PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH MATERI GEOMETRI NON EUCLIDES UNTUK MELATIHKAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH MATERI GEOMETRI NON EUCLIDES UNTUK MELATIHKAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES.

MODEL PEMBELAJARAN GUIDE INQUIRY PADA PEMBELAJARAN MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR I ABSTRAK

Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru

Jurnal Math Educator Nusantara (JMEN) Efektivitas Pembelajaran Diskusi Kelas Berbasis Diskusi Kelompok Intuitif pada Mata Kuliah Sistem Geometri

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDE INQUIRY BERBASIS QAIT PADA MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR I MATERI GRUPOIDA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING BERBASIS NEEDS ASSESMENT PADA MATERI RUANG-n EUCLIDES

Tri Andari, Pengembangnan Perangkat Pembelajaran... Tri Andari 1 Restu Lusiana 2

PEMBELAJARAN RECIPROCAL DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING UNTUK MATERI BARISAN DAN DERET GEOMETRI DI KELAS XI SMK N 1 NGAWI

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN AKTIF BERBASIS MODEL PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MATERI BANGUN RUANG DI SMP SE PROVINSI GORONTALO

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan karena peneliti ingin

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI DI KELAS VIII MTs NEGERI 2 SURABAYA

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Proses Pengembangan Buku Teks dengan Pendekatan Kultural Matematika

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. model pembelajaran Problem posing berbasis aktivitas belajar siswa dengan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Buku Teks dengan Pendekatan Kultural

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

Pengembangan modul IPA fisika berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUKMENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIK DAN SELF EFFICACY

Novi Dwi Lestari 10, Hobri 11, Dinawati Trapsilasiwi 12

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNIPMA

Pengembangan Buku Ajar Aljabar Linear berbasis Discovery-Inquiry Guna meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Pendekatan Kontekstual pada Kelas VII 2 SMP Negeri 26 Makassar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang

Ellan 1, Hobri 2, Nurcholif 3

Prosiding Semnasdik 2016 Prodi Pend. Matematika FKIP Universitas Madura

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku siswa, dan Lembar

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan yang digunakan adalah model pengembangan pembelajaran. Mambaul Ulum Simorejo yang berjumlah 22 siswa.

Key Words: Developmental Research, Characteristics of deaf students, 4-D model.

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

Fatriya Adamura FPMIPA IKIP PGRI Madiun

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI BILANGAN BULAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran matematika realistik dengan langkah heuristik

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) POKOK BAHASAN KUBUS dan BALOK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL ARIAS UNTUK MATERI KELILING DAN LUAS LINGKARAN KELAS VIII SMP. Wahyu Hidayat

Laily Anisa Nurhidayati 38, Susanto 39, Dafik 40

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN KELAS VIII SMP

Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Lembar Kegiatan

BAB IV DESKRIPSI PROSES PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Siti Masruha 21, Sunardi 22, Arika Indah K 23

BAB III METODE PENELITIAN. data yang diperoleh tentang aktivitas guru, aktivitas siswa, hasil belajar, dan

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (developmental

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. (define), perancangan (design), pengembangan (development), dan penyebaran

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN KELAS VIII SMP SKRIPSI. Oleh Dewi Santi NIM

BAB III METODE PENELITIAN. produk berupa bahan ajar berbasis scientific method untuk meningkatkan. materi Struktur Bumi dan Bencana.

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNIPMA

PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DAN LEMBAR KERJA SISWA MODEL PEMBELAJARAN CORE DENGAN TEKNIK MIND MAPPING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

PEMBELAJARAN STATISTIKA DASAR DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERBANTUAN CD INTERAKTIF

Keterangan : X = Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan PMR O = Tes KIM dan KBKM

BAB V PEMBAHASAN. tidak dilakukan karena tahap penyebaran harus diadakan uji coba lebih dari satu. kali, sehingga tahap penyebaran tidak dilakukan.

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK DAN OUTLINE EXECUTIVE SUMMARY HIBAH BERSAING

berupa LKS berbasis Creative Problem Solving (CPS) pada pokok bahasan fungsi. Model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Research and Development (R&D) sesuai dengan Thiagarajan, et. all.,

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA MAHASISWA (LKM) PADA PEMBUKTIAN DALIL-DALIL SEGITIGA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERORIENTASI PADA PENDEKATAN REALISTICSMATHEMATICS EDUCATION

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini tergolong jenis penelitian pengembangan (Development. dengan model integrated learning berbasis masalah.

BAB V PEMBAHASAN DAN HASIL DISKUSI PENELITIAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MELATIH KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA TULIS SISWA DI KELAS VIII

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (development

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika. meliputi : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ), buku siwa, dan

O X O Pretest Perlakuan Posttest

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono

Agung Setiabudi et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika...

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. 1. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. tanggal 06 Januari 2014 s/d 07 Januari Model pengembangan perangkat

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA POKOK BAHASAN TRIGONOMETRI KELAS X SMA BERSTANDAR NCTM (NATIONAL COUNCIL OF TEACHERS OF MATHEMATICS)

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran sub pokok bahasan luas permukaan dan. Permukaan dan Volume Pisma dan Limas tegak.

BAB III METODE PENELITIAN. Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting

Rositasari et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi Pendekatan Contextual...

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KARAKTER PADA PEMBELAJARAN QUANTUM POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS SMP KELAS VIII

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembelajaran matematika di jenjang pendidikan dasar dan. pendidikan menengah adalah untuk mempersiapkan siswa agar sanggup

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN SETTING

BAB III METODE PENELITIAN. Tibawa Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Waktu penelitian, sejak

BAB III METODE PENELITIAN. modul IPA ini menggunakan metode Research and Development. (R&D). Penelitian R&D menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2012:

Sinta Hartini Dewi et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berstandar...

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA MATERI PRISMA KELAS VIII DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DI SMP DR. SOETOMO SURABAYA

Maharani Gita K. 4, Dinawati Trapsilasiwi 5, Arika Indah K. 6

Alvian Agung K 22, Suharto 23, Dinawati Trapsilasiwi 24

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Pembahasan Tentang Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GETARAN DAN GELOMBANG DENGAN MODEL INKUIRI TERSTRUKTUR UNTUK SISWA KELAS VIIIA SMPN 31 BANJARMASIN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Transkripsi:

Jurnal Edukasi Matematika dan Sains, Vol.3 No.1 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH MATERI GEOMETRI NON EUCLIDES UNTUK MELATIHKAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF Fatriya Adamura, Titin Masfingatin. ABSTRAK Penelitian yang telah dilakukan adalah penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan dilakukan dengan menggunakan model 4-D yang telah dimodifikasi yang meliputi tahap pendefinisian (define), perancangan (design), dan pengembangan (develop). Subyek penelitian adalah mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika IKIP PGRI Madiun semester genap tahun akademik 2013/2014 yang sedang memelajari mata kuliah Sistem Geometri. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar validasi, lembar validasi keterbacaan, lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran oleh dosen, lembar pengamatan aktivitas mahasiswa, tes hasil belajar, dan angket respon mahasiswa. Analisis data dilakukan pada setiap data yang diperoleh dengan instrumen penelitian. Kesimpulan yang didapatkan adalah perangkat pembelajaran berdasarkan masalah materi geometri non Euclides yang baik dikembangkan dengan menggunakan model pengembangan 4D yang dimodifikasi. Hal ini karena perangkat pembelajaran yang telah didapatkan dinyatakan valid oleh para validator dan memenuhi kriteria: (1) aktivitas mahasiswa efektif, (2) kemampuan dosen mengelola pembelajaran baik, (3) tes hasil belajar sensitif, valid, dan reliabel, dan (4) respon mahasiswa positif. Perangkat pembelajaran berdasarkan masalah materi geometri non Euclides yang dihasilkan meliputi: (1) Satuan Acara Perkuliahan (SAP), (2) Lembar Kegiatan Mahasiswa (LKM), dan (3) Tes Hasil Belajar (THB). Kata kunci : Pengembangan Perangkat Pembelajaran, Pembelajaran berdasarkan Masalah, Materi Geometri non Euclides, Berpikir Kritis, Berpikir Kreatif PENDAHULUAN Salah satu tujuan pembelajaran matematika di jenjang pendidikan formal adalah agar siswa dapat bernalar dan berpikir kreatif. Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri (Permen) nomor 22 tahun 2006 (2006) mengamanatkan bahwa salah satu tujuan pendidikan nasional adalah agar siswa dapat bernalar dan berpikir kreatif. Kemampuan siswa dalam bernalar dan berpikir kreatif diharapkan dapat membantu siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi baik di sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan tujuan tersebut, maka pembelajaran matematika di sekolah harus dapat memfasilitasi siswa agar dapat membangun kemampuan berpikir. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 menyebutkan bahwa mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada siswa mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi. Pembelajaran Matematika harus membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif (Depdiknas, 2006). Berpikir kritis dan kreatif merupakan salah satu tujuan pembelajaran matematika sekaligus pendidikan nasional sehingga kemampuan berpikir tersebut harus dimiliki oleh siswa yang memelajari 14

Fatriya Adamura, Pengembangan Peraangkat Pembelajaran... matematika. Kemampuan berpikir tersebut sangat diperlukan oleh siswa baik di sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari. Berpikir kritis dan kreatif merupakan suatu hal yang sangat penting bagi siswa. Hal tersebut bertentangan dengan fakta yang disampaikan oleh Alimuddin (2009) bahwa sekolah dan perguruan tinggi belum mampu mencetak lulusan yang kreatif. Alimuddin (2009) menyatakan bahwa salah satu penyebab kemampuan berpikir kreatif siswa yang masih rendah adalah guru masih menerapkan paradigma lama dalam mengajar. Pembelajaran yang diterapkan oleh guru masih bertumpu pada ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Guru belum menerapkan paradigma baru dalam pembelajaran yaitu, pembelajaran yang bertumpu pada revisi dimensi proses kognitif dari taksonomi Bloom: ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, evaluasi, dan kreasi (Anderson dalam Alimuddin, 2009). Tugas-tugas pemecahan masalah yang diberikan oleh guru adalah tugastugas pemecahan masalah yang konvergen (masalah yang hanya memiliki solusi tunggal). Soal-soal konvergen tidak dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kreativitas karena soal-soal konvergen terkesan memaksa siswa untuk menjawab sesuai prosedur. Mahmudi (2009) menunjukkan bahwa kemampuan berpikir siswa yang masih rendah disebabkan oleh pelaksanaan pembelajaran yang lebih menekankan pada aspek mekanistik. Pembelajaran matematika lebih difokuskan agar secara mekanistis, siswa mampu menghafal sejumlah fakta matematis dan relatif kurang mengembangkan kemampuan berpikir. Pembelajaran yang dapat dilakukan guru di sekolah untuk mengembangkan kreativitas siswa adalah pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk mengembangkan kreativitas. Salah satu pembelajaran yang memfasilitasi siswa untuk mengembangkan kreativitas adalah pembelajaran berdasarkan masalah (Santoso, 2012). Dalam pembelajaran berdasarkan masalah, siswa diberi masalah agar siswa dapat belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta pengetahuan dan konsep (materi) pembelajaran. Dalam pembelajaran berdasarkan masalah, guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Materi geometri non Euclides adalah salah satu materi yang dipelajari oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika di semester genap. Materi geometri non Euclides adalah materi yang dipelajari pada mata kuliah Sistem Geometri. Materi geometri non Euclides merupakan materi geometri yang sangat abstrak. Materi geometri non Euclides ini sangat tepat untuk melatihkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif dengan menggunakan pembelajaran berdasarkan masalah. Dengan melaksanakan pembelajaran berdasarkan masalah pada materi geometri non Euclides, mahasiswa diharapkan dapat berlatih untuk berpikir kritis dan kreatif. Karena 15

Fatriya Adamura, Pengembangan Perangkat Pembelajaran... selama ini belum ada perangkat pembelajaran berdasarkan masalah pada materi geometri non Euclides, maka perlu dilakukan pengembangan perangkat pembelajaran materi geometri non Euclides. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan. Model pengembangan perangkat pembelajaran pada penelitian pengembangan adalah model Thiagarajan, Semmel, dan Semmel yang dikenal dengan four-d model (model 4-D) (Adamura, 2011). Pada penelitian ini, model 4-D hanya dilaksanakan sampai tahap ketiga, yaitu pendefinisian (define), perancangan (design), dan pengembangan (develop). Beberapa hal yang dilakukan pada tahap pendefinisian: analisis awal-akhir, analisis mahasiswa, analisis konsep, analisis tugas, dan spesifikasi indikator pencapaian kompetensi dasar. Beberapa hal yang dilakukan pada tahap perancangan adalah: pemilihan media, pemilihan format, dan perancangan awal perangkat pembelajaran dan instrumen hasil belajar. Tahap pengembangan bertujuan untuk menghasilkan draft final perangkat pembelajaran yang meliputi: Satuan Acara Perkuliahan (SAP), Lembar Kegiatan Mahasiswa (LKM), dan Tes Hasil Belajar (THB). Pada tahap ini dilakukan validasi ahli, uji keterbacaan, dan ujicoba lapangan. Skema pelaksanaan model 4-D dapat dilihat pada Gambar berikut. Subyek penelitian adalah mahasiswa semester genap tahun akademik 2013/2014 yang sedang memelajari mata kuliah Sistem Geometri. Teknik pengumpulan dan analisis data pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Indikator Ketercapaian Penelitian No Kriteria Teknik Pengumpulan Teknik Analisis 1 Kelayakan perangkat pembelajaran Perangkat pembelajaran (Draft I) divalidasi ahli/pakar dengan menggunakan instrumen lembar validasi dan lembar validasi keterbacaan. Perangkat pembelajaran dikatakan layak apabila validator memberikan penilaian minimal 3 dan sebagian besar mahasiswa memberikan respon positif pada lembar validasi keterbacaan. 2 Pengelolaan pembelajaran oleh dosen Kemampuan dosen dalam menerapkan langkah-langkah pembelajaran berdasarkan masalah sesuai dengan SAP diamati dengan lembar pengamatan pengelolaan Kemampuan dosen dalam mengelola pembelajaran dikatakan baik jika rata-rata skor dari setiap aspek pada setiap pertemuan minimal 3. 16

Fatriya Adamura, Pengembangan Peraangkat Pembelajaran... 3 Aktivitas mahasiswa selama pembelajaran 4 Respon mahasiswa 5 Reliabilitas, validitas, dan sensitivitas tes hasil belajar 6 Ketuntasan hasil belajar pembelajaran oleh dosen. Aktivitas mahasiswa selama pembelajaran diamati dengan lembar pengamatan aktivitas mahasiswa selama pembelajaran. Respon mahasiswa terhadap pembelajaran diamati dengan angket respon mahasiswa. Reliabilitas, validitas, dan sensitivitas tes hasil belajar ditentukan berdasarkan skor tes hasil belajar sebelum dan setelah pembelajaran. Ketuntasan hasil belajar mahasiswa dideskripsikan berdasarkan data skor tes hasil belajar. Aktivitas mahasiswa selama pembelajaran dikatakan efektif jika waktu yang digunakan untuk melakukan setiap kategori aktivitas dari setiap pertemuan (SAP) sesuai dengan alokasi waktu yang termuat pada rencana pembelajaran dengan toleransi 5%. Respon mahasiswa dikategorikan positif jika persentase respon positif mahasiswa minimal 85% untuk tiap aspek. Reliabilitas, validitas, dan sensitivitas tes hasil belajar dihitung menggunakan rumus reliabilitas, validitas, dan sensitivitas tes hasil belajar. Ketuntasan hasil belajar secara klasikal tercapai jika paling sedikit 85% siswa di kelas tersebut mendapat nilai minimal 65% dari nilai keseluruhan. 17

Fatriya Adamura, Pengembangan Perangkat Pembelajaran... ANALISIS AWAL - AKHIR ANALISIS MAHASISWA ANALISIS TUGAS ANALISIS MATERI D E F I N E SPESIFIKASI INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI DASAR Draft I PEMILIHAN MEDIA PEMILIHAN FORMAT PERANCANGAN AWAL PERANGKAT PEMBELAJARAN (Satuan Acara Perkuliahan (SAP), Lembar Kegiatan Mahasiswa (LKM), Tes Hasil Belajar (THB) D E S I G N Validasi Ahli ke-i, i 1 Draft I Apakah dapat terbaca dengan jelas dan dapat dipahami dengan baik? Analisis Revisi Analisis Hasil Uji Keterbacaan Apakah perangkat pembelajaran sudah valid? tidak ya Draft II Uji keterbacaan ke-i, i 1 D E V E L O P ya tidak Revisi Draft II (i) Draft III Uji coba ke-i, i 1 Analisis Hasil Uji Coba Apakah perangkat pembelajaran sudah baik? Draft III (i) Revisi tidak ya Perangkat pembelajaran siap untuk eksperimen Keterangan: : Urutan Kerja : Hasil yang Diperoleh : Siklus Jika Diperlukan : Jenis kegiatan : Hasil kegiatan Gambar Skema Model 4-D yang telah Dimodifikasi 18

Jurnal Edukasi Matematika dan Sains, Vol.3 No.1 Perangkat pembelajaran berdasarkan masalah yang dikembangkan pada penelitian pengembangan dikatakan baik jika dinyatakan valid oleh para validator, dan dalam pelaksanaan uji coba, perangkat pembelajaran memenuhi syarat-syarat tertentu, yaitu: kemampuan dosen dalam mengelola pembelajaran baik, aktivitas mahasiswa selama pembelajaran sesuai dengan batas toleransi waktu ideal, mahasiswa memberi respon positif terhadap komponen-komponen perangkat pembelajaran, dan tes hasil belajar reliabel, valid dan sensitif. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang dilakukan adalah penelitian ujicoba. Penelitian ujicoba dilakukan pada penelitian pengembangan perangkat pembelajaran. Penelitian ujicoba dilakukan di kelas IV C Prodi Pendidikan Matematika FPMIPA IKIP PGRI Madiun semester genap tahun akademik 2013/2014. Model pengembangan perangkat pembelajaran pada penelitian ini adalah model Thiagarajan, Semmel, dan Semmel yang dikenal dengan four-d model (model 4-D). Pada penelitian ini, model 4-D hanya dilaksanakan sampai tahap ketiga, yaitu pendefinisian (define), perancangan (design), dan pengembangan (develop). Beberapa hal yang telah dilakukan pada tahap pendefinisian adalah analisis awal akhir, analisis mahasiswa, analisis materi, analisis tugas, dan spesifikasi indikator pencapaian hasil belajar. Beberapa hal yang dilakukan pada tahap perancangan adalah pemilihan format, pemilihan media, perancangan awal perangkat pembelajaran yang meliputi Satuan Acara Perkuliahan (SAP), Lembar Kegiatan Mahasiswa (LKM), dan Tes Hasil Belajar, perancangan awal instrumen penelitian yang meliputi lembar validasi perangkat, lembar pengamatan aktivitas mahasiswa, lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran, tes hasil belajar, dan lembar respon mahasiswa. Beberapa hal yang dilakukan pada tahap pengembangan adalah hasil validasi ahli, validasi keterbacaan, dan ujicoba perangkat. Pada tahap validasi ahli, didapatkan perangkat pembelajaran yang meliputi Satuan Acara Perkuliahan (SAP), Lembar Kegiatan Mahasiswa (LKM), dan Tes Hasil Belajar yang telah divalidasi oleh ahli dan dapat digunakan dengan sedikit revisi. Pada validasi keterbacaan, dilakukan revisi terhadap Lembar Kegiatan Mahasiswa (LKM) dan Tes Hasil Belajar. Pada pelaksanaan ujicoba, didapat beberapa data yang telah dianalisis. Beberapa data yang diperoleh pada saat pelaksanaan ujicoba perangkat pembelajaran meliputi: nilai pretest, data aktivitas mahasiswa selama pembelajaran, kemampuan dosen dalam mengelola pembelajaran, nilai posttest, dan data respon mahasiswa. Tabel berikut menunjukkan hasil penilaian kemampuan dosen dalam mengelola pembelajaran.

Fatriya Adamura, Pengembangan Perangkat Pembelajaran... Tabel 2. Nilai Kemampuan Dosen dalam Mengelola Pembelajaran di Kelas Ujicoba Nilai Kemampuan Dosen No Aspek yang Diamati dalam Mengelola Pembelajaran pada SAP 1 2 3 A. Pendahuluan (1). Kemampuan memberikan motivasi kepada 3 4 3 mahasiswa (2). Kemampuan menyampaikan tujuan pembelajaran 4 5 5 (3). Kemampuan mengingatkan mahasiswa tentang 3 4 4 materi prasyarat Nilai Rata-rata 3,33 4,33 4 B. Kegiatan Inti (1). Kemampuan mengorganisasikan mahasiswa untuk 4 5 4 belajar (2). Kemampuan membimbing penyelidikan individu 3 5 4 dan kelompok (3). Kemampuan mengembangkan dan menyajikan hasil 3 4 5 (4). Kemampuan menganalisis dan mengevaluasi 3 3 5 pemecahan masalah Nilai Rata-rata 3,25 4,25 4,5 C. Penutup (1). Kemampuan mendorong mahasiswa untuk 4 4 5 membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari (2). Kemampuan menyampaikan materi yang akan 5 5 5 dipelajari selanjutnya Nilai Rata-rata 4,5 4,5 5 D. Kemampuan mengelola waktu 4 3 4 Nilai Rata-rata 4 3 4 E. Suasana kelas (1). Antusias mahasiswa 3 4 5 (2). Antusias dosen 3 5 4 Nilai Rata-rata 3 4,5 4,5 Nilai Rata-rata Keseluruhan 3,62 4,12 4,4 Keterangan : 1 : berarti tidak baik 2 : berarti kurang baik 3 : berarti cukup baik 4 : berarti baik 5 : berarti sangat baik 20

Jurnal Edukasi Matematika dan Sains, Vol.3 No.1 Hasil analisis data ini menunjukkan bahwa rata-rata skor kemampuan dosen dalam mengelola pembelajaran untuk pertemuan 1, 2, dan 3 memiliki kriteria minimal baik. Berdasarkan kriteria pada BAB III, maka kemampuan dosen dalam mengelola pembelajaran memenuhi kriteria baik, sehingga Draft III tidak perlu direvisi. Pengamatan aktivitas mahasiswa dilakukan terhadap enam orang mahasiswa selama tiga kali pelaksanaan pembelajaran berturut-turut (3 SAP). Hasil pengamatan aktivitas mahasiswa selama pelaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 3 berikut. Tabel 3. Aktivitas Mahasiswa selama Pembelajaran pada Kelas Ujicoba Persentase Aktivitas No Aspek Pengamatan SAP 1 SAP 2 SAP 3 Mahasiswa selama Kriteria Batasan Pembelajaran (%) Keefektifan (%) 1 Mendengarkan guru/memperhatikan penjelasan dosen atau teman yang aktif 20, 14 21, 53 21, 53 19,79 21,87 2 Berpindah tempat duduk sesuai dengan kelompok 3 Mengerjakan LKM dengan berdiskusi kelompok dan bertanya pada dosen atau teman jika ada kesulitan 4,17 4,17 4,17 3,96 4,38 25 24, 31 24, 31 23,75 26,25 4 Melaksanakan dan mengikuti diskusi kelas 33, 33 32, 64 33, 33 31,66 35 5 Mengevaluasi proses pembelajaran yang telah 8,33 8, 33 8, 33 7,91 8,75 dilakukan 6 Membuat rangkuman atas materi yang telah dipelajari 4,17 4,17 4,17 3,96 4,38 7 Mencatat materi yang akan dipelajari selanjutnya 4,17 4,17 4,17 3,96 4,38 8 Perilaku yang tidak relevan dengan kegiatan pembelajaran 0,69 0,69 0 0 2 Berdasarkan tabel di atas, setiap aktivitas mahasiswa untuk setiap pertemuan memenuhi kriteria batasan keefektifan. Hal ini berarti bahwa aktivitas mahasiswa dikatakan efektif. Hasil angket respon mahasiswa pada penelitian ujicoba bisa dilihat pada tabel 4 berikut.

Fatriya Adamura, Pengembangan Perangkat Pembelajaran... Tabel 4 Hasil Angket Respon Mahasiswa terhadap Perangkat dan Pelaksanaan Pembelajaran (Ujicoba) No Aspek yang direspon Penilaian/Pendapat Jumlah Persentase (%) Jumlah Persentase (%) 1 Apakah kalian dapat memahami dengan jelas atau tidak bahasa yang digunakan Jelas Tidak Jelas pada: a. Lembar Kegiatan Mahasiswa (LKM) 28 96,55 1 3,45 b. Tes Hasil Belajar (THB) 25 86,21 4 13,79 2 Apakah kalian tertarik atau tidak dengan penampilan (tulisan, ilustrasi/gambar, dan Tertarik Tidak Tertarik letak gambar) dalam: a. Lembar Kegiatan Mahasiswa (LKM) 27 93,10 2 6,9 b. Tes Hasil Belajar (THB) 26 89,66 3 10,34 3 Apakah kalian senang atau tidak dengan: Senang Tidak Senang a. Materi pelajaran 26 89,66 3 10,34 b. Lembar Kegiatan Mahasiswa 27 93,10 2 6,9 c. Tes Hasil Belajar 25 86,21 4 13,79 d. Suasana belajar di kelas 28 96,55 1 3,45 e. Cara mengajar dosen 26 89,66 3 10,34 4 Apakah kalian senang atau Senang Tidak Senang tidak jika pembelajaran selanjutnya menggunakan pembelajaran seperti 27 93,10 2 6,9 pembelajaran yang baru saja kalian lakukan? 22

Fatriya Adamura, Pengembangan Peraangkat Pembelajaran... Hasil analisis sensitivitas butir tes, validitas butir tes, dan reliabilitas tes adalah sebagai berikut. (a). Sensitivitas Butir Tes Tabel 5 berikut menunjukkan sensitivitas setiap butir tes. Tabel 5. Sensitivitas Setiap Butir Tes Hasil Belajar No soal Sensitivitas Interpretasi 1 0,70 Peka 2 0,60 Peka 3 0,56 Peka 4 0,62 Peka Tabel 5. menunjukkan bahwa setiap butir tes hasil belajar peka atau sentitif terhadap pembelajaran. Hal ini berarti bahwa semua butir tes dikatakan sensitif, sehingga layak untuk digunakan tanpa revisi. (b). Validitas Butir Tes Berdasarkan rumus korelasi product moment, diperoleh validitas setiap butir tes sebagai berikut. Tabel 6. Hasil Analisis Validitas Butir Tes No. Tingkat r xy Soal Validitas 1 0,65 Tinggi 2 0,74 Tinggi 3 0,61 Tinggi 4 0,76 Tinggi Tabel 6 menunjukkan bahwa tingkat validitas dari masingmasing butir tes berada pada kategori tinggi dan sangat tinggi. Hal ini berarti bahwa semua butir tes tersebut dapat dikatakan valid sehingga layak digunakan tanpa revisi. (c). Reliabilitas tes Berdasarkan perhitungan pada Lampiran, maka diperoleh koefisien reliabilitas = 0,63. Hal ini berarti bahwa reliabilitas instrumen tes hasil belajar yang dikembangkan termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini berarti bahwa instrumen tes hasil belajar reliabel sehingga layak digunakan tanpa revisi. Berdasarkan hasil analisis sensitivitas butir tes, validitas butir tes, dan reliabilitas, maka dapat disimpulkan bahwa tes hasil belajar sensitif, valid, dan reliabel. Perangkat pembelajaran berdasarkan masalah materi geometri non Euclides pada mata kuliah Sistem Geometri Prodi Pendidikan Matematika FPMIPA IKIP PGRI Madiun Kelas IV C yang baik telah didapatkan dengan menggunakan model 4-D yang telah dimodifikasi. Hal ini karena aktivitas mahasiswa efektif, kemampuan dosen dalam mengelola pembelajaran baik, tes hasil belajar sensitif, valid, dan reliabel, serta respon mahasiswa positif. Perangkat pembelajaran yang didapatkan meliputi Satuan Acara Perkuliahan (SAP), Lembar Kegiatan Mahasiswa (LKM), dan Tes Hasil Belajar (THB). KESIMPULAN Kesimpulan yang didapatkan berdasarkan hasil penelitian adalah perangkat pembelajaran berdasarkan masalah materi geometri non Euclides dikembangkan dengan menggunakan model pengembangan 4D yang dimodifikasi. Pengembangan perangkat 23

Fatriya Adamura, Pengembangan Perangkat Pembelajaran... pembelajaran pada penelitian ini dilakukan sampai tahap ketiga, yaitu: pendefinisian (define), perancangan (design), dan pengembangan (develop). Perangkat pembelajaran kooperatif berbasis informasi bermakna materi persamaan diferensial ordo dua yang dikembangkan meliputi: (1) Satuan Acara Perkuliahan (SAP), (2) Lembar Kegiatan Mahasiswa (LKM), dan (3) Tes Hasil Belajar (THB). Perangkat pembelajaran berdasarkan masalah materi geometri non Euclides yang baik telah didapatkan karena perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan dinyatakan valid oleh para validator, aktivitas mahasiswa efektif, kemampuan dosen dalam mengelola pembelajaran baik, tes hasil belajar sensitif, valid, dan reliabel, serta respon mahasiswa positif SARAN Saran yang dikemukakan berdasarkan hasil penelitian adalah perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan pada penelitian ini masih perlu diterapkan di kelas lain untuk melihat efektivitas perangkat pembelajaran ini. DAFTAR PUSTAKA Adamura, Fatriya. 2011. Pembelajaran Diskusi Kelas Berbasis Diskusi Kelompok Intuitif pada Mata Kuliah Sistem Geometri untuk Melatihkan Proses Berpikir Intuitif dan Kompetensi Guru Profesional. Penelitian Mandiri. IKIP PGRI Madiun Alimuddin. 2009. Menumbuhkembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa melalui Tugas-tugas Pemecahan Masalah. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Penelitian dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas Mahmudi, Ali. 2009. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Siswa melalui Pembelajaran Matematika Realistik. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Penelitian dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta Permen 22 Tahun 2006 tentang Tujuan Pendidikan Nasional. 2006. Jakarta Santoso, Fransiskus Gatot Iman. 2012. Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kreatif pada Siswa Sekolah Dasar melalui Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika, LSM Himatika XX, Universitas Negeri Yogyakarta 24