Lampiran 1 Data Kualitas Udara dan Meteorologi di Jalan P. H. H. Mustofa

dokumen-dokumen yang mirip
PENCEMARAN UDARA AKIBAT KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN P. H. H. MUSTOFA, BANDUNG. Grace Wibisana NRP : NIRM :

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN. dan sektor transportasi berjalan sangat cepat. Perkembangan di bidang industri

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. Bagi masyarakat, transportasi merupakan urat nadi kehidupan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup lainnya (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41. Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kota lebih banyak mencerminkan adanya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

PROFIL VOLUME LALU LINTAS DAN KUALITAS UDARA AMBIEN PADA RUAS JALAN IR. SOEKARNO SURABAYA

CONTOH SOAL UJIAN SARINGAN MASUK (USM) IPA TERPADU Institut Teknologi Del (IT Del) Contoh Soal USM IT Del 1

EVALUASI PERUBAHAN EMISI GAS NOX DAN SO 2 DARI KEGIATAN TRANSPORTASI DI KAMAL BANGKALAN AKIBAT PENGOPERASIAN JEMBATAN SURAMADU

I. PENDAHULUAN. Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Gas

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur

I. PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung merupakan sebuah pusat kota, sekaligus ibu kota Provinsi

kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu

BAB I. PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota dengan kepadatan penduduk tertinggi di

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadinya perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lain.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V Hasil dan Pembahasan

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 167 TAHUN 2003

II.TINJAUAN PUSTAKA. tempat lain dengan menggunakan alat pengangkutan, baik yang digerakkan

Elaeis Noviani R *, Kiki Ramayana L. Tobing, Ita Tetriana A, Titik Istirokhatun. Abstrak. 1. Pendahuluan. 2. Dasar Teori Karbon Monoksida (CO)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

TINGKAT POLUSI UDARA DARI EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR BERDASARKAN VOLUME LALU LINTAS (Studi Kasus : Simpang Empat Bersinyal Kota Lhokseumawe)

BAB III METODE PENELITIAN. udara di sekitarnya di jalan Balaraja Serang tepatnya antara pertigaan pasar

BAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang

Perpustakaan Universitas Indonesia >> UI - Tesis (Membership)

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 05 TAHUN 2006 TENTANG AMBANG BATAS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR LAMA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran,

I. PENDAHULUAN. tahun 2010 hanya naik pada kisaran bph. Artinya terdapat angka

BAB II LANDASAN TEORI. didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan jumlah penduduk, ekonomi, industri, serta transportasi,

BAB I PENDAHULUAN. kota yang menjadi hunian dan tempat mencari kehidupan sehari-hari harus bisa

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kesehatan manusia. Hal ini disebakan karena gas CO dapat mengikat

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai bidang telah banyak

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian membantu peneliti dalam langkah-langkah memperoleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dibagi menjadi 9 kecamatan, terdiri dari 50 kelurahan. Secara

ANALISIS PERBANDINGAN KADAR GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK (CDI) DAN PENGAPIAN KONVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. dan pemukiman. Sebagaimana kota menurut pengertian Bintarto (1977:9)

BAB I PENDAHULUAN. (natural sources) seperti letusan gunung berapi dan yang kedua berasal dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. konstan meningkat sebesar 5,64 % (BPS, 2012). Perkembangan pada suatu wilayah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SUMMARY. ANALISIS KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO₂) dan KARBONMONOKSIDA (CO) DI UDARA AMBIEN KOTA GORONTALO

BEBERAPA ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA

KAJIAN HUBUNGAN ANTARA VARIASI KECEPATAN KENDARAAN DENGAN EMISI YANG DIKELUARKAN PADA KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan pun muncul seiring semakin padatnya jumlah penduduk. Salah. satunya permasalahan di bidang transportasi.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. pencemaran udara, serta pemodelan dari volume lalu lintas dan kecepatan lalu

Studi Kontribusi Kegiatan Transportasi Terhadap Emisi Karbon di Surabaya Bagian Timur. Oleh: Fitri Arini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang semakin menurun untuk mendukung kehidupan mahluk hidup. Menurut

ESTIMASI SEBARAN KERUANGAN EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara

Gambar 62 Bagan Keterkaitan Polusi Udara dan Kebisingan dengan Lalu Lintas. Pusat Perbelanjaan Balubur. Tarikan Kendaraan

BAB I PENDAHULUAN. udara terbesar mencapai 60-70%, dibanding dengan industri yang hanya

ANALISIS BEBAN PENCEMAR UDARA SO 2 DAN HC DENGAN PENDEKATAN LINE SOURCE MODELING (STUDI KASUS DI JALAN MAGELANG YOGYAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. data tersebut dapat dilihat dari tabel dibawah ini : Tabel 1.1 Tabel Jumlah Kendaraan Bermotor. Tahun Sepeda Mobil

BAKU MUTU EMISI DISAMPAIKAN OLEH SUTIMAN TEKNIK OTOMOTIF FT - UNY

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas lingkungan yang baik merupakan hal penting dalam menunjang kehidupan manusia di dunia.

BAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil survei, perhitungan dan pembahasan dapat diperoleh

KONSENTRASI POLUSI UDARA DARI KENDARAAN BERMOTOR PADA RUAS JALAN SAM RATULANGI MANADO

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN MEDAN MAGNET TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SFC = Dimana : 1 HP = 0,7457 KW mf = Jika : = 20 cc = s = 0,7471 (kg/liter) Masa jenis bahan bakar premium.

PENGARUH VARIASI LARUTAN WATER INJECTION PADA INTAKE MANIFOLD TERHADAP PERFORMA DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pengesahan... Kata Pengantar Dan Persembahan... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Efisiensi Program Car Free Day Terhadap Penurunan Emisi Karbon

Alat Uji Emisi Gas Buang Kendaraan Bemotor Terintegrasi Komputer

Emisi gas buang Sumber bergerak Bagian 3 : Cara uji kendaraan bermotor kategori L Pada kondisi idle SNI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian

ANALISA PENGARUH CAMPURAN PREMIUM DENGAN KAPUR BARUS (NAPTHALEN) TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MESIN SUPRA X 125 CC

Wisnu Wisi N. Abdu Fadli Assomadi, S.Si., M.T.

BAB I PENDAHULUAN. Hasil Analisa Bulan November Lokasi/Tahun Penelitian SO2 (µg/m 3 ) Pintu KIM 1 (2014) 37,45. Pintu KIM 1 (2015) 105,85

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

berbagai cara. Pencemaran udara terutama datang dari kendaraan bermotor, industri,

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG

Transkripsi:

67 Lampiran 1 Data Kualitas Udara dan Meteorologi di Jalan P. H. H. Mustofa Hari/Tanggal : Selasa / 10 Agustus 1999 Waktu Parameter Kualitas Udara CO HC ( µ g/m 3 ) ( µ g/m 3 ) Arah Angin Kec Angin (m/det) Meteorologi Suhu ( O C) Kelembaban (%) Radiasi Matahari (MJ/m 2 ) 08.00-09.00 6607,80 3013,54 SE 1,436 25 73,61 0,8297 09.00-10.00 4134,17 3152,98 ESE 2,335 26 68,44 1,096 10.00-11.00 3538,67 2498,99 SE 2,358 27 60,24 1,5691 11.00-12.00 3412,70 2477,73 SE 2,204 29 53,33 2,242 13.00-14.00 3458,50 1972,60 SSE 3,894 27 57,41 0,3438 14.00-15.00 5485,50 2100,22 SSE 3,894 24 71,61 0,1761 15.00-16.00 4660,96 2227,82 WNW 1,014 26 60,57 0,532 16.00-17.00 9230,31 2993,47 WNW 0,68 26 66,71 0,2113 Jumlah 40528,61 20437,35 17,815 210 511,92 7,000 Rata-rata 5066,08 2554,67 SE 2,227 26.25 63,99 0,875 Minimal 3412,70 1972,60 0,68 24 53,33 0,176 Maksimal 9230,31 3152,98 3,894 29 73,61 2,242 Waktu Parameter Kualitas Udara CO (ppm) HC (ppm) 08.00-09.00 5,77 12,55 09.00-10.00 3,61 5,93 10.00-11.00 3,09 4,70 11.00-12.00 2,98 4,66 13.00-14.00 3,02 3,71 14.00-15.00 4,79 3,95 15.00-16.00 4,07 4,19 16.00-17.00 8,06 5,63 Jumlah 35,39 45,32 Rata-rata 4,42 5,67 Minimal 2,98 3,71 Maksimal 8,06 12,55

68 Lampiran 2 Data Jumlah dan Komposisi Lalu Lintas Jurusan P. H. H. Mustofa Cicaheum Hari/Tanggal : Selasa / 10 Agustus 1999 Waktu Penumpang Bus Truk Besar Truk Kecil Sepeda Motor 08.00-08.15 144 2 6 5 82 08.15-08.30 225 2 2 4 88 08.30-08.45 138 4 4 6 76 08.45-09.00 188 4 7 5 83 09.00-09.15 262 3 10 4 117 09.15-09.30 218 4 4 5 171 09.30-09.45 244 5 6 6 119 09.45-10.00 218 1 6 8 145 10.00-10.15 241 3 4 7 159 10.15-10.30 203 2 6 9 153 10.30-10.45 213 4 6 3 139 10.45-11.00 231 2 3 5 140 11.00-11.15 156 4 2 6 117 11.15-11.30 195 5 3 7 138 11.30-11.45 204 6 2 4 123 11.45-12.00 217 4 4 9 115 12.00-12.15 12.15-12.30 12.30-12.45 12.45-13.00 13.00-13.15 248 3 4 5 135 13.15-13.30 186 5 6 10 134 13.30-13.45 199 4 5 9 128 13.45-14.00 179 3 2 4 114 14.00-14.15 271 1 6 2 93 14.15-14.30 123 2 2 6 290 14.30-14.45 179 9 8 5 196 14.45-15.00 172 6 8 2 163 15.00-15.15 270 7 3 207 15.15-15.30 223 10 1 116 15.30-15.45 279 7 4 111 15.45-16.00 286 3 8 4 114 16.00-16.15 291 1 1 2 170 16.15-16.30 223 1 5 3 164 16.30-16.45 271 1 5 2 227 16.45-17.00 379 2 3 153

69 Lampiran 2 Lanjutan Jurusan Cicaheum P. H. H. Mustofa Hari/Tanggal : Selasa / 10 Agustus 1999 Waktu Penumpang Bus Truk Besar Truk Kecil Sepeda Motor 08.00-08.15 246 1 1 7 250 08.15-08.30 189 1 7 159 08.30-08.45 196 1 2 164 08.45-09.00 208 2 5 164 09.00-09.15 191 6 149 09.15-09.30 241 2 8 157 09.30-09.45 152 1 7 180 09.45-10.00 224 1 4 142 10.00-10.15 207 5 138 10.15-10.30 176 4 7 112 10.30-10.45 205 1 5 132 10.45-11.00 227 6 121 11.00-11.15 200 1 3 3 122 11.15-11.30 199 1 4 175 11.30-11.45 210 1 1 4 177 11.45-12.00 196 1 2 106 12.00-12.15 12.15-12.30 12.30-12.45 12.45-13.00 13.00-13.15 232 2 4 173 13.15-13.30 198 1 4 145 13.30-13.45 183 1 2 2 131 13.45-14.00 247 2 5 133 14.00-14.15 186 1 2 6 120 14.15-14.30 194 2 1 7 123 14.30-14.45 203 4 1 6 75 14.45-15.00 192 3 1 3 97 15.00-15.15 213 2 6 98 15.15-15.30 188 3 133 15.30-15.45 153 1 4 85 15.45-16.00 219 2 5 134 16.00-16.15 119 1 1 2 86 16.15-16.30 161 6 2 2 93 16.30-16.45 230 3 3 3 155 16.45-17.00 208 1 1 3 111

70 Lampiran 3 Data Jumlah dan Komposisi Lalu Lintas Jalan P. H. H. Mustofa Hari/Tanggal : Selasa / 10 Agustus 1999 Waktu Bus Truk Truk Sepeda Total Penumpang Besar Kecil Motor 08.00-09.00 1534 15 22 41 1066 2678 09.00-10.00 1750 14 29 48 1180 3021 10.00-11.00 1703 11 24 47 1094 2879 11.00-12.00 1577 22 18 37 1073 2727 13.00-14.00 1672 18 22 43 1093 2848 14.00-15.00 1520 28 29 37 1157 2771 15.00-16.00 1831 5 35 30 998 2899 16.00-17.00 1882 16 21 17 1159 3095 Jumlah 13469 129 200 300 8820 22918 Rata-rata 1684 16 25 38 1103 2865

71 Lampiran 4 Perhitungan Pemakaian Bahan Bakar Bensin dan Solar Perhitungan Pemakaian Bahan Bakar Bensin pada pk. 08.00-09.00 No Jenis Intensitas Energi Total Per Jam Per 1 Sedan/Taxi/Jeep 0,115 1074 123,510 7659,592 2,946 0,00082 2 Pick up/box 0,109 460 50,140 3 Sepeda Motor 0,0313 1066 33,366 2600 207,016 Perhitungan Pemakaian Bahan Bakar Solar pada pk. 08.00-09.00 No Jenis Intensitas Energi Total Per Jam Per 1 Truk 0,1984 63 12,499 609,316 7,812 0,0022 2 Bus 0,2646 15 3,969 78 16,468

72 Lampiran 4 Lanjutan Perhitungan Pemakaian Bahan Bakar Bensin pada pk. 09.00-10.00 No Jenis Intensitas Energi Total Per Jam Per 1 Sedan/Taxi/Jeep 0,115 1225 140,875 8696,258 2,968 0,00082 2 Pick up/box 0,109 525 57,225 3 Sepeda Motor 0,0313 1180 36,934 2930 235,034 Perhitungan Pemakaian Bahan Bakar Solar pada pk. 09.00-10.00 No Jenis Intensitas Energi Total Per Jam Per 1 Truk 0,1984 77 15,277 702,297 7,718 0,0021 2 Bus 0,2646 14 3,704 91 18,981

73 Lampiran 4 Lanjutan Perhitungan Pemakaian Bahan Bakar Bensin pada pk. 10.00-11.00 No Jenis Intensitas Energi Total Per Jam Per 1 Sedan/Taxi/Jeep 0,115 1192 137,080 8399,777 3,003 0,00083 2 Pick up/box 0,109 511 55,699 3 Sepeda Motor 0,0313 1094 34,242 2797 227,021 Perhitungan Pemakaian Bahan Bakar Solar pada pk. 10.00-11.00 No Jenis Intensitas Energi Total Per Jam Per 1 Truk 0,1984 71 14,086 628,889 7,669 0,0021 2 Bus 0,2646 11 2,911 82 16,997

74 Lampiran 4 Lanjutan Perhitungan Pemakaian Bahan Bakar Bensin pada pk. 11.00-12.00 No Jenis Intensitas Energi Total Per Jam Per 1 Sedan/Taxi/Jeep 0,115 1104 126,96 7847,774 2,961 0,00082 2 Pick up/box 0,109 473 51,557 3 Sepeda Motor 0,0313 1073 33,585 2650 212,102 Perhitungan Pemakaian Bahan Bakar Solar pada pk. 11.00-12.00 No Jenis Intensitas Energi Total Per Jam Per 1 Truk 0,1984 55 10,912 619,121 8,041 0,0022 2 Bus 0,2646 22 5,821 77 16,733

75 Lampiran 4 Lanjutan Perhitungan Pemakaian Bahan Bakar Bensin pada pk. 13.00-14.00 No Jenis Intensitas Energi Total Per Jam Per 1 Sedan/Taxi/Jeep 0,115 1170 134,550 8268,723 2,990 0,00083 2 Pick up/box 0,109 502 54,718 3 Sepeda Motor 0,0313 1093 34,211 2765 223,479 Perhitungan Pemakaian Bahan Bakar Solar pada pk. 13.00-14.00 No Jenis Intensitas Energi Total Per Jam Per 1 Truk 0,1984 65 12,896 653,383 7,872 0,0022 2 Bus 0,2646 18 4,763 83 17,659

76 Lampiran 4 Lanjutan Perhitungan Pemakaian Bahan Bakar Bensin pada pk. 14.00-15.00 No Jenis Intensitas Energi Total Per Jam Per 1 Sedan/Taxi/Jeep 0,115 1064 122,360 7706,286 2,879 0,00080 2 Pick up/box 0,109 456 49,704 3 Sepeda Motor 0,0313 1157 36,214 2677 208,278 Perhitungan Pemakaian Bahan Bakar Solar pada pk. 14.00-15.00 No Jenis Intensitas Energi Total Per Jam Per 1 Truk 0,1984 66 13,094 758,611 8,070 0,0022 2 Bus 0,2646 28 7,409 94 20,503

77 Lampiran 4 Lanjutan Perhitungan Pemakaian Bahan Bakar Bensin pada pk. 15.00-16.00 No Jenis Intensitas Energi Total Per Jam Per 1 Sedan/Taxi/Jeep 0,115 1282 147,430 8824,796 3,119 0,00087 2 Pick up/box 0,109 549 59,841 3 Sepeda Motor 0,0313 998 31,237 2829 238,508 Perhitungan Pemakaian Bahan Bakar Solar pada pk. 15.00-16.00 No Jenis Intensitas Energi Total Per Jam Per 1 Truk 0,1984 65 12,896 526,103 7,516 0,0021 2 Bus 0,2646 5 1,323 70 14,219

78 Lampiran 4 Lanjutan Perhitungan Pemakaian Bahan Bakar Bensin pada pk. 16.00-17.00 No Jenis Intensitas Energi Total Per Jam Per 1 Sedan/Taxi/Jeep 0,115 1317 151,455 9224,729 3,033 0,00084 2 Pick up/box 0,109 565 61,585 3 Sepeda Motor 0,0313 1159 36,277 3041 249,317 Perhitungan Pemakaian Bahan Bakar Solar pada pk. 16.00-17.00 No Jenis Intensitas Energi Total Per Jam Per 1 Truk 0,1984 38 7,539 435,601 8,067 0,0022 2 Bus 0,2646 16 4,234 54 11,773

79 Lampiran 5 Perhitungan Laju Emisi Perhitungan Laju Emisi CO Akibat di Jalan P. H. H. Mustofa Waktu Pemakaian bensin rata2 per det per k end Faktor emisi (g/liter) Laju emisi rata2 kend (g/det.kend) Vol. Kend Kec rata2 kend (km/jam) Kec rata2 kend (m/jam) Laju emisi rata2 per det per meter (g/det.m) 08.00-09.00 0,00082 281,2979 0,230664 2600 37 37000 1,621E-02 09.00-10.00 0,00082 281,2979 0,230664 2930 37 37000 1,827E-02 10.00-11.00 0,00083 281,2979 0,233477 2797 37 37000 1,765E-02 11.00-12.00 0,00082 281,2979 0,230664 2650 37 37000 1,652E-02 13.00-14.00 0,00083 281,2979 0,233477 2765 37 37000 1,745E-02 14.00-15.00 0,00080 281,2979 0,225038 2677 37 37000 1,628E-02 15.00-16.00 0,00087 281,2979 0,244729 2829 37 37000 1,871E-02 16.00-17.00 0,00084 281,2979 0,236290 3041 37 37000 1,942E-02 Perhitungan Laju Emisi HC Akibat di Jalan P. H. H. Mustofa Waktu Pemakaian bensin rata2 per det per k end Faktor emisi (g/liter) Laju emisi rata2 kend (g/det.kend) Vol. Kend Kec rata2 kend (km/jam) Kec rata2 kend (m/jam) Laju emisi rata2 per det per meter (g/det.m) 08.00-09.00 0,00082 10,81845 0,008871 2600 37 37000 6,234E-04 09.00-10.00 0,00082 10,81845 0,008871 2930 37 37000 7,025E-04 10.00-11.00 0,00083 10,81845 0,008979 2797 37 37000 6,788E-04 11.00-12.00 0,00082 10,81845 0,008871 2650 37 37000 6,354E-04 13.00-14.00 0,00083 10,81845 0,008979 2765 37 37000 6,710E-04 14.00-15.00 0,00080 10,81845 0,008655 2677 37 37000 6,262E-04 15.00-16.00 0,00087 10,81845 0,009412 2829 37 37000 7,196E-04 16.00-17.00 0,00084 10,81845 0,009087 3041 37 37000 7,469E-04

80 Lampiran 5 Lanjutan Perhitungan Laju Emisi CO Akibat Pemakaian Solar di Jalan P. H. H. Mustofa Waktu Pemakaian bensin rata2 per det per k end Faktor emisi (g/liter) Laju emisi rata2 kend (g/det.kend) Vol. Kend Kec rata2 kend (km/jam) Kec rata2 kend (m/jam) Laju emisi rata2 per det per meter (g/det.m) 08.00-09.00 0,00082 36,42255 0,029866 2600 37 37000 2,099E-03 09.00-10.00 0,00082 36,42255 0,029866 2930 37 37000 2,365E-03 10.00-11.00 0,00083 36,42255 0,030231 2797 37 37000 2,285E-03 11.00-12.00 0,00082 36,42255 0,029866 2650 37 37000 2,139E-03 13.00-14.00 0,00083 36,42255 0,030231 2765 37 37000 2,259E-03 14.00-15.00 0,00080 36,42255 0,029138 2677 37 37000 2,108E-03 15.00-16.00 0,00087 36,42255 0,031688 2829 37 37000 2,423E-03 16.00-17.00 0,00084 36,42255 0,030595 3041 37 37000 2,515E-03 Perhitungan Laju Emisi HC Akibat Pemakaian Solar di Jalan P. H. H. Mustofa Waktu Pemakaian bensin rata2 per det per k end Faktor emisi (g/liter) Laju emisi rata2 kend (g/det.kend) Vol. Kend Kec rata2 kend (km/jam) Kec rata2 kend (m/jam) Laju emisi rata2 per det per meter (g/det.m) 08.00-09.00 0,00082 2,17698 0,001785 2600 37 37000 1,254E-04 09.00-10.00 0,00082 2,17698 0,001785 2930 37 37000 1,414E-04 10.00-11.00 0,00083 2,17698 0,001807 2797 37 37000 1,366E-04 11.00-12.00 0,00082 2,17698 0,001785 2650 37 37000 1,278E-04 13.00-14.00 0,00083 2,17698 0,001807 2765 37 37000 1,350E-04 14.00-15.00 0,00080 2,17698 0,001742 2677 37 37000 1,260E-04 15.00-16.00 0,00087 2,17698 0,001894 2829 37 37000 1,448E-04 16.00-17.00 0,00084 2,17698 0,001829 3041 37 37000 1,503E-04

81 Lampiran 6 Kecepatan Angin pada Ketinggian 0.35 m Waktu Kec Angin (m/det) Tinggi Knalpot Kec Angin pada 0.35 m (m/det) 08.00-09.00 1,436 0,35 0,562 09.00-10.00 2,335 0,35 0,913 10.00-11.00 2,358 0,35 0,922 11.00-12.00 2,204 0,35 0,862 13.00-14.00 3,894 0,35 1,523 14.00-15.00 3,894 0,35 1,523 15.00-16.00 1,014 0,35 0,397 16.00-17.00 0,68 0,35 0,266 Rata-rata 2,227 0,35 0,943

82 Lampiran 7 Perhitungan Gauss Klas B Perhitungan Gauss untuk CO dari Bahan Bakar Bensin di Jalan P. H. H. Mustofa Waktu Laju emisi rata-rata per det per meter (g/det.m) x (km) C d f σ z (m) z (m) u (m/det) C ( µ g/m 3 ) 08.00-09.00 1,621E-02 0,1 106,6 1,149 3,3 10,86 1,8 0,562 2090,21775 09.00-10.00 1,827E-02 0,1 106,6 1,149 3,3 10,86 1,8 0,913 1450,14891 10.00-11.00 1,765E-02 0,1 106,6 1,149 3,3 10,86 1,8 0,922 1387,26241 11.00-12.00 1,652E-02 0,1 106,6 1,149 3,3 10,86 1,8 0,862 1388,82527 13.00-14.00 1,745E-02 0,1 106,6 1,149 3,3 10,86 1,8 1,523 830,310174 14.00-15.00 1,628E-02 0,1 106,6 1,149 3,3 10,86 1,8 1,523 774,638947 15.00-16.00 1,871E-02 0,1 106,6 1,149 3,3 10,86 1,8 0,397 890,263802 16.00-17.00 1,942E-02 0,1 106,6 1,149 3,3 10,86 1,8 0,266 3544,89642 Perhitungan Gauss untuk HC dari Bahan Bakar Bensin di Jalan P. H. H. Mustofa Waktu Laju emisi rata-rata per det per meter (g/det.m) x (km) c d f σ z (m) z (m) u (m/det) C ( µ g/m 3 ) 08.00-09.00 6,234E-04 0,1 106,6 1,149 3,3 10,86 1,8 0,562 80,3850551 09.00-10.00 7,025E-04 0,1 106,6 1,149 3,3 10,86 1,8 0,913 55,7596941 10.00-11.00 6,788E-04 0,1 106,6 1,149 3,3 10,86 1,8 0,922 53,3526191 11.00-12.00 6,354E-04 0,1 106,6 1,149 3,3 10,86 1,8 0,862 53,4176497 13.00-14.00 6,710E-04 0,1 106,6 1,149 3,3 10,86 1,8 1,523 31,9276863 14.00-15.00 6,262E-04 0,1 106,6 1,149 3,3 10,86 1,8 1,523 29,7960018 15.00-16.00 7,196E-04 0,1 106,6 1,149 3,3 10,86 1,8 0,397 34,2401834 16.00-17.00 7,469E-04 0,1 106,6 1,149 3,3 10,86 1,8 0,266 136,337958

83 Lampiran 7 Lanjutan Perhitungan Gauss untuk CO dari Bahan Bakar Solar di Jalan P. H. H. Mustofa Waktu Laju emisi rata-rata per det per meter (g/det.m) x (km) c d f σ z (m) z (m) u (m/det) C ( µ g/m 3 ) 08.00-09.00 2,099E-03 0,1 106,6 1,149 3,3 10,86 1,8 0,562 270,658054 09.00-10.00 2,365E-03 0,1 106,6 1,149 3,3 10,86 1,8 0,913 187,717689 10.00-11.00 2,285E-03 0,1 106,6 1,149 3,3 10,86 1,8 0,922 179,597429 11.00-12.00 2,139E-03 0,1 106,6 1,149 3,3 10,86 1,8 0,862 179,824288 13.00-14.00 2,259E-03 0,1 106,6 1,149 3,3 10,86 1,8 1,523 107,488291 14.00-15.00 2,108E-03 0,1 106,6 1,149 3,3 10,86 1,8 1,523 100,303372 15.00-16.00 2,423E-03 0,1 106,6 1,149 3,3 10,86 1,8 0,397 115,291779 16.00-17.00 2,515E-03 0,1 106,6 1,149 3,3 10,86 1,8 0,266 459,084166 Perhitungan Gauss untuk HC dari Bahan Bakar Solar di Jalan P. H. H. Mustofa Waktu Laju emisi rata-rata per det per meter (g/det.m) x (km) c d f σ z (m) z (m) u (m/det) C ( µ g/m 3 ) 08.00-09.00 1,254E-04 0,1 106,6 1,149 3,3 10,86 1,8 0,562 16,1698523 09.00-10.00 1,414E-04 0,1 106,6 1,149 3,3 10,86 1,8 0,913 11,2233747 10.00-11.00 1,366E-04 0,1 106,6 1,149 3,3 10,86 1,8 0,922 10,7365465 11.00-12.00 1,278E-04 0,1 106,6 1,149 3,3 10,86 1,8 0,862 10,7440599 13.00-14.00 1,350E-04 0,1 106,6 1,149 3,3 10,86 1,8 1,523 6,42360306 14.00-15.00 1,260E-04 0,1 106,6 1,149 3,3 10,86 1,8 1,523 5,99536286 15.00-16.00 1,448E-04 0,1 106,6 1,149 3,3 10,86 1,8 0,397 6,88990906 16.00-17.00 1,503E-04 0,1 106,6 1,149 3,3 10,86 1,8 0,266 27,4355269

84 Lampiran 8 Perhitungan Konsentrasi CO dan HC Waktu Konsentrasi CO Konsentrasi HC Bensin ( µ g/m 3 ) Solar ( µ g/m 3 ) Total (µ g/m 3 ) Bensin ( µ g/m 3 ) Solar (µ g/m 3 ) Total ( µ g/m 3 ) 08.00-09.00 2090,21775 270,658054 2360,876 80,3850551 16,1698523 96,555 09.00-10.00 1450,14891 187,717689 1637,867 55,7596941 11,2233747 66,983 10.00-11.00 1387,26241 179,597429 1566,860 53,3526191 10,7365465 64,089 11.00-12.00 1388,82527 179,824288 1568,650 53,4176497 10,7440599 64,162 13.00-14.00 830,310174 107,488291 937,798 31,9276863 6,42360306 38,351 14.00-15.00 774,638947 100,303372 874,942 29,7960018 5,99536286 35,791 15.00-16.00 890,263802 115,291779 1005,556 34,2401834 6,88990906 41,130 16.00-17.00 3544,89642 459,084166 4003,981 136,337958 27,4355269 163,773 Rata-rata 1544,57046 199,995634 1744,566 59,4021059 11,95227941 71,354

85 Lampiran 9 Perbandingan CO, HC Lapangan dan CO, HC Perhitungan Waktu CO ( µ g/m 3 ) HC ( µ g/m 3 ) Lapangan Perhitungan Lapangan Perhitungan 08.00-09.00 6607,80 2360,876 3013,54 96,555 09.00-10.00 4134,17 1637,867 3152,98 66,983 10.00-11.00 3538,67 1566,860 2498,99 64,089 11.00-12.00 3412,70 1568,650 2477,73 64,162 13.00-14.00 3458,50 937,798 1972,60 38,351 14.00-15.00 5485,50 874,942 2100,22 35,791 15.00-16.00 4660,96 1005,556 2227,82 41,130 16.00-17.00 9230,31 4003,981 2993,47 163,773 Rata-rata 5066,08 1744,566 2554,67 71,354

86 Lampiran 10 Survei Emisi Gas Buang di ITENAS Pengukuran dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan ITENAS bekerjasama dengan BAPEDAL Bandung pada tanggal 22 April 2002. Pengukuran dilakukan di lapangan parkir kampus ITENAS dan dibatasi untuk kendaraan pribadi roda empat yang menggunakan bahan bakar bensin dan solar. Survei untuk kendaraan bensin dilakukan dengan alat Ultima 600 yang didesain untuk mengukur secara serempak kadar karbon monoksida (CO), karbondioksida (CO 2 ), hidrokarbon (HC) yang tidak terbakar dan oksigen (O 2 ), yang ada dalam gas buang kendaraan bermotor yang diatur dengan pengapian pada mesin. Sedangkan untuk kendaraan solar dilakukan dengan alat Opacimeter. Cara kerja alat ini sama dengan alat Ultima 600, tetapi yang diukur adalah besarnya emisi asap (%). Kedua alat bekerja secara computerize dan menghasilkan data mentah. Data yang dihasilkan untuk kendaraan bensin adalah besarnya emisi CO, CO 2, O 2 dalam persen dan HC dalam ppm, dan asap (%) untuk kendaraan solar. Untuk mengolah data dengan menggunakan metode Gauss diperlukan data pendukung seperti data meteorologi yang mencakup arah angin, kecepatan angin, suhu, kelembaban, dan radiasi matahari. Karena kurangnya data maka dalam perhitungan dalam penyusunan TA ini digunakan data sekunder agar dapat dilakukan penelitian yang lebih baik. Data sekunder yang digunakan adalah hasil pengukuran pada tanggal 10 Agustus 1999 yang diperoleh dari Puslitbang Jalan Departemen PU. Data ini digunakan karena lokasinya berdekatan dengan survei yang dilakukan di ITENAS dan lebih kritis karena terdapat hambatan seperti kemacetan. Pada tanggal 29 Juli 2002 juga dilakukan survei dengan Mobil Unit Laboratorium Polusi Udara yang pengukurannya dilakukan oleh tim Puslitbang Jalan, tetapi data ini tidak dapat dimanfaatkan karena di jalan Diponegoro terdapat banyak ruang terbuka (berbeda dengan keadaan di sekitar jalan P. H. H. Mustofa yang banyak ruangan tertutup) dan pada saat TA ini dibuat data hasil pengukuran tersebut belum diolah dan dikeluarkan. Survei yang dilakukan digunakan sebagai pengetahuan pendukung tentang pencemaran udara yang disebabkan oleh aktivitas transportasi.

87 Lampiran 11 Cara Kerja Alat Ultima 600 untuk Bensin Alat ini bekerja secara computerize. Dalam keadaan mobil tidak berjalan, mobil digas sekali untuk membersihkan udara dalam knalpot. Kemudian pipa sensor gas yang dihubungkan dengan alat Ultima 600 dan komputer dimasukkan ke dalam knalpot. Gas masuk ke dalam alat Ultima 600 dan diuraikan. Hasil penguraian dapat dilihat pada tampilan di layar komputer berupa persen CO, CO 2, O 2 dan HC dalam ppm. Untuk kendaraan solar, sebelum dihubungkan dengan alat Ultima 600, pipa sensor gas dihubungkan dengan opacimeter yang didesain untuk mengukur asap yang dihasilkan kendaraan diesel. Hasil pengukuran berupa persen asap. Gambar L.11a Alat Ultima 600 Gambar L.11b Alat Opacimeter

88 Gambar L.11c Tampak Muka Alat Ultima 600 untuk Bahan Bakar Bensin Gambar L.11d Tampak Belakang Alat Ultima 600 Gambar L.11e Tampak Muka Alat Ultima 600 untuk Bahan Bakar Solar

89 Gambar L.11f Tampak Belakang Alat Ultima 600 Gambar L.11g Alat Opacimeter

90 Gambar L.11h Pipa Sensor Gas Gambar L.11i Uji Emisi Bensin

Gambar L.11j Uji Emisi Solar 91

92 Lampiran 12 Mobil Unit Laboratorium Polusi Udara Mobil Unit Laboratorium Polusi Udara (MULPU) terdiri dari berbagai macam alat yang bekerja secara computerize untuk mengukur berbagai parameter konsentrasi pencemar dan parameter meteorologi. Parameter konsentrasi pencemar yang diukur dalam satuan ppm meliputi NO X, O 3, SO X, CO, Non HC, HC, CH 4, dan SPM dalam satuan µ g/m 3. Sedangkan untuk parameter meteorologi, yang diukur adalah arah angin, kecepatan angin (m/det), suhu (0C), kelembaban (%), radiasi matahari (MJ/m 2 ), pantulan sinar matahari (M/m 2 ) dan hujan (mm). Gambar L.12a Tabung Penghisap Udara dengan Selang Kecil yang Memisahkan Parameter O 3, NO, SO 2, CO, HC, dan Partikulat

93 Gambar L.12b Alat Pengukur Parameter NO X Gambar L.12c Alat Pengukur Parameter CO

94 Gambar L.12d Alat Pengukur Parameter HC Gambar L.12e Alat Pengukur Parameter Meteorologi

95 Gambar L.12f Alat Pengukur Kadar Polutan Sampai Jarak 100 m dari Titik Pengamatan Gambar L.12g Mobil Unit Laboratorium Polusi Udara

Gambar L.12h Mobil Unit Laboratorium Polusi Udara 96