IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN BAHASA DENGAN METODE MEMBACAKAN CERITA ( STORY READING

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pendidikan anak usia dini. Di dalam undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun. bagi anak berusia empat tahun sampai enam tahun.

PENGGUNAAN METODE BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN PADA ANAK DIDIK KELOMPOK B DI TK AISYIYAH 1 DIBAL NGEMPLAK BOYOLALI

Di susun Oleh: PUJI RAHAYU A

BAB I PENDAHULUAN. (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dapat mengubah pola pikir seseorang dalam mencapai tujuan kehidupan serta

BAB I PENDAHULUAN. bayi, balita hingga masa kanak-kanak. Kebutuhan atau dorongan internal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang mandiri. Begitu pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, dan teknologi agar bangsa semakin maju dan berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

SURAKARTAA. SKRIPSI persyaratan. Sarjana S-1. Disusun Oleh : DWI A USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-6 tahun dengan

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Taman Kanak kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI NYANYIAN/LAGU BAGI ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting pada masa ini. Hal ini disebabkan masa usia dini merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI PERMAINAN TEBAK NAMA DI TK AISYIYAH CABANG BLIMBING POLOKARTO SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada di masa keemasan the golden age, yaitu masa

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003). Dari bagian-bagian itu tidak

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tia Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Pendidikan Nasional berupaya terus menerus untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. usia ini merupakan usia emas (golden age) yang merupakan masa peka dan

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) saja, tetapi masyarakat mulai mengenal PAUD. Dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Taman Kanak-Kanak adalah pendidikan anak usia dini jalur formal

BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian

BAB I PENDAHULUAN. mulia serta ketrampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agaranak memiliki kesiapan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menunjukkan bakat di lingkungan masyarakat. Pendidikan diarahkan

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S1 Sarjana pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI ANAK MELALUI METODE BERCAKAP CAKAP PADA KELOMPOK B DI RA NURUL HIKMAH RINGINHARJO SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut UU tentang Sisdiknas No. 20 tahun 2003: terhadap manusia menuju ke arah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Secara teoritis dan fisiologis tujuan. mandiri sendiri dan tidak tergantung pada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Untuk mencetak manusia yang berpribadi kuat, cerdas dan mandiri,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nida Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dibidang pendidikan. dalam satu program kegiatan belajar dalam rangka kegiatan belajar dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan daya cipta yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses mengubah tingkah laku anak didik agar

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang lain. Usia dini merupakan awal dari pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. PAUD diberikan melalui kegiatan bermain seraya belajar. Pada saat bermain

BAB I PENDAHULUAN. satu sistem Pendidikan Nasional yang diatur dalam UU No.20 Tahun tentang sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 tersebut telah diatur pada pasal 31 ayat 2 yang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. pikiran sikap dan perbuatan dengan menggunakan bahasa. Kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan pendidik tentang karakteristik peserta didik tersebut hendaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. lahir sampai dengan usia enam tahun. Pemberian rangsangan pendidikan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TEMU NIM: A53B090189

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Berdasarkan penelitian Benyamin S. Bloon (1992)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai anak usia prasekolah. Perkembangan kecerdasan pada masa ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. terselesaikan apabila manusia tersebut mempunyai kemampuan. (

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah membentuk pribadi anak menjadi seorang dewasa yang. berdiri sendiri dan tidak tergantung pada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maslah

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia indonesia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya kemampuan bahasa bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan masa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan atau golden age (Slamet. Suyanto, 2005: 6). Oleh karena itu pendidikan pada masa ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang kreatif, mandiri dan professional dibidangnya masing-masing, hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa :

Transkripsi:

IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN BAHASA DENGAN METODE MEMBACAKAN CERITA ( STORY READING) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN PADA ANAK DIDIK KELOMPOK B TK AISYIYAH II NGADIREJO KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini Oleh: BARDANI A 520 0850 014 PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan sebagai suatu proses, baik berupa pemindahan maupun penyempurnaan melibatkan dan mengikutsertakan bermacam-macam komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS menjelaskan secara jelas batasan tentang pendidikan anak usia dini, dalam penjelasan pasal 28 ayat (1); bahwa pendidikan anak usia dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai dengan enam tahun dan bukan merupakan prasyarat untuk mengikuti pendidikan dasar. Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1, Pasal 1, butir 14, menyatakan bahwa: pendidikan anak usia dini yang selanjutnya disebut PAUD, adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai berusia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam

memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan TK merupakan salah satu bentuk pendidikan formal pada pendidikan anak usia dini. Di dalam Undang- Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 peraturan pemerintah tentang pendidikan anak usia dini pasal 1 ayat 7 dijelaskan: Taman Kanak-kanak yang selanjutnya disingkat TK adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak berusia empat tahun sampai enam tahun. Pendidikan yang dilakukan pada anak usia dini pada hakikatnya adalah upaya memfasilitasi perkembangan yang sedang terjadi pada dirinya. Perkembangan anak usia dini merupakan peningkatan kesadaran dan kemampuan anak untuk mengenal dirinya dan berinteraksi dengan lingkungannya seiring dengan pertumbuhan fisik yang dialaminya. Perkembangan bahasa diajarkan agar anak memiliki pemahaman dan komunikasi melalui kata, ujaran dan tulisan yang diperlukan dalam kegiatan berkomunikasi dengan individu lain baik anak maupun orang dewasa dengan secara verbal maupun non verbal. Pengembangan ini mempunyai 2 tujuan yaitu: 1) mendengar dan berbicara, 2) membaca dan menulis. Para pendidik sangatlah penting mengetahui bagaimana cara belajar berbahasa anak, hal ini berkaitan dengan pembelajaran bahasa anak. Anak Usia Dini, termasuk anak TK memiliki karakteristik perkembangan fisik dan psikologis yang khas. Secara teoritis anak usia dini berada dalam masa keemasan, dimana anak mula peka untuk menerima berbagai stimulan dari lingkungannya baik disengaja maupun tidak disengaja.

Pada masa peka inilah terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dari psikis sehingga anak siap merespon setiap stimulan dari lingkungan dan berbagai upaya pendidikan. Selain itu, masa usia dini merupakan pondasi awal bagi pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya, sehingga diperlukan layanan pendidikan yang sesuai agar mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Kemampuan berbahasa anak merupakan suatu hal yang penting karena dengan bahasa tersebut anak dapat berkomunikasi dengan teman atau orangorang di sekitarnya. Bahasa merupakan bentuk utama dalam mengekspresikan pikiran dan pengetahuan bila anak mengadakan hubungan dengan orang lain. Anak yang sedang tumbuh dan berkembang mengkomunikasikan kebutuhan, pikiran dan perasaanya melalui bahasa dan kata-kata yang mempunyai makna unik. Pada anak usia dini, bahasa yang digunakan terbatas pada pengetahuan tentang penggunaan bahasa dan makna. Bercerita bagi anak merupakan kegiatan yang disukai dan disenangi. Kegiatan semacam ini sejak dulu dilakukan oleh orang tua mereka untuk pengantar tidur siang atau malam hari. Kebiasaan ini berjalan terus hingga saat ini pun bercerita masih dilakukan oleh orang tua yang ingin membina dan membentuk perkembangan pribadi anaknya. Anak senang pada cerita karena terdapat sejumlah manfaat bagi anak dalam perkembangan dan pembentukan pribadi anak. Pengaruh cerita, membaca cerita dan bercerita yang demikian besar menjadi salah satu alasan bagaimana sebuah cerita yang baik perlu diciptakan,

dikembangkan dan disebarluaskan. Cerita tersebut harus mengembangkan berbagai aspek pada diri anak agar pengaruh negatif dari cerita dapat dihindari, dan agar cerita dapat memberikan pesan edukatif dan psikologis secara optimal menghasilkan bahasa yang benar dan bermakna. Bahasa yang dihasilkan anak usia dini masih terbatas pada ekspresi secara verbal berupa ucapan dan bukan tulisan. Oleh karena itu, kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan anak, maka pemilihan metode harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran bahasa. Di TK Aisyiyah II Ngadirejo Kartasura, kemampuan bahasa lisan anak masih kurang maksimal. Gejala-gejala yang terlihat seperti anak masih kesulitan dalam menyampaikan gagasan, pikiran dan kehendak kepada guru dan temannya, anak ragu-ragu dalam berbicara karena keterbatasan kosa kata. Hal ini memungkinkan anak malu dan takut untuk maju ke depan kelas. Peneliti sering mendapati kebiasaan anak yang selalu gaduh saat pembelajaran di kelas, keaktifan anak dalam proses pembelajaran bahasa juga masih rendah, anak-anak kurang merespon apa yang diterangkan oleh guru. Hal ini bisa diketahui dengan melihat kegiatan anak disekolah. Rendahnya kemampuan bahasa lisan anak di TK Aisyiyah II Ngadirejo disebabkan karena guru kurang memanfaatkan alat peraga dengan maksimal, kurang bisa mengelola kelas, kurang bisa memotivasi anak dalam melakukan kegiatan. Pada saat proses pembelajaran masih berpusat pada guru sehingga anak menjadi bosan dengan metode yang digunakan, menginginkan untuk bermain di luar kelas karena jenuh. Pada saat kegiatan bercerita

menggunakan buku cerita yang tidak bervariasi, kurang pembaharuan. Kelemahan-kelemahan di atas merupakan masalah dan perlu adanya strategi pembelajaran di kelas agar permasalahan tersebut dapat dipecahkan. Untuk memecahkan masalah tersebut diperlukan salah satu metode yang tepat agar nantinya anak usia dini dapat menguasai penggunaan bahasa yang tepat dan benar, tentunya tidak melupakan unsur kegembiraan sehingga konsep bermain sambil belajar dapat berjalan dengan baik. Salah satu metode yang digunakan adalah dengan membacakan cerita (Story Reading). Mengajarkan bahasa di taman kanak-kanak yang paling efektif adalah dengan bercerita, karena dengan adanya cerita anak akan mengikuti alur cerita selanjutnya. Hal ini dapat merangsang berkembangnya komponen kecerdasan linguistik yang paling penting, yaitu kemampuan menggunakan bahasa untuk mencapai sasaran praktis. Anak-anak masuk ke Taman Kanak-kanak dengan kemampuan subtansial untuk berbicara dan mendengarkan. Meskipun demikian, selama masa Taman Kanak-kanak, kemampuan ini harus lebih dikembangkan dan diperbaiki. Anak-anak harus belajar mendengarkan, mengingat, mengikuti petunjuk, mencatat detail, dan memahami ide-ide utama. Mereka harus menggunakan dan memperluas kosa kata bahasa lisan mereka untuk menjelaskan ide-ide, untuk mendiskripsikan objek dan peristiwa, untuk mengekspresikan perasaan mereka sendiri, atau orang lain. Mereka hendaknya suka berbagi pengalaman dengan bahasa dan gembira dalam belajar dan menggunakan kata-kata baru.

Sesuai kurikulum TK untuk mengembangkan kemampuan berbahasa digunakan berbagai tekhnik untuk merangsang anak didik dalam berbahasa. Berpijak dari latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mendalami dan mengetahui kemampuan berbahasa anak usia dini, maka penelitian ini berjudul Implementasi Pengembangan Bahasa Dengan Metode Membacakan Cerita (Story Reading) Untuk Meningkatkan Kemampuan Bahasa Lisan Pada Anak Didik Kelompok B TK Aisyiyah II Ngadirejo Kartasura Tahun Pelajaran 2009/2010. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian di atas maka identifikasi masalah pada penelitian ini adalah : 1. Kurangnya penerapan metode bercerita dalam pembelajaran di TK Aisyiyah II Ngadirejo Kartasura. 2. Metode pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi di TK Aisyiyah II Ngadirejo Kartasura. 3. Adanya keterbatasan anak dalam penyampaian gagasan, melalui bahasa lisan di TK Aisyiyah II Ngadirejo Kartasura. C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah bertujuan agar kajian dan analisis di dalam penelitian tidak terlalu luas dan lebih fokus. Pembatasan masalah dapat memberikan arahan pada penelitian untuk dapat memfokuskan penyelesaian

masalah pada titik utama permasalahan yang lebih mendetail. Adapun penelitian ini dibatasi penggunaan metode membacakan cerita (Story Reading) dalam peningkatan kemampuan bahasa lisan pada anak didik kelompok B di TK Aisyiyah II Ngadirejo Kartasura semester 2 tahun pelajaran 2009/2010. D. Rumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini dimaksudkan supaya masalahmasalah yang akan diteliti dapat diklasifikasikan secara rinci. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah implementasi pengembangan bahasa dengan metode membacakan cerita (Story Reading) dapat meningkatkan kemampuan bahasa lisan pada anak didik kelompok B di TK Aisyiyah II Ngadirejo Kartasura Semester 2 tahun pelajaran 2009/2010? 2. Seberapa besar peningkatan kemampuan bahasa lisan pada anak didik kelompok B di TK Aisyiyah II Ngadirejo Kartasura semester 2 tahun pelajaran 2009/2010? E. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bahasa lisan pada anak melalui metode membacakan cerita (Story Reading). Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk: 1. Memperoleh informasi peningkatan kemampuan bahasa lisan melalui metode membacakan cerita (Story Reading) pada anak didik kelompok B

di TK Aisyiyah II Ngadirejo Kartasura semester 2 tahun pelajaran 2009/2010. 2. Mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan bahasa lisan pada anak didik kelompok B di TK Aisyiyah II Ngadirejo Kartasura semester 2 tahun pelajaran 2009/2010. F. Manfaat penelitian 1. Manfaat teoritis Secara umum penelitian hasil ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran di taman kanak-kanak, terutama pada peningkatan kemampuan bahasa lisan anak melalui metode membacakan cerita (Story Reading). Oleh karena itu guru dapat menerapkan metode ini pada pembelajaran di taman kanak-kanak. 2. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis sebagai berikut: a. Bagi guru Sebagai masukan dalam peningkatan kegiatan belajar anak agar dapat menentukan strategi pengajaran melalui metode membacakan cerita (Story Reading).

b. Bagi penulis Bagi penulis dapat memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan pembelajaran dengan menggunakan metode membacakan cerita (Story Reading). c. Bagi masyarakat umum Memberi motivasi untuk meningkatkan pengembangan bahasa anak.