BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Bahasa memiliki peranan yang penting dalam perkembangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan pesan,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI &DESKRIPSI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dari proses pembelajaran tersebut. Berbagai mata pelajaran diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan. Pelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya mengajarkan tentang materi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. baca-tulis bangsa Indonesia. Budaya baca-tulis di Indonesia masih kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Kurikulum Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurna

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan suatu keterampilan dalam berbahasa. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, baik secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

2015 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. didukung oleh keterampilan menyimak, membaca dan berbicara. membuat parafrasa lisan dalam kontek bekerja.

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan informasi pengetahuan ke buku catatan yang telah didapat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia ini memiliki fungsi yang sangat

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Kata kunci: hasil belajar, penggunaan huruf, Think Pair Share

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

2016 PENGARUH TEKNIK SCRAMBLE TERHADAP KEMAMPUAN MENENTUKAN IDE POKOK DAN MEMPARAFRASE DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lebih terfokus. Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya.

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berlangsung tanpa kehadiran bahasa. Bahasa sangat diperlukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi tantangan zaman yang dinamis, berkembang semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Annisa Octavia Koswara, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

peningkatan kualitas kehidupan, serta pertumbuhan tingkat intelektualitas, dimensi pendidikan juga semakin kompleks. Hal ini tentu membutuhkan desain

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Melalui pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

L PENERAPAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia tidak pernah telepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Retno Friethasari, 2015 PENERAPAN METODE STORY TELLING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SEKOLAH DASAR

SUWANGSIH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris yang baik dan benar secara lisan dan tulis.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik tingkat SMA adalah Menemukan Gagasan dari Beberapa Artikel

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa memiliki peranan yang penting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa serta menunjang keberhasilan mempelajari semua bidang studi. Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran bahasa Indonesia ialah untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Ruang lingkup pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah meliputi empat aspek keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah, keempat keterampilan tersebut mendapat posisi yang seimbang dan dilaksanakan secara terpadu. Dengan demikian, dapat disimpulkan keterampilan berbahasa seharusnya dikuasai siswa sejak dini yaitu pada usia Sekolah Dasar (SD) karena pada usia ini adalah usia perkembangan potensial bagi manusia pada umumnya. Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di SD. Bahasa Indonesia memiliki peran yang sangat penting dan merupakan penunjang untuk mempelajari mata pelajaran atau bidang lain. Dalam BSNP (2006, hlm.317) dijelaskan pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan untuk: 1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis, 2) menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara, 3) memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, 4) menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan sosial dan emosional, 5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperluas budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, dan 6) menghargai dan mengembangkansastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

2 Keterampilan membaca dan menulis dapat diajarkan secara terpadu. Kedua aspek keterampilan berbahasa ini memiliki kaitan yang erat. Tanpa membaca, kegiatan menulis akan kekurangan ide. Begitu pula sebaliknya, tanpa menulis maka pencapaian membaca kurang terukur. Oleh karena itu, kegiatan membaca dan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dapat diintegrasikan. Guna memperoleh informasi, pembaca akan menggunakan strategi berupa keterampilan menangani teks itu sendiri sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh pembaca. Pembelajaran membaca pemahaman di SD melalui mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu pentingnya membaca untuk menggali informasi harus disertai dengan keterampilan membaca yang baik sehingga membaca menjadi efektif bagi peserta didik. Dengan demikian, membaca yang perlu dijadikan perhatian adalah hal-hal penting berkenaan dengan informasi yang terdapat dalam bacaan yang dibacanya sebab tidak semua kata dalam bacaan merupakan hal penting yang harus diingat dan dipahami. Siswa harus memaknai bacaan yang telah dibaca sehingga informasi yang diperoleh dapat berguna bagi peserta didik. Keterampilan membaca tidak dapat dipisahkan dari pemahaman terhadap bacaan sehingga apa yang dibaca harus bermakna. Keterampilan pemahaman terhadap bacaan tersebut perlu diketahui dan dipahami sehingga dapat semakin meningkatkan kemampuan membaca peserta didik. Tujuan membaca di SD adalah agar siswa dapat memahami isi yang disampaikan melalui teks bacaan. Dengan kata lain, siswa mampu menyerap pikiran dan perasaan orang lain melalui teks bacaan. Dalam memahami suatu teks bacaan seperti cerita pendek atau cerpen, siswa harus dapat menentukan unsur cerita terkait dengan latar/tempat, waktu, tokoh, tema serta berbagai peristiwa yang terkandung dalam bacaan. Namun pada kenyataannya, siswa masih mengalami banyak kesulitan dalam memahami bahan bacaan tersebut sehingga informasi yang terdapat dalam bacaan belum dijawab dengan benar serta belum dimaknai isinya dengan baik oleh siswa. Membaca dapat dipelajari secara terpadu dengan kegiatan menulis agar hasil belajar keduanya dapat saling mendukung. Menulis merupakan bagian

3 integral dalam seluruh proses pembelajaran yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Keberhasilan dalam proses pembelajaran di sekolah banyak ditentukan oleh keterampilan menulisnya. Oleh karena itu, pembelajaran menulis memiliki kedudukan yang tinggi dibanding keterampilan berbahasa lainnya. Keterampilan menulis sebagai salah satu cara dari empat keterampilan berbahasa yang memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan menulis seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasannya untuk mencapai maksud dan tujuannya. Keterampilan menulis dapat dicapai melalui proses belajar dan berlatih secara terus menerus. Sebagaimana dipahami bersama bahwa menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang bersifat produktif dan ekspresif. Keterampilan ini dapat dicapai dengan banyak pelatihan dan bimbingan yang intensif karena sifatnya yang bukan teoritis. Oleh karena itu, peranan guru sangat menentukan. Guru SD harus mampu merencanakan proses pembelajaran yang efektif sesuai dengan kompetensi yang ingin dikuasai siswa. Metode mengajar, media pembelajaran maupun strategi belajar mengajar yang dipilih harus bisa mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Tujuan pengajaran menulis tentu mengharapkan siswa memiliki keterampilan atau kemahiran dalam menulis. Menulis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Aktivitas menulis merupakan salah satu manifestasi kemampuan (dan keterampilan) berbahasa paling akhir yang dikuasai pembelajar bahasa setelah mendengarkan, membaca dan berbicara (Nurgiyantoro, 2010, hlm. 422). Pada kenyataannya, pembelajaran menulis di Sekolah Dasar masih memiliki banyak masalah. Salah satu masalah tersebut adalah rendahnya kemampuan siswa dalam menulis. Salah satu faktor yang dominan adalah rendahnya peran guru dalam membina siswa agar terampil menulis. Pembelajaran menulis yang seharusnya membina para siswa untuk berlatih mengemukakan gagasan masih belum secara optimal dikembangkan dan bahkan dianggap sebagai pembelajaran yang menyenangkan bagi guru sebab

4 selama siswa menulis guru bisa bersantai di dalam ruang kelas bahkan meninggalkan ruang kelas untuk berbicara dengan guru lain di ruang guru. Selain itu tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran menulis di SD agar siswa mampu memahami dan mengungkapkan apa saja yang mereka tangkap, gagasan, pendapat, pesan serta perasaaan mereka dalam bentuk tertulis. Kompetensi yang harus dicapai siswa SD pada keterampilan berbahasa khususnya menulis adalah siswa dapat menuliskan karangan narasi berdasarkan pengalamannya. Menulis narasi merupakan kompetensi menulis yang sudah ada dan dimulai di jenjang Sekolah Dasar. Siswa dapat mengungkapkan perasaan, ide, dan gagasannya kepada orang lain melalui kegiatan menulis narasi. Kemampuan menulis narasi dapat dikuasai oleh siswa melalui latihan dan praktik yang banyak serta teratur sehingga siswa lebih mudah berekspresi dalam kegiatan menulis. Sehubungan dengan itu, kemampuan menulis harus ditingkatkan mulai dari SD. Apabila kemampuan menulis tidak ditingkatkan, maka kemampuan siswa untuk mengungkapkan pikiran atau gagasan melalui bentuk tulisan akan semakin berkurang dan tidak berkembang. Dalam menulis paragraf narasi siswa harus memperhatikan aspek ruang lingkup isi, organisasi dan tampilan isi, aspek gaya dan ketepatan kata/kalimat yang digunakan, aspek gramatikal serta aspek ejaan. Aspek-aspek tersebut yang menjadi acuan dalam meningkatkan keterampilan menulis siswa SD. Dengan demikian, dalam mengembangkan keterampilan menulis tersebut dibutuhkan suatu cara atau metode yang tepat dilakukan oleh guru. Dalam mengajarkan keterampilan membaca dan menulis secara terpadu dapat digunakan beberapa model pembelajaran di antaranya Direct Reading Activity (DRA), Know What You Learn (KWL), Think Talk Write (TTW), dan Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Pada penelitian ini digunakan Model Pembelajaran CIRC. Model pembelajaran CIRC merupakan salah satu bagian dari cooperative learning yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya. Tujuan utama dari para pengembang program CIRC terhadap pembelajaran bahasa adalah mengkondisikan siswa belajar memahami suatu bahan bacaan kemudian

5 menulis dari suatu bahan bacaan tersebut secara kooperatif dan kolaboratif. Dengan demikian, CIRC dapat membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan memahami suatu bacaan dan membantu menuangkan ide atau gagasan ke dalam bentuk tulisan berupa paragraf-paragraf terkait dengan hasil kegiatan siswa memahami bacaan yang telah dibacanya. Sejalan dengan berbagai hal yang telah dipaparkan di atas mengenai keterampilan membaca dan menulis, Iskandarwassid dan Sunendar (2013, hlm.245) mengemukakan bahwa: fakta di lapangan menunjukkan bahwa masyarakat Negara maju ditandai oleh telah berkembangnya budaya baca. Negara-negara yang masyarakatnya sangat maju dan kuat, misalnya, Negara Amerika, Jepang, Australia, Prancis, dan sebagainya, dalam diri masyarakatnya sudah tertanam kebiasaan membaca yang tinggi. Sementara itu, masyarakat di negara-negara berkembang ditandai oleh rendahnya kemampuan baca serta budaya baca yang belum tertanam baik. Meskipun membaca merupakan hal yang sangat esensial dalam kehidupan modern, tetapi kondisi di lapangan menunjukkan hal lain. Hal tersebut di dukung penilaian yang dilakukan oleh Programme for International Student Assessment (PISA) yang menunjukkan bahwa Negara Indonesia merupakan negara dengan tingkat kemampuan membaca yang rendah. Kemampuan membaca pemahaman hasil penilaian PISA tahun 2009 terhadap siswa Indonesia menunjukkan hasil berkategori rendah yaitu sebesar 402. Kondisi ini menempatkan Indonesia pada peringkat ke-57 dari 65 negara yang dinilai (OECD, 2010, hlm. 56). Penelitian terhadap kemampuan membaca pemahaman juga dilakukan oleh Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS) adalah studi literasi membaca yang dirancang untuk mengetahui kemampuan peserta didik sekolah dasar dalam memahami bermacam ragam bacaan. Penelitian yang dilakukan oleh PIRLS pada tahun 2011 terhadap kemampuan membaca siswa sekolah dasar menunjukkan hal yang sama yakni Indonesia merupakan Negara dengan tingkat kemampuan membaca yang rendah yaitu menempati urutan 43 dari 46 negara. Berdasarkan data PIRLS diperoleh informasi bahwa skor kemampuan membaca peserta didik Indonesia hanya mencapai 428 dan masih dibawah rerata internasional PIRLS scale centerpoint yang mencapai 500.

6 Hasil tes yang dilakukan di Indonesia oleh dua proyek Bank Dunia yaitu Primary Education Quality Improvement Project (PEQIP) dan Basic Education Projects (BEP) bahwa: hanya 16% anak menulis tanpa kesalahan ejaan dan 52% anak bisa menulis dengan ejaan yang baik, sementara lebih dari 30% dari kasus menulis dengan kesalahan ejaan yang parah atau sangat parah. 58% siswa menulis lebih dari setengah halaman dan 44% siswa isi tulisannya yang dinilai baik yaitu gagasannya diungkapkan secara jelas dengan urutan yang logis (Munawaroh, 2013, hlm. 465). Sehubungan dengan hal diatas, maka proses pembelajaran di SD khususnya pembelajaran membaca dan menulis agar mendapat perhatian khusus. Selain itu untuk mengajarkan kegiatan membaca dan menulis harus memilih bahan bacaan yang familiar dengan dunia anak-anak sehingga siswa tidak merasa bosan. Dengan demikian, siswa akan merasakan makna dari pembelajaran serta mampu mengingat apa yang dipelajari lebih lama. Namun dalam kenyataannya, proses pembelajaran membaca dan menulis di sekolahsekolah belum dapat berlangsung sesuai dengan tuntutan kurikulum yang telah dicanangkan oleh pemerintah. Beberapa kelemahan yang dapat mempengaruhi kemampuan membaca dan menulis pada siswa yaitu pembelajaran berlangsung monoton dari awal hingga akhir pelajaran, siswa terlihat tidak antusias mengikuti pelajaran, kurangnya interaksi antar siswa selama pembelajaran berlangsung, dan pelaksanaan pembelajaran masih menitikberatkan pada aktivitas guru. Hal-hal tersebut nantinya pasti akan berdampak pada kemampuan anak dalam membaca dan menulis secara keseluruhan. Akibat dari masalah tersebut, kemampuan membaca dan menulis siswa masih rendah dan tingkat pencapaian belajar siswa dalam membaca dan menulis belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Hal yang menjadi fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah masih rendahnya keterampilan membaca pemahaman serta menulis paragraf narasi di Sekolah Dasar. Berdasarkan kenyataan tersebut, perlu kiranya merancang kegiatan pembelajaran dalam bentuk penggunaan suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan menekankan pada kegiatan bekerja dalam kelompok dan terdapat kegiatan yang menyenangkan bagi siswa di dalamnya. Oleh karena itu peneliti mencoba memahami

7 permasalahan yang terjadi dan mencari solusi dari permasalahan tersebut. Berbagai pendekatan, model, metode dan teknik pembelajaran telah peneliti analisis serta membaca referensi hasil dari penelitian para peneliti yang lain. Telah banyak tindakan yang diterapkan untuk mengembangkan keterampilan membaca pemahaman dan menulis paragraf narasi seperti Directed Reading Activity (DRA), Generating Interaction between Schemata and Text (GIST), Think Pair Share (TPS), Discovery Learning (DL), dan Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC). Hasil dari telaah tersebut membuat peneliti memutuskan untuk menggunakan model pembelajaran CIRC dalam pembelajaran bahasa Indonesia karena model CIRC dianggap dapat menyelesaikan masalah mengenai pembelajaran membaca dan menulis secara terpadu. Pemaparan di atas diperkuat oleh hasil penelitian Rosmiati (2014), yakni kemampuan membaca pemahaman siswa meningkat pada tiap siklusnya. Perolehan nilai rata-rata keseluruhan siswa, pada kondisi awal nilai rata-rata mencapai 55,56, pada siklus I 71,39 dan pada siklus II 78,4. Dengan demikian, penggunaan Strategi CIRC dalam pembelajaran membaca pemahaman sebagai salah satu solusi meningkatkan kemampuan membaca pemahaman. Hasil penelitian Rahman (2013) menunjukkan bahwa penggunaan model CIRC dalam pembelajaran menulis kalimat siswa kelas IV sekolah dasar dapat mengembangkan kemampuan menulis dalam dimensi kualitas dan lingkup isi dari kategori rata-rata baik (prates) menjadi kategori rata-rata baik sekali (pascates), organisasi dan tampilan isi dari kategori kurang (prates) menjadi kategori rata-rata baik sekali (pascates), gaya dan ketepatan dari kategori rata-rata kurang sekali (prates) menjadi kategori baik sekali (pascates), gramatikal dari kategori rata-rata kurang sekali menjadi kategori rata-rata baik sekali (pascates) serta ejaan dari kategori rata-rata kurang sekali menjadi kategori rata-rata baik sekali (pascates). Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap keterampilan membaca pemahaman dan menulis paragraf narasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan judul Penerapan Model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Dalam

8 Pembelajaran Keterampilan Membaca Pemahaman dan Menulis Paragraf Narasi B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah penelitian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah model Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC) memberikan perbedaan yang signifikan dalam keterampilan membaca pemahaman dan menulis paragraf narasi siswa Sekolah Dasar. Dari rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan pertanyaan penelitian sebagai berikut. 1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan membaca pemahaman siswa Sekolah Dasar dalam memahami unsur-unsur cerita antara kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran CIRC dengan kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran konvensional? 2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan menulis paragraf narasi siswa Sekolah Dasar dalam aspek ruang lingkup isi, organisasi dan tampilan isi, aspek gaya dan ketepatan kata/kalimat yang digunakan, aspek gramatikal, serta aspek ejaan antara kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran CIRC dengan kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran konvensional? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk. 1. Mendeskripsikan perbedaan keterampilan membaca pemahaman siswa sekolah dasar dalam memahami unsur-unsur cerita antara kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran CIRC dengan kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran konvensional. 2. Mendeskripsikan perbedaan keterampilan menulis paragraf narasi siswa sekolah dasar dalam aspek ruang lingkup isi, organisasi dan tampilan isi, aspek gaya dan ketepatan kata/kalimat yang digunakan, aspek gramatikal,

9 serta aspek ejaan antara kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran CIRC dengan kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran konvensional. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoretis Penelitian ini memberikan pengetahuan mengenai perbedaan keterampilan membaca pemahaman dan menulis paragraf narasi siswa sekolah dasar dengan menerapkan model pembelajaran CIRC. 2. Manfaat Praktis a. Meningkatkan antusias siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya membaca dan menulis. b. Bahan referensi guru dalam peningkatkan mutu pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dan menulis paragraf narasi siswa sekolah dasar. c. Menambah wawasan guru dalam menerapkan model pembelajaran CIRC yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. E. Struktur Organisasi Tesis Penulisan tesis ini dimulai dari bab I pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi tesis. Pada bab 2 terdiri dari kajian pustaka yang membahas secara teoritis hal-hal yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan yaitu keterampilan membaca (pengertian, tujuan, jenis-jenis membaca), hakikat membaca pemahaman, taksonomi tes membaca, keterampilan menulis (pengertian, fungsi, tujuan, manfaat dan jenis-jenis menulis), menulis paragraf narasi, model pembelajaran CIRC dan konvensional. Bab 3 mengenai metode penelitian berisi penjabaran tentang desain penelitian, partisipan serta populasi/sampel penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan analisis data. Bab 4 adalah temuan dan pembahasan terdiri dari penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuai dengan urutan rumusan

10 permasalahan penelitian, dan pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. Bab 5 merupakan simpulan dan saran. Daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang merupakan penunjang dari penelitian ini.