BAB I PENDAHULUAN. arah lebih baik pada peserta didik. Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah sa

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat,bangsa dan negara. Pendidikan diarahkan untuk dapat. menciptakan sumber yang berkualitas dengan segala aspeknya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Pendidikan, kita mengenal dengan Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB I PENDAHULUAN. baik, sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20. Pendidikan diarahkan untuk dapat menciptakan sumber daya yang

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. keadaan tertentu kesuatu keadaan yang lebih baik. Pendidikan sebagai pranata

BAB I PENDAHULUAN. UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju,

BAB I PENDAHULUAN. setiap anak dalam periode tertentu. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa

BAB I PENDAHULUAN. mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. pergaulan Pasar Bebas seperti GATT, WTO, AFTA dan pergaulan dunia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat,

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 ayat 1 UU sisdiknas No. 20 tahun 2003). pendidik dan sarana serta prasarana yang berkualitas. Peringkat pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses untuk membantu seseorang dalam

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu proses dimana induvidu dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sasaran Pendidikan adalah manusia. Pendidikan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan

BAB I PENDAHULUAN. pada kehidupan manusia. Di Indonesia masalah pendidikan menjadi hal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses pelatihan untuk. webster s New Word Dictionary Sagala (2007: 1), sehingga mampu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Undang- Undang Sisdiknas No. 2 Tahun 2003 pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting bagi pengembangan sumber

BAB I PENDAHULUAN. kajian yang tidak pernah berhenti, dan upaya ke arah pendidikan yang lebih baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) menyatakan bahwa. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok manusia dan memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan tidak terlepas dari peranan tenaga pendidik, peserta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk. Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Sejalan dengan perkembangan. meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN MELALUI DISKUSI KELOMPOK DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat meningkatkan dan hasil belajar siswa. terbaik dalam menyampaikan materi pelajaran. Agar proses belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang No.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan

PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. cerdas, bertanggung jawab serta produktif. Pendidikan pada dasarnya adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Tantangan utama bangsa Indonesia dewasa ini dan di masa depan adalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional di bidang pengembangan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh: WAHYUSIH WARDANI A

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia. dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU

e-journal-fkip Unisla Press Page 64

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang terencana untuk membuat perubahan ke arah lebih baik pada peserta didik. Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,bangsa dan negara. Pendidikan diarahkan untuk menciptakan sumber daya yang berkualitas dengan segala aspeknya. Sehingga perlu diciptakan sistem pembelajaran yang berkualitas. Sejalan perkembangan masyarakat, pendidikan banyak menghadapi berbagai tantangan, salah satunya berkenaan dengan peningkatan mutu pendidikan. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dengan mengacu pada tujuan pendidikan nasional Indonesia. Sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 11 tahun 1989 Pasal 4 merumuskan Tujuan pendidikan nasional yaitu Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya. Yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki keterampilan kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan cara memperbaiki proses belajar mengajar. Belajar mengajar pada dasarnya 1

2 adalah interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan peserta didik dalam situasi pendidikan. Oleh karena itu, guru dalam mengajar dituntut kesabaran, keuletan dan sikap terbuka disamping kemampuan dalam situasi belajar mengajar yang lebih aktif. Untuk menciptakan pembelajaran yang berkualitas, maka sebagai ujung tombaknya adalah sekolah sebagai penyelenggara pendidikan baik dari jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA/SMK. Usaha yang dilakukan untuk menciptakan kualitas pembelajaran yang berkualitas di SMK Negeri 1 Banyudono adalah dengan melaksanakan bimbingan pada guru dalam melaksanakan pembelajaran, meningkatkan fasilitas pembelajaran dan memberikan berbagai metode pembelajaran yang bervariasi. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik atau murid (Syaiful Sagala,2006 : 61). Guru harus dapat menyesuaikan bahan ajar dengan metode pembelajaran agar murid dapat mencapai prestasi belajar yang maksimal. Refleksi keseluruhan dari pembelajaran ditunjukkan oleh hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Namun kenyataanya dalam kegiatan belajar mengajar disekolah sering dijumpai beberapa masalah. Banyak dijumpai siswa yang mempunyai nilai rendah, khususnya pelajaran produktif Akuntansi. Guru merupakan kunci untuk meningkatkan mutu pendidikan dan mereka berada pada titik sentral dari setiap usaha reformasi pendidikan yang diarahkan pada perubahan kualitas. Guru bertanggung jawab untuk mengatur, mengarahkan, dan menciptakan suasana yang mendorong siswa untuk

3 melakukan kegiatan dikelas. Diperlukan strategi yang tepat dan sesuai materi atau konsep yang diajarkan. Model mengajar yang dipakai oleh guru juga akan berpengaruh terhadap cara belajar siswa yang mana setiap siswa mempunyai cara belajar yang berbeda dengan siswa yang lainnya. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada SMK Negeri 1 Banyudono belumlah berlangsung dengan sempurna, masih banyak beberapa kekurangan sehingga menyebabkan hasil belajar belum maksimal, seperti keaktifan siswa dalam menerima kegiatan belajar mengajar ( KBM) masih sangat kurang. Hanya 43% siswa yang aktif mengikuti proses pembelajaran dalam kelas, karena metode pembelajaran guru yang kurang bervariasi. Guru hanya menggunakan metode ceramah. Untuk pemanfaatan media pembelajaran seperrti LCD belum bisa dilakukan karena keterbatasan jumlah yang dimiliki SMK Negeri 1 Banyudono sehingga tidak memungkinkan untuk setiap kelas memakai LCD termasuk kelas XI AK 2. Hasil belajar mata pelajaran Akuntansi kurang begitu baik khususnya pada standart kompetensi mengelola kartu persediaan, terjadi pada kelas XI AK 2. Hasil test ulangan harian yang dilakukan oleh guru pengampu kepada kelas XI AK 2 SMK Negeri 1 Banyudono, dalam meteri mengelola kartu persediaan diperoleh hasil rata-rataa nilai ulangan harian 36 siswa kelas XI AK 2 yaitu 40 dengan KKM 74. Dari hasil tersebut 6% dari 36 peserta didik memperoleh nilai diatas KKM 74 dengan rata-rata nilai yang diperoleh sebesar 80. Siswa yang mendapat nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal 74 sebanyak 94% siswa atau 34 anak dari 36 siswa, rata-rata tingkat KKM yang diperoleh oleh 34

4 siswa tersebut adalah 37. Akan tetapi, dari 34 siswa tersebut ada 6 siswa yang nilainya mendekati KKM. Setelah dihitung, rata-rata 6 siswa itu 63. Sedangkan 28 siswa lain yang belum mencapai KKM rata-rata nilai yang diperoleh adalah 32. Berdasarkan data hasil pembelajaran Akuntansi materi mengelola kartu persediaan tersebut maka harus diadakan evaluasi agar selanjutnya semua peserta didik dapat mencapai KKM 74 untuk standart kompetensi mengelola kartu persediaan, sesuai dengan dokumen pemetaan profil standart kompetensi mapel mengelola kartu persediaan. Banyak metode yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam waktu yang singkat yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi, memakai media pembelajaran dan meningkatkan prosfesional guru. Faktor yang paling penting adalah penerapan metode pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh Russefendi (1998:285) bahwa : Tujuan dari penyajian bermacam - macam metode mengajar dan aplikasinya dalam pengajaran adalah agar peserta didik dan guru mampu memiliki pengetahuan yang luas tentang metode metode dan memiliki keterampilan untuk menerapkannya. Salah satu yang cocok diterapkan dalam pembelajaran Akuntansi khususnya materi Mengelola Kartu Persediaan adalah dengan menerapkan metode Matriks Ingatan. Hal ini dikarenakan dalam materi Mengelola Kartu Persediaan terdapat perbedaan pencatatan antara pencatatan menggunakan

5 metode First In First Out (FIFO), Last In First Out, dan Average (Rata-rata). Pembedaan itu bisa dijelaskan dengan cara membuat matriks pembedaan dan tidak hanya dilakukan guru dengan metode ceramah. Metode matriks ingatan ini berbentuk matriks kosong yang terdiri barisbaris dan kolom-kolom kosong atau satu kolom yang telah diisi. Metode ini dapat mengevaluasi kekuatan daya ingat peserta didik akan materi pelajaran atau perkuliahan yang penting dan hubungan antar materi serta menilai kecakapan peserta didik mengorganisir informasi ke dalam kategori-kategori tertentu. Menurut Hisyam Zaini (2008:137) kelebihan metode Matriks Ingatan adalah: meningkatkan kecakapan membaca, meningkatkan kecakapan membaca, mengembangkan kecakapan belajar dan strategi dan kebiasaan, mempelajari terma-terma dan fakta-fakta dan ilmu pengetahuan, mempelajari konsep-konsep dan teori-teori ilmu pengetahuan. Selain itu kelebihan yang lain adalah perhatian siswa dapat lebih terpusat, proses belajar siswa juga lebih bisa terarah dan dapat mempersingkat pengulangan siklus pengajaran. Menurut Nur Faridah (2009:1) Strategi matriks ingatan merupakan strategi yang menggunakan disiplin baris dan kolometrix yang datanya terkait antara satu dengan lainnya untuk mendefinisikan atau mengklasifikasikan data dengan tepat dan urut. Strategi ini juga digunakan untuk mengevaluasi daya ingat siswa serta menilai kecakapan siswa mengorganisir informasi ke dalam kategori-kategori tertentu untuk membentuk suatu pemahaman. Untuk penjelasan lebih lanjut tentang metode matriks ingatan ada dalam kajian teori.

6 Berdasarkan latar belangkang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengajukan judul penelitian tindakan kelas Penerapan Metode Matris Ingatan Sebagai Usaha Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi Pada Peserta Didik Kelas XI AK 2 SMK Negeri 1 Banyudono Tahun Ajaran 2011/2012 B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah di atas maka dapat di identifikasikan permasalahan sebagai berikut : 1. Hasil belajar yang kurang memuaskan dari pelajaran Akuntansi bukan hanya bersumber pada kurangnya kemampuan siswa, boleh jadi ditentukan oleh adanya kelemahan dari metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi kurang tepat. Metode yang diterapkan guru kurang bisa diterima oleh peserta didik karena selalu menggunakan metode ceramah. Sehingga mungkin membosankan. 2. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Akuntansi Masih sangat kurang. Siswa masih cenderung pasif dan kurang berani mengajukan pertanyaan jika ada materi yang belum jelas, siswa masih takut untuk mengerjakan soal didepan kelas. C. Pembatasan Masalah Permasalahan yang berkaitan dengan judul sangat luas dan tidak mungkin permasalahan dapat teratasi semua, sehingga perlu adanya pembatasan dan

7 pemfokusan masalah agar penelitian ini dapat lebih terarah. Pembatasan masalah tersebuat adalah sebagai berikut : 1. Subjek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas XI AK 2 SMK Negeri 1 Banyudono. 2. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah metode matriks ingatan. 3. Materi Pokok Materi pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengelola kartu persediaan. D. Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana proses pembelajaran dengan menggunakan metode matriks ingatan dalam peningkatan hasil belajar Akuntansi pada siswa kelas XI AK 2 SMK Negeri 1 Banyudono? 2. Apakah penerapan Metode Matriks Ingatan dalam mata pelajaran Akuntansi khususnya materi mengelola kartu persediaan dapat meningkatkan hasil belajar Akuntansi pada siswa Kelas XI AK 2 SMK Negeri 1 Banyudono tahun ajaran 2011/2012?

8 E. Tujuan Penelitian Sebuah tindakan pasti memiliki tujuan begitu pula dengan penelitian ini. Tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Tujuan Umum meliputi: a. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik dalam proses pembelajaran Akuntansi. b. Untuk melatih peserta didik agar berani bertanya, menjawab pertanyaan, dan mengerjakan soal di depan kelas. 2. Tujuan Khusus Mengetahui peningkatan hasil belajar Akuntansi dengan Menerapkan Metode Matriks Ingatan dalam mengelola kartu persediaan Pada Peserta didik Kelas XI AK 2 SMK Negeri 1 Banyudono Tahun Ajaran 2011/2012. F. Manfaat penelitian Sebagai penelitian tindakan Kelas (PTK), penelitian ini memberikan manfaat pada pembelajaran Akuntansi. 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini bermanfaat dalam memberikan sumbangan kepada pelajaran Akuntansi, dan sebagai salah satu cara dalam meningkatkan hasil belajar Akuntansi dengan Menerapkan Metode Matriks Ingatan dalam mengelola kartu persediaan Pada Peserta didik Kelas XI AK2 SMK Negeri 1 Banyudono Tahun Ajaran 2011/2012.

9 2. Manfaat Praktis a. Penulis memperoleh pengalaman langsung dalam pembelajaran Akuntansi menggunakan metode Matriks Ingatan. b. Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi guru, khususnya guru Akuntansi sebagai salah satu alternatif pembelajaran. c. Memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik sebagai objek penelitian, sehingga diharapkan peserta didik memperoleh pengalaman tentang kebebasan dalam belajar Akuntansi secara aktif, kreatif, dan menyenangkan.