BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. hilangnya nilai-nilai dan kreatifitas sosial yang genuine. Sebab dunia kreatifitas

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE BERMAIN PERAN MAKRO PADA ANAK TK PIVERI MASARAN SRAGEN TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI

UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI MEDIA CELEMEK CERITA PADA ANAK KELOMPOK B TAMAN KANAK - KANAK ABA TAWANGMANGU KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE BERMAIN PERAN MAKRO PADA ANAK TK 03 KALIWULUH KEBAKKRAMAT KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul sehingga nantinya akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. atau usia dini dimana pada masa ini adalah masa penentuan. karakter usia dini yang salah satunya adalah masa berkelompok anakanak

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan anak usia dini (PAUD) menurut Hasan (2011: 15), adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. terampil berbahasa Indonesia yang baik dan benar. ragam. Untuk memperoleh keterampilan berbahasa, mula-mula anak pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan interpersonal sangat dibutuhkan oleh setiap individu

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehingga pendidikan bertujuan menyediakan lingkungan yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. Kita tidak dapat memungkiri bahwa pendidikan anak usia dini (TK) perlu mendapat perhatian yang sangat serius dari semua pihak baik,

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI PERMAINAN TEBAK NAMA DI TK AISYIYAH CABANG BLIMBING POLOKARTO SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sisdiknas tahun 2003 pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa: kualitas peserta didik, maka harus ditingkatkan untuk menjembatani

BAB I PENDAHULUAN. dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan ide-ide dan keyakinannya. atau perkembangan, yang salah satunya melalui pendidikan di Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Utamanya untuk Pendidikan anak Usia Dini. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. mulia serta ketrampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. cepat di berbagai aspek perkembangannya dalam rentang perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai salah satu syarat tujuan pembangunan. Pendidikan merupakan

KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD. Oleh: Fitta Ummaya Santi

BAB I PENDAHULUAN. tahun atau di bawahnya) dalam bentuk pendidikan formal. Kurikulum TK

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran pada anak usia dini khususnya Taman Kanak-Kanak (TK)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. satu sistem Pendidikan Nasional yang diatur dalam UU No.20 Tahun tentang sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. ketika anak lahir. Tidak semua masyarakat Indonesia menyadari pentingnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar

BAB I PENDAHULUAN. dan berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu, pendidikan. sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang menyediakan pendidikan anak usia 4-6 tahun sampai memasuki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan masa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. yang di selenggarakan di lingkungan keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003). Dari bagian-bagian itu tidak

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan

I. PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu. kemampuan kognitif, afektif, psikomotor, bahasa, sosial emosional dan

BAB I PENDAHULUAN. tampil berkarya serta mengkomunikasikan ide-ide dan keyakinannya. berperan bagi perkembangan anak. Menurut Gagner dalam Multiple

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. social sebagai pedoman hidup. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 tersebut telah diatur pada pasal 31 ayat 2 yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan secara umum dapat dimengerti sebagai suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak dan budi mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pada intinya pendidikan adalah suatu proses yang disadari untuk mengembangkan potensi individu sehingga memiliki kecerdasan pikir, emosional, berwatak dan berketerampilan untuk siap hidup ditengah-tengah masyarakat. Jenis jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah pendidikan anak usia dini (PAUD). Melalui PAUD anak dibina dengan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal dan informal (Maimunah, 2010: 15). Sedangkan tujuan PAUD diadakan di Indonesia menurut Maimunah (2010: 17) adalah 1. Membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya, sehingga memiliki kesiapan pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa, 2. Membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah. Kemandirian anak merupakan tujuan yang ingin dicapai orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Sikap mandiri sudah dapat dibiasakan sejak anak masih kecil, seperti memakai pakaian sendiri, menalikan sepatu dan berbagai macam pekerjaan kecil sehari-harinya. Kedengarannya sangat mudah, namun dalam prakteknya pembiasaan ini banyak hambatannya. Tidak jarang orang tua merasa tidak tega atau justru tidak sabar melihat si kecil yang berusaha 1

2 menalikan sepatunya selama beberapa menit, namun belum juga memperlihatkan keberhasilan. Orang tua langsung memberikan segudang nasehat lengkap dengan cara pemecahan yang harus dilakukan, ketika anak selesai menceritakan pertengkarannya dengan teman sebangkunya. Memang masalah yang dihadapi anak sehari-hari dapat dengan mudah diatasi dengan adanya campur tangan orang tua. Namun cara ini tentunya tidak akan membantu anak untuk menjadi mandiri. Ia akan terbiasa lari kepada orang tua apabila menghadapi persoalan, dengan perkataan lain ia terbiasa tergantung pada orang lain, untuk hal-hal yang kecil sekalipun. Melalui hubungan kasih sayang dan kedekatan dengan kedua orang tua, anak akan dapat berkembang sebagaimana mestinya. Anak yang tidak mendapatkan kasih sayang akan mengakibatkan berbagai macam gangguan dalam penyesuaian sosial pada saat ia bertambah besar. Gangguan-gangguan perilaku anak ini antara lain: cuek dengan lingkungan, melompat-lompat dan ketawa tanpa sebab, timbul gerakan-gerakan yang melebihi anak-anak yang normal dan wajar. Dan kebiasaan-kebiasaan tersebut akan terbawa saat memasuki dunia sekolahnya, baik di masa pra sekolah atau pada masa sekolah Taman Kanak-Kanak. Agar anak tidak berkelanjutan dalam tingkah laku yang hiperaktif itu maka perlu sekali untuk dimasukkan pada pendidikan pra sekolah ( sekolah Kelompok Bermain ) Pendidikan anak usia dini (PAUD) perlu mendapat perhatian yang sangat serius dari semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, dan pihak-pihak lain yang terkait dan memiliki perhatian terhadap pengembangan sumber daya manusia di masa datang. Oleh karena itu, kebijakan dan standarisasi teknis pendidikan untuk anak usia dini perlu dibuat dan disusun dengan pemikiran yang matang dan menyeluruh. Pada lembaga pra sekolah inilah anak-anak dikenalkan proses kemandirian dan interaksi dengan model permainan. Karena dunia anak adalah dunia bermain, maka melalui bermain anak memperoleh pelajaran yang mengandung aspek perkembangan kognitif, sosial, emosi dan perkembangan fisik. Melalui kegiatan bermain dengan berbagai permainan anak dirangsang untuk berkembang secara umum baik perkembangan berpikir, emosi maupun

3 sosial. Hal ini terjadi karena bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberikan kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak. Pada perkembangan anak yang normal, usia pra sekolah merupakan usia yang mudah menyerap segala informasi yang ada di sekitarnya. Belajar pada masa awal dalam pendidikan formal bisa didapatkan dari pendidikan Taman Kanak Kanak. Kelompok bermain adalah tempat anak belajar, anak berkembang lewat bermainan. Sekolah Kelompok Bermain merupakan suatu usaha pendidikan pra sekolah yang mempunyai tujuan untuk meletakkan dasar perkembangan sikap, pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta anak didik di dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungan. Di samping itu pendidikan pra sekolah juga membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik di luar lingkungan keluarga sebelum memasuki jalur pendidikan sekolah. Dengan mengikuti pendidikan pra sekolah diharapkan anak memiliki kemampuan untuk mengenal huruf dan angka yang sangat diperlukan dalam tingkatan pendidikan dasar selanjutnya. Kegiatan bermain biasa terlihat pada anak usia pra sekolah. Melalui bermain, anak akan dapat menyusun kemampuan bahasanya. Banyak kosa kata muncul dari interaksinya dengan teman sebayanya. Dengan bermain, seorang anak tidak saja mengeksplorasi dunianya sendiri, akan tetapi juga akan belajar bagaimana reaksi teman terhadap dirinya. Dengan kegiatan bermain bersama teman sebayanya merupakan sarana anak untuk bersosialisasi atau bergaul serta berbaur dengan orang lain. Salah satu kegiatan bermain yang dapat digunakan untuk membiasakan kemandirian anak adalah melalui metode proyek. Melalui metode proyek, anak TK akan memperoleh hasil belajar dengan mengerjakan tindakan tindakan tertentu sesuai dengan tujuannya, terutama proses penguasaan anak tentang bagaimana melakukan sesuatu pekerjaan. Proses tersebut merupakan serangkaian tingkah laku untuk mencapai tujuan, misalnya naik tangga, melipat kertas, memasang tali sepatu, menganyam, membentuk model

4 binatang atau bangunan dsb. Oleh karena itu, pendidikan bagi siswa TK harus diintegrasikan dengan lingkungan kehidupan anak yang banyak menghadapkan anak dengan pengalaman langsung. Lingkungan kehidupan sebagai pribadi, terutama lingkungan kehidupan anak dalam kelompok, banyak memberikan pengalaman bagaimana cara melakukan sesuatu yang terdiri atas serangkaian tingkah laku yang dimaksud. Di dalam kehidupan kelompok, masing-masing anak belajar untuk dapat mengatur diri sendiri agar dapat membina persahabatan berperan serta dalam kegiatan kelompok, memecahkan masalah yang dihadapi kelompok, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Agar perkembangan kemandirian pada masa anak-anak tercapai secara optimal, sarana dalam metode proyek mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan kemandirian anak-anak. Taman Kanak-kanak 01 Pereng Mojogedang merupakan salah satu TK yang berada pada pinggiran Kota Kecamatan yang memiliki kemampuan hampir seragam karena saat masuk memiliki umur hampir seragam yakni antara 4 tahun dan 5 tahun. Namun demikian bila ditinjau dari kemandirian anak didik, mereka belum sesuai dengan harapan guru maupun orang tua sebagai user pendidikan berdasarkan hasil observasi dan refleksi diri ada beberapa masalah yang terjadi di TK 01 Pereng Mojogedang, yang belum bisa melakukan interaksi dengan teman sebaya dan lingkungan anak yang baru. Bila masalah ini tidak segera mandapat solusi maka sangatlah sulit bagi anak untuk mencapai hasil belajar yang memuaskan. Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan bentuk pendidikan yang fundamental dalam kehidupan seorang anak. Pendidikan di masa ini sangat menentukan keberlangsungan anak itu sendiri dan juga bagi suatu bangsa. Oleh karena itu, anak usia dini merupakan aset dan investasi masa depan bagi suatu bangsa. Bangsa Indonesia dua puluh lima tahun ke depan sangat bergantung pada anak anak usia dini yang ada pada masa sekarang. Atas dasar uraian diatas, maka penulis ingin mengetahui peranan metode belajar kelompok terhadap kemampuan kemandirian bagi anak dengan memanfaatkan lingkungan di sekitar anak. Oleh karena itu tulisan ini diberi judul : Upaya Meningkatkan Kemandirian Melalui Metode Proyek pada

5 Anak kelompok A Taman Kanak-Kanak 01 Pereng Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dibuat suatu identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Pembelajaran untuk meningkatkan kemandirian anak belum didukung dengan penggunaan metode dan media pembelajaran yang tepat. 2. Kurangnya kemandirian anak anak berakibat pada pencapaian prestasi belajar yang rendah di sekolah. 3. Adanya anak yang mengalami hambatan dalam kemandirian maka diperlukan teknik bimbingan yang tepat dan penggunaan metode pembelajaran yang baik. C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini memperoleh kajian yang mantap perlu dibatasi masalahnya. Dalam hal ini masalah dititikberatkan pada upaya peningkatan kemandirian anak melalui metode proyek pada Taman Kanak-Kanak 01 Pereng Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012. D. Rumusan Masalah Berpijak pada latar belakang masalah maka masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Apakah metode proyek dapat meningkatkan kemandirian anak Taman Kanak-Kanak 01 Pereng Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang akan dicapai adalah Untuk mengetahui peningkatan kemandirian anak Taman Kanak-Kanak 01 Pereng Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012 melalui Metode Proyek. Untuk mengetahui penerapan pembelajaran metode proyek untuk meningkatkan kemandirian anak Taman Kanak-Kanak 01 Pereng

6 Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. F. Manfaat Penelitian Pelaksanaan suatu pekerjaan yang dimulai dengan suatu prosedur sistematik, tentunya akan memiliki kegunaan baik secara langsung maupun tak langsung. Demikian juga dalam penelitian ini diharapkan bermanfaat : 1. Secara Teoritis Srcara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk menambah khasanah ilmu pendidikan Kelompok bermain khususnya tentang pentingnya/manfaat bermain dalam metode proyek untuk melatih kemandirian anak usia Taman Kanak-kanak. 2. Secara Praktis a. Bagi Anak Didik Kelompok bermain bermanfaat untuk: 1) Mengembangkan potensi anak melalui metode proyek dengan temanteman sebaya agar bisa membangun suatu konsep kemandirian dengan anak lain agar menjadi lebih baik. 2) Mengembangkan potensi anak melalui metode proyek dalam belajar mengenali dirinya dan hubungannya dengan orang orang lain sebagai pembentukan konsep diri. b. Bagi Guru Kelompok bermain, penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman teman sejawat tentang metode proyek untuk perkembangan anak usia Taman Kanak-kanak, khususnya dalam melatih kemandirian anak. c. Bagi Sekolah, penelitian ini dapat 1) meningkatkan mutu pendidikan di sekolah khusus di TK 01 Pereng. 2) meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran di sekolah 3) menumbuhkan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar di sekolah