BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan investasi dan perkembangan ekonomi di suatu negara memiliki keterkaitan yang sejalan. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka semakin baik pula tingkat kemakmuran penduduknya. Tingginya tingkat kemakmuran suatu negara ditandai dengan kenaikan pendapatan perkapita masyarakatnya. Dengan peningkatan pendapatan, maka semakin banyak orang yang memiliki kelebihan dana dan kelebihan dana tersebut dapat disimpan dalam bentuk tabungan atau diinvestasikan dalam bentuk surat berharga yang diperdagangkan dalam pasar modal (Laporan Tahunan BI, 2001). Peran aktif dari sebuah lembaga pasar modal sangat dibutuhkan untuk mendorong perekonomian sebuah negara menjadi lebih baik. Pasar modal yang biasanya dikenal dengan bursa efek adalah wadah pertemuan antara pihak yang memiliki dana lebih dan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Saham yang diperjualbelikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) termasuk dalam kategori growth stock yang didorong oleh permintaan produk yang tinggi terutama pada seperti pertambangan, manufaktur, energi, infrastruktur, barang-barang konsumsi dan teknologi. Membaiknya kondisi perdagangan saham membuat jumlah investor yang meramaikan perdagangan saham di BEI pun meningkat bahkan masyarakat umum pun tidak ragu untuk menginvestasikan kelebihan dananya di pasar saham. Hal ini menggambarkan kesadaran masyarakat umum bahwa dengan berinvestasi di pasar saham jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan hanya menyimpan dana di bank. Saham yang dapat memberikan keuntungan di masa datang terlihat dari harga di pasar yang secara kontinu memperlihatkan pergerakan positif (naik). Semakin banyak investor yang ingin membeli atau menyimpan suatu saham, harganya semakin naik. Sebaliknya semakin banyak investor yang ingin menjual atau melepaskan suatu saham, harganya semakin bergerak turun.
Umumnya, semakin banyak kinerja suatu perusahaan semakin tinggi laba usahanya. Semakin banyak keuntungan yang dapat dinikmati oleh pemegang saham, juga semakin besar kemungkinan harga saham akan naik (Koetin, 1992:89). Tingkat profitabilitas sebuah perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan yang diperbaharui secara periodik sebagai salah satu kewajiban perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan maka dibutuhkan pendekatan anlisis. Pendekatan analisis pasar modal ada dua, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental mendasarkan pola pikir perilaku harga saham ditentukan oleh perubahan variabel dasar kinerja perusahaan. Lebih jelasnya, analisis ini ditentukan oleh nilai perusahaan. Ada dua pendekatan dalam menentukan nilai intrinsik saham berdasarkan analisa fundamental yaitu pendekatan nilai sekarang (Present Value Approach) dan pendekatan rasio harga terhadap earning (Price Earning Ratio/PER) (Tandelilin, 184:2007). Analisis fundamental juga sering disebut analisis perusahaan karena analisis ini menggunakan data keuangan perusahaan dalam menghitung nilai intrinsik saham. Sedangkan analisis teknikal adalah analisis harga saham berdasarkan informasi kondisi perdagangan saham, keadaan pasar, permintaan dan penawaran, kurs dan volume transaksi di masa lalu. Analisis teknikal fokus terhadap perubahan harga saham yang terjadi berdasarkan pola perilaku harga saham itu sendiri, sehingga ada kecenderungan untuk terulang kembali. Asumsi dasar dari analisis teknikal adalah bahwa jual beli saham merupakan kegiatan berspekulasi (Husnan, 2003:338). Likuiditas saham adalah ukuran jumlah transaksi suatu saham di pasar modal dalam periode tertentu. Semakin likuid saham maka frekuensi transaksi juga semakin tinggi. Hal ini menggambarkan minat investor untuk memiliki saham tersebut juga tinggi. Minat yang tinggi dikarenakan saham yang likuiditasnya tinggi memberikan kemungkinan lebih tinggi untuk mendapatkan return dibandingkan saham yang likuiditasnya rendah, sehingga tingkat likuiditas saham pastinya akan mempengaruhi harga saham.
Untuk mengetahui saham yang memiliki tingkat likuiditas tinggi, BEI memiliki Indeks LQ45 yang menjabarkan 45 perusahaan yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan. Tujuan dibuatnya Indeks LQ45 adalah untuk membantu investor dalam menilai saham dari segi likuiditasnya. Penelitian ini mencoba menganalisis lebih jauh tentang analisis rasio likuiditas perusahaan yang terdiri dari Book Value Per Share (BVPS), Dividen Payout Ratio (DPR), Return On Assets (ROA), Earning Per Share (EPS) dan Net Income (NI) terhadap pergerakan harga saham untuk objek yang dianalisis adalah perusahaan kategori saham LQ45 pada Bursa Efek Indonesia periode 2009-2012. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis mengangkat judul: ANALISIS RASIO AKUNTANSI SEBAGAI PENENTU DARI PERGERAKAN HARGA SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI). 1.2 Rumusan Masalah Permasalahan yang penulis hendak kemukakan dalam penelitian ini adalah: Apakah tingginya Book Value Per Share (BVPS) membuat nilai saham perusahaan LQ45 menjadi rendah atau sebaliknya? Apakah tingginya Dividend Payout Ratio (DPR) membuat nilai saham perusahaan LQ45 menjadi rendah atau sebaliknya? Apakah tingginya Return on Asset (ROA) membuat nilai saham perusahaan LQ45 menjadi rendah atau sebaliknya? Apakah tingginya Earning Per Share (EPS) membuat nilai saham perusahaan LQ45 menjadi rendah atau sebaliknya? Apakah tingginya Net Income (NI) membuat nilai saham perusahaan LQ45 menjadi rendah atau sebaliknya?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang penulis hendak kemukakan dalam penelitian ini adalah: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis benar tidaknya Book Value per Share (BVPS) yang tinggi membuat nilai saham perusahaan LQ45 menjadi rendah atau sebaliknya Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis benar tidaknya Dividend Payout Ratio (DPR) yang tinggi membuat nilai saham perusahaan LQ45 menjadi rendah atau sebaliknya Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis benar tidaknya Return on Assets (ROA) yang tinggi membuat nilai saham perusahaan LQ45 menjadi rendah atau sebaliknya Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis benar tidaknya Earning Per Share (EPS) yang tinggi membuat nilai saham perusahaan LQ45 menjadi rendah atau sebaliknya Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis benar tidaknya Net Income (NI) yang tinggi membuat nilai saham perusahaan LQ45 menjadi rendah atau sebaliknya 1.4 Manfaat Penelitian A. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan bisa memperdalam ilmu pengetahuan ekonomi terfokus pada analisis rasio akuntansi sebagai penentu dari pergerakan harga saham perusahaan dan menjadi sumber informasi tambahan dalam penulisan karya ilmiah sejenis. B. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan pertimbangan yang rasional dalam pengambilan keputusan dan kebijakan oleh manager atau pun pemilik perusahaan yang diperkirakan berpengaruh terhadap pergerakan harga saham
untuk jangka waktu pendek (short term) ataupun jangka waktu panjang (long term). C. Bagi Investor Tidak hanya bagi perusahaan, penelitian ini juga diharapkan bisa menjadi bahan pertimbangan bagi calon investor yang akan menginvestasikan sahamnya di pasar modal sehingga investor tidak salah alokasi saham. Diharapkan faktor-faktor yang diteliti dapat memberikan gambaran kepada investor dalam menganalisis berapa besar pergerakan saham yang dapat diperoleh jika dihubungkan dengan faktor-faktor yang diteliti. 1.5 Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Bab pertama ini menjabarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab kedua ini menguraikan tentang landasan teori, definisi dan penjelasan yang berkaitan dengan penelitian ini. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang desain penelitian, jenis dan sumber data, populasi dan sampel, variabel penelitian, tekhnik pengumpulan data dan tekhnik analisis data. BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan deskripsi objek penelitian, anlisis data dan interpretasi hasil. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Bab terakhir ini terdiri dari kesimpulan singkat tentang materi yang disajikan dan saran dari peneliti.