BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai kota industri, Gresik merupakan kabupaten yang setiap harinya padat akan kegiatan perindustrian. Baik dari segi industri pupuk, semen, kain, cat, pembangkit listrik dan lain sebagainya. Dalam industri pupuk, peningkatan mutu produksi pupuk merupakan salah satu hal yang penting untuk dilakukan oleh seluruh industri pupuk di Indonesia. Pada dasarnya kebutuhan pupuk di Indonesia setiap tahun terus meningkat. Hal ini tidak seimbang dengan proses produksi yang dilakukan. Ada beberapa faktor yang diperlukan guna menunjang tercapainya mutu hasil produksi dengan kualitas yang baik. Salah satunya yaitu dari segi jumlah dan kapasitas alat produksi. Perpanjangan Cooler 09 M-126 merupakan salah satu solusi yang saat ini dikembangkan oleh PT. Petrokimia Gresik untuk lebih mengefisiensi dan menjamin mutu hasil produk pupuk. Cooler 09 M-126 merupakan sebuah tanki pendingin butiran-butiran pupuk yang didinginkan dengan udara dari Cooler Air Feed Fan, sehingga butiran-butiran pupuk tidak akan mudah rusak dan mencair akibat proses pembuatan sebelumnya. Selanjutnya butiran-butiran pupuk dari Cooler tersebut ditransfer ke Belt Conveyor dan terakhir dikirim ke pengantongan atau Bulk Storage. Dimensi dari alat Cooler 09 M-126 ini sebelumnya berukuran panjang 6 meter yang kemudian di perpanjang menjadi 12 meter dengan diameter yang tetap yaitu sebesar 3 meter. Lokasi Cooler 09 M-126 ini terletak di pabrik II unit pabrik Phonska I PT. Petrokimia Gresik.
Sesuai dengan perpanjangan Cooler 09 M-126 dibutuhkan sebuah fondasi untuk menumpu beban dari Cooler itu sendiri. Fondasi merupakan suatu konstruksi bawah (sub-structure) yang berfungsi untuk meneruskan beban dari bagian atas bangunan (upper-structure) ke dalam lapisan tanah keras tanpa mengakibatkan keruntuhan geser tanah dan penurunan (settlement) fondasi yang berlebihan. Fondasi dapat dikatakan baik bila mampu menahan beban-beban aksial di atasnya bahkan hingga tahan terhadap beban gempa. Oleh karena itu, dalam perencanaan fondasi harus memperhatikan kombinasi beban yang harus ditahan fondasi. Desain fondasi pada Cooler 09 M-126 di pabrik Phonska I berdasarkan pada penyelidikan tanah di lapangan dan laboratorium yang dilaksanakan pada bulan Maret 1995 menghasilkan desain panjang tiang untuk fondasi dangkal antara 1-3 meter, sedangkan untuk fondasi dalam dengan diameter 50 cm sedalam 20 meter. Penyelidikan tanah di lapangan tersebut berdasarkan pada 2 titik pengeboran dan uji SPT (Standart Penetration Test). Pada hasil penyelidikan ini menunjukkan kondisi tanah dibagi menjadi empat lapis antara lain: lapisan atas merupakan tanah urugan, lapisan kedua lempung berlanau, lapisan ketiga lensa pasir dan lapisan keempat adalah lempung. Serta dilakukan uji sondir di 7 titik. Berdasarkan hasil pengujian tanah yang telah dilakukan tersebut, maka fondasi yang digunakan untuk menahan beban Cooler 09 M-126 tersebut dipilih menggunakan fondasi dalam. Pelaksanaan pekerjaan fondasi dalam menggunakan pengeboran dalam dengan memakai mesin bor yang dapat berputar dan menekan mata bor atau gurdi pemotong yang disebut Rotary Drilling. Sehingga tanah yang sudah hancur terbawa ke permukaan. Sebelum melaksanakan pembuatan fondasi Cooler 09 M-126 dilakukan pembongkaran fondasi yang lama karena letak, dimensi, kedalaman dan kekuatan struktur fondasi lama tidak sesuai untuk tipe Cooler 09 M-126 yang baru dengan panjang 12 meter. Pada masa pekerjaan konstruksi tersebut, penghancuran fondasi lama sulit dilaksanakan. Hal ini dikarenakan kondisi fondasi lama yang berada di dalam pabrik, sehingga tidak memungkinkan adanya pemakaian alat berat. Maka, pihak kontraktor pun melakukan penghancuran fondasi lama dengan menggunakan alat
mini breaker. Penggunaan alat mini breaker ini dioperasikan dengan remote control yang dijalankan oleh tenaga ahli. Sehingga fondasi lama dapat dihancurkan tanpa merusak bangunan pabrik serta tidak menganggu aktifitas dalam pabrik. Dari hasil penyelidikan tanah pada proyek perpanjangan fondasi Cooler 09 M-126 didapatkan kedalaman fondasi 20 meter. Maka dari itu perlu adanya perhitungan kapasitas daya dukung tiang fondasi, agar fondasi nantinya dapat mendukung beban yang bekerja di atasnya. Untuk itu penulis mencoba melakukan perhitungan kapasitas daya dukung tiang fondasi dengan metode Meyerhoff untuk mengetahui apakah fondasi yang digunakan dalam perpanjangan Cooler 09 M-126 ini aman atau tidak. Mengingat pentingnya metode pelaksanaan dan kapasitas daya dukung tiang fondasi, maka penulis mengangkat judul tentang analisis kapasitas daya dukung tiang dan metode pelaksanaan fondasi Cooler 09 M-126 PT. Petrokimia Gresik adalah penulis ingin mengetahui cara pelaksanaan fondasi tiang secara langsung di lapangan dengan metode yang tidak semua pekerjaan konstruksi melakukannya. Penulis juga ingin mengaplikasikan ilmu dan materi yang pernah dipelajari pada waktu kuliah dengan menghitung kapasitas daya dukung tiang fondasi berdasarkan data-data yang didapatkan dalam sebuah proyek. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang laporan di atas, maka dibuat rumusan masalah sebagai berikut: a. Bagaimana cara perhitungan kapasitas daya dukung tiang fondasi menggunakan data SPT? b. Apakah aman atau tidak aman desain baru fondasi tiang yang dilakukan oleh pihak kontraktor? c. Bagaimana pelaksanaan pekerjaan fondasi di lapangan pada Cooler 09 M-126 di pabrik Phonska I?
1.3 Batasan Masalah Agar pembahasaan tidak terlalu meluas, maka dibuat batasan masalah sebagai berikut: a. Pelaksanaan di lapangan berdasarkan data penyelidikan tanah di lapangan dan laboratorium. b. Perhitungan kapasitas daya dukung tiang pada struktur fondasi Cooler 09 M-126 khususnya pada fondasi Cooler A. c. Metode yang dilaksanakan pada pekerjaan fondasi Cooler 09 M-126 di pabrik Phonska I. d. Material zat adiktif yang digunakan dalam pencampuran ready mix concrete. 1.4 Metodologi Untuk mencapai tujuan penulisan laporan tugas akhir ini, digunakan beberapa metode pendekatan yaitu: a. Metode Observasi, yaitu dengan cara melakukan pengamatan secara langsung terhadap pelaksanaan yang dilakukan di lapangan. b. Studi Pustaka, yaitu dengan cara menggunakan literatur atau referensi lain untuk memperkuat dan memperjelas isi laporan. c. Dokumentasi, yaitu dengan mengambil foto hasil pengamatan terhadap pelaksanaan yang ditemukan di lapangan. d. Metode wawancara, yaitu dengan cara bertanya secara langsung kepada pihak yang terlibat langsung dan juga bertanggung jawab terhadap masalah teknis yang terjadi di lapangan. 1.5 Tujuan Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk: a. Melakukan analisis kapasitas daya dukung tiang fondasi berdasarkan data SPT. b. Menjelaskan metode pelaksanaan fondasi tiang Cooler 09 M-126 di pabrik Phonska I.
1.5 Manfaat Laporan ini dibuat dengan harapan memberikan banyak manfaat diantaranya: a. Memberikan sebuah pemahaman mengenai pentingnya struktur fondasi dalam sebuah bangunan. b. Mengetahui cara untuk menghitung kapasitas daya dukung tiang fondasi. c. Memberikan penjelasan bahwa alat mini breaker dapat membantu dalam proses penghancuran fondasi yang kondisinya berada dalam pabrik. d. Bagi penulis dapat menjadi sarana pemahaman terhadap kekuatan struktur khususnya perhitungan kapasitas daya dukung tiang. 1.6 Sistematika Penulisan Laporan Magang Laporan tugas akhir ini mempunyai sistematika penulisan yang terdiri: a. Bab I Pendahuluan yang berisi uraian latar belakang adanya proyek perpanjangan Cooler 09 M-126, rumusan masalah tugas akhir, batasan masalah tugas akhir, tujuan dari penyusunan tugas akhir, manfaat dan sistematika penulisan. b. Bab II Tinjauan Pustaka berkaitan dengan pendapat, tulisan ataupun penemuan yang dijadikan sebagai landasan teori serta referensi dalam penulisan laporan tugas akhir ini. c. Bab III Manajemen/Organisasi Instansi/Proyek menjelaskan profil singkat mengenai lokasi yang dijadikan sebagai tempat magang yang meliputi profil perusahaan secara singkat, struktur organisasi, dan data teknis proyek d. Bab IV Pelaksanaan dan Pembahasan berisi tentang tahapan permasalahan yang dibahas dalam laporan yaitu mengenai perhitungan kapasitas daya dukung tiang fondasi, alasan atau dasar yang dijadikan
sebagai penentuan metode untuk digunakan dalam proses pekerjaan fondasi, serta pelaksanaan metode tersebut. e. Bab V Kesimpulan dan Saran berisi ulasan kesimpulan dari permasalahan yang dibahas dalam laporan serta saran yang dapat membangun untuk penulisan selanjutnya. f. Daftar Pustaka memuat referensi yang dijadikan sebagai literatur dalam penulisan laporan. g. Lampiran-Lampiran menyertakan surat tugas, gambar-gambar selama pelaksanaan di lokasi, hasil-hasil penyelidikan tanah di lapangan dan laboratorium dan lampiran lain yang mendukung selama proses magang berlangsung.