I. PENDAHULUAN. struktur pembangunan perekonomian nasional. Sektor ini merupakan sektor yang

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

I. PENDAHULUAN. terlihat dari peranan sektor pertanian dalam penyediaan lapangan kerja, penyedia

I. PENDAHULUAN. tani, juga merupakan salah satu faktor penting yang mengkondisikan. oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sektor agribisnis. Hal ini terlihat dari peran sektor agribisnis

I. PENDAHULUAN. sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya. Sektor pertanian memiliki

perluasan kesempatan kerja di pedesaan, meningkatkan devisa melalui ekspor dan menekan impor, serta menunjang pembangunan wilayah.

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu mempunyai peran cukup besar dalam memenuhi kebutuhan pangan

I. PENDAHULUAN. negara dititikberatkan pada sektor pertanian. Produksi sub-sektor tanaman

I. PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris, yang ditunjukkan oleh luas

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan

BPS PROVINSI LAMPUNG

BAB I. PENDAHULUAN. adalah mencukupi kebutuhan pangan nasional dengan meningkatkan. kemampuan berproduksi. Hal tersebut tertuang dalam RPJMN

2014 EKSISTENSI INDUSTRI KERIPIK PISANG DI PROVINSI LAMPUNG

I. PENDAHULUAN. empiris, baik pada kondisi ekonomi normal maupun pada saat krisis. Peranan pokok

BAB I. PENDAHULUAN. pembangunan Nasional. Ketersediaan pangan yang cukup, aman, merata, harga

I. PENDAHULUAN. mutu hidup serta kesejahteraan masyarakat. Salah satu upaya peningkatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Lampung Selatan merupakan salah satu dari 14 kabupaten/kota di

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dari

I. PENDAHULUAN. perekonomian di Provinsi Lampung. Sektor pertanian terdiri dari. penting diantara subsektor lainnya karena mampu menghasilkan bahan

I. PENDAHULUAN. Tanaman pangan merupakan subsektor yang sangat penting bagi Indonesia

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

I. PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan pertanian tidak saja dititik-beratkan pada. peningkatan produksi, namun juga mengarah pada peningkatan

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam meningkatkan perekonomian Indonesia melalui. perannya dalam pembentukan Produk Domestic Bruto (PDB), penyerapan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris di mana pembangunan di bidang pertanian

I. PENDAHULUAN. ekonomi. Peranan sektor pertanian memiliki kontribusi terhadap Produk

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan. Indonesia, yaitu sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya.

I. PENDAHULUAN. Pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi hulu sampai hilir yaitu,

I. PENDAHULUAN. Arah kebijakan pembangunan pertanian yang dituangkan dalam rencana

PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 32,26 RIBU TON, CABAI RAWIT SEBESAR 15,00 RIBU TON, DAN BAWANG MERAH SEBESAR 943 TON

I. II. III. IV. V. I. PENDAHULUAN. yang diketahui memiliki potensi besar yang dapat terus dikembangkan dalam

I. PENDAHULUAN. untuk tanaman pangan salah satunya yaitu ubi kayu (Manihot utilissima). Ubi

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam menopang kehidupan

I. PENDAHULUAN. Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang

I. PENDAHULUAN. Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibutuhkan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi

I. PENDAHULUAN. Salah satu kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk hidup adalah kebutuhan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memiliki peran yang sangat besar dalam perekonomian

I. PENDAHULUAN. sektor-sektor yang berpotensi besar bagi kelangsungan perekonomian

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki tiga sektor kekuatan ekonomi untuk melaksanakan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya melimpah

I PENDAHULUAN. tersebut antara lain menyediakan pangan bagi seluruh penduduk, menyumbang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan jika terjadi pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

I. PENDAHULUAN. bahan baku pangan, dan bahan lain. Ketersediaan pangan yang cukup jumlahnya,

I. PENDAHULUAN. akan tetapi juga berperan bagi pembangunan sektor agrowisata di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan bertujuan untuk meningkatkan

JIIA, VOLUME 3 No. 1, JANUARI 2015

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka peningkatan produksi pertanian Indonesia pada periode lima

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian adalah suatu proses perubahan sosial. Hal tersebut tidak

I. PENDAHULUAN. Salah satu sasaran pembangunan nasional adalah pertumbuhan ekonomi dengan

I. PENDAHULUAN. yang sesuai dengan syarat tumbuh bagi tanaman perkebunan. Salah satu

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian di Indonesia merupakan sektor yang terus. dikembangkan dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

I. PENDAHULUAN. et al. (2002), sistem agribisnis adalah rangkaian dari berbagai subsistem mulai

I. PENDAHULUAN. meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dan

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor penting di Indonesia. Pembangunan pertanian

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh

I. PENDAHULUAN. Koperasi merupakan soko guru perekonomian nasional yang turut. maupun tidak langsung. Tujuan pembangunan nasional khususnya pada

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang terkenal dengan sebutan negara agraris,

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan komoditi perkebunan yang masuk dalam kategori komoditi

I. PENDAHULUAN. pertanian. Indonesia memiliki beragam jenis tanah yang mampu. menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten sepanjang tahun,

I. PENDAHULUAN. Kegiatan perekonomian pada suatu negara akan didukung dengan kegiatan-kegiatan

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang. peluang karena pasar komoditas akan semakin luas sejalan dengan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang

I. PENDAHULUAN. diarahkan untuk dapat sekaligus memecahkan masalah-masalah ekonomi

I. PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia merupakan daerah agraris artinya pertanian memegang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Industri pengolahan obat-obatan tradisional mengalami perkembangan yang

RAPAT KOORDINASI PERENCANAAN

I. PENDAHULUAN. merupakan permasalahan yang dihadapi oleh sebagian besar negara-negara

I. PENDAHULUAN. rakyat akan pangan, meningkatkan pendapatan petani, membantu. memantapkan swasembada pangan serta meningkatkan produksi tanaman

I. PENDAHULUAN. sektor yang mempunyai peranan yang cukup strategis dalam perekonomian

I. PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2011)

I. PENDAHULUAN. dalam hal ekonomi rumah tangga mereka. Banyak petani padi sawah khususnya. di pedesaan yang masih berada dalam garis kemiskinan.

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang sedang berkembang, dengan sektor

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu sentra karet di Indonesia, menurut

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan daerah beriklim tropis basah dengan keragaman

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

1. PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Upaya yang dilakukan antara lain dengan meningkatkan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Pembangunan ekonomi nasional abad ke-21 masih tetap berbasis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam menunjang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam

I. PENDAHULUAN. yang mendasar atau bagian dari Hak Asasi Manusia (HAM) yang penyelenggaraannya

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan proses kenaikan pendapatan perkapita

I. PENDAHULUAN. dengan jalan mengolah sumberdaya ekonomi potensial menjadi ekonomi riil

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

I. PENDAHULUAN. struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu hal yang cukup penting dalam mewujudkan

PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Sektor ini merupakan sektor yang sangat banyak menampung luapan tenaga kerja dan sebagian besar penduduk Indonesia tergantung pada sektor ini. Perjalanan pembangunan pertanian Indonesia hingga saat ini masih belum dapat menunjukkan hasil yang maksimal jika dilihat dari tingkat kesejahteraan petani dan kontribusinya pada pendapatan nasional. Tingkat kesejahteraan rumah tangga erat kaitannya dengan tingkat kemiskinan. Tingkat kemiskinan merupakan indikator yang dapat menggambarkan taraf kesejahteraan kehidupan masyarakat secara umum (BPS, 2012). Permasalahan yang besar dan mendasar banyak dihadapi oleh negara-negara berkembang termasuk Indonesia yakni kemiskinan dan kesenjangan sosial. Permasalahan tersebut menjadi agenda utama di dalam upaya pengkajian dan pemecahan permasalahan pembangunan pertanian. Penduduk di Provinsi Lampung didominasi oleh penduduk yang tinggal di pedesaan dari pada di perkotaan. Mayoritas penduduk yang tinggal di pedesaan

2 menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian dan bekerja sebagai petani. Sektor pertanian sangat dekat dengan kemiskinan, sehingga banyak masyarakat yang tinggal di pedesaan hidup dalam kemiskinan. Menurut data Badan Pusat Statistik (2013), jumlah penduduk miskin di Provinsi Lampung mencapai 1.215.584 jiwa atau sekitar 15,65 persen. Jumlah penduduk miskin di pedesaan lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk miskin di perkotaan, dimana jumlah penduduk miskin di pedesaan berjumlah 1.001.207 jiwa (12,89%) sedangkan jumlah penduduk miskin di perkotaan berjumlah 242.340 jiwa (3,12%). Untuk mengurangi kemiskinan yang ada di pedesaan diperlukan peningkatan di bidang pertanian. Peningkatan pertanian tidak hanya pada tanaman pangan saja tetapi juga tanaman hortikultura. Tanaman hortikultura saat ini mengalami perkembangan yang cukup pesat. Tanaman hortikultura sering dianggap sebagai komoditas pertanian masa depan yang menjanjikan berbagai kebutuhan. Pengembangan hortikultura diharapkan mampu memberi nilai tambah yang besar bagi produsen dan industri pengguna, sedangkan bagi konsumen juga dapat memperbaiki keseimbangan gizi dalam pola makanan (Suharyo, 1999). Salah satu tanaman hortikultura yang banyak dibudidayakan oleh petani adalah cabai. Cabai banyak diminati karena memiliki harga jual dan keuntungan yang tinggi dibandingkan dengan komoditas lain. Perkembangan luas lahan, produksi, dan produktivitas tanaman cabai di Provinsi Lampung tahun 2008-2012 dapat dilihat pada Tabel 1.

3 Tabel 1. Perkembangan produksi, luas panen, dan produktivitas cabai di Provinsi Lampung tahun 2008-2012 Tahun Luas Panen (ha) % Produksi (ton) % Produktivitas (ton/ha) % 2008 5.476-15.957-3,00-2009 5.876 6,32 20.363 13,72 3,47 10,59 2010 5.292-9,23 28.680 25,91 5,41 43,69 2011 8.593 52,19 38.784 31,47 3,42-44,82 2012 6.384-34,93 56.745 55,94 6,88 77,93 Rata-rata 6.324,2 3,59 32.105,8 31,76 4,44 21,85 Sumber : Badan Pusat Statistik Tahun 2009-2013 Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa perkembangan luas panen, produksi, dan produktivitas cabai di Provinsi Lampung dari tahun 2008-2012 terus mengalami peningkatan, yaitu masing-masing sebesar 3,59 %, 31,76 %, dan 21,85 %. Dengan rata-rata luas lahan, produksi, dan produktivitas sebasar 6.324,2 ha, 32.105,8 ton, dan 4,44 ton/ha. Salah satu lembaga yang melakukan kegiatan yang berhubungan dengan pertanian seperti menyediakan sarana produksi dan memberikan pinjaman modal adalah koperasi. Koperasi pertanian dapat membantu petani dalam melakukan kegiatan pertanian, misalnya penyuluhan pertanian, pengadaan bibit unggul, penyediaan pupuk, obat-obatan, dan lain-lain. Selain itu koperasi pertanian juga dapat memberikan modal usaha untuk petani, dan membantu petani dalam menjual hasil panen. Koperasi berdasar atas asas kekeluargaan, memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang

4 demokratis dan berkeadilan. Jumlah koperasi, karyawan, dan anggota menurut kabupaten/kota di Provinsi Lampung tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah koperasi, karyawan, dan anggota menurut kabupaten/kota di Provinsi Lampung tahun 2012 No Kabupaten/Kota Koperasi Karyawan Anggota 1 Lampung Barat 220 202 104.876 2 Tanggamus 261 823 43.423 3 Lampung Selatan 377 797 45.704 4 Lampung Timur 470 555 66.371 5 Lampung Tengah 563 847 126.596 6 Lampung Utara 312 246 56.373 7 Way kanan 679 26 57.769 8 Tulang Bawang 145-52.919 9 Pesawaran 174 115 13.250 10 Pringsewu 153 122 40.452 11 Mesuji 92 50 13.438 12 Tulang Bawang Barat 96 96 19.547 13 Bandar Lampung 711 1.124 98.974 14 Metro 295 620 84.903 Lampung 4.548 5.623 824.595 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung Tahun 2013 Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa Kabupaten Lampung Selatan menempati urutan ke lima jumlah koperasi terbanyak di Provinsi Lampung setelah Bandar Lampung, Way Kanan, Lampung Tengah, dan Lampung Timur. Jumlah koperasi di Kabupaten Lampung Selatan sebesar 377 koperasi dengan jumlah karyawan sebanyak 797 dan jumlah anggota sebanyak 45.704 anggota. Salah satu koperasi pertanian yang berada di Kabupaten Lampung Selatan yaitu Koperasi Agro Siger Mandiri yang terletak di Kecamatan Kalianda. Sebagian besar anggota Koperasi Agro Siger Mandiri pada awalnya tergabung dalam anggota Klaster Petani Cabai di Kabupaten Lampung Selatan yang terdiri dari 14 orang, yang kemudian berkat bantuan dari Bank Indonesia terbentuklah Koperasi Agro Siger Mandiri. Anggota Koperasi Agro Siger Mandiri mayoritas

5 bermatapencarian sebagai petani dengan komoditas utama adalah tanaman hortikultura yaitu tanaman cabai. Koperasi Agro Siger Mandiri terbentuk atas prakarsa dari Bank Indonesia melalui Program Penguatan Kelembagaan Klaster Petani Cabai Kabupaten Lampung Selatan, dengan tujuan agar Koperasi Agro Siger Mandiri mampu memberikan kontribusi yang besar pada peningkatan laju inflasi daerah sehingga sumbangannya pada angka inflasi dapat ditekan dengan salah satu komoditas adalah cabai. Bank Indonesia memilih membentuk Koperasi Agro Siger Mandiri di Kabupaten Lampung Selatan dikarenakan wilayah tersebut merupakan salah satu sentra Cabai yang mempunyai sumbangan yang cukup besar dalam produksi cabai di wilayah Lampung. Disamping itu pengembangan klaster nasional cabai di Kabupaten Lampung Selatan untuk mendukung program pemerintah daerah dalam mewujudkan Lampung Selatan sebagai sentra budidaya cabai sehingga diharapkan dapat berkontribusi lebih banyak lagi dalam pemenuhan supply cabai di Provinsi Lampung. Koperasi Agro Siger Mandiri memiliki empat unit usaha, yaitu unit usaha simpan pinjam/permodalan, saprotan (sarana produksi pertanian), produk olahan, dan pemasaran. Namun untuk saat ini hanya dua unit usaha yang berjalan yaitu unit usaha simpan pinjam dan unit usaha produk olahan. Unit usaha simpan pinjam yang dilakukan oleh Koperasi Agro Siger Mandiri memberikan pinjaman kepada anggota dengan bunga 1,5 persen. Sedangkan unit usaha produk olahan mampu menghasilkan dua jenis produk olahan cabai yaitu saos cabai dan abon cabai.

6 Unit usaha saprotan dan unit usaha pemasaran tidak aktif dikarenakan kurangnya modalyang dimiliki oleh koperasi. Pendekatan tripartite dalam rangka evaluasi atas organisasi koperasi dapat disebut suatu pendekatan sistem, sebagaimana diterapkan dalam teori organisasi modern. Kriteria untuk mengukur efisiensi organisasi koperasi adalah tujuan dan (sistem) tujuan dari berbagai orang, kelompok, atau lembaga yang berkepentingan terhadap koperasi. Pendekatan tripartite ini merupakan suatu instrumen yang fleksibel untuk mengevaluasi koperasi-koperasi yang berbeda pada tahap perkembangan yang berbeda-beda dan dalam lingkungan sosial-ekonomi yang beraneka-ragam (Hanel, 1989). Koperasi merupakan kumpulan aktivitas tripartite, yaitu anggota, pengurus, dan pengelola dalam menjalankan usaha, maka semakin banyak pengelola atau karyawannya semakin besar koperasi tersebut. Keberhasilan dan kecemerlangan koperasi sangat tergantung pada kerjasama ketiga unsur organisasi koperasi, yaitu anggota, pengurus, dan pengelola dalam mengembangkan organisasi yang pada akhirnya akan memberikan imbalan yang sesuai kepada para anggota. Anggota sangat mengharapkan komitmen yang tinggi dari para pengelola berupa pelayanan kepada para anggota. Jadi manajemen koperasi merupakan kesatuan dari tiga pihak (tri partite) tersebut (Sukamdiyo, 1996). Koperasi Agro Siger Mandiri dari segi organisasi diukur dari tiga sudut pandang, yaitu sudut pandang anggota, pengurus, dan pengelola. Sudut pandang anggota, Koperasi Agro Siger Mandiri diukur dari tingkat kesejahteraan anggota dengan menggunakan kriteria BPS tahun 2007. Sudut pandang pengurus, Koperasi Agro

7 Siger Mandiri diukur dari kinerja usaha koperasi dengan menggunakan pedoman pemeringkatan koperasi Kementerian negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia tahun 2007. Sudut pandang pengelola, Koperasi Agro Siger Mandiri diukur dari kontribusi terhadap pembangunan daerah dengan menggunakan pedoman pemeringkatan koperasi Kementerian negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia tahun 2007. Kinerja usaha koperasi yang sehat ditujukkan dengan membaiknya struktur permodalan, kemampuan penyediaan dana, peningkatan aset, peningkatan volume usaha, peningkatan kapasitas produksi, dan peningkatan sisa hasil usaha/keuntungan. Masa berlaku penilaian kinerja usaha suatu koperasi adalah minimal dua tahun. Koperasi Agro Siger Mandiri baru berumur kurang lebih dua tahun tetapi banyak mengalami kendala sehingga perlu adanya strategi yang tepat dan sesuai untuk mengatasi kendala yang dihadapi. Strategi yang tepat dan sesuai dengan kondisi koperasi akan mampu meningkatkan kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh koperasi. Penentuan strategi digunakan untuk memahami dan mengidentifikasikan secara benar lingkungan koperasi. Lingkungan merupakan salah satu faktor terpenting untuk menunjang keberhasilan, baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Keberhasilan suatu koperasi dilihat dari besarnya sisa hasil usaha (SHU) yang didapat oleh anggota.

8 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini, yaitu : 1. Bagaimana kinerja usaha Koperasi Agro Siger Mandiri di Kabupaten Lampung Selatan? 2. Bagaimanakah kontribusi Koperasi Agro Siger Mandiri terhadap pembangunan daerah? 3. Bagaimana tingkat kesejahteraan anggota Koperasi Agro Siger Mandiri di Kabupaten Lampung Selatan menurut kriteria BPS tahun 2007? 4. Bagaimana strategi pengembangan yang tepat sebagai upaya pengembangan Koperasi Agro Siger Mandiri di Kabupaten Lampung Selatan? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang ada, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui kinerja usaha Koperasi Agro Siger Mandiri di Kabupaten Lampung Selatan. 2. Mengetahui kontribusi Koperasi Agro Siger Mandiri terhadap pembangunan daerah. 3. Mengetahui tingkat kesejahteraan anggota Koperasi Agro Siger Mandiri di Kabupaten Lampung Selatan menurut kriteria BPS tahun 2007. 4. Menyusun strategi pengembangan yang tepat sebagai upaya pengembangan Koperasi Agro Siger Mandiri di Kabupaten Lampung Selatan.

9 D. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi : 1. Koperasi, sebagai informasi ilmiah mengenai kinerja usaha dan strategi pengembangan Koperasi Agro Siger Mandiri di Kabupaten Lampung Selatan. 2. Pemerintah, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan dan strategi dalam memajukan dan mengembangkan koperasi di Kabupaten Lampung Selatan. 3. Peneliti lain, sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis.