PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF DISERTAI CONCEPT MAPPING

dokumen-dokumen yang mirip
Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DISERTAI PETA KONSEP DI MAN 2 JEMBER (Pada Pokok Bahasan Kinematika Gerak Lurus)

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

IMPLEMENTASI MODEL GI-GI (GROUP INVESTIGATION-GUIDED INQUIRY) PADA PEMBELAJARAN GERAK MELINGKAR DI SMA.

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)...

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SMP

MODEL INQUIRY TRAINING DENGAN SETTING KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW (SQ3R) DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SMP

PENERAPAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Ari Soraya Nurilah, Sudarti, Nuriman

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF (GENERATIVE LEARNING) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP ARTIKEL

IMPLEMENTASI MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI LEMBAR KERJA SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SISWA DI SMA

MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY (GD) DISERTAI MEDIA AUDIOVISUAL DALAM PEMBELAJARAN IPA (FISIKA) DI SMP

MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN ANALISIS WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

PENGARUH MODEL PROBLEM SOLVING LABORATORY TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 TANGGUL ARTIKEL

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE PREDICTION GUIDE DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DISERTAI MEDIA FOTO KEJADIAN FISIKA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMAN 2 JEMBER

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) DISERTAI MEDIA AUDIO-VISUAL DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMAN 4 JEMBER.

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DI SMP. Imroatus Sholehah, Trapsilo Prihandono, Yushardi

MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DENGAN MEDIA FLASH DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

MODEL PEMBELAJARAN CLIS (CHILDREN LEARNING IN SCIENCE) DENGAN ORIENTASI MELALUI OBSERVASI GEJALA FISIS DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

PEMBELAJARAN MOMENTUM DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MEDIA KARTU SOAL DAN KARTU PINTAR

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM

Eli Dwi Susanti, 2) Indrawati, 2) Yushardi 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

Dewa Ayu Desinta Ratna Dewi, 1) Singgih Bektiarso, 1) Subiki 1) Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

MODEL KOOPERATIF STAD BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA ARTIKEL. Oleh

*Maratul Afidah **Ade Purmatisa

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

MODEL QUANTUM TEACHING DISERTAI METODE EKSPERIMEN DAN DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP. Winda Ayu Wijayanti, Indrawati, Trapsilo Prihandono

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DISERTAI MEDIA CARD SORT DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

HASIL BELAJAR IPA SISWA DI SMP

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

Kata Kunci : strategi belajar peta konsep, hasil belajar, penelitian eksperimen, kurikulum KTSP.

Santi Helmi et al., Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA (Fisika)...

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DEVISION (STAD) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP

DAMPAK MODEL INKUIRI TERBIMBING DISERTAI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUDIOVISUAL

Ikeu Dwi Astuti*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

PENERAPAN MODEL CONCEPT ATTAINMENT DISERTAI TEKNIK CONCEPT MAPPING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI MA

MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICTION, OBSERVATION, AND EXPLANATION) DISERTAI TEKNIK CONCEPT MAPPING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA NEGERI 1 JENGGAWAH

Unnes Physics Education Journal

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

Unnes Physics Education Journal

PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PESERTA DIDIK YANG DIBERI PERLAKUAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Fajrul Wahdi Ginting dan Nurdin Bukit Jurusan Pendidikan Fisika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

PEMBELAJARAN FISIKA MATERI GERAK LURUS MELALUI MODEL POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) DISERTAI DIAGRAM VEE DI KELAS X SMA NEGERI PAKUSARI

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

MODEL PEMBELAJARAN INSTRUCTION, DOING, DAN EVALUATING (MPIDE) DENGAN MODUL SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Falestina Rosyida et al., Model Tugas Analisis Video Kejadian Fisika dengan Verifikasi Konsep...

PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING DENGAN METODE TUGAS TERSTRUKTUR DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA JURNAL. Oleh. Rr. Laksmi Wulandari NIM

PENERAPAN SCIENCE TECHNOLOGY SOCIETY DISERTAI CONCEPT MAP TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN SISWA SMPN 1 KEBAKKRAMAT

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA FISIKA SMP ARTIKEL.

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

Unnes Physics Education Journal

PEMBELAJARAN GERAK LURUS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY DISERTAI LKS DI KELAS X MA NEGERI 1 JEMBER

PENGARUH MODEL QUANTUM LEARNING DISERTAI METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DI SMA NEGERI KALISAT

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI

Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW (THINK TALK WRITE) DISERTAI LKS BERBASIS MULTIREPRESENTASI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD (KAJIAN: DI SMAN 1 TAPEN BONDOWOSO)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

IMPLEMENTASI MODEL GI-GI (GROUP INVESTIGATION-GUIDED INQUIRY) DALAM PEMBELAJARAN HUKUM NEWTON DI SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

PENERAPAN PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL) DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA DI SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RELATING, EXPERIENCING, APPLYING, COOPERATING, AND TRANSFERRING

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CO-OP CO-OP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SISWA SMA. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DISKUSI TIGA LAPIS PADA KONSEP KINGDOM PLANTAE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

Evi Aspirani SMAN 1 Mare, jalan Makmur no.1 Kec. Mare, Kabupaten Bone

Ema Susanti Purwati Kuswarini Suprapto

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing disertai diskusi dalam Pembelajaran Fisika Kelas VII di SMP

PENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

PENGGUNAAN TEKNIK PEMETAAN KONSEP TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP ORGANISASI KEHIDUPAN. (Artikel) Oleh: Dian Yustie Anggraeni

Abstrak. Kata kunci : LKS berbasis analisis wacana fisika, metode eksperimen, aktivitas belajar siswa, hasil belajar fisika.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

The Effect Model Problem Based Learning on Learning Outcomes Biology Class X SMAN 1 Palembayan. ABSTRACT

Pengaruh Penerapan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Cerita Anak Siswa Kelas IV

ARTIKEL. Oleh : RINI MELIA SARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PERBANDINGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN BEBAS TERMODIFIKASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Transkripsi:

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF DISERTAI CONCEPT MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMAN TEMPEH 1) Novida Ismiazizah, 1) Trapsilo Prihandono, 1) Alex Harijanto 1) Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember E-mail: novidaismiazizah1@gmail.com Abstract This research aimed to study the effect of Generatif learning model on students result of study and students science process skills. This type of research was experimental research by one group pretest-posttest design. This research was conducted in SMAN Tempeh. Population in this study were students of class XI at SMAN Tempeh 2016/2017. Samples were taken with cluster random sampling, XI IPA 4 as an sample class. The techniques of data collection were observation, interviews, documentation, portfolios, and testing. The technique of data analysis used independent sample t-test. The results of this analysis were obtained significance value of 0,000 for students result of study and students science process skills is on very good criteria. It can be concluded that model of Generatif learning give significantly effect on students result of study and students science process skills is on very good criteria in physics learning at SMAN Tempeh. Key words: Generatif learning model, students result of study, students science process skills PENDAHULUAN Fisika merupakan disiplin ilmu yang mempelajari tentang gejala alam dan menerangkan bagaimana gejala tersebut terjadi. Hal ini sependapat dengan Wirtha dan Rapi (2008), hakikat fisika adalah ilmu pengetahuan yang menggunakan metode ilmiah dalam prosesnya. Dengan demikian proses pembelajaran fisika bukan hanya memahami konsep-konsep fisika, tetapi juga mengarahkan siswa mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting, berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal. Proses ilmiah harus dilakukan untuk menghasilkan suatu produk fisika seperti yang dilakukan oleh para fisikawan dalam menentukan suatu pengetahuan fisika. Dengan demikian, dalam pembelajaran fisika, siswa harus 383 diarahkan untuk membangun sendiri pengetahuannya sehingga memperoleh pemahaman yang lebih mendalam. Setiawan et al. (2012) menyatakan bahwa siswa cenderung belajar fisika dengan menghafal rumus tanpa memahami konsepnya, sehingga menimbulkan anggapan siswa bahwa fisika sulit dan membosankan. Fisika merupakan salah satu pelajaran di sekolah yang memiliki hasil belajar yang rendah dibandingkan pelajaran sains lainnya, seperti biologi dan kimia. Permasalahan yang terjadi tersebut sebagian besar berpusat pada rendahnya kualitas pembelajaran yang disebabkan antara lain keterampilan proses sains siswa rendah, karena dalam pembelajaran fisika jarang dilakukan praktikum, sehingga siswa tidak menemukan konsep fisika sendiri sebagaimana cara kerja fisikawan. Pembelajaran fisika selama ini hanya berpusat pada guru, yaitu siswa hanya

Ismiazizah, Pengaruh Model Pembelajaran... 384 menerima informasi dari guru tanpa memahami darimana informasi tersebut diperoleh, serta siswa cenderung fokus pada rumus tanpa mengetahui makna fisis dari konsep yang diajarkan. Hal ini mengakibatkan siswa berasumsi bahwa fisika adalah mata pelajaran yang sulit dan banyak rumus, sehingga membuat siswa tidak menyukai pelajaran fisika. Faktorfaktor tersebut menyebabkan hasil belajar fisika siswa relatif rendah. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan salah satu guru mata pelajaran fisika di SMA Negeri Tempeh pada tahun pelajaran 2016/2017, diketahui bahwa hasil belajar fisika siswa masih rendah, yaitu sekitar 50% siswa memiliki hasil belajar fisika di bawah KKM sebesar 75. Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar fisika adalah siswa kurang menyukai pelajaran fisika. Hal ini dibuktikan dari hasil observasi, dari 85 siswa, terdapat 72,94% mengatakan kurang menyukai pelajaran fisika. Kurangnya ketertarikan siswa terhadap pelajaran fisika disebabkan karena pelaksanaan pembelajaran fisika masih belum menuntun siswa untuk membangun sendiri konsep fisika, siswa pasif, serta cenderung mengandalkan guru sebagai sumber pengetahuannya (teacher center). Selain itu, siswa jarang melakukan kegiatan praktikum sehingga keterampilan proses sains siswa rendah. Dalam situasi seperti ini sulit mengharapkan siswa memahami konsep fisika secara mendalam dan menerapkan konsep fisika tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan cara mengubah pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher center) ke pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center), yang mengarahkan siswa untuk lebih aktif dan mandiri. Salah satu model pembelajaran yang sesuai yaitu model pembelajaran Generatif. Model pembelajaran Generatif adalah model pembelajaran yang yang berpandangan konstrukstivisme yang menekankan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa harus aktif membangun sendiri pengetahuannya. Model pembelajaran Generatif merupakan suatu proses untuk mendapatkan pengetahuan yang mengarahkan pada pengintegrasian secara aktif pengetahuan baru dengan menggunakan pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Menurut Ausubel, belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru dengan konsep yang sudah ada dalam struktur kognitif siswa (Dahar 1988:137). Intisari dari model pembelajaran Generatif adalah otak tidak menerima informasi dengan pasif, melainkan aktif mengkonstruksi interpretasi dari informasi kemudian membuat kesimpulan. Dalam hal ini berarti peran guru sebagai sumber pengetahuan harus diubah menjadi fasilitator belajar dengan menyediakan kondisi belajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan fisikanya sendiri. Dengan model pembelajaran Generatif, siswa mendapatkan kebebasan mengajukan ideide dan masalah-masalah serta mendiskusikan perihal konsep terkait dengan pembelajaran tanpa dibebani rasa takut, serta berargumen menuju pada penguasaan konsep yang ilmiah. Model pembelajaran Generatif dalam penerapannya memiliki kelemahan yaitu siswa yang memiliki kompetensi rendah dikhawatirkan mengalami salah konsep (missconception). Sehingga untuk mengurangi kelemahan tersebut penerapan model pembelajaran Generatif perlu dipadukan dengan concept mapping. Concept Mapping adalah ilustrasi grafis konkret yang mengidentifikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan ke konsep-konsep tunggal yang sama. Perpaduan model pembelajaran Generatif dengan concept mapping adalah perpaduan yang saling melengkapi. Karakteristik model pembelajaran Generatif menekankan siswa aktif mengkonstruksi pengetahuannya sendiri,

385 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol 6 No. 4, Desember 2017, hal 383-389 yaitu membangun pengetahuan melalui pengintegrasian secara aktif konsep atau informasi baru dengan menggunakan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitif siswa, sedangkan concept mapping berfungsi membuat sajian visual konsep-konsep tersebut sehingga menghindarkan siswa dari salah konsep. Model pembelajaran Generatif yang dipadukan dengan concept mapping diharapkan relevan jika diterapkan pada pembelajaran fisika. Menurut Piaget, tahap perkembangan kognitif siswa SMA sedang berada pada tahap operasional formal dengan rentang umur 11 tahun ke atas. Siswa yang sudah mencapai tahap operasional formal sudah mampu berpikir abstrak, idealis, dan hipotesis. Sebagai pemikir operasional formal, siswa berpikir lebih seperti ilmuwan (saintis). Siswa menyusun rencana untuk memecahkan masalah dan solusi pengujian sistematis. Siswa dapat mengembangkan hipotesis mengenai cara untuk memecahkan masalah dan mencapai kesimpulan secara sistematis (Santrock, 2011:50). Sehingga, model pembelajaran Generatif sesuai jika diterapkan pada siswa SMA. Dengan model pembelajaran Generatif, siswa dituntut aktif membangun sendiri pengetahuannya serta mengintegrasikan secara aktif konsep atau informasi baru dengan menggunakan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitif siswa Beberapa penelitian yang relevan: Sari et al. (2012) menunjukkan bahwa penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Generatif berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar fisika. Nurani et al. (2013) menunjukkan bahwa penelitian dengan menggunakan peta konsep dapat meningkatkan hasil belajar fisika. Wijaya et al. (2014) menunjukkan bahwa penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Generatif dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa SMA. Berdasarkan uraian di atas, perlu diujicobakan model pembelajaran Generatif disertai Concept Mapping. Oleh karena itu peneliti bermaksud mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Generatif disertai Concept Mapping terhadap Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains pada Pembelajaran Fisika di SMA Negeri Tempeh. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dan desain penelitian menggunakan One Group Pretest-Posttest Design. O 1 X O 2 Desain ini terdiri atas satu kelompok yang diperoleh melalui teknik cluster random sampling. Pada kelompok tersebut mula-mula dilakukan pre-test (O 1) untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap materi yang akan dipelajari, selanjutnya pada kelompok tersebut diberi perlakuan yaitu model pembelajaran Generatif disertai concept mapping (X) yang langkah-langkahnya terdiri atas: tahap orientasi, tahap pengungkapan ide, tahap tantangan dan restrukturisasi, tahap penerapan, dan tahap melihat kembali. Pada tahap melihat kembali siswa diberikan kesempatan untuk mengevaluasi konsepnya yang lama, serta siswa dapat mengingat apa saja yang telah siswa pelajari selama pembelajaran dengan bantuan concept mapping. Setelah itu pada kelompok diberi post-test (O 2) untuk mengetahui kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran fisika dengan Generatif disertai concept mapping. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN Tempeh pada semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017. Materi fisika dalam penelitian ini merupakan materi usaha dan energi yang diajarkan pada kelas XI, sehingga populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMAN Tempeh. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas menggunakan Anova untuk menguji

Ismiazizah, Pengaruh Model Pembelajaran... 386 kesamaan pengetahuan awal siswa dengan bantuan program SPSS 22. Sampel penelitian ditentukan menggunakan metode Cluster Random Sampling sehingga dipilih satu kelas sebagai kelas eksperimen. Sampel penelitian ini adalah kelas XI IPA 4 sebagi kelas eksperimen. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi observasi, wawancara, dokumentasi, portofolio, dan wawancara. Data hasil belajar siswa diperoleh dari rata-rata skor pre-test dan rata-rata skor post-test. Dari data rata-rata nilai pre-test dan post-test tersebut dapat diketahui adanya selisih yang menunjukkan terjadinya perubahan pengetahuan siswa sebelum dan setelah pembelajaran, sehingga nilai pre-test dan post-test dianggap perlu. Teknik analisis data hasil belajar siswa yaitu menggunakan Independent Sample t-test dengan bantuan program SPSS 22. Data nilai pre-test dan post-test dibandingkan untuk mengetahui adanya pengaruh signifikan dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan Generatif disertai concept mapping terhadap hasil belajar fisika siswa di SMAN Tempeh. Indikator keterampilan proses sains yang diukur antara lain: mengamati, mengukur, melakukan eksperimen, mengkomunikasikan, menyusun hipotesis, mengumpulkan dan mengolah data, dan menyimpulkan. Adapun prosedur pengumpulan data keterampilan proses sains siswa dalam penelitian ini yaitu melalui observasi dan portofolio. Pengumpulan data keterampilan proses sains dilakukan sebanyak tujuh kali kemudian diambil rata-rata tiap indikator keterampilan proses sains. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Belajar Siswa Data kemampuan hasil belajar siswa diperoleh dari rata-rata skor pre-test dan rata-rata skor post-test. Rekapitulasi data rata-rata nilai pre-test dan post-test dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rekapitulasi data rata-rata nilai pretest dan post-test siswa Kelas Rata-rata pretest Rata-rata post-test XI IPA 4 32,71 84,77 Berdasarkan Tabel 1, maka dapat dibuat grafik besarnya rata-rata nilai pretest dan post-test siswa seperti Gambar 1. 100 80 60 40 20 0 Pre-test Post-test Gambar 1. Grafik rata-rata nilai pre-test dan post-test siswa Berdasarkan data tersebut di atas, maka dapat diketahui adanya selisih ratarata nilai pre-test dan post-test, yaitu sebesar 52,06. Selisih tersebut menunjukkan bahwa terjadi perubahan kemampuan siswa sebelum dan sesudah pembelajaran. Hasil belajar kognitif diperoleh dari membandingkan antara nilai pre-test dan post-test untuk mengetahui adanya pengaruh signifikansi dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan Generatif disertai concept mapping. Hasil analisis menggunakan Independent Sample T-test diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,509. Nilai Sig. (2- tailed) sebesar 0,000. Selain itu, dari hasil analisis Independent-Sample T-test didapatkan t tes sebesar 16,698 harga ini dikonsultasikan dengan t tabel dengan df = 60 pada taraf signifikansi 5% sehingga memperoleh t tabel = 2,000298, maka diperoleh t tes t tabel (16,698 2,000298). Berdasarkan pedoman pengambilan

387 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol 6 No. 4, Desember 2017, hal 383-389 keputusan dapat disimpulkan bahwa hipotesis nihil (H 0) ditolak dan hipotesis alternatif (H a) diterima. Hal ini berarti model pembelajaran Generatif disertai concept mapping berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar pada pembelajaran fisika di SMA Negeri Tempeh semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017. Keterampilan Proses Sains Siswa Data keterampilan proses sains siswa diperoleh melalui observasi yang dilakukan oleh observer selama proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Generatif disertai concept mapping dan melalui portofolio yaitu berupa penilaian hasil Lembar Kerja Siswa yang dilakukan oleh peneliti. Data setiap aspek atau indikator keterampilan proses sains siswa secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Data keterampilan proses sains siswa No. Indikator Rata-rata 1. Mengamati 90,49 2. Mengukur 83,58 3. Melakukan eksperimen 94,02 4. Mengkomunikasikan 84,71 5. Menyusun hipotesis 76,13 6. Mengumpulkan dan mengolah data 80,64 7. Menyimpulkan 87,57 Rata-rata 85,30 Rata-rata indikator tertinggi keterampilan proses sains siswa adalah melakukan eksperimen. Hal ini disebabkan siswa sangat aktif dan antusias dalam melakukan praktikum karena dapat membuat proses pembelajaran fisika menjadi lebih menarik. Melalui praktikum siswa dapat terlatih dalam memperoleh pengalaman langsung untuk menemukan sendiri suatu pengetahuan yang baru. Hal ini sesuai dengan Wahyudi (2013) yang menyatakan bahwa siswa sangat antusias dalam melakukan percobaan. Indikator mengumpulkan dan mengolah data juga termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini disebabkan siswa mampu memahami dengan mudah petunjuk yang diberikan dan siswa dapat bekerja sama dengan baik bersama kelompok dalam mengumpulkan dan mengolah data hasil pengamatan. Rata-rata keterampilan proses sains dengan indikator terendah adalah menyusun hipotesis. Menyusun hipotesis bertujuan untuk mengetahui konsep awal siswa mengenai materi yang akan dipelajari. Berdasarkan data diketahui bahwa pemahaman konsep awal siswa terhadap materi usaha dan energi masih tergolong rendah, namun hal tersebut dapat diatasi dengan adanya kegiatan eksperimen atau praktikum yaitu pada tahap ketiga (tantangan dan restrukturisasi), dimana siswa melakukan praktikum untuk menguji kebenaran hipotesis yang telah siswa susun, sehingga siswa mulai mengubah struktur pemahamannya (conceptual change). Hal ini sependapat dengan Murlin et al. (2015:177) yang menyatakan bahwa metode eksperimen mampu membuat siswa menemukan bukti kebenaran dari suatu teori berdasarkan percobaan.

Ismiazizah, Pengaruh Model Pembelajaran... 388 Jika ditinjau berdasarkan jumlah siswa dan persentase skor keterampilan proses sains siswa secara keseluruhan dapat dilihat pada grafik sederhana seperti gambar 2. 25 20 15 10 5 0 Sangat Baik Cukup Baik Gambar 2. Grafik skor keterampilan proses sains siswa berdasarkan kriteria Berdasarkan grafik di atas diketahui bahwa kegiatan pembelajaran dengan Generatif disertai concept mapping menghasilkan skor keterampilan proses dengan kriteria sangat baik sebesar 77,42% (24 siswa) dan kriteria baik sebesar 22,58% (7 siswa). Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran dengan Generatif cocok diterapkan pada pembelajaran fisika, khususnya terhadap kemampuan keterampilan proses sains siswa. Berdasarkan analisis data dan uraian pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses sains siswa secara keseluruhan pada pembelajaran fisika selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Generatif disertai concept mapping berada dalam kriteria sangat baik. SIMPULAN DAN SARAN Tidak Baik Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) model pembelajaran Generatif disertai concept mapping berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar fisika dalam pembelajaran usaha dan energi pada siswa kelas XI SMA Negeri Tempeh semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017 dan (2) keterampilan proses sains siswa selama mengikuti pembelajaran dengan Generatif disertai concept mapping pada siswa kelas XI SMA Negeri Tempeh semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017 berada pada kriteria sangat baik. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, saran yang dapat diberikan antara lain: (1) penelitian ini membutuhkan manajemen waktu yang baik, agar sesuai dengan pembagian waktu pada RPP; (2) sebaiknya siswa dibagi menjadi kelompokkelompok yang lebih kecil (4 siswa) agar siswa memiliki tanggung jawab yang besar, sehingga siswa menjadi lebih aktif; (3) penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA Dahar, R. W. 1988. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Dikti. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Murlin, A., Tawil, M., Samad, A. 2015. Penerapan Metode Pembelajaran Eksperimen dengan LKPD Terstruktur Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 2 Sukamaju. Jurnal Pembelajaran Fisika. Vol. 3(2): 176-186. Nurani, G. S., Edie, S. S., Khanafiyah, S. 2013. Penerapan Peta Konsep dalam Pembelajaran untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Pokok Bahasan Gerak Lurus Siswa Kelas VII SMP. Unnes Physics Education Journal. Vol. 2(1): 7-14. Sari, A. T., Bektiarso, S., Yushardi. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Generatif dengan Metode

389 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol 6 No. 4, Desember 2017, hal 383-389 Demonstrasi dalam Pembelajaran Fisika di SMP. Jurnal Pembelajaran Fisika. Vol. 1(2): 145-151. Santrock, J.W. 2011. Psikologi Pendidikan 1. Jakarta: Salemba Humanika. Setiawan, E.N., Prihandono, T., dan Nuriman. 2012. Pengaruh Model Problem Posing Tipe Semi Terstruktur dalam Pembelajaran Fisika Kelas XI IPA di SMA Negeri 3 Jember. Jurnal Pembelajaran Fisika. Vol. 1(3): 261-267. Wahyudi, L. E. dan Supardi, Z. A. I. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Pokok Bahasan Kalor untuk Melatihkan Keterampilan Proses Sains terhadap Hasil Belajar di SMAN 1 Sumenep. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol. 2(2): 62-65. Wijaya, I.K.W.B., Suastra, I.W., Muderawan, I.W. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Generatif terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif dan Keterampilan Proses Sains. e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Vol. 4(1): 1-11. Wirtha, I.M. dan Rapi, N.K. 2008. Pengaruh Model Pembelajaran Dan Penalaran Formal Terhadap Penguasaan Konsep Fisika dan Sikap Ilmiah Siswa SMA Negeri 4 Singaraja. Jurnal Penelitan dan Pengembangan Pendidikan. Vol. 2(1): 15-29.