1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sehat adalah suatu gambaran kondisi Indonesia di masa depan, yakni masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Visi Depkes 2010-2014 adalah masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan (Depkes, 2009,17 2). Meningkatkan derajat kesehatan yang adil dan merata diperlukan sikap respontif dan efektif dalam melakukan suatu tindakan untuk memberi kenyamanan dan menghindari resiko yang akan terjadi seperti resiko kehamilan dan persalinan. Persalinan merupakan suatu hal yang fisiologis bagi seluruh wanita di dunia, walaupun sebagian besar calon ibu terutama primigravida merasa tegang, takut dan menyakitkan menghadapi proses persalinan. Persalinan atau partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi ( janin dan uri ) yang dapat hidup kedunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain (Williams, 2006. hlm. 274). Adanya kontraksi rahim pada persalinan menimbulkan rasa nyeri pada persalinan (Prawirohardjo,1997, hlm.180). Nyeri adalah proses alamiah dalam persalinan. Apabila tidak diatasi dengan baik akan menimbulkan masalah lain yaitu meningkatnya kecemasan karena kurangnya pengetahuan dan belum adanya pengalaman pada ibu primigravida saat menghadapi persalinan sehingga produksi hormon adrenalin meningkat dan mengakibatkan
vasokontriksi yang menyebabkan aliran darah ibu ke janin menurun. Janin akan hipoksia sedangkan ibu mengalami persalinan yang lama dan dapat meningkatkan tekanan darah. Manajemen nyeri persalinan dapat diterapkan secara non farmakologis dan farmakologis. Pendekatan secara non farmakologis tanpa penggunaan obat-obatan seperti relaksasi, masase, akupresur, akupunktur, kompres panas atau dingin dan pijat. sedangkan secara farmakologis melalui penggunaan obat-obatan. Manajemen nyeri non farmakologis lebih aman, sederhana dan tidak menimbulkan efek merugikan serta mengacu kepada asuhan sayang ibu, dibandingkan dengan metode farmakologi yang berpotensi mempunyai efek yang merugikan (Walsh, 2007, hlm. 263). Proses persalinan identik dengan rasa nyeri yang akan dijalani. Tenaga ahli seperti dokter, dizaman Romawi dan Yunani dahulu beranggapan bahwa pijat merupakan bagian penting dalam proses penyembuhan dan penghilang rasa sakit. Pijat merupakan salah satu cara memanjakan diri, karena sentuhan memiliki keajaiban tersendiri yang sangat berguna untuk menghilangkan rasa lelah pada tubuh, memperbaiki sirkulasi darah, merangsang tubuh untuk mengeluarkan racun serta meningkatkan kesehatan pikiran (Hutasoit, 2000, hlm. 61). Penelitian Rahmadani (2009) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pijat punggung dengan teknik Counterperssure terhadap nyeri persalinan yang dilakukan pada 9 orang ibu primipara kelompok intervensi dan 9 orang ibu primipara kelompok intervensi dan 9 orang kelompok kontrol selama 30 menit dengan menggunakan desain quasi eksperimen diperoleh hasil bahwa sebelum dilakukan pijat Counterperssure, intensitas nyeri rata-rata 7,33 dan setelah dilakukan pijat dengan teknik Counterperssure
intensitas nyeri rata-rata 4,56. Hal ini menunjukkan bahwa pijat Counterpressure dapat menurunkan intensitas nyeri persalina pada ibu primipara kala I. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Maury (1999 dalam Turana, 2004) mengatakan bahwa pijat sudah tidak diragukan lagi dalam membantu fungsi fisik maupun psikis. Pijat sudah cukup populer dikembangkan di negara prancis. selain efek fisik yang ditemukan dalam pemijatan terdapat pula efek tambahan lainnya seperti untuk membantu relaksasi, menentramkandan mengurangi beberapa bentuk keluhan nyeri. Sedangkan penelitian yang dilakukan Cutter (1992 dalam Price,1997) dengan tujuan penelitian adalah memudahkan ibu untuk mencapai relaksasi yang hasilnya bukan hanya mengurangi nyeri yang dirasakan ibu selama proses persalinan tetapi juga memungkinkan ibu agar tetap sadar dan menikmati saat-saat terakhir kelahiran anaknya yang unik serta sangat berharga. Kontak fisik merupakan sumber kenyamanan pada saat persalinan. Pijatan dapat menjadi cara untuk membuat ibu menjadi rileks, mendekatkan ibu dengan suami dan bidan serta bermanfaat pada tahap pertama persalinan untuk mengurangi rasa sakit, menenangkan dan menentramkan diri ibu ( Stoppar, 2002, hal. 179). Menurut Danuatmaja & Meiliasari (2004) Ibu yang di pijat dua puluh menit setiap jam selama persalinan akan lebih terbebas dari rasa sakit. Hal ini disebabkan karena pijatan merangsang tubuh untuk melepaskan senyawa Endorphin yang merupakan pereda rasa sakit. Endorphin juga dapat menciptakan perasaan nyaman dan enak. Pijat secara lembut membantu ibu merasa lebih segar, rileks, dan nyaman dalam persalinan. Pijat dalam persalinan juga dapat membuat ibu merasa lebih dekat dengan orang yang merawatnya. Sentuhan seorang yang peduli dan ingin menolong merupakan sumber kekuatan saat ibu sakit, lelah dan takut. Disamping mempersiapkan ibu dan
kelahiran pada bayi di beberapa negara seperti India dan Jepang pijat merupakan bagian terpenting dari keterampilan bidan. Banyak wanita merasa bahwa pijatan sangat efektif dalam menghilangkan rasa sakit pada saat melahirkan yang secara umum akan membantu menyeimbangkan energi, merangsang dan mengatur tubuh memperbaiki sirkulasi darah, kelenjar getah bening sehingga oksigen, zat makanan, dan sisa makanan dibawa secara efektif dari jaringa tubuh ibu ke plasenta dengan mengendurkan ketegangan yang membantu menurunkan emosi. Pijat merupakan relaksasi, menenangkan saraf, dan membantu menurunkan tekanan darah (Balaskas, 2005, hlm 44). Menurut penelitian oleh Burman (1997) melaporkan ibu yang dipijat menyatakan penurunan nyeri dan kecemasan, menunjukkan penurunan kegelisahan dan berefek positif pada proses persalinan. Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 21 September 2010 di klinik Tutun Sehati Tanjung Morawa dengan metode wawancara pada 10 orang ibu inpartu.menyatakan bahwa mereka belum pernah mendengar tentang metode pijat untuk mengurangi nyeri dalam persalinan. Dari pengalaman10 orang ibu bersalin tersebut, 6 orang ibu mengatakan merasakan nyeri pada saat kontraksi dan tindakan yang dilakukan ibu untuk mengatasi nyeri dengan menarik nafas, dan 4 orang ibu mengatakan nyeri pada saat kontraksi dan tindakan yang dilakukan untuk mengatasi nyeri dengan melakukan posisi miring kanan dan miring kiri. Sedangkan tindakan yang dilakukan pada 10 orang bidan untuk mengatasi nyeri pada ibu bersalin, 6 bidan melakukan tindakan menyuruh ibu tarik nafas panjang dan 4 bidan menyuruh ibu untuk melakukan posisi miring kanan dan miring kiri serta menyuruh suami untuk menenangkan si ibu. Berdasarkan penjelasan diatas peneliti tertarik untuk melanjutkan
penelitian sebelumnya tentang efektifitas pijat terhadap penurunan nyeri pada persalinan kala I Fase aktif ibu inpartu dengan teknik Effluerage. B. Perumusan masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah : efektifitas pijat terhadap penurunan nyeri Persalinan kala I fase aktif ibu inpartu di Klinik Bersalin Tutun Sehati di Tanjung Morawa. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengidentifikasi efektifitas pijat terhadap penurunan nyeri persalinan kala I fase aktif pada ibu inpartu di Klinik Tutun Sehati di Tanjung Morawa tahun 2010. 2. Tujuan khusus a. Mengidentifikasi karakteristik responden. b. Mengidentifikasi skala nyeri sebelum dilakukan tindakan pijat pada ibu inpartu kala I fase aktif kelompok intervensi. c. Mengidentifikasi skala nyeri sesudah dilakukan tindakan pijat pada ibu inpartu kala I fase aktif kelompok intervensi. d. Mengidentifikasi skala nyeri sebelum dilakukan tindakan pijat pada ibu inpartu kala I fase aktif kelompok kontrol. e. Mengidentifikasi skala nyeri sesudah dilakukan tindakan pijat pada ibu inpartu kala I fase aktif kelompok kontrol. f. Menguji skala nyeri sebelum dan setelah dilakukan tindakan pijat ibu inpartu kala I fase aktif kelompok intervensi.
g. Menguji skala nyeri sebelum dan setelah dilakukan tindakan pijat pada ibu inpartu kala I fase aktif kelompok kontrol.membandingkan perbedaan skala nyeri setelah dilakukan pijat pada ibu inpartu kala I fase aktif kelompok intervensi dengan kelompok kontrol. D. Manfaat penelitian 1. Bagi pelayanan kebidanan Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan pada ibu bersalin dalam mengatasi nyeri pada persalinan kala I fase aktif. 2. Bagi Penelitian Sebagai pengetahuan dan informasi untuk penelitian yang berikut yang sejenis. 3. Pendidikan kebidanan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pengembangan ilmu pada mata kuliah asuhan kebidanan khususnya ASKEB II (Persalinan).