2016 PENERAPAN TEKNIK SILANG CERITA KISAH QURANI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

2015 PENERAPAN MODEL SINEKTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULISKAN KEMBALI DONGENG

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. peran penting dalam kehidupan. Pendidikan bahasa sastra Indonesia yang menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. membaca, menulis, menyimak, berbicara. Setiap keterampilan erat sekali kaitannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Annisa Octavia Koswara, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekelilingnya. Menurut Oemarjati dalam Milawati (2011: 1) tujuan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Widi Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI NASKAH DRAMA MELALUI MODEL BERPIKIR

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Windy Tantriyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. nasionalisme, menumbuh kembangkan kecintaan kepada Bahasa Indonesia

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DENGAN MEDIA SURAT KABAR PADA SISWA KELAS X 5 SMA NEGERI 2 PATI TESIS

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nikke Permata Indah, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rahayu Yulistia, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DENGAN MEDIA KARTU PELENGKAP DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS CERITA ANAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan

BAB I PENDAHULUN. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang terpadu dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BILDERGESCHICHTE

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi tujuan pembelajaran bahasa Indonesia yang tercantum dalam. budaya dan intelektual manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. itu, dalam UU RI No. 20, Tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ema Rosalita, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. benar. Seseorang dapat dikatakan telah mampu menulis dengan baik jika pembacanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2015 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca, dan menulis. keempat keterampilan tersebut memegang

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PEMBAHASAN A. Latar Belakang Masalah Melisa Prasetiawati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. dengan menggunakan bahasa tanpa meninggalkan kesopanan dan keindahan.

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Betta Anugrah Setiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan insan yang produksi, kreatif, inovatif, dan berkarakter.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia memegang peranan yang sangat penting di

BAB I PENDAHULUAN. dan segala problematikanya yang begitu beragam. Fenomena-fenomena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari (Dalman, 2015: 1). Dengan bahasa itulah manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengandung pikiran atau perasaan. Di dalam kegiatan komunikasi ini, manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri, bahwa sastra merupakan cerminan. nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peneltian Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia pada setiap jenjang pendidikan adalah membina serta mengarahkan siswa, supaya mampu memfungsikan bahasa Indonesia secara baik dan benar sesuai dengan konteks lingkungan yang dihadapi. Pembelajaran Bahasa Indonesia berkaitan erat dengan aspek keterampilan berbahasa yang diorientasikan dalam upaya mengembangkan empat macam keterampilan berbahasa, yakni keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Empat keterampilan tersebut perlu dimiliki siswa supaya tujuan dari proses pembelajaran bahasa dapat tercapai. Khusus dalam keterampilan menulis, diperlukan upaya serta arahan yang lebih intensif bagi siswa. Pasalnya, berbeda dengan keterampilan menyimak dan membaca yang lebih bersifat reseptif, keterampilan menulis lebih bersifat produktif yang memerlukan upaya dan motivasi lebih dari siswa supaya mampu menguasai ketermpilan tersebut. Menurut Mawardi (2009, hlm. 15) menulis dan membaca merupakan dua keahlian standar yang harus dimiliki oleh setiap manusia modern. Hal ini menegaskan bahwa keterampilan menulis dan membaca, menjadi sebuah modal dasar yang harus dimiliki para siswa supaya mampu mengimbangi persaingan intelektual di era modern yang semakin ketat. Keunggulan akan pentingnya menguasai keterampilan menulis, selain sebagai sarana penyampai gagasan yang bersifat intelektual, menulis pun bisa menjadi sarana dalam menyampaikan gagasan yang bersifat spiritual. Dengan adanya sebuah tulisan, dapat memungkinkan berkembangnya agama-agama introspektif seperti Buddhisme, Yahudi, Kristen, dan Islam (Ong dalam Lim 2008, hlm. 97). Maka ulama besar seperti Imam Al-Ghazali pernah berpesan jika kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah", hal ini mengisyaratkan akan pentingnya setiap individu memiliki keterampilan menulis. Dalam proses kreativitas berbahasa, salah satu bentuk kegiatan menulis adalah menulis karya sastra. Sastra merupakan ekspresi pikiran melalui medium bahasa,

sedangkan yang dimaksud pikiran di sini adalah pandangan, ide-ide, perasaan, pemikiran, dan semua kegiatan mental-mental manusia. Semua bentuk-bentuk tersebut dapat dituangkan dalam beberapa produk sastra. Di antaranya adalah menulis prosa berupa cerita pendek (atau disingkat menjadi cerpen). Cerpen merupakan cerita yang dihadirkan secara singkat (pendek) dan bersifat rekaan (fiction). Meskipun berupa rekaan, kandungan cerpen pada umumnya tergambar berdasarkan pengamatan pada kehidupan nyata. Selain itu, melalui sebuah cerita atau kisah, nilai ajaran dari kehidupan biasanya akan ikut kita rasakan sehingga menumbuhkan kepekaan sebagai insan yang beradab. Sebagaimana yang disampaikan Sumardjo & Saini K.M (1986, hlm. 36) menegaskan bahwa, Seseorang yang membaca cerita rekaan bukan sekadar membaca kisah lamunan. Orang menghayati pengalaman seseorang, mengidentifikasi diri, dengan tokoh cerita rekaan sehingga dapat ikut mengalami peristiwaperistiwa yang dihadapinya, perbuatan-perbuatannya, pikiran dan perasaanya, keputusannya, dilema-dilemanya, dan sebagainya. Kebenaran kehidupan bukan hanya dapat kita dekati melalui ilmu pengetahuan atau filsafat yang lebih banyak berdasarkan penalaran semata, tetapi juga lewat penghayatan perasaan orang lain. Jika menilik pengajaran cerpen yang diajarkan di sekolah, cerpen menjadi salah satu bagian dalam pengajaran sastra yang diberikan kepada siswa. Guru sebagai pemegang peran dalam membimbing siswa, diharapkan mampu menanamkan semangat serta keinginan bagi para siswa supaya mampu menulis, khususnya dalam hal ini menulis cerpen. Namun, menurut Chaedar A. (dalam Kusmayadi, 2011, hlm. 3) pengajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar hingga menengah atas selama ini keliru. Pasalnya, pengajaran tersebut masih berkutat pada tataran teoretis yang berimbas pada lemahnya aplikasi bahasa dan produktivitas menulis anak bangsa. Pada akhirnya, bagi para siswa, keterampilan menulis menjadi salah satu keterampilan yang paling sukar untuk dikuasai dibandingkan dengan aspek keterampilan berbahasa lainnya. Siswa biasanya menjadi malas dan sering mengalami kesuliatan jika dihadapkan dengan kegiatan menulis. Hal ini bisa disebabkan karena kurangnya latihan dan kesempatan dalam menulis. Adapun kegiatan menulis yang dilakukan biasanya masih terpaku hanya pada hasil bukan dalam proses.

Kendala yang kerap kali terjadi pada siswa dalam pelaksanaan pembelajaran menulis cerpen di kelas, di antaranya ditemukan beberapa masalah yakni : (1) siswa beranggapan bahwa menulis cerpen itu rumit (2) siswa yang terkadang stagnan dalam memperoleh ide atau inspirasi, (3) siswa masih kesulitan dalam mengembangkan karakter tokoh serta merangkai alur cerita yang sejalan dengan konteks cerita yang diinginkan (4) kemampuan dan pemahaman siswa yang masih kurang dalam menulis cerpen. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Suminto dkk. Menurutnya bahwa kendala penulis pemula terlihat dari kedangkalan ide dan pengolahannya. Kendala menggali ide terlihat dari munculnya ide-ide yang monoton dan tidak baku, bahkan sering kali sama dengan bacaan-bacaan sebelumnya. Dalam hal ini tentu saja siswa tidak pantas jika harus dipersalahkan. Begitupun menyalahkan peran guru dalam mengajar. Namun, idealnya guru mampu mencari solusi serta cara untuk membangun proses pembelajaran yang efektif dan tepat sasaran. Peran guru sebagai pembimbing ataupun pemberi arahan, mampu mewujudkan proses pembelajaran dengan baik, khususnya yang berkaitan dengan kemampuan menulis cerpen. Teknik silang cerita/kisah merupakan salah satu teknik yang dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip metode pembelajaran kooperatif (paired storytelling). Pembelajaran kooperatif adalah suatu metode pembelajaran di mana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok kecil secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar (Isjoni, 2012, hlm. 15). Teknik silang cerita ini sebelumnya pernah diujicobakan pada penelitiansebelumnya. Salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Windi Tantria di SMA Kartika XIX-2 Bandung dengan judul Penerapan Teknis Silang Cerita pada Pembelajaran Menulis Cerpen Kelas X SMA Kartika XIX-2 Bandung dengan menunjukkan hasil yang signifikan antara sebelum pemberian perlakuan teknik dan sesudah diberikan perlakuan teknik silang cerita. Hal yang menarik serta membedakan penelitian kali ini dengan penelitian yang sudah ada sebelumnya, ialah peneliti akan mengujicobakan teknik silang cerita dengan memanfaatkan kisah-kisah pilihan yang memiliki kandungan nilai-

nilai Qurani, Hadis, dan kisah-kisah teladan lainnya yang nantinya bisa diformulasikan dalam proses belajar menulis cerpen. B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang sebelumnya, maka peneliti dapat merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah kemampuan siswa MA Al-Inayah dalam menulis cerpen sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan teknik silang cerita kisah Qurani? 2. Bagaimanakah hasil observasi terhadap kemampuan siswa MA Al-Inayah ketika mengikuti pembelajaran dengan menggunakan teknik silang cerita kisah Qurani? 3. Apakah teknik silang cerita kisah Qurani efektif diterapkan dalam pembelajaran menulis cerpen di kelas? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan tentang : 1. kemampuan siswa MA Al-Inayah dalam menulis cerpen sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran menggunakan teknik silang cerita kisah Qurani. 2. hasil observasi kemampuan siswa MA Al-Inayah ketika mengikuti pembelajaran menggunakan teknik silang cerita kisah Qurani. 3. efektivitas penerapan teknik silang cerita kisah Qurani pada kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis cerpen di kelas.

D. Manfaat Penelitian Penelitian yang berhasil tentunya penelitian yang dapat memberikan manfaat. Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini meliputi manfaat teoretis dan manfaat praktis. 1. Manfaat teoretis Penelitian ini diharapakan dapat menjadi umpan balik dalam Pembelajaran Bahasa & Sastra Indonesia di kelas sehingga dapat memperluas wawasan serta menambah kajian-kajian penelitian dibidang sastra, khususnya dalam menulis cerpen. 2. Manfaat praktis Temuan dalam penelitian ini, diharapkan (1) guru mendapatkan sumbangsih baik itu dalam bentuk ide maupun menerapkan teknik yang efektif; (2) siswa mendapatkan pemahaman dan pengajaran yang sesuai dalam pembelajaran menulis cerpen sehingga mampu mengembangkan potensi dalam keterampilan menulis; dan (3) melalui penelitian ini dapat memberikan pandangan baru mengenai pembelajaran menulis cerpen khususnya melalui penerapan teknik silang cerita kisah Qurani. E. Struktur Organisasi Penelitian Pada bagian ini dibahas mengenai urutan penelitian berdasarkan struktur yang telah disusun oleh peneliti sebelumya. Struktur penelitian ini terdiri dari lima bab yang dijelaskan secara garis besarnya. Bab pertama merupakan pendahuluan, bab kedua membahas mengenai kajian pustaka/kajian teoretis, bab ketiga membahas mengenai metode penelitian, bab keempat membahas mengenai temuan dan temuan, dan bab kelima membahas mengenai simpulan, implikasi, dan rekomendasi. Pada bab pertama membahas mengenai pendahuluan, poin-poin yang dibahas dalam pendahulan di antaranya latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan serta manfaat penelitian. Latar belakang masalah membahas mengenai inti permasalah atau hal-hal penting kenapa penelitian ini perlu dilaksanakan. Permasalah yang ditemukan kemudian disimpulkan kedalam rumusan masalah sehingga dapat ditentukan tujuan penelitian serta manfaat yang dapat dihasilkan dari hasil penelitian yang dilakukan.

Pada bab kedua membahas mengenai konsep-konsep, teori-teori, dan model-model yang mendukung untuk diterapakan dalam penelitian yang akan dilakukan. Teori yang didapat berdasarkan hasil studi pustaka yang bersumber dari buku-buku teori serta penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang dilakukan baik itu prosedur, subjek, ataupun temuannya. Pada bagian ini, peneliti membandingkan, mengontraskan, dan memosisikan kedudukan masing-masing penelitian yang dikaji melalui pengaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Berdasarkan kajian tersebut maka peneliti menjelaskan posisinya yang disertai dengan alasan-alasan yang logis. Hal itu dimaksudkan untuk menampilkan alasan teori dan hasil penelitian para pakar terdahulu yang diterapkan oleh peneliti pada penelitiannya. Pada bab ketiga merupakan bagian yang bersifat prosedural, yakni bagian pembahasan mengenai metode penelitian yang mencakup desain penelitian, partisipan, populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan analisis data. Pada desain penelitian, memaparkan hal yang berkaitan dengan bentuk penelitian apakah penelitian yang dilakukan termasuk ke dalam jenis kategori penelitian survei atau eksperimental. Kemudian dijelaskan secara lebih terperinci kedalam jenis desain penelitian yang digunakan. Selanjutnya bagian partisipan menjelaskan partisipan yang terlibat dalam penelitian, jumlah partisipan yang terlibat, karakteristik yang spesifik dari partisipan, dan dasar pemilihan partisipan. Pemilihan atau penentuan partisipan pada dasarnya dilalui dengn cara penentuan sampel dari populasi. Setelah populasi dan sampel ditentukan selanjutnya peneliti merinci alat pengumpul data atau instrumen yang digunakan dalam penelitian. Kemudian selanjutnya memaparkan secara kronologis langkahlangkah penelitian terutama pada bagian desain penelitian yang dioperasionalkan secara nyata dalam prosedur penelitian. Pada bagian akhir bab merupakan bagian analisis data yang dipaparkan secara khusus menggunakan pengolahan data berdasarkan rumus statistik. Pada bab keempat menyajikan temuan dan pembahasan yang dilakukan peneliti. Temuan peneliti didasarkan pada hasil pengolahan dan analisis data sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian dan pembahasan temuan penelitian digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah

dirumuskan sebelumnya. Pada penelitian ini, hasil temuan dan pembahasan disajikan melalui pembahasan data secara tematik. Pada bab kelima atau bab akhir menyajikan simpulan, implikasi, dan rekomendasi. Bab ini memaparkan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian, sekaligus mengajukan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian. Simpulan dibahas berdasarkan temuan yang terkumpul pada bab keempat. Kemudian Implikasi berisi dampak atau akibat langsung yang terjadi dari penelitian. Selanjutnya, rekomendasi merupakan sumbang saran atau hal-hal penting yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui penelitian yang telah dilakukan.