Standar konpetensi dasar KTSP menjelaskan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia berorentasi pada hakikat pelajaran bahasa, belajar bahasa adalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Puisi merupakan karya sastra yang mengandung imajinasi. Bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. lebih terfokus. Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang menjawab tantangan masa depan menurut Semi (2008:

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

KEMAMPUAN MEMPARAFRASAKAN PUISI SURAT DARI IBU KE DALAM KARANGAN NARATIF. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah, keterampilan menulis selalu dibelajarkan. Hal ini disebabkan oleh menulis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. Sastra ialah seni pertunjukan dalam kata-kata dan memiliki kekuatan untuk

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media yang digunakan manusia dalam berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan perilaku untuk berpikir, bercakap-cakap, bersuara, atau pun

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Masalah bahasa dalam dunia pendidikan merupakan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

KISI-KISI SOAL KOMPETENSI PROFESIONAL BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN. deskripsi, eksposisi, argumentasi, proposal, surat resi, surat dinas, rangkuman,

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didukung oleh keterampilan menyimak, membaca dan berbicara. membuat parafrase lisan dalam kontek bekerja.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

2015 PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUN. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang terpadu dan

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

KEMAMPUAN MEMPROSAKAN PUISI KEPADA ADIK-ADIKKU KARYA ARIFIN C. NOOR SISWA SMA. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran umum

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. dibedakan atas empat aspek keterampilan, yaitu keterampilan menyimak,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MENULIS FIKSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI. Nurmina 1*) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah dulce at utile. Menyenangkan dapat dikaitkan dengan aspek hiburan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

I. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. dengan menggunakan bahasa tanpa meninggalkan kesopanan dan keindahan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu bangsa dan negara hendaknya sejalan dengan

PEMBELAJARAN SASTRA YANG KONTEKSTUAL DENGAN MENGADOPSI CERITA RAKYAT AIR TERJUN SEDUDO DI KABUPATEN NGANJUK

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi pendidikan berfungsi membantu pengembangan seluruh potensi, kecakapan

2015 PENERAPAN TEKNIK COPY THE MASTER BERORIENTASI SILANG WATAK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA MORAL/FABEL

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari (Dalman, 2015: 1). Dengan bahasa itulah manusia dapat

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan sebaik-baiknya guna mewujudkan harapan dan cita-cita bangsa.

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kehidupan manusia. Dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Kurikulum Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurna

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bagi bangsa Indonesia adalah diterbitkannya Undang Undang

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A

BAB I PENDAHULUAN. membangun rasa percaya diri, dan sarana untuk berkreasi dan rekreasi. Di

BAB I PENDAHULUAN. orang lain serta alat untuk mengidentifikasi diri. Bahasa memiliki peranan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Menulis cerpen merupakan salah satu kompetensi yang diajarkan di SMA.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)

Transkripsi:

Standar konpetensi dasar KTSP menjelaskan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia berorentasi pada hakikat pelajaran bahasa, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Di dalam pembelajaran bahasa, dikenal dengan istilah yang disebut keterampilan berbahasa. Keterampilan itu terdiri dari empat aspek, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Pembelajaran bahasa erat kaitannya dengan pembelajaran sastra, melalui bahasa sebagai medianya siswa dapat memahami pesan yang terkandung dalam sebuah karya sastra. Salah satu kompetensi yang harus dicapai pada proses pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam kesusastraan adalah menulis serta memaknai puisi. Hal ini dibuktikan dalam KTSP kelas X pada aspek menulis dengan kompetensi dasar 5.1 Mengungkapkan puisi yang disampaikan secara langsung/tidak langsung. Indikator yang akan dicapai oleh siswa adalah siswa terampil memparafrasakanpuisimenjadi karangan narasi. Pembalajaran sastra yang baik serta tepat ialah pelajaran yang mengadopsi perpestif estetik dan memberi penekanan pada sudut pandang tersebut. Pernyataan tersebut mengindikasikan makna yang signifikan bahwa siswa tidak hanya mengidentifikasi apa yang tertuang dalam karya sastra seperti latar, tokoh dan penokohan, serta alur cerita, tetapi mereka juga dapat mengidentifikasi apa yang ada di luar karya sastra itu sendiri seperti maksud pengarang, simbolisme, gaya 2 cerita dan sebagainya. Guru di setiap sekolah mempunyai keleluasaan menentukan bahan ajar kebahasaan dan kesusastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan keterampilan peserta didik. Pembelajaran sastra Indonesia berorientasi pada hakikat pembelajaran sastra yang menyatakan bahwa belajar sastra untuk menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaan. Dengan memahami dan terampil menemukan nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra yang mengharapkan para siswa menjadi manusia berkepribadian, sopan dan beradap, berbudipekerti yang halus, memiliki rasa kemanusiaan berkepedulian sosial, memiliki apresiasi budaya, dan penyaluran gagasan, berimajinasi, berekspresi secara kratif, baik lisan maupun tulisan (Nursaidah, 2016:2).

Kegiatan menulis merupakan salah satu objek keterampilan berbahasa yang dibutuhkan dalam menuangkan ide, gagasan, pikiran dan pesan melalui sebuah tulisan atau karangan. Menulis dapat membuat siswa mampu menghasilkan sebuah karya sastra yang disusun berdasarkan ilmu atau pengetahuan yang diperolehnya dalam bentuk tulisan, seperti essai, artikel laporan ilmiah, cerpen, puisi, dan sebagainya. Sastra dalam bahasa Sangsekerta memiliki arti sebagai tulisan, karangan atau kitab (Dola, 2007:1). Manfaat menulis tentu saja untuk menginformasikan sesuatu, membujuk, mengajak, menghibur para pembaca, serta lebih meyakinkan para pembaca. Sedangkan tujuannya ialah penugasan, altrulistik, persuasif, penerangan, pernyataan diri, kreatif, serta pemecahan masalah (Junus dan Andi Fatima, 104-105: 2011).Keterampilan menulis sastra berupaya melahirkan generasi yang cerdas, kritis, kreatif, dan berbudaya. Menulis sastra adalah kegiatan menuangkan ide dan gagasan ke dalam sebuah tulisandan 3 merupakan hasil kreativitas manusia. Kegiatan menulis sastra dapat merangkum segala permasalahan yang ada dalam kehidupan manusia sehingga menghasilkan sebuah karya sastra. Secara umum karya sastra dibedakan menjadi tiga genre (jenis) yaitu puisi, prosafiksi, dan drama. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara monolog. Bahasa yang digunakan dalam puisi cenderung dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu. Kata-kata dalam puisi banyak menggunakan makna konotatif yang merupakan kiasan atau suatu perbandingan. Puisi menggunakan bahasa-bahasa yang ringkas namun maknanya yang sangat kaya. Selain katakatanya yang singkat, padat dan padu puisi berisi potret kehidupan manusia dari perspektif seorang pengarang. Puisi membahasakan persoalan-persoalan kehidupan manusia dan hubungannya dengan alam dan sang pencipta. Ada sepuluh ragam puisi yaitu puisi epik,puisi naratif, puisi lirik,puisi dramatik,puisi, didaktif,puisi satirik, romance,elegi,ode,dan himne. Suatu karya sastra merupakan sebuah stuktur yang kompleks. Karena itu, untuk dapat memahami suatu karya sastra (puisi) maka puisi tersebut harus dianalisis (Hill dalam Pradopo, 141:2013). Salah satu analisis yang dapat

digunakan untuk sebuah puisi yaitu parafrasa. Parafrasa yang baik adalah menjiwai semua makna dan penjiwaan pada sebuah makna itu tidak bisa dilakukan secara kaku atau terikat, serta dengan mengungkap takbir dibalik makna. Pengungkapan takbir dibalik makna itu dapat dilakukan apabila parafrasa dilakukan secara bebas, utuh bukan sekadar kata demi kata melainkan bisa diganti, dikurangi, serta dipersandingkan. Sehubungan dengan judul penelitian ini, 4 maka peneliti akan memfokuskan pada satu ragam puisi saja, yaitu puisi ragam naratif hal ini akan lebih memudahkan siswa untuk meparafrasakan puisi menjadi karangan narasi. Manfaat parafrasa yaitu membuat gagasan lebih mudah untuk dimengerti. Sedang tujuan meparafrasakan puisi ialah digunakan untuk menjaga koherensi dan keutuhan alur tulisan. Berdasarkan hasil survei KD ini telah diajarkan oleh guru dengan cara menugasi siswa untuk melakukan parafrasa, hanya saja parafrasa yang selama ini digunakan adalah parafrasa terikat dan berdasarkan pernyataan guru, yaitu Syamsiah, S.Pd. Beliau mengatakan bahwa keterampilan memparafrasakan siswa siswa masih 50% untuk kelas satu, sedangkan kelas dua dan kelas tiga sudah di atas 50%. Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang telah dilakukan oleh Darniati (2001) yang berjudul Kemampuan Siswa Kelas 2 SLTP 4 Alla Kabupaten Enrekang Meparafrasakan Puisi letak perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu fokus penelitian yang dilakukan oleh Darniati hanya memparafrasakan puisi, sedangkan peneliti fokus pada memparafrasakan puisi menjadi karangan narasi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Darniati adalah kemampuan memparafrasakan puisi Siswa Kelas 2 SLTP 4 Alla Kabupaten Enrekang belum memadai.penelitian lain yang telah dilakukan oleh Abid (1990), yaitu kemampuan memparafrasakan puisi ke dalam bentuk prosa siswa kelas 2 SLTP 1 Polewali letak perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu fokus penelitian yang dilakukan oleh Abid memparafrasakan puisi dalam bentuk prosa sedangkan peneliti fokus pada 5

memparafrasakan puisi menjadi karangan narasi. Hasil penelitian yang didapatkan oleh Abid adalah siswa kelas 2 SLTP 1 Polewali belum mampu memparafrasakan puisi. Hasil penelitian memprafrasakan puisi yang dilakukan oleh Darniati dan Abid tersebut membuktikan bahwa siswa belum memadai serta belum mampu memparafrasakan puisi. Alasan penelitian ini memilih sekolah SMA Negeri 7 Mallawa karena sebagian siswa pada sekolah tersebut masih harus meningkatlan pemahaman dalam memparafrasakan puisi menjadi karangan narasi, terutama siswa kelas X. Hal tersebut juga menjadi alasan objek penelitian ini. Berdasarkan hal tersebut peneliti berinisiatif melakukan penelitian dengan judul Keterampilan Memparafrasaka Puisi menjadi Karangan Narasi Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Mallawa Kabupaten Maros. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan tersebut secara umum rumusan masalah yaitu, Bagaimana keterampilan memparafrasakan puisi menjadi karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 7 Mallawa?. Secara khusus rumusan masalah tersebut dijabarkan sebagai berikut. 1. Bagaimana keterampilan mengubah bait puisi menjadi paragraf narasi siswa Kelas X SMA Negeri 7 Mallawa Kabupaten Maros? 2. Bagaimana keterampilan memparafrasakan puisi berdasarkan ciri karangan narasi dengan parafrasa bebassiswa Kelas X SMA Negeri 7 Mallawa Kabupaten Maros? 6 C. TujuanPenelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk: 1. mendeskripsikanketerampilan mengubah bait puisi menjadi paragraf narasi siswa kelas X SMA Negeri 7 Mallawa Kabupaten Maros. 2. mendeskripsikan keterampilan memparafrasakan puisi berdasarkan ciri karangan narasi dengan parafrasa bebas siswa kelas X SMA Negeri 7 Mallawa Kabupaten Maros.

D.ManfaatPenelitian Hasil penelitian ini dapat bermanfaat, baik secara teoretis maupun praktis: 1. Manfaat Teoretis a) sebagai sumber pengetahuan baru bagi calon peneliti sesuai dengan bidang ilmu yang dipelajari. b) sebagai referensi bagi calon peneliti lain yang memiliki kajian serupa atau relevan dengan penelitian ini dan mendukung teori yang ada. 2. Manfaat Praktis a) sebagai bahan pertimbangan bagi guru bidang studi bahasa Indonesia dalam meningkatkan prestasi siswa setelah mengetahui tingkat keterampilan siswa dengan memparafrasakan puisi maenjadi karangan narasi. b) sebagai bahan pemikiran bagi guru bidang studi bahasa Indonesia dalam menetapkan metode dan media yang tepat dalam melaksanakan pembelajaran setelah mengetahui keterampilan siswa dengan memparafrasakan puisi menjadi karangan narasi.