BAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat dalam menjalani hidupnya. Dengan belajar diharapkan terjadi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Irma Khoirsyah Riati, 2016

2016 ANALISIS POLA MORAL SISWA SD,SMP,SMA,D AN UNIVERSITAS MENGENAI ISU SAINS GUNUNG MELETUS D ENGAN TES D ILEMA MORAL

BAB I P E N D A H U L U A N. Karakter yang secara legal-formal dirumuskan sebagai fungsi dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan sebuah negara. Maka dari itu, jika ingin memajukan sebuah negara terlebih dahulu

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk hidup manusia dituntut memiliki perilaku yang lebih baik dari

Konsep Dasar Pendidikan Berkarakter

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jenny Fitria, 2014

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan yaitu kegiatan belajar oleh pembelajar (Siswa) dan kegiatan mengajar

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

STRATEGI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS NILAI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMP NEGERI 3 MALANG

LATAR BELAKANG. Jika dicermati, ternyata kesepuluh tanda jaman tersebut sudah ada di Indonesia.

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan tentang bentuk-bentuk. kerjasama guru dan orang tua dapat disimpulkan, sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

PEMAHAMAN DAN KESIAPAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sumber dan simbol kemajuan suatu bangsa. Kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. demokratis senantiasa memberi perhatian terhadap pendidikan melalui regulasi yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia sebagaimana tertuang dalam. Undang Undang No 2/1989 Sistem Pendidikan Nasional dengan tegas

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi. penting. Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN. individu semakin berkembang serta dapat menggali potensi diri. Selain itu,

A. LATAR BELAKANG MASALAH

PERAN GURU DALAM MENANAMKAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR 1

BAB I PENDAHULUAN. No. 20/2003 tentang Sistem pendidikan Nasional Pasal I Ayat I,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. asusila, kekerasan, penyimpangan moral, pelanggaran hukum sepertinya sudah

BAB I PENDAHULUAN. yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan bertujuan untuk menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Atas dasar pemikiran tersebut, pendidikan karakter. dengan metode serta pembelajaran yang aktif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. saat ini, para bapak pendiri bangsa (the founding fathers) menyadari bahwa paling

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Produksi film di Indonesia kian hari kian berkembang, mulai dari yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya, dan terjadi pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang

2015 PENERAPAN METODE TIMED PAIR SHARE UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP DEMOKRATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Tentang Budaya Religius di MTs Darul Falah. Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. masih jauh dari harapan nilai keadilan. Ditambah pula

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat diandalkan. Tanpa

DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah survei pernah dilakukan Mazzola (2003) tentang bullying di sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendapatkan pekerjaan yang baik. Sekolah harus mampu mendidik peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pengolahan data, pembahasan hasil penelitian yang telah

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berperan penting dalam memajukan bangsa, kualitas

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia terlupa akan pendidikan karakter bangsa. Padahal,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

PENGARUH IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER TERHADAP ASPEK AFEKTIF SISWA. Pipin Erlina, Umi Chotimah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB 1 PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Dengan potensi tersebut, seseorang akanmenjadi manfaat atau tidak untuk dirinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. belakang dengan budaya Indonesia atau bahkan bertolak belakang juga dengan

PENANAMAN KARAKTER SAFT SEBAGAI UPAYA MENCIPTAKAN CALON PENDIDIK BERKARAKTER DALAM MATA KULIAH MICROTEACHING

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Tujuan pendidikan nasional yaitu Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kepribadian dan perilaku mereka sehari-hari. Krisis karakter yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknis (skill) sampai pada pembentukan kepribadian yang kokoh

BAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Astrid Sutrianing Tria, 2014

BAB I PENDAHULUAN. hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning

PERAN PENDIDIK DAN SEKOLAH DALAM PENDIDIKAN KARAKTER ANAK. Oleh : S.Wisni Septiarti, M.Si Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

I PENDAHULUAN. pendidikan. Bahkan sistem pendidikan di Indonesia saat ini juga telah banyak. mengubah pola pikir terutama dalam dunia pendidikan.

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaaraan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Gagne (Dahar, 2006: 2), belajar didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisasi mengalami perubahan perilaku akibat pengalaman. Belajar juga merupakan suatu proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat dalam menjalani hidupnya. Dengan belajar diharapkan terjadi perubahan pada manusia tersebut menjadi perubahan yang lebih baik. Perubahan ini dapat berupa sikap, maupun pemikiran. Belajar merupakan kegiatan yang sangat penting yang harus dilakukan oleh manusia. Dengan belajar manusia dapat menghadapi dan mengatasi masalah-masalah yang ada di kehidupannya, meskipun pada dasarnya manusia selalu belajar setiap langkah kehidupannya. Manusia bisa belajar dari lingkungannya maupun dari dirinya sendiri. Karena setiap manusia berharap untuk menjadi lebih baik dalam hidupnya. Pendidikan karakter merupakan hal yang sangat penting bagi pembangunan bangsa Indonesia dan harus dilakukan secara terus menerus. Hal ini sesuai dengan amanah para bapak pendiri bangsa (the founding fathers) bahwa paling tidak ada 3 tantangan besar yang harus dihadapi. Pertama, mendirikan negara yang bersatu dan berdaulat. Kedua adalah membangun bangsa, dan yang ketiga adalah membangun karakter. Ketiga hal ini jelas terlihat pada konsep negara bangsa (nation-state) dan pembangunan karakter bangsa (nation and character building). Implementasinya, membangun negara lebih cepat dari pada membangun bangsa dan karakter. Untuk 1

membangun bangsa dan karakter diperlukan upaya terus menerus yang tidak boleh putus sepanjang sejarah kehidupan kebangsaan Indonesia (Samani dan Hariyanto, 2011: 1). Pendidikan karakter dewasa ini dianggap sangat penting dalam dunia pendidikan yang tujuannya untuk menanamkan karakter-karakter positif dalam diri peserta didik. Untuk mendukung perwujudan cita-cita pembangunan karakter sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 serta mengatasi permasalahan kebangsaan saat ini, maka Pemerintah menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas pembangunan nasional. Semangat itu secara implisit ditegaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025, di mana pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila (Ramly, 2011: 5). Pendidikan karakter merupakan hal yang sangat penting dalam mencegah hancurnya suatu bangsa. Pendidikan karakter dapat mencegah munculnya karakterkarakter yang dapat merusak moral dan bangsa. Thomas Lickona, seorang professor pendidikan dari Cortland University, mengungkapkan sepuluh tanda-tanda zaman yang harus diwaspadai, karena jika tanda-tanda ini sudah ada maka suatu bangsa sudah menuju kehancuran. Tanda-tanda itu adalah (1) kekerasan di kalangan remaja meningkat, (2) penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk, (3) pengaruh peergroup yang kuat dalam tindakan kekerasan, (4) meningkatnya perilaku merusak diri, 2

seperti penggunaan narkoba alkohol, dan seks bebas, (5) semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk, (6) menurunnya etos kerja, (7) Semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru, (8) rendahnya rasa tanggung jawab individu dan warga Negara, (9) membudayanya ketidakjujuran, dan (10) adanya rasa saling curiga dan kebencian di antara sesama. Kesepuluh tanda zaman tersebut sudah ada di Indonesia. Masalah lain yang tengah dihadapi Indonesia adalah system pendidikan yang lebih menekankan pengembangan otak kiri (kognitif) dan kurang memperhatikan otak kanan (afektif, empati, dan rasa). Mata pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan karakter pun (seperti budi pekerti dan agama) ternyata pada prakteknya lebih menekankan pada aspek otak kiri, hafalan atau hanya sekedar tahu (Muslich, 2013: 35-36). Maka jelaslah pendidikan karakter merupakan sesuatu yang sangat penting untuk diterapkan dalam dunia pendidikan dewasa ini. Proses pendidikan karakter didasarkan pada totalitas psikologis individu yang mencakup kemampuan kogitif, afektif, dan psikomotorik. Pada hakikatnya seseorang yang berkarakter merupakan perwujudan dari fungsi totalitas psikologis yang mencakup semua potensi berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik pada manusia dan fungsi kemampuan sosial manusia dalam konteks interaksi dalam keluarga, masyarakat, dan satuan pendidikan. Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosial dapat dikelompokkan dalam : (1) olah hati ; (2) olah pikir; (3) olah raga/kinestetik ; serta (4) olah rasa dan karsa. Proses ini saling berkaitan dan saling melengkapi, masing-masingnya secara konseptual merupakan gugusan nilai sosial yang didalamnya terkandung sejumlah nilai pendidikan karakter (Ramly, 2011: 11). 3

Berdasarkan uraian tentang pelaksanaan pendidikan karakter di atas dapat kita maknai bahwa untuk melaksanakan pendidikan karakter yang efektif dan dapat mencapai tujuan pendidikan karakter itu sendiri dengan cara melatih potensi individu yang mencakup potensi kemamuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Untuk melatih potensi individu ini dapat dilakukan pada kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler menurut Sulystiyowati (Fitriani, 2014: 19) merupakan kegiatan pendidikan yang dilakukan diluar kegiatan pembelajaran dan kegiatan bimbingan konseling. Kegiatan ini bertujuan untuk membantu perkembangan peserta didik terutama dari segi perilaku dan sikap yang dilakukan secara khusus oleh suatu lembaga pendidikan. Sedangkan menurut Masnur (Fitriani, 2014: 19-20) kegiatan ekstrakurikuler dapat mengembangkan dan melatih kemampuan dan rasa tanggungjawab sosial serta prestasi peserta didik. Bentuk dari kegiatan ekstrakurikuler itu sendiri disesuaikan dan dapat dikembangkan oleh masing-masing lembaga pendidikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Berdasarkan Permendikbud nomor 81A pasal 2 tahun 2013 lampiran III (Fitriani, 2014: 21) salah satu fungsi dari kegiatan ekstrakurikuler adalah fungsi pengembangan, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengembangkan karakter. Berdsarkan fungsi tersebut maka kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu kegiatan untuk mengembangkan karakter. Dan tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Kegiatan outdoor seperti game outbound merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dapat memberikan 4

kesempatan kepada peserta untuk mengembangkan potensi kognitif, afektif dan psikomotor. Outbound berasal dari Bahasa Inggris yang terdiri dari dua kata out dan bound. Menurut asal katanya, out berarti ke luar, sedangkan bound berarti bentuk. Secara umum dapat didefinisikan bahwa outbound adalah bentuk kegiatan yang dilakukan di luar atau lapangan terbuka. Outbound adalah suatu program kegiatan di alam terbuka yang mendasarkan pada prinsip experiental learning yang disajikan melalui aktivitas fisik dan dikemas dalam bentuk permainan, simulasi, diskusi, dan petualangan sebagai media penyampaian materi (Nurhidayat, 2012: 121) Belajar merupakan hasil dari pengalaman yang didapat oleh manusia dari pengalaman lingkungan dengan terjadinya hubungan antara stimulus-stimulus dan respon-respon (Dahar, 2006: 3). Berdasarkan pembahasan tentang belajar ini, game outbound merupakan salah satu pilihan tepat dalam melaksanakan pendidikan karakter. Pengalaman yang didapat selama pelaksanaan game outbound dapat dijadikan sebagai media belajar bagi mahasiswa dalam mengikuti kegiatan Outdoor. Game outbound menfasilitasi mahasiswa untuk langsung berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Lingkungan menciptakan stimulus-stimulus yang akan direspon oleh manusia dan akan menimbulkan efek perubahan perilaku pada dirinya sebagai bentuk proses belajar. Beberapa penelitian terdahulu membuktikan bahwa game outbound dapat dijadikan sebagai media dan teknik pembelajaran yang dapat mengubah perilaku peserta didik sehingga tertanamnya karakter-karakter positif dalam diri peserta didik. 5

Hulukati dan Rahim (2016) menyimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan outbound mampu merubah mindset peserta didik tentang softskill, dan memberikan solusi terhadap permasalahan dalam pengembangan karakter peserta didik. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Umar (2011) pada mahasiswa semester 2 Program Studi Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Tunas Pembangunan Surakarta, menyimpulkan bahwa ada pengaruh kegiatan outbound terhadap peningkatan karakter percaya diri, kepemimpinan, dan kerjasama tim pada mahsiswa yang menjadi subjek penelitian. Pada pelaksanaannya game outbound dapat mengembangkan potensi dari individu secara totalitas yakni potensi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Jambi setiap tahunnya mengadakan kegiatan outdoor. Kegiatan outdoor ini dilaksanakan oleh mahasiswa semester 4 pendidikan biologi sebagai panitia pelaksana kegiatan, dan mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi semester 2 sebagai peserta. Dosen dan senior serta alumni turut serta dalam menyukseskan jalannya acara. Kegiatan outdoor ini dilaksanakan dalam waktu 4 hari 3 malam di alam terbuka. Tujukan dari kegiatan untuk pembentukan karekter mahasiswa pendidikan biologi Universitas Jambi melalui serangkaian kegiatan yang bersifat outbound. Kegiatan ini wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa tahun pertama di Pendidikan Biologi Universitas Jambi. Peserta yang dinyatakan lulus dalam kegiatan ini akan mendapatkan sertifikat. Sertifikat ini diperlukan sebagai syarat ujian skripsi bagi mahasiswa pendidikan Biologi Universitas Jambi. 6

Pelaksanaan kegiatan outdoor di Program Studi Pendidikan Biologi telah dilakukan mulai tahun 2001 hingga sekarang. Tempat pelaksanaan kegiatan berbeda setiap tahunnya. Pelaksanaan kegiatan mengusung suatu tema, yang biasanya terinspirasi dari makhluk hidup atau lingungan di sekitar lokasi pelaksanaan. Kegiatan outdoor ini bertujuan untuk menanamkan pendidikan karakter dalam diri mahasiswa pendidikan biologi. Pendidikan karakter ini ditanamkan melalui pelaksanaan kegiatan yang bersifat outbound, berupa permainan maupun kegiatan belajar di alam. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan oleh Hariyadi (2014) terhadap sejumlah mahasiswa pendidikan biologi FKIP Universitas Jambi yang telah mengikuti kegiatan outdoor di Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Jambi, kegiatan tersebut dapat menumbuhkan karakter- karakter positif terutama tanggung jawab, solidaritas, dan kedisiplinan. Namun pada pelaksanaannya pengembangan karakter ini masih belum maksimal, dikarenakan pelaksanaan kegiatan outdoor ini belum terencana dan terorganisir dengan baik. Hariyadi menyarankan agar pelaksanaan pendidikan karakter dalam kegiatan outdoor selanjutnya dapat lebih terorganisir dan terencana. Selama ini belum ada panduan kegiatan pelaksanaan outdoor yang digunakan oleh panitia pelaksana kegiatan, terkhusus panduan game outbound yang dapat mengimplementasikan pendidikan karakter, Ramly (2011) menyarankan pengembangan 18 karakter kebangsaan yang meliputi : 1) Religious, 2) Jujur, 3) Toleransi, 4) Disiplin, 5) Kerja Keras, 6) Kreatif, 7) Mandiri, 8) Demokratis, 9) Rasa Ingin Tahu, 10) Semangat Kebangsaan, 11) Cinta Tanah Air, 12) Menghargai 7

Prestasi, 13) Bersahabat dan Komunikatif, 14) Cinta Damai, 15) Gemar Membaca, 16) Peduli Lingkungan, 17) Peduli Sosial, 18) Tanggung Jawab. Karakter-karakter inilah yang diharapkan tertanam didalam diri peserta kegiatan outdoor setelah mengikuti serangkaian acara. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada kegiatan outdoor dilingkungan Pendidikan Biologi tahun 2015 dan 2016, terdapat kegiatan berupa game atau permainan oubound yang dilaksanakan pada kegiatan. Namun belum ada penelaahan dari panitia tentang karakter yang terkandung didalam game outbound yang dilaksanakan. Perencanaan game outbound masih belum terstuktur dan tidak mengacu kepada tujuan pendidikan karakter yang ingin dicapai. Untuk itu perlu dikembangkannya panduan game outbound untuk kegiatan outdoor yang berbasis pendidikan karakter. Panduan game outbound ini akan dikembangkan dalam bentuk buku panduan. Dalam pengembangan sebuah media, harus terlebih dahulu dipilih jenis media yang cocok. Media berupa buku panduan merupakan media yang cocok untuk mngembangkan sebuah panduan game outbound. Menurut Afandi (2010: 21-22), buku panduan secara umum dapat dikatakan sebagai buku umum berisikan buku bacaan yang tergolong sebgai pemandu. Dapat disimpulkan bahawa buku panduan merupakan teks yang digunakan sebagai pemandu. Fungsi dari buku panduan yaitu sebagai sumber pokok masalah yang dijadikan dasar bagai program kegiatan yang disarakan dan sebagai sumber belajar, menyegarkan ingatan, dan memotivasi belajar. Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan pengembangan Buku Panduan Game Outbound Berbasis Pendidikan Karakter. 8

1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari penelitian pengembangan ini adalah: 1. Bagaimanakah proses mengembangkan buku panduan game outbound berbasis pendidikan karakter? 2. Bagaimanakah kelayakan buku panduan game outbound berbasis pendidikan karakter? 3. Bagaimanakah persepsi mahasiswa panitia pelaksana kegiatan outbound sebagai pengguna tentang buku panduan game outbound berbasis pendidikan karakter? 1.3 Tujuan Pengembangan Adapun tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah: 1. Mengembangkan sebuah buku panduan game outbound berbasis pendidikan karakter. 2. Mengetahui kelayakan buku panduan game outbound berbasis pendidikan karakter. 3. Mengetahui persepsi mahasiswa panitia pelaksana kegiatan outbound sebagai pengguna tentang buku panduan game outbound berbasis pendidikan karakter. 1.4 Spesifikasi Pengembangan Spesifikasi produk yang diharapkan pada penelitian pengembangan ini adalah: 1. Panduan ini menyajikan game outbound berbasis pendidikan karakter yang dapat digunakan sebagai pedoman pelaksanaan game outbound pada kegiatan outbound. 9

2. Panduan ini disajikan dalam bentuk buku berukuran panjang 14,8 cm dan lebar 21 cm (seukuran kertas A5), berisikan lembaran-lembaran halaman yang disajikan menggunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dipahami sehingga informasi serta tujuan yang disampaikan tercapai. 3. Isi buku panduan ini memakai jenis Garamond dengan ukuran font 12 dan memakai spasi 1.0. 4. Bagian-bagian dari buku panduan berupa cover, kata pengantar, daftar isi, petunjuk penggunaan panduan, tabel daftar game outbound, isi, dan daftar pustaka 5. Bagian isi mencantumkan 39 game outbound yang berisikan informasi tentang judul game outbound, alat dan bahan, cakupan game outbound (untuk kelompok besar atau kelompok kecil), dan langkah-langkah pelaksanaan game outbound. Game outbound dimodifikasi dari berbagai referensi. 6. Bagian tabel game outbound berisikan informasi tentang game outbound yaitu nama game outbound, alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanan, cakupan (untuk kelompok besar atau kecil), karakter yang terkandung dan keterangan yang berisikan saran atau hal yang harus diperhatikan selam pelaksanaan. 10

1.5 Pentingnya Pengembangan Adapun pentingnya penelitian pengembangan ini adalah: 1. Memberikan pedoman kepada penyelenggara kegiatan outdoor dilingkungan Pendidikan Biologi Universitas Jambi dalam menentukan game outbound dalam penyelenggaraan kegiatan outdoor. 2. Memberikan informasi kepada mahasiswa sebagai panitia penyelenggara tentang pendidikan karakter yang terkandung pada game outbound 3. Memberikan pedoman kepada mahasiswa sebagai panitia penyelenggara agar terlaksananya proses pendidikan karakter yang lebih baik dan efektif pada kegiatan outdoor. 4. Sebagai salah satu sumber ilmu pengetahuan dan memperkaya kepustakaan. 1.6 Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan Pada penelitian pengembangan panduan ini, peneliti mengembangkan 39 game outbound. Dalam hal ini hal-hal yang disajikan adalah: 1. Nama masing-masing game outbound. 2. Panel informasi tentang jenis kelompok game, karakter yang terkandung dalam game, alat dan bahan, serta waktu pelaksanaan game yang disarankan. 3. Alat dan bahan dari masing-masing game outbound. 4. Cakupan kelompok game outbound. 5. Langkah-langkah pelaksanaan masing-masing game outbound. 6. Pendidikan karakter yang terkandung dalam masing-masing game outbound. 11

1.7 Definisi Istilah Outbound berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dari dua kata out dan bound. Menurut asal katanya, out berarti ke luar, sedangkan bound berarti bentuk. Secara umum dapat didefinisikan bahwa outbound adalah bentuk kegiatan yang dilakukan di luar atau lapangan terbuka. Outbound adalah suatu program kegiatan di alam terbuka yang mendasarkan pada prinsip experiental learning yang disajikan melalui aktivitas fisik dan dikemas dalam bentuk permainan, simulasi, diskusi, dan petualangan sebagai media penyampaian materi (Nurhidayat,2013: 121). Pendidikan karakter bukan hanya sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah. Lebih dari itu, pendidikan karakter adalah usaha menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik (habituation) sehingga peserta didik mampu bersikap dan bertindak berdasarkan nilai-nilai yang telah menjadi kepribadiannya (Ramly, 2011: 6). 12