HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU TERHADAP STATUS GIZI BALITA

dokumen-dokumen yang mirip
CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

Kata Kunci : Pola Asuh Ibu, Status Gizi Anak Balita

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan dasar manusia seperti perawatan dan makanan

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMANFAATAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN RAYA PEKANBARU

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Perilaku Ibu Dengan Kejadian Gizi Kurang Pada Balita. Mother Relationship With Events Nutrition Behavior In Children

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PENGOLAHAN MAKANAN DENGAN STATUS GIZI BALITA

HUBUNGAN STATUS EKONOMI DAN PENDIDIKAN IBU TERHADAP OBESITAS PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN

TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PLERET

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

HUBUNGAN SIKAP IBU BALITA TENTANG GIZI TERHADAP STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAN HERAN KECAMATAN RENGAT BARAT TAHUN 2012

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

HUBUNGAN STATUS GIZI DALAM KEHAMILAN DENGAN STATUS EKONOMI

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

HUBUNGAN LINGKUNGAN PENGASUHAN DAN PEKERJAAN IBU TERHADAP PERKEMBANGAN BAYI 6-12 BULAN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

PROFIL STATUS GIZI ANAK BATITA (DI BAWAH 3 TAHUN) DITINJAU DARI BERAT BADAN/TINGGI BADAN DI KELURAHAN PADANG BESI KOTA PADANG

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN GIZI ORANG TUA DENGAN OBESITAS PADA BALITA DI PUSKESMAS PENUMPING SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, STATUS PENDIDIKAN, DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 1 APRIL 2017

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

Jurnal Darul Azhar Vol 5, No.1 Februari 2018 Juli 2018 : 17-22

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKAN PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA GAYAMAN KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO SUHUFIL ULA NIM:

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X. Prodi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung 2

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DALAM PEMANFAATAN PROGRAM POSYANDU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU BOUGENVILLE KOTA CIMAHI SELATAN TAHUN 2017

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 1-5 TAHUN DI DESA PEKUNCEN BANYUMAS TAHUN 2013

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan gizi masih menjadi masalah yang serius. Kekurangan gizi

FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI TERJADINYA ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS JETIS I BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013

1 * Yuhendri Putra, 2 Junios. *

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

Ika Sedya Pertiwi*)., Vivi Yosafianti**), Purnomo**)

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI MALALAYANG KECAMATAN MALALAYANG. Nonce Nova Legi

PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI

PENDIDIKAN IBU, KETERATURAN PENIMBANGAN, ASUPAN GIZI DAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-24 BULAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak balita merupakan kelompok usia yang rawan masalah gizi dan penyakit.


Keywords: Anemia, Social Economy

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

Nurin Fauziyah Akademi Kebidanan Pamenang Pare Kediri

PICTURE OF MOTHER KNOWLEDGE ON NUTRITION STATUS IN KARANGRAYUNG PUSKESMAS I.

HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANGKRAH KOTA SURAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Seimbang dengan Status Gizi Balita (1-5 tahun) Di Desa Sumurgeneng Wilayah Kerja Puskesmas Jenu-Tuban

GAMBARAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU FLAMBOYAN B MOJOSONGO JEBRES SURAKARTA. Lilik Hanifah Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2) Jurnal Medika Saintika

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

Gusti Kumala Dewi*, Eneng Yuli Santika**

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK PRASEKOLAH DI TK DHARMA WANITA PERSATUAN 2 TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Seimbang dengan Status Gizi Balita (1-5 tahun) (Di Desa Sumurgeneng Wilayah Kerja Puskesmas Jenu-Tuban)

Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan 2013

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PERSALINAN PRETERM DI RUANG BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM MEURAXA KOTA BANDA ACEH TAHUN 2012

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

Mia Setiawati 1, Nunung Mulyani 2, Helmi Diana 2 ABSTRAK

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

HUBUNGAN STUNTING DAN GIZI KURANG DENGAN SKOR IQ ANAK SEKOLAH DASAR UMUR 8 TAHUN DI KECAMATAN BULULAWANG KABUPATEN MALANG TESIS

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

Secara umum seluruh keluarga contoh termasuk keluarga miskin dengan pengeluaran dibawah Garis Kemiskinan Kota Bogor yaitu Rp. 256.

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII SMP II KARANGMOJO GUNUNGKIDUL

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

GAMBARAN STATUS GIZI BALITA UMUR 3-5 TAHUN DI DESA PUTON KECAMATAN DIWEK KABUPATEN JOMBANG

Tedy Candra Lesmana. Susi Damayanti

PENINGKATAN PERILAKU IBU DALAM PENGATURAN POLA MAKAN BALITA DI POSYANDU MELATI DESA BINTORO KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER Susi Wahyuning Asih*

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kembang yang optimal (golden periode)terutama untuk pertumbuhan jaringan otak,

Serambi Saintia, Vol. IV, No. 2, Oktober 2016 ISSN :

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

EFEKTIVITAS PROGRAM PMT PEMULIHAN TERHADAP KENAIKAN BERAT BADAN PADA BALITA STATUS GIZI BURUK DI KABUPATEN BANYUMAS

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Sikap dan Perilaku Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi di Desa Penatih Dangin Puri

SIKAP IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PERTAMA (K1) COMPLIANCE WITH THE ATTITUDE OF PREGNANT WOMEN PRENATAL CARE FIRST VISIT

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOKOAU TAHUN 2015

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK

Transkripsi:

Jurnal Kesmas Volume 1, No 1, Januari-Juni 2018 e-issn : 2599-3399 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU TERHADAP STATUS GIZI BALITA Nurmaliza 1, Sara Herlina 2 1, 2 Program Studi D III Kebidanan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Abdurrab nurmaliza@univrab.ac.id ABSTRAK Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat mengonsumsi makanan dan penggunaan zatzat gizi. Status gizi masyarakat merupakan salah satu masalah kesehatan yang dihadapi oleh negara Indonesia. Indikator status gizi masyarakat salah satunya adalah status gizi balita. Upaya mencapai status gizi anak balita yang baik tidak terlepas dari pengetahuan orang tua khususnya ibu sebagai pengasuh karena ibu sebagai seorang yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan makan keluarga termasuk untuk anak balita. Untuk itu pemahaman seorang ibu dan pendidikan yang tinggi mengenai status gizi balita menjadi sangat penting. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan pendidikan terhadap status gizi balita. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu yang memiliki balita sebanyak 70 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Penelitian ini dianalisa secara univariat dan bivariate. Hasil penelitian berdasarkan uji chi square diperolah nilai Pvalue <0,05 (<0,006<0,05) dan (<0,034<0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara pengetahuan dan pendidikan terhadap status gizi balita. Kata kunci : Status gizi, Balita, Pendidikan, Pengetahuan ABSTRAK Nutritional status is the state of the body as a result of eating foods and the use of nutrients.society Nutrition Status is one of the Indonesia health issues. One of indicator of Society Nutritional Status is the toddler nutritional status. Efforts to achieve the good toddler nutritional status is knowledge of parents, especially mothers as caregivers and her responsibility in family meals implementation including for children. Therefore mother's understanding of toddler food and nutrition is very important. The purpose of this research to determine the relationship of knowledge and education to the nutritional status of children. This research is a quantitative analytic research with cross sectional approach. Sample in this research is some mothers who have toddler counted 70 people. The sampling technique used was purposive sampling. This study was analyzed univariat and bivariate. The result of the research is based on chi square test with Pvalue value <0,05 (<0,006 <0,05) and (<0,034 <0,05). The conclusion of this research is there is relationship between knowledge and education to the Toddler nutritional status Keywords : Nutritional Status, Toddler, Education, knowledge Pendahuluan Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat dari pemakaian, penyerapan, dan penggunaan makanan. Pengertian lain menyebutkan bahwa status gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan daristatus tubuh yang berhubungan dengangizi dalam bentuk variabel tertentu (Supariasa, 2012). Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional 2010-2014, perbaikan status gizi masyarakat merupakan salah satu prioritas dengan menurunkan prevalensi balita gizi kurang (underweight) menjadi 15% dan prevalensi balita pendek (stunting) menjadi 32% pada tahun 2014. Hasil Riskesdas dari tahun 2007 ke tahun 2013 menunjukkan fakta yang memprihatinkan dimana underweight meningkat dari 18,4% menjadi 19,6%, stunting juga meningkat dari 36,8% menjadi 37,2%, sementara wasting (kurus) menurun dari 13,6% menjadi 12,1% (Kemenkes, 2015). Berdasarkan petunjuk teknik pemantauan status gizi (PSG) anak balita tahun 1999, klasifikasi status gizi dibedakan menjadi 5 yaitu : gizi buruk, gizi kurang, gizi sedang, gizi baik dan gizi lebih. Baku WHO-NCHS (World Health Organization- National Centre for Health Statics) digunakan sebagai baku antropometri Indonesia (Depkes RI, 20). Prevalensi gizi buruk balita di Provinsi Riau pada tahun 2015 (1,03) mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya (1,28%). Prevalensi gizi buruk balita tahun 2015 berada dibawah target yang telah ditetapkan yaitu 1,5%. Sedangkan prevalensi gizi kurang ternyata mengalami kenaikan dari tahun 2014 sebesar 6,6% menjadi 7,7% pada tahun 2015. Akan tetapi, prevalensi gizi kurang tersebut masih berada dibawah target propinsi pada tahun 2015 yaitu sebesar 8,8% (Dinas Kesehatan Riau, 2015). Anak balita merupakan salah satu kelompok usia yang mendapatkan prioritas utama oleh pemerintah dalam hal upaya perbaikan gizi karena kelompok anak pada usia tersebut masih sangat memerlukan gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan. Balita yang kurang gizi mempunyai risiko meninggal lebih tinggi dibandingkan balita yang tidak kurang gizi (WHO, 2015). Masa balita menjadi lebih penting karena merupakan masa yang kritis dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang. Terlebih lagi triwulan kedua dan ketiga masa kehamilan dan dua tahun pertama pasca kelahiran merupakan masa emas (golden periode) dimana selsel otak sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Adanya gangguan kesehatan akan membawa dampak terhadap laju tumbuh kembang tubuh anak sedangkan salah satu faktor yang dapat menentukan daya tahan tubuh seseorang anak adalah keadaan gizinya (Soetjiningsih, 2014). Upaya mencapai status gizi anak balita yang baik tidak terlepas dari peran orang tua khususnya ibu sebagai pengasuh karena ibu sebagai seorang yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan makan keluarga termasuk untuk anak balita sangat penting. Hal ini dapat tercermin di dalam pola pemberian makanan balita yang di terapkan atau di praktekkan ibu kepada anak balita yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku. Anak merupakan konsumenpasif, artinya anak menerima makanan dari apa yang disediakan ibunya (Proverawati, 2009). Asupan gizi yang baik pada anak sering tidak bisa dipenuhi seorang anak karena disebabkan beberapa faktor. Termasuk diantaranya adalah tingkat pendidikan ibu, pengetahuan ibu tentang gizi dan kesehatan, kondisi social ekonomi keluarga, ketersediaan bahan pangan, serta hubungan emosional anggota keluarga yang lain yang tercermin dalam suatu kebiasaan. Adanya faktor-faktor tersebut menjadikan perlu adanya suatu perhatian dalam memberikan makanan kepada anak karena perilaku dan sikap yang terpola 3 dalam suatu kebiasaan memberi makan kepada anak dapat mempengaruhi asupan zat-zat gizi untuk anak (Supariasa, 2012). Hasil penelitian Munawaroh tahun 2015 menyatakan bahwa ibu yang memberikan pola asuh baik dan status gizi kurus ada sebanyak 29 (90,6%), sedangkan ibu yang mempunyai pola asuh kurang baik, ada (47,9%) balita kurus. Hasil uji statistik diperoleh nilai pvalue 0,012 maka dapat disimpulkan ada hubungan pola asuh dengan status gizi balita. Menurut penelitian Rakhmawati (2014) bahwa terdapat kecenderungan pola asuh dengan

status gizi balita. Dengan kata lain, jika pola asuh anak dalam keluarga baik tentunya tingkat konsumsi pangan anak juga akan semakin baik dan akhirnya akan mempengaruhi keadaan gizi anak. Dari hasil penelitian menunjukkan 86,15% ibu mempunyai pengetahuan baik, 76,92% ibu mempunyai sikap kurang dan 73,95% ibu mempunyai perilaku kurang. Analisis data menunjukan adanya hubungan antara pengetahuan terhadap perilaku ibu dalam pemberian makanan untuk anak (p=0,003) dan ada hubungan antara sikap dan perilaku ibu dalam pemberian makanan untuk anak (p=0,04). Pola asuh orang tua dalam memberikan makan kepada balita merupakan upanya untuk mengurangi prevalensi gizi kurang baik di Indonesia maupun di Provinsi Riau. Maka untuk itu perluh dilakukan penelitian tentang pola asuh dalam pemberian makanan terhadap status gizi balita. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru Tahun 2017. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu yang mempunyai balita sebanyak 70 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Jenis data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh langsung dari responden dengan cara menyebarkan kuesioner. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden dan observasi status gizi balita. Penelitian ini bersifat kuantitatif analitik dengan jenis desain Cross-sectional Study. Analisa yang digunakan adalah univariat dan bivariat dengan uji Chi-square Data diolah dengan cara editing, coding, processing, cleaningdan tabulating. Hasil dan Pembahasan a. Analisa Univariat Tabel 1 Distribusi Responden Variabel Independen dan Dependen No Variabel Independen 1. Pengetahuan 2. Pendidikan Rendah Tinggi Variabel Dependen 3 Gizi Balita Jumlah N % 29 41 37,1 62,9 41,4 58,6 37,1 62.9 Berdasarkan analisis univariat pada tabel 1 menunjukkan bahwa dari 70 responden terdapat 62,9 persen ibu berpengetahuan baik, mayoritas ibu berpendidikan tinggi sebanyak 58,6 persen, mayoritos ibu memiliki status gizi balita baik sebanyak 62,9 persen. b. Analisa Bivariat

Tabel 2 Hubungan pengetahuan dan pendidikan ibuterhadap Status Gizi Balita Variabel Independen dan Kategori engetahuan Pendidikan Rendah Tinggi Status Gizi Balita n (%) N (%) 15 15 (57,7) 25,0) (51,7) (,8) 33 14 30 (16,3) (75,0) (48,3) (73,2) Jumlah n 29 41 Pvalue 0,006 0,034 Tabel 2 menunjukkan, dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa ibu yang berpendidikan tinggi memiliki status gizi baik yaitu 73,2 persen, sedangkan ibu yang memiliki penegtahuan baik memiliki status gizi balita baik yaitu 75,0 persen. Dari hasil uji Chi-square diperoleh hasil Pvalue <0,05 artinya ada hubungan antara pengetahuan dan pendidikan ibu terhadap status gizi balita. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa ibu yang berpendidikan tinggi memiliki status gizi balita baik yaitu 73,2 persen, sedangkan ibu yang berpenegtahuan baik memiliki status gizi balita baik yaitu 75,0 persen. Oleh karena itu ibu yang mempunyai pengetahuan kurang akan beresiko 4 kali mempunyai balita dengan status gizi kurang dibandingkan dengan ibu yang memiliki pengetahuan baik terhadap status gizi balita, sedangkan ibu yang berpendidikan rendah akan lebih beresiko 3 kali mempunyai balita dengan status gizi kurang dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan tinggi terhadap status gizi balita. Dalam masa pengasuhan, lingkungan pertama yang berhubungan dengan anak adalah orang tuanya. Anak tumbuh dan berkembang di bawah asuhan dan perawatan orang tua oleh karena itu orang tua merupakan dasar pertama bagi pembentukan pribadi anak. Melalui orang tua, anak beradaptasi dengan lingkungannya untuk mengenal dunia sekitarnya serta pola pergaulan hidup yang berlaku dilingkungannya (Soetjiningsih, 2014). Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar pendidikan ibu tinggi terhadap status gizi balita sebanyak orang 41 orang (41,0%), hal ini dilatar belakangi oleh pendidikan ibu yang sebagian besar berpendidikan tinggi. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Soetijiningsih, 2014 bahwa pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang penting dalam status gizi. Karena dengan pendidikan yang baik, maka orang tua dapat menerima segala informasi dari luar tentang cara pengasuhan anak yang baik terutama bagai mana ibu memberikan makanan kepada anak, bagaimana menjaga kesehatan anak, pendidikannya, dan sebagainya. Sehingga makin banyak pengetahuan yang dimiliki dan perilaku yang diharapkan akan muncul polah asuh yang baik. Berdasarkan hasil penelitian Oktavianis, 2016 bahwa dari 88 responden yang memiliki pengetahuan rendah dengan status gizi yang kurang sebanyak 39 orang (86,7%) sedangkan reponden yang memiliki pengetahuan tinggi dengan status gizi kurang sebanyak 6 orang (13,3%). Setelah dilakukan uji statistik menggunakan sistem komputerisasi terhadap hubungan pengetahuan dengan status gizi balita, didapatkan hasil p =0,000 (p 0,05). Kesimpulan 1. Berdasarkan analisa univariat diperoleh mayoritas pengetahuan ibu baik sebanyak orang (62,9%), mayoritas pendidikan ibu tinggi sebanyak 41 orang (58,6%) dan

mayoritas status gizi balita baik sebanyak (62,9%) 2. Berdasarkan analisa bivariat dengan menggunakan uji chi-square doperoleh nilai Pvalue<0,05 yaitu 0,006 dan 0,034 maka dapat disimpulkan ada hubungan pengetahuan dan pendidikan terhadap status gizi balita. Daftar Pustaka Departemen Kesehatan RI. (20). Keputusan Menteri Kesehatan Republic Indonesia. Nomor 1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Direktorat Bina Gizi. Jakarta. Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, (2015). Profil Kesehatan Provinsi Riau Kemenkes, (2015). Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 Munaroh, Siti, (2015). Pola asuh mempengaruhi status gizi balita. Jurnal Keperawatan Vol. 6 No. 1 edisi Januari 2015. Diakses 28 Maret 2017 Proverawati, A. (2009). Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika Rakhmawati, N, Z, Panunggal, B. (2014). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap IbuDengan Perilaku Pemberian Makanan Anak Usia 12-24 Bulan. Jurnal of Nutrition Collage Vol 3 No. 1 Tahun 2014. Diakses 28 Maret 2017 Soetjiningsih. (2014). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC Supariasa., Bakrie, B., Fajar, I. (2012). Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC. WHO. (2015). Obesity: Preventing and Managing the Global Epidemic. Geneva.