NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: ABU RIZAL DINHAS

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 9-12 BULAN DI PUSKESMAS GAMPING I SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Ema Anggraeni

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG STIMULASI TOILET TRAINING

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GODEAN II SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG CARA KONSUMSI TABLET Fe DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS PLERET BANTUL YOGYAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

GAMBARAN PEMANFAATAN KMS OLEH KADER POSYANDU BALITA SEHAT DI DUSUN BEDOYO KIDUL,DESA BEDOYO, KECAMATAN PONJONG, KABUPATEN GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK USIA TODDLER DI KARTASURA

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI


NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh:

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERILAKU MENSTIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA 3-5 TAHUN DI POSYANDU KAMBOJA DUSUN KALONGAN MLATI SLEMAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 1-3 TAHUN DI POSYANDU TERATAI I DESA BANGUNJIWO TAHUN 2015

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Nama Mahasiswa : Sri Setiyo Ningrum NIM :

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN

Selvina Ismalia Assegaf 2, Fitria Siswi Utami 3 INTISARI

PENGARUH PENYULUHAN PENCEGAHAN HIV/AIDS TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA DI SMA MA ARIF KOTA YOGYAKARTA

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU BALITA

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN NASKAH PUBLIKASI

Nurin Fauziyah Akademi Kebidanan Pamenang Pare Kediri

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DANUREJAN 1 KOTA YOGYAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG SEX EDUCATION

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA ANAK DI JANTURAN MLATI SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Kartika Dewi Ayusti

GAMBARAN PELAYANAN KUNJUNGAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lima tahun pertama kehidupan anak adalah masa yang sangat penting karena

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana. Oleh: ARFIAN PRASETYO WARDHANI

PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH. Achmad Ridwan, Anita Nur Lely Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIARE TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU YANG MEMPUNYAI ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MEMBAWA ANAK KE POSYANDU WILAYAH KERJA DESA GIRIROTO

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN TINGKAT PERKEMBANGAN PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN DI KELURAHAN KRANGGAN TEMANGGUNG

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN AUDIOVISUAL TENTANG HIV/AIDS TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA KELAS X SMK N 1 BANTUL NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PEMBERIAN STIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR DAN MOTORIK HALUS TERHADAP PERKEMBANGAN BAYI USIA 3-6 BULAN KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH MINAT DI DUSUN BANTUL. Disusun Oleh: JENJANG

LEAFLET SEBAGAI INTERVENSI PROGRAM PENINGKATAN PENGETAHUAN ANAK TENTANG OBESITAS DI SD BUDI MULIA DUA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

SUCI ARSITA SARI. R

HUBUNGAN PARITAS DENGAN ONSET LAKTASI PADA IBU POST PARTUM DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENYULUHAN PIJAT BAYI TERHADAP PERSEPSI IBU TENTANG PIJAT BAYI DI DESA SENDANGAGUNG, SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Asti Listyani PROGRAM

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN IVA PADA KELOMPOK IBU PENGAJIAN

PENGARUH PELATIHAN STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK

TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PLERET

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

KUESIONER PERILAKU KADER DALAM PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI PUSKESMAS MANDALA KECAMATAN MEDAN TEMBUNG

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: AUFARAHMAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Lilis Suryani 1), Carudin 2) Program Studi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Singaperbangsa Karawang emal:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN EVALUASI PROGRAM DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA DI TAMAN POSYANDU PUSKESMAS LAMONGAN

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masa bayi, lalu berkembang menjadi mandiri di akhir masa kanak-kanak, remaja,

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: VIVI ERLITA ANGGRAINI

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN KADER TENTANG BUKU KIA DI POSYANDU WILAYAH KELURAHAN DEMANGAN KECAMATAN GONDOKUSUMAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN KE POSYANDU LARASLESTARI II PADA LANSIA DI DUSUN KARANG TENGAH SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

KARAKTERISTIK IBU BALITA KAITANNYA DENGAN PELAKSANAAN STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Ahli Madya Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan. Oleh:

BAB IPENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Balita menjadi istilah umum bagi anak dengan usia dibawah 5 tahun (Sutomo

PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP MOTIVASI IBU DALAM PEMBERIAN MENU SEIMBANG PADA BALITA DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

HUBUNGAN STATUS IBU BEKERJA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI PUSKESMAS UMBULHARJO I YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG HIV DAN AIDS PADA IBU USIA TAHUN TERHADAP MINAT TES HIV DI KELURAHAN KRICAK KECAMATAN TEGALREJO KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan anak dibawah lima tahun (Balita) merupakan bagian yang

PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN ORAL CARE

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA MOROREJO KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

HUBUNGAN PEMBERIAN KONSELING PADA AKSEPTOR KB TERHADAP KETEPATAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: ROBBANIA MUHIBBAH

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG TABLET FE (STUDI DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG TAHUN 2013)

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI USIA DINI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SD MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

HUBUNGAN SPIRITUALITAS DENGAN TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI KEMATIAN PADA LANSIA DI DESA PANJANGREJO PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA

Journal of Health Education

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : RINI INDARTI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh Suhadah

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH KELAS I DI SD N KALIGONDANG BANTUL YOGYAKARTA

Tri Viviyawati 1 1 Mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: NAHDATUZ ZAINIAH

PENGARUH PENYULUHAN PEMANFAATAN BUKU KIA TERHADAP SIKAP DETEKSI DINI TANDA BAHAYA KEHAMILAN PADA IBU HAMIL DI KELURAHAN BANGUNHARJO SEWON BANTUL

LUTFI NANDA PURNAMASARI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SADARI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI DALAM PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI SMA NEGERI 1 NGAGLIK YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD

GAMBARAN PERKEMBANGAN BAYI YANG TIDAK DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KADEMANGAN DAN DESA MIAGAN KECAMATAN MOJOAGUNG KABUPATEN JOMBANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG ANTENATAL CARE DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS UMBULHARJO 1 YOGYAKARYA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : KIKI RIZKI ANANDA

HUBUNGAN KEAKTIFAN IBU DALAM STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK DENGAN PERKEMBANGAN ANAK BALITA DI POSYANDU MELATI DEPOK AMBAR KETAWANG GAMPING SLEMAN

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SLAWI TAHUN 2015

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MANAJEMEN LAKTASI POST NATAL TERHADAP PERILAKU PEMBERIAN ASI DI DESA KETOYAN KECAMATAN WONOSEGORO BOYOLALI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENERIMAAN DIRI IBU DARI ANAK AUTIS DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA 2015 NASKAH PUBLIKASI

EFEKTIVITAS KELAS IBU HAMIL TERHADAP DETEKSI DINI TANDA BAHAYA KEHAMILAN

Transkripsi:

PENGARUH PENYULUHAN STIMULASI DETEKSI INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG STIMULASI DETEKSI INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG PADA KADER DI PUSKESMAS GAMPING 2 YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: ABU RIZAL DINHAS 201310201001 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2017

PENGARUH PENYULUHAN STIMULASI DETEKSI INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG STIMULASI DETEKSI INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG PADA KADER DI PUSKESMAS GAMPING 2 YOGYAKARTA 1 Abu Rizal Dinhas 2, Ery Khusnal 3 INTISARI Latar Belakang : Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang balita merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas anak dan merupakan salah satu program dari Kemenkes RI. Tujuan : penelitian ini diketahuinya Pengaruh penyuluhan SDIDTK terhadap pengetahuan SDIDTK pada kader di puskesmas Gamping 2 Yogyakarta Metode : metode penelitian Quasy experiment dengan rancangan one group pretest post-test design. Responden penelitian ini terdiri dari 33 kader dan diambil dengan teknik pre-test post-test. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan teknik uji Paired t-test. Hasil : hasil penelitian ini menunjukan adanya hubungan signifikan antara penyuluhan dengan pengetahuan kader di puskesmas Gamping 2 Sleman Yogyakarta tahun 2017. Analisis Paired t-test menyimpulkan bahwa pata taraf signifikansi p = 0,05 diperoleh nilai p = 0,000 sehingga p 0,05. Simpulan : (1) sebagian responden diketahui mendapatkan pengetahuan dengan cukup, (2) sebagian responden diketahui memiliki tingkat memiliki pengetahuan baik, (3) ada hubungan signifikan antara penyuluhan SDIDTK dengan pengetahuan kader terhadap SDIDTK di puskesmas Gamping 2 Sleman Yogyakarta tahun 2017. Saran : Hasil penelitian ini diharapakan puskemas Gamping 2 merencanakan kegiatan penyuluhan atau pelatihan terhadap kader-kader supaya pengetahuan kader bertambah. Kata Kunci Kepustakaan Jumlah Halaman : Penyuluhan SDIDTK, pengetahuan kader tentang SDIDTK : 20 buku (2006-2016), 4 jurnal, 3 skripsi, 1 artikel website : x halaman, 82 halaman, 6 tabel, 2 gambar, 10 lampiran 1 Judul Skripsi 2 Mahasiswa PSIK Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Aisyiyah Yogyakarta 3 Dosen PSIK Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Aisyiyah Yogyakarta

THE EFFECT OF COUNSELLING ON STIMULATION, DETECTION, AND EARLY INTERVENTION OF CHILD GROWTH AND DEVELOPMENT (SDIDTK) UPON THE KNOWLEDGE ABOUT SDIDTK IN CADRES AT GAMPING 2 PRIMARY HEALTH CENTRE OF YOGYAKARTA 1 Abu Rizal Dinhas 2, Ery Khusnal 3 INTISARI Background: Early stimulation, detection, and intervention on underfive years old children is one of the efforts to improve children s quality and is one of proframs from Indonesian Health Ministry. Objective: The study is to investigate the effect of counselling on stimulation, detection, and early intervention of child growth and development (SDIDTK) upon the knowledge about SDIDTK in cadres at Gamping 2 primary health centre of Yogyakarta. Method: The study employed quantitative method with one group pre-test posttest design. The study employed pretest and posttest technique to draw samples of 33 cadres as the respondents. The data were collected using questionnaire through Paired t-test technique. Result: The result of the study showed that there is a significant correlation between counselling and cadres knowledge at Gamping 2 primary health centre of Yogyakarta in 2017. Paired t-test analysis result concludes that the significance value is 0.005 meaning that p = 0.000 and thus, p 0.05. Conclusion: (1) Some of respondents show adequate knowledge, (2) some of respondents show good knowledge level, (3) there is a significant correlation between counselling on stimulation, detection, and early intervention of child growth and development (SDIDTK) upon the knowledge of SDIDTK in cadres at Gamping 2 primary health centre of Yogyakarta in 2017. Suggestion: Gamping 2 Primary Health Centre of Yogyakarta is expected to plan counselling activity or training for cadres to improve their knowledge. Keywords : counselling on stimulation, detection, and early intervention of child growth and development (SDIDTK), cadres knowledge of SDIDTK Bibliography : 34 books (2006-2016), 2 journals, 3 undergraduate theses, 1 website article Pages : xi pages, 82 pages, 15 tables, 1 figure, 10 appendices 1 Thesis title 2 School of Nursing Student, Faculty of Health Sciences, Aisyiyah University of Yogyakarta 3 School of Nursing Lecturer, Faculty of Health Sciences, Aisyiyah University of Yogyakarta

PENDAHULUAN Berdasarkan data jumlah anak usia 0 6 tahun mencapai sekitar 26,7 juta atau sekitar 12,08% dari jumlah penduduk Indonesia. Dari jumlah balita tersebut diperkirakan sekitar 4,5 6,7 juta mengalami masalah tumbuh kembangan. Hal tersebut dibuktikan dari hasil penelitian di Amerika Serikat bahwasanya ditemukan sekitar 12 16% balita mempunyai keterlambatan perkembangan, sementara di Indonesia di temukan 20-30% balita juga mengalami keterlambatan perkembangan (Depkes, 2007). Pemantauan pertumbuhan anak yang tidak dilakukan dalam 6 bulan terakhir meningkat yaitu dari 25,5% pada tahun 2010 menjadi 34,3 % pata tahun 2013 (Riskesdes, 2013). Berdasarkan laporan Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2010) cakupan pelayanan kesehatan Balita dalam deteksi dini tumbuh kembang balita adalah 78,11%. Dengan jumlah balita yang mengalami gangguan tumbuh kembang di Indonesia 45,7% (Suherman, 2011). Menurut Data Dinkes Profinsi DIY tahun 2009 menunjukkan bahwa cakupan Deteksi Tumbuh Kembang Balita (DTKB) kodya Yogyakarta dengan jumlah balita 49.155 dengan realisasi 8.100 ( 32,5%), Kabupaten Bantul jumlah balita 65.793 dengan realisasi 21.431 (32,6%), Kulon Progo jumlah balita 33.37 dengan realisasi 7.028 (21,5%), Gunung Kidul jumlah balita 40.240 dengan realisasi 6.726 (16,8%), Sleman jumlah Balita 70.585 dengan realisasi 22.347 (31,7%). Dari data tersebut di dapatkan bahwa Kabupaten Sleman mempunyai prestasi Cakupan Deteksi Tumbuh Kembang Balita (DTKB) cukup bagus di bandingkan dengan kabupaten lain di propinsi DIY yaitu Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Gunung Kidul. Tetapi masih tertinggal dengan Kabupaten Bantul Dan Kodya Yogyakarta dan masih jauh dari target cakupan DTKB Propinsi

DIY 65%, sedangkan yang dicapai oleh propinsi mencapai 25,4% yang berati cakupan DTKB Propinsi DIY masih jauh dibawah target (Dinkes DIY, 2009) Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang balita merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas anak dan merupakan salah satu program dari Kemenkes RI. Presiden RI telah mencanangkan Gerakan Nasional Pemantauan Tumbuh Kembang Anak. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak menyatakan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan kekerasan dan diskriminasi sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Susilaningrum, 2013). Salah satu hal yang menunjang keberhasilan kader dalam pelaksanaan SDIDTK adalah pengetahuan. Pengetahuan kader penting dalam peningkatan status kesehatan masyarakat sekitar. (Handayani, 2010) mengungkapkan kader memberikan pengaruh pada pencapaian strata menuju posyandu mandiri, data menunjukan sebesar 31,58% posyandu mandiri didominasi oleh pengetahuan kader yang sangat baik. Pengetahuan kader sangat diperlukan dalam kegiatan posyandu karena semakin banyak jumlah kader yang pengetahuan baik, maka semakin baik pula pelaksaan dan kegiatan posyandu. Pengetahuan kader dalam kegiatan posyandu akan meningkatkan keaktifan karena dengan selalu hadir dalam kegiatan, kader mendapatkan tambahan keterampilan dari pembinaan petugas maupun dari teman sekerjanya. Pengetahuan penting dalam memberikan pengaruh terhadap sikap dan tingkah laku kader terhadap pelayanan posyandu (Sofyawati, 2011). Sebaliknya jika pengetahuan kader itu rendah maka akan kurangnya koordinasi antar petugas. Harisman (2012) menyebutkan bahwa kurangnya

penyuluhan dan pembinaan untuk meningkatkan pengetahuan yang memadai bagi kader menyebabkan kurangnya pemahaman terhadap tugas kader, lemahnya informasi serta kurangnya koordinasi antara petugas dengan kader dalam pelaksanaan kegiatan posyandu dapat mengakibatkan rendahnya tingkat kehadiran anak Bawah Lima Tahun (Balita) ke posyandu. Hal ini juga akan menyebabkan rendahnya cakupan deteksi dini tumbuh kembang balita. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian quasy experiment design, yang menggunakan rancangan penelitian one group pre-test post-test design yaitu rancangan penelitian dengan cara melakukan satu kali pengukuran di depan (pretest) sebelum adanya perlakuan (treatment) dan setelah itu dilakukan pengukuran lagi (post-test) (Riwidikdo, 2013). Variabel penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penyuluhan Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang dengan pengetahuan kader tentang Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang di Puskesmas Gamping 2 Yogyakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah kader kader Puskesmas Gamping 2 sebanyak 45 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik Jacob Cohen dengan t-tes means yang terdiri dari power (p), effect size (d) dan sampel error (n). Sampel didapatkan dalam penelitian ini sebanyak 33 responden. Pengumpulan data dalam penilitian ini dengan menggunakan alat atau instrument yaitu kuesioner

HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Gamping 2 Yogyakarta pada bulan Agustus 2017 dengan mengambil kader kader Puskesmas Gamping 2 Yogyakarta sejumlah 33 responden Karakteristik Responden Tabel 1 Distribusi Responden Kader Di Puskesmas Gamping 2 Yogyakarta Tahun 2017 (n=33) No Karakteristik Frekuensi Persentase (%) 1 Umur 26-35 Tahun 3 9.1% 36-45 Tahun 21 63.6 % 46-55 Tahun 9 27.3 % Jumlah 33 100 % 2 Pekerjaan IRT 20 39,1 % Wirausaha 9 60,9 % PNS 4 12.1 % Jumlah 33 100 % 3 Pendidikan SMA 22 66.7 D3 6 18.2 S1 5 15.2 Jumlah 46 100 % Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan umur terbanyak adalah respondne dengan umur 35-45 Tahun sebanyak 21 orang (63,6 %), sedangkan paling sedikit berumur 26-35 Tahun sebanyak 3 responden (9,1%). Karakteristik berdasarkan pekerajaan diketahui responden paling banyak bekerja sebagai IRT sebanyak 20 responden (60,6%) sedangkan paling sedikit bekerja sebagai PNS sebanyak 4 responden (12,1%). Berdasarkan karakteristik pendidikan sebagian besar responden berpendidikan SMA sebanyak 22 responden (66,7%) sedangkan paling sedikit berpendidikan S1 sebanyak 5 responden (15,2%).

Deskripsi Data Penelitian Tabel 2 Distribusi Responden Pengetahuan Kader Tentang Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang Sebelum Mengikuti Penyuluhan SDIDTK (N=33) Kategori Pengetahuan Kader Frekuensi Persentase (%) sebelum Baik 3 9.1 % Cukup 16 48.5 % Kurang 14 42.4 % Jumlah 33 100 % Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui Pengetahuan SDIDTK pada kader di puskesmas Gamping 2 Yogyakarta sebelum mengikuti penyuluhan SDIDTK memiliki pengetahuan cukup sebanyak 16 orang (48,5 %), sedangkan sisanya kategori kurang sebanyak 14 orang (42,4 %) dan kategori baik sebanyak 3 orang (9,1%). Tabel 3 Distribusi Responden Pengetahuan Kader Tentang Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang Sesudah Mengikuti Penyuluhan SDIDTK (N=33) Kategori Dukungan Keluarga Frekuensi Persentase (%) Baik 19 57,6% Cukup 11 33,3% Kurang 3 9,1% Jumlah 33 100 % Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa Pengetahuan SDIDTK pada kader di puskesmas Gamping 2 Yogyakarta sesudah mengikuti penyuluhan SDIDTK memiliki pengetahuan baik sebanyak 19 orang (57,6 %), sedangkan sisanya kategori cukup sebanyak 11 orang (33 %) dan kategori kurang sebanyak 3 orang (9,1%) Tabel 4. Distribusi Frekuensi Jawaban Kuesioner Pengetahuan SDIDTK pada kader di puskesmas Gamping 2 Yogyakarta sesudah mengikuti penyuluhan SDIDTK (n=33) No Pernyataan Pre Post Benar Salah Benar Salah 1 Perkembangan anak akan baik jika anak dilatih bergerak 29 4 30 3 2 Pemberian latihan gerak pada anak dimulai sejak bayi 21 12 30 3 3 Latihan gerak diberikan secara rutin kepada anak dalam kehidupan 23 10 27 6 sehari hari 4 Latihan gerakan diberikan kepada anak dalam bentuk yang beragam 15 18 24 9 5 Jika anak tidak dilatih bergerak maka perkembangan gerakan anak akan lambat 26 7 26 7

6 Anak harus dilatih untuk berlari saat anak baru saja mampu berjalan 20 13 21 12 7 Anak dapat dilatih untuk melompat saat anak baru saja mampu berjalan 16 17 28 5 8 Anak dapat dilatih untuk menangkap benda saat anak belum mampu berjalan 20 13 25 8 9 Anak dapat dilatih untuk melempar benda jika anak sudah mampu berjalan 20 13 27 6 10 Bermain merupakan salah satu bentuk latihan gerakan yang dapat meningkatkan kemampuan anak dalam bergerak 16 17 26 7 11 Bermain pada anak harus menggunakan ruangan khusus 20 13 25 8 12 Alat permain balita yang digunakan harus disesuaikan dengan usia anak 20 13 24 9 13 Alat permainan yang digunakan adalah benda yang hanya dijual ditoko alat permainan saja 23 10 29 4 14 Benda sederhana atau benda yang mudah digunakan sudah dapat dijadikan sebagai alat permainan 18 15 27 6 15 Pertambahan berat badan diimbangi dengan pertambahnya tinggi badan dan usia 15 18 22 11 16 Salah satu dari pesan gizi seimbang adalah memperbanyak makanan sayur dan cukup sehari-hari 22 11 23 10 17 Jika berat badan anak bertambah mengikuti pita warna hijau atau pindah ke pita warna diatasnya, maka pemberian makanan sesuai 22 11 29 4 umur diteruskan 18 Jika Berat badan anak tidak naik, maka diberikan makanan sesuai umur anak dengan porsi kecil dan lebih sering 19 14 24 9 10 Jika Berat badan anak berada jauh diatas jalur warna hijau, maka pemberian susu diteruskan, diselingi air putih, meningkatkan aktivitas 16 17 24 9 anak dan tidak memberikan makanan cemilan 20 Jika Berat badan anak di bawah garis merah, maka anak dibawa ke puskesmas atau rumah sakit 14 19 22 11 21 Jika Anak yang sehat, maka berat badannya berdasarkan umur naik setiap bulan 17 16 22 11 22 Pada saat menimbang berat badan sebaiknya topi, sepatu, aksesoris harus dilepas 21 12 21 12 23 Jika berat badan balita tidak naik berturut-turut atau berada dibawah garis merah (BGM), maka kader menganjurkan untuk datang kembali 22 11 28 5 bulan berikutnya melakukan bila 24 Gizi seimbang adalah asupan makanan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan tubuh 18 15 23 10 25 Kader memberikan informasi pada ibu tentang gizi setiap pemeriksaan berat badan 19 14 23 10 26 Jika ibu melakukan upaya menjaga pertumbuhan balita, maka kader memuji perbuatan yang baik yang telah lakukan ibu 21 12 26 7 27 Timbangan bayi digunakan untuk menimbang anak umur kurang dari 2 tahun atau selama anak masih bisa berbaring / duduk dengan tenang 17 16 21 12 28 Posisi membaca angka pada penimbangan harus sejajar dengan mata 22 11 27 6 Berdasarkan tabel 4 responden dengan jawaban yang salah dapat dilihat pada butir 6 dengan soal anak harus dilatih untuk berlari saat anak baru saja mampu berjalan, sebanyak 21 responden menjawab benar, artinya responden banyak yang salah dalam menjawab pernyataan ini. Pada butir soal nomor 7 dengan pernyataan soal anak dapat dilatih untuk melompat saat anak baru saja mampu berjalan ; sebanyak 28 menjawab benar pada soal ini, artinya responden tidak mengetahui hal tersebut tidak seharusnya dilakukan.

Berdasarkan tabel 4 butir soal yang banyak dijawab benar oleh responden yaitu pada butir nomor 4 sebelum diberi penyuluhan terdapat 15 orang yang benar menjawab bahwa Latihan gerakan diberikan kepada anak dalam bentuk yang beragam, setelah diberi penyuluhan meningkat menjad 24 orang yang menjawab benar. pada butir 15 yang menjawab benar hanya 15 orang pada pertanyaan Pertambahan berat badan diimbangi dengan pertambahnya tinggi badan dan usia, setelah diberi penyuluhan mengalami peningkatan menjadi 22 orang.pada butir 20 terdapat 14 orang yang menjawab benar pada pertanyaan Jika Berat badan anak di bawah garis merah, maka anak dibawa ke puskesmas atau rumah sakit, dan setelah diberi penyuluhan meningkat mnejadi 22 orang yang menjawab benar. Pengaruh Penyuluhan Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang dengan pengetahuan kader tentang Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang di Puskesmas Gamping 2 Yogyakarta. Tabel 5 Pengaruh Penyuluhan Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang dengan pengetahuan kader tentang Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang di Puskesmas Gamping 2 Yogyakarta Tahun 2017 Variabel Paired t-test p-value Pengetahuan Pre-post 6,591 0,000 Berdasarkan tabel 4 diketahui hasil uji analisis Paired t-test didapatkan nilai t-test sebesar 6,591 dengan taraf signifikan p sebesar 0,000 (p<0,01) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penyuluhan SDIDTK terhadap pengetahuan tentang SDIDTK pada kader di Puskesmas Gamping 2 Yogyakarta PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Penyuluhan Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang dengan pengetahuan kader tentang Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang di Puskesmas Gamping 2 Yogyakarta.

Berdasarkan hasil yang telah digambarkan pada tabel 2 diketahui bahwa Pengetahuan SDIDTK pada kader di Puskesmas Gamping 2 Yogyakarta sebelum mengikuti penyuluhan SDIDTK memiliki pengetahuan cukup sebanyak 16 orang (48,5 %), sedangkan sisanya kategori kurang sebanyak 14 orang (42,4 %) dan kategori baik sebanyak 3 orang (9,1%). Hasil penelitian menunjukkan kategori cukup, hal ini dapat dilihat dari uraian kuesioner pengetahuan pada kader sebelum mengikuti penyuluhan SDIDTK terdiri dari 28 pertanyaaan dengan item pertanyaan favourable sebanyak 14 item dan pertanyaan unfavourable sebanyak 14 item. Pada item pertanyaan dukungan emosional, item pertanyaan nomor 8 yang berbunyi Latihan gerakan diberikan kepada anak dalam bentuk yang beragam mendapat jawaban salah sebanyak 18 orang. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua kader setuju melakukan gerakan yang beragam Pada butir 10 yang berbunyi Bermain merupakan salah satu bentuk latihan gerakan yang dapat meningkatkan kemampuan anak dalam bergerak banyak memberikan jawaban salah sebanyak 17 responden. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua kader mengetahuai bermain merupakan salah satu bentuk latihan gerakan. Pada butir 15 yang berbunyi Pertambahan berat badan diimbangi dengan pertambahnya tinggi badan dan usia banyak memberikan jawaban salah sebanyak 18 responden. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada kader yang belum memiliki pengetahuan yang maksimal tentang penyuluhan SDIDTK. Hasil ini sama dengan pernyataan Marimbi (2010) yang mengatakan bahwa pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam jumlah besar, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kamsium dan nitrogen tubuh).

Hasil penelitian yang telah digambarkan pada tabel 3 menunjukkan pengetahuan SDIDTK pada kader di Puskesmas Gamping 2 Yogyakarta sesudah mengikuti penyuluhan SDIDTK memiliki pengetahuan baik sebanyak 19 orang (57,6 %), sedangkan sisanya kategori cukup sebanyak 11 orang (33 %) dan kategori kurang sebanyak 3 orang (9,1%). Peningkatan pada hasil penelitian dari sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup dan setelah diberi penyuluhan menjadi sebagian besar memiliki pengetahuan baik, hal ini karena faktor umur mempengaruhi pengetahuan responden. Dalam hasil penelitian diketahui responden sebagian besar berukurm 36-45 Tahun hal ini menujukkan bahwa sebagain responden memiliki umur dewasa. Pada tabel 4 butir 10 yang berbunyi Bermain merupakan salah satu bentuk latihan gerakan yang dapat meningkatkan kemampuan anak dalam bergerak sebelum diberi penyuluhan memberikan jawaban salah sebanyak 17 responden dan sesudah diberi penyuluhan meningkat 29 responden menjawab benar. Hal ini menunjukkan bahwa kader mengalami peningkatan tentang bermain merupakan salah satu bentuk latihan gerakan. Pada butir 15 yang berbunyi Pertambahan berat badan diimbangi dengan pertambahnya tinggi badan dan usia sebelum diberi penyuluhan memberikan jawaban salah sebanyak 18 responden dan setelah penyuluhan terdapat 22 responden memberikan jawaban benar. Hal ini menunjukkan bahwa kader sudah mengalami peningkatan tentang pengetahuan pertumbuhan dan perkembangan anak. Sebagian besar responden setelah diberi penyuluhan mampu meningkatkan pengetahuan kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal ini dijelaskan juga oleh Sulistyawati (2015) bahwa Setiap anak adalah individu yang unik, karena faktor

bawaan dan lingkungan ynag berbeda, maka pertumbuhan dan pencapaian kemampuan berkembngnya juga berbeda, tetapi tetap akan menuruti patokan umum.. Hasil penelitian yang telah digambarkan pada tabel 5 menyatakan hasil uji analisis Paired t-test didapatkan nilai t-test sebesar 6,591 dengan taraf signifikan p sebesar 0,000 (p<0,01) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penyuluhan SDIDTK terhadap pengetahuan tentang SDIDTK pada kader di Puskesmas Gamping 2 Yogyakarta. Untuk meningkatkan pengetahuan tidak cukup hanya melalui membaca saja tetapi perlu penyuluhan secara terencana, oleh karena itu solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan meningkatakan pengetahuan dan keterampilan pada kader melalui penyuluhan dalam melaksanakan kegiatan (Hilda, 2011) Hasil penelitian menunjukkan mekanisme terjadinya peningkatan pengetahuan tentang SDIDTK, hal ini karena keberhasilan penyuluhan sehingga mengakibatkan peningkatan informasi oleh kader. Keberhasilan penyuluhan dapat ditelusuri dari proses kegiatan. Kegiatan penyuluhan kesehatan guna mencapai tujuan yakni perubahan sikap, dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya petugas, metode dan media. Dalam penelitian ini yang mempengaruhi keberhasilan penyuluhan salah satunya karena faktor materi yang sudah sesuai. Hal ini diperjelas dalam teori Notoadmojo (2012) yang menyatakan bahwa agar mencapai suatu hasil yang optimal, maka faktor-faktor tersebut harus bekerja sama dengan harmonis. Hal ini berarti bahwa untuk masukan (sasaran) tertentu harus menggunakan cara tertentu pula. Materi juga harus disesuaikan dengan sasaran atau media. Untuk sasaran kelompok maka metodenya harus berbeda dengan sasaran massa dan sasaran individual. Untuk sasaran massa pun harus berbeda dengan sasaran individual dan kelompok.

Penyuluhan SDIDTK memberikan pengaruh terhadap pengetahuan SDIDTK pada kader melalui metode ceramah, sebagai metode penyampaian dalam mentransfer ilmu. Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk masyarakat, yang bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan. Maka sangat diperlukan peningkat pengetahuan pada kader dengan metode yang efektif. Seperti dalam teori penyuluhan adalah dengan cara dan alat apa yang digunakan oleh pelaku penyuluh untuk menyampaikan pesan - pesan atau mentransformasikan perilaku kepada sasaran atau masyarakat (Notoatmodjo S., 2012). Pengetahuan kader sangat diperlukan dalam kegiatan posyandu karena semakin banyak jumlah kader yang pengetahuan baik, maka semakin baik pula pelaksaan dan kegiatan posyandu. Pengetahuan kader dalam kegiatan posyandu akan meningkatkan keaktifan karena dengan selalu hadir dalam kegiatan, kader mendapatkan tambahan keterampilan dari pembinaan petugas maupun dari teman sekerjanya. Pengetahuan penting dalam memberikan pengaruh terhadap sikap dan tingkah laku kader terhadap pelayanan posyandu (Sofyawati, 2011). SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN 1. Pengetahuan SDIDTK pada kader di puskesmas Gamping 2 Yogyakarta sebelum mengikuti penyuluhan SDIDTK memiliki pengetahuan cukup sebanyak 16 orang (48,5 %). 2. Pengetahuan SDIDTK pada kader di puskesmas Gamping 2 Yogyakarta sesudah mengikuti penyuluhan SDIDTK memiliki pengetahuan baik sebanyak 19 orang (57,6 %). 3. Ada pengaruh penyuluhan SDIDTK terhadap pengetahuan tentang SDIDTK pada kader di Puskesmas Gamping 2 Yogyakarta menunjukkan hasil uji

analisis Paired t-test didapatkan nilai t-test sebesar 6,591 dengan taraf signifikan p sebesar 0,000 (p<0,01) SARAN 1. Bagi Puskesmas Gamping 2 Hasil penelitian ini diharapakan puskemas Gamping 2 merencanakan kegiatan penyuluhan (menggunakan video) atau pelatihan terhadap kaderkader supaya pengetahuan kader bertambah. 2. Bagi Kader Hasil penelitian ini diharapkan dapat dapat memberikan pengetahuan dan perubahan ketrampilan kepada kader tentang Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang sehingga tujuan yang ditargetkan dari Pemerintah tercapai melalui kader. 3. Bagi peneliti selanjutnya Diharapkan peneliti lain dapat menggunakan metode lain seperti penyuluhan menggunakan media video dalam meningkatkan pengetahuan kader terhadap Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang Balita.

DAFTAR PUSTAKA Depkes. (2010). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Dinkes DIY. (2009). Profil Kesehatan Propinsi Yogyakarta. Yogyakarta: Dinas Kesehatan Provinsi Yogyakarta. Hidayat, A. A. A. (2008). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak. Salemba Medika. Irmawati. (2011). Analisis Hubungan Fungsi Manajemen Pelaksanan Kegiatan SDIDTK dengan Cakupan SDIDTK Balita dan Anak Pra sekolah di Puskesmas Kota Semarang. Skripsi Tidak Dipublikasikan Di Universitas Diponegoro Semarang Ismawati. (2010). Posyandu & Desa Siaga. Dalam Posyandu & Desa Siaga. Yogyakarta: Nuha Medika. Marimbi, H. (2010). Tumbuh Kembang. Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada Balita. Yogyakarta: Nuha Medika Pratiwi, N. (2012). Pengaruh Pelatihan Gizi Seimbang Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Kade Posyandu Lansia Di Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat. http:// www. jurnal.ui.ac.id. Riwidikdo, H. (2013). Statistik Kesehatan (Dengan Aplikasi SPSS dalam Prosedur Penelitian). Yogyakarta: Rohima Press. Susilaningrum. (2013). Asuhan Keperawatan Bayi Dan Anak. Jakarta: Salemba Medika. Sacker, A,. (2006) Breastfeeding and Developmental Delay: Findings from The Millennium Cohort Study, Pediatrics. 118, pp.682-689 Suherman. (2011). Perkembangan Anak. Jakarta: EGC. UNICEF. (2006). Programming Experiences in Early Child Development. New York.