen yang mungkin muncul dapat ditekan serta, manajer memiliki kekuatan yang lebih besar dalam menentukan kebijakan dividen. Berdasarkan kondisi tersebut, maka biasanya manajer lebih cenderung untuk 17
membatasi dividen dan menggunakan dana yang ada untuk kepentingan perusahaan di masa yang akan datang. Managerial Ownership, ditunjukkan dengan persentase saham perusahaan yang dimiliki oleh manajer atas keseluruhan saham yang beredar di luar, dirumuskan sebagai berikut: 2.1.3 Laverage Solvabilitas ialah kemampuan suatu perusahaan dalam membayar semua utang-utangnya (baik jangka pendek maupun jangka panjang). Rasio leverage dapat menunjukkan solvabilitas suatu perusahaan, dan rasio leverage disini adalah debt to equity ratio. Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, yang ditunjukkan oleh berapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Rasio leverage merupakan rasio yang mengukur sejauh mana perusahaan menggunakan pendanaan melalui utang. Rasio leverage dapat diukur dengan menggunakan debt to equity ratio. Debt to Equity Ratio (DER) menunjukan sejauh mana pendanaan dari hutang digunakan jika dibandingkan dengan pendanaan ekuitas. Debt to Equity Ratio merupakan rasio total hutang dibandingkan dengan total ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Sejalan dengan penelitian Megawati (2011) bahwa DER memiliki pengaruh terhadap Dividen Payout Ratio. Namun kontradiktif terhadap 18
penelitian empiris oleh Lisa dkk (2009), menyatakan bahwa DER secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Debt to Equity Ratio (DER) dapat dirumuskan sebagai berikut : 2.1.4 Return On Investment Investor di pasar modal sangat memperhatikan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan, menunjang, dan meningkatkan profit.profitability dapat diukur beberapa hal yang berbeda, namun dalam dimensi yang saling terkait. Pengukuran yang dilakukan dengan Return On Investment (ROI). Return OnInvestment adalah Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset yang tertentu. Return OnInvestment diukur dari laba bersih setelah pajak (earning after tax) terhadap total assetnya yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam penggunaan investasi yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam rangka menghasilkan probabilitas perusahaan. Dalam penelitian ini profitability diukur dengan ROI. Return On Inavestment (ROI) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aset yang ada dan setalah biaya-biaya modal (biaya yang digunakan mendanai aset). Perusahaan yang semakin besar keuntungannya 19
akan membayar porsi pendapatan yang semakin besar sebagai dividen. Oleh karenanya perusahaan akan lebih berupaya dalam memaksimumkan profit, agar dapat memenuhi kewajbannya dalam membayarkan dividen para pemegang saham. Dari pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan membandingkan aset, penjualan, dan investasi serta aspek aspek lainnya, akan menunjukkan kualitas dan efektivitas dari perusahaan.. Tingkat profitabilitas yang semakin tinggi umumnya akan semakin meningkatkan tingkat efektivitas perusahaan. Pada penelitian ini, tolak ukur yang digunakan oleh penulis untuk menganalisis tingkat profitabilitas perusahaan dari sisi asetnya.semakin besar laba yang diperoleh, maka semakin besar dividen yang dibayarkan. Jadi profitabilitas berpengaruh terhadap dividend payout ratio. Return On Investment (Sartono, 2001 : 123) dapat dihitung dgn rumus : 2.1.5 Earnings Per Share Earnings Per Share (EPS) adalah jumlah pendapatan yang diperoleh pemegang saham untuk tiap lembar saham beredar yang dimilikinya dalam satu periode tertentu. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemilik saham per lembarnya. Selain itu, rasio ini juga dapat digunakan oleh manajemen perusahaan untuk menentukan dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham dan 20
dapat digunakan oleh investor untuk mengawasi perkembangan perusahaan. Earnings Per Share digunakan untuk membandingkan kinerja operasi dan untuk tujuan penilaian baik secara langsung maupun bersama-sama dan menyediakan analisis dengan ukuran umum dari kinerja operasi. Ini mengukur jumlah pendapatan yang diterima oleh masing-masing saham biasa, dan harus diungkapkan dalam laporan laba rugi. Jika Earnings Per Share (EPS) semakin besar maka pandangan investor tentang keberhasilan perusahaan di masa yang akan datang juga semakin besar sehingga investor berani menawar saham dengan harga lebih tinggi sehingga return saham juga akan semakin besar. Demikian sebaliknya, jika Earnings Per Share semakin kecil maka pandangan investor akan keberhasilan perusahaan di masa yang akan dating semakin kecil sehingga investor tidak tertarik untuk membeli saham yang dapat menyebabkan return saham akan semakin kecil pula. Sedangkan menurut Widoatmodjo (2005 : 102), mengemukakan bahwa Earnings Per Share merupakan rasio antara pendapatan setelah pajak dengan jumlah saham yang beredar. Dengan mengetahui EPS, kita bisa menilai berapa kira-kira potensi pendapatan yang akan diterima jika seandainya kita menjadi investor saham. Dengan demikian, EPS mencerminkan pendapatan di masa depan. Di dalam perdagangan saham, EPS sangat berpengaruh pada harga pasar saham. 21
Darmadji (2006 : 195-196) mengemukakan bahwa semakin tinggi nilai EPS tentu saja menyebabkan semakin besar laba sehingga mengakibatkan harga pasar saham naik karena permintaan dan penawaran meningkat. Current ratio dapat diformulasikan sebagai berikut: 2.1.6 Current Ratio Merupakan rasio likuiditas (liquidity ratio) menggambarkan kemampuan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang ada. Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang segera harus dipenuhi.rasio likuiditas yang digunakan pada penelitian ini adalah current ratio. Rasio ini membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber daya jangka pendek (aktiva lancar) yang tersedia untuk memenuhi kewajiban tersebut. Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak keputusan dividen. Dividen tunai dapat dibagikan hanya dengan uang kas, jadi kekurangan kas di bank dapat membatasi pembagian dividen. Karena dividen bagi perusahaan menunjukkan arus kas keluar, semakin besar posisi kas dan keseluruhan likuiditas perusahaan, maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen Current ratio dapat diformulasikan sebagai berikut: 22
2.2. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap dividend payout ratio, diantaranya adalah: 1) Hidayat (2006) dengan judul Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Dividen Kas Di Bursa Efek Jakarta. Variabel independen return on invesment, cash ratio,current ratio, total debt to total asset, earning per share,dan size. Hasil penelitiannya hanya cash ratio yang tidak berpengaruh terhadap Dividend payout ratio. 2) Puspita (2009) dengan judul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividend Payout Ratio. Varibel independen Cash ratio, growth, firm size, Return On Asset (ROA), Debt to Total Asset(DTA), dan Debt to Equity Ratio (DER). Penelitian mengungkapkan bahwa return on asset dan firm size berpengaruh terhadap DPR. 3) Megawati (2011) dengan judul Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen Cash Position, Return On assets, Debt To Equity Ratio, Firm Size.Mengemukakan bahwa Debt To Equity Ratio berpengaruh terhadap dividend payout ratio. 4) Ipaktri (2012) Ipaktri dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Profitabilitas, Likuiditas dan Arus Kas Bebas Terhadap Kebijakan Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia menggunakan teknik analisis regresi berganda (multiple regression analysis) dengan sampel 8 perusahaan 23
manufaktur dengan periode penelitian tahun 2006 sampai dengan 2010. Pada hasil penelitian ini variabel kepemilikan manajerial dan arus kas bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen kas. Sementara profitabilitas dan likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen kas. 5) Siswanto (2012) dengan judul Pengaruh Firm Size, Roe, Roi, Growth Dan Npm Terhadap Dividend Payout Ratio. Variabel independen Firm Size, Roe, Roi, Growth dan Npm. Mengemukakan bahwa Net Profit Margin tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio. 6) Yudhanto (2012) dengan judul Pengaruh Net Profit Margin, Return On Asset, Return On Equity, Earning Per Share Terhadap Kebijakan Dividen (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Variabel independen Net Profit Margin, Return On Asset, Return On Equity, Earning Per Share. Mengemukakan bahwa Net Profit Margin berpengaruh terhadap dividend payout ratio. 7) Kristianawati (2013) Penelitian yang dilakukan oleh Kristianawati berjudul Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas, Likuditas, dan LeverageTerhadap Kebijakan Dividen (Studi Empiris Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2011). Sampel yang digunakan adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2007-2011. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil dari penelitian menunjukan free cash flowdan leveragetidak berpengaruh signifikan terhadapdividend payout ratio, sedangkan 24
profitabilitas berpengaruh positif signifikan dan likuiditas berpengaruh negatif signifikan. 8) Liandra (2013) dengan judul Analisis Pengaruh Return On Asset, Size, Debt To Equity Ratio Dan Cash Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitiannya mengemukakan bahwa Debt to Equity Ratio dancash ratio tidak berpengaruh terhadap Divided payout ratio sedangkan ROA dan Size memiliki pengaruh yang positif terhadap Dividen Payout Ratio. Berikut ini merupakan rangkuman dari penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian yang berjudul Pengaruh mangerial Ownership, Leverage, Return On Invesment, Earnings Per Share dan Current Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur yang terdafatar di Bursa Efek Indonesia Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Hidayat (2006) Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Dividen Kas Di Bursa Efek Jakarta Variabel Dependen: Dividend Payout Ratio. Variabel Independen: ROI, cash ratio,current ratio, total debt to total asset,eps,dan size Cash Ratio tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio. Puspita (2009) Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividend Payout Ratio Variabel Dependen: DPR Variabel Independen: Cash ratio, growth, firm size, Return On Penelitian mengungkapkan bahwa return on asset dan firm size berpengaruh terhadap dividend 25
Megawati (2011) Investment (ROI), DTA payout ratio dan DER Analisis Faktor Faktor Variabel Dependen: Mengemukakan bahwa Yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio. Debt To Equity Ratio Variabel independen: berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio Cash Position, Return dividend payout ratio Pada Perusahaan On assets, Debt To Manufaktur Yang Equity Ratio, Firm Size Terdaftar Di BEI Ipaktri (2012) Pengaruh Manajerial, Yudhanto (2012) Siswanto (2012) Kepemilikan Profitabilitas, Likuiditas dan Arus Kas Bebas Terhadap Kebijakan Dividen Kas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pengaruh Net Profit Margin, ROA, ROE, EPSTerhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Pengaruh Firm Size, Roe, Roi, Growth Dan Npm Terhadap DPR Variabel Dependen : Kebijakan Dividen Kas yang diukur Analisis Regresi Berganda dengan Dividend Payout Ratio Variabel Independen:Kepemili kan Manajerial (Insider Ownership), Profitabilitas, Likuiditas, dan Arus bebas Variabel Dependen: Dividend Payout Ratio. Variabel Independen: Net Profit Margin, Return On Asset, Return On Equity, Earning Per Share Variabel Dependen: Dividend Payout Ratio. Variabel Independen: Firm Size, Roe, Roi, Growth dan Npm Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen kas, profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen kas, likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen kas, dan arus kas bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen kas. Mengemukakan bahwa net profit margin berpengaruh terhadap dividend payout ratio Mengemukakan bahwa net profit margin tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio Kristianawat i (2013) Liandra (2013) Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas, Likuditas, dan Leverage Terhadap Kebijakan Dividen (Studi Empiris di BEI Tahun 2007-2011) Analisis Pengaruh ROA, Size, DER Dan Cash Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Variabel Dependen: Dividend Payout Ratio Variabel Independen: Free Cash Flow, Profitabilitas, Likuditas, dan Laverage Variabel Dependen: Dividend Payout Ratio. Variabel Independen: Return On Asset, Size, Free cash flow dan leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio, sedangkan profitabilitas berpengaruh positif signifikan dan likuiditas berpengaruh negative signifikan Hanya ROA dan Size yang mempengaruhi dividend payout ratio 26
Manufaktur Yang Tercatat Di BEI Debt to Equty Ratio dan Cash Ratio. 2.3. Kerangka Konseptual 2.3.1 Hubungan Managerial Ownership terhadap dividend payout ratio Kepemilikan manajerial (Managerial ownership) adalah pemilik sekaligus pengelola perusahaan atau semua pihak yang mempunyai kesempatan untuk terlibat dalam pengambilan kebijaksanaan dan mempunyai akses langsung terhadap informasi dalam perusahaan. Sesuai dengan teori keagenan, konflik antara manajer dan pemegang saham timbul karena adanya pemisahan atas kepemilikan dan kontrol, Manajemen cenderung menginginkan pembagian dividen kecil, karena mereka menginginkan kelebihan aliran kas untuk membiayai investasi perusahaan, namun pihak Manajerial cenderung memanfaatkan kelebihan aliran kas tersebut untuk memperkaya diri sendiri dan melakukan kegiatan yang tidak ada kaitannya dengan kegiatan utama perusahaan tanpa memikirkan kesejahteraan pemegang saham, dan cenderung merugikan pemegang saham. Dengan adanya Managerial ownership pada suatu perusahaan berarti manajer mendapat kesempatan untuk terlibat dalam kepemilikan saham. Hal tersebut diharapkan akan menghasilkan kinerja yang baik bagi perusahaan. Dengan kata lain, jika jumlah saham yang dimiliki Manajerial meningkat, maka mereka akan berusaha lebih giat untuk kepentingan 27
pemegang saham yang notabene adalah mereka sendiri, dan bertindak dengan lebih hati-hati karena mereka ikut menanggung konsekuensi dari tindakan yang mereka lakukan. Jika laba perusahaan besar maka dividen yang dibagikan juga cenderung besar. Hal ini disebabkan karena semakin banyak saham yang dimiliki oleh managerial ownership maka manajemen cenderung membayar dividen lebih besar, dengan anggapan bahwa dividen yang diterima managerial ownership akan digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan dirinya sendiri, dan mengembangkan perusahaan. Berdasarkan paparan di atas dapat dirumuskan hipotesis 1 sebagai berikut. H 1 : Managerial Ownership berpengaruh secara parsial terhadap Dividen Payout Ratio 2.3.2 Hubungan Laverage terhadap dividend payout ratio Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk menilai hutang dengan ekuitas (Kasmir, 2008 : 158). Semakin tinggi nilai rasio ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan manufaktur tersebut, yang berarti kemungkinan persentase pembagian dividen juga semakin kecil. Hubungan antara Debt to Equity Ratio terhadap dividend payout ratio adalah semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar Aset perusahaan dibiayai dengan modal asing atau hutang dampak penggunaan modal sendiri. Peningkatan utang ini akan mempengaruhi tingkat pendapatan bersih yang tersedia bagi pemegang saham, artinya 28
semakin tinggi kewajiban perusahaan, akan semakin menurunkan kemampuan perusahaan membayar deviden (Sudarsi, 2002 : 58). Berdasarkan paparan di atas dapat dirumuskan hipotesis 2 sebagai berikut. H 2 : Laverage berpengaruh secara parsial terhadap Dividen Payout Ratio 2.3.3 Hubungan Return On Investment terhadap dividend payout ratio ROI mencerminkan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memaksimalkan penggunaan total aset perusahaan untuk menghasilkan laba yang maksimum. Perusahaan yang memiliki laba yang tinggi lebih memungkinkan untuk membayarkan dividen. Sebab, tingginya laba perusahaan memungkinkan persentase laba untuk dibagikan sebagai dividen semakin besar.rasio profitabilitas (ROI) dapat memberikan gambaran kepada perusahaan untuk mengetahui besarnya laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan dari aset yang dipergunakan. Laba yang diperoleh dari selisih antara harta yang masuk (pendapatan dan keuntungan) dan harta yang keluar (beban dan kerugian). Laba perusahaan tersebut dapat ditahan (sebagai laba ditahan) dan dapat dibagi (sebagai dividen). Sehingga peningkatan laba bersih perusahaan akan meningkatkan tingkat pengembalian investasi berupa pendapatan dividen bagi investor. Berdasarkan paparan di atas dapat dirumuskan hipotesis 3 sebagai berikut. 29
H 3 : Return On Investment berpengaruh secara parsial terhadap Dividen Payout Ratio 2.3.4 Hubungan Earnings Per share terhadap dividend payout ratio Earnings Per Share (EPS) digunakan untuk membandingkan kinerja operasi dan untuk tujuan penilaian baik secara langsung maupun bersamasama dan menyediakan analisis dengan ukuran umum dari kinerja operasi. Ini mengukur jumlah pendapatan yang diterima oleh masing-masing saham biasa, dan harus diungkapkan dalam laporan laba rugi. Dengan mengetahui EPS, kita bisa menilai berapa kira-kira potensi pendapatan yang akan diterima jika seandainya kita menjadi investor saham kerena pendapatan tersebut akan berhubungan dengan Dividen Payout Ratio. Dengan demikian, EPS mencerminkan pendapatan di masa depan. Di dalam perdagangan saham, EPS sangat berpengaruh pada harga pasar saham. Berdasarkan paparan di atas dapat dirumuskan hipotesis 4 sebagai berikut : H4: Earnings Per Share berpengaruh secara parsial terhadap Dividen Payout Ratio 2.3.5 Hubungan Current Ratio terhadap Dividend Payout Ratio Current Ratio (CR) merupakan rasio yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi CR perusahaan, maka kemampuan perusahaan tersebut dalam memenuhi 30
kewajibannya semaakin baik.rasio ini membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber daya jangka pendek (aset lancar) yang tersedia untuk memenuhi kewajiban tersebut. Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak keputusan dividen. Dividen tunai dapat dibagikan hanya dengan uang kas yang merupakan bagian dari aktiva lancar. Jadi kekurangan kas dapat membatasi pembagian dividen. Berdasarkan paparan di atas dapat dirumuskan hipotesis 5 sebagai berikut : H 5 : Current Ratio berpengaruh secara parsial terhadap Dividen Payout Ratio Berdasarkan tujuan penelitian, teori-teori yang ada, dan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya serta permasalahan yang telah dikemukakan sebagai dasar merumuskan hipotesis, untuk memudahkan dalam melakukan penelitian, dibuat suatu kerangka kerja teoritis yang akan menjadi arahan dalam melakukan pengumpulan data serta analisisnya. Secara sistematis kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut ini: Gambar 2.1 31
Kerangka Konseptual 2.4 Hipotesis Penelitian H 1 : Managerial Ownership berpengaruh secara parsial terhadap Dividen Payout Ratio H 2 : Laverage berpengaruh secara parsial terhadap Dividen Payout Ratio H 3 : Return On Investment berpengaruh secara parsial terhadap Dividen Payout Ratio H 4 : Earnings Per Shares berpengaruh secara parsial terhadap Dividen Payout Ratio H 5 : Current Ratio berpengaruh secara parsial terhadap Dividen Payout Ratio H 6 : Managerial Ownership, Laverage, ROI, EPS dan Current Ratio berpengaruh secara simultan terhadap Dividen Payout Ratio 32