SUMMARY HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PENANGANAN DISMENOREA PADA SISWI KELAS VII DAN VIII DI SMP MUHAMMADIYAH TILANGO KABUPATEN GORONTALO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. meluas hingga ke pinggang, punggung bagian bawah dan paha (Badziad,

HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWI KELAS VIII TENTANG DISMINORE DENGAN PERILAKU DALAM UPAYA PENANGANAN DISMINORE DI SMPN 12 KOTA BATAM

BAB I PENDAHULUAN. punggung bagian bawah dan paha (Badziad, 2003). Dismenorea merupakan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG DISMENOREA DENGAN PENANGANAN DISMENOREA PADA SISWI SMAN I PARE.

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi, yang memaksa

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. menarche sampai menopause. Permasalahan dalam kesehatan reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan biologis dan psikologis yang pesat dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA ( TAHUN ) TENTANG DYSMENORRHEA DI SMPN 29 KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menarche adalah haid yang datang pertama kali yang sebenarnya

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

Atnesia Ajeng, Asridini Annisatya Universitas Muhammadiyah Tangerang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri haid atau dismenore merupakan keluhan yang sering dialami wanita

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masa remaja sering disebut dengan masa pubertas. Dimana masa

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN SINDROMA PRAMENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 4 SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MENSTRUASI TERHADAP UPAYA PENANGANAN DISMENORE PADA SISWI SMA NEGERI 1 BUNGKU TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

Hubungan Antara Pengetahuan Remaja Putri tentang Dismenorea dengan. Penanganan Dismenorea pada Siswi Kelas XI Di SMA N 6 Cirebon Tahun 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG DISMENORE DI AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. dan 2011 yang memenuhi kriteria inklusi, dismenorea adalah salah satu

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA MTA SURAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

BAB I PENDAHULUAN. anak gadis terjadi antara umur 10 dan 16 tahun (Knight, 2009). Menstruasi

PERBEDAAN KOMPRES HANGAT DENGAN TEKNIK EFFLEURAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI DISMENORE PADA SISWI DI MTsN NGEMPLAK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN ORANG TUA (IBU) DENGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA DAN PENANGANANNYA DI MA AN-NUR KOTA CIREBON TAHUN 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MANDI BESAR PADA SISWI SMA 7 MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP NYERI HAID (DISMENOREA) PADA REMAJA PUTRI KELAS II DI SMA N 1 KARANGNONGKO KLATEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI. Nanik Nur Rosyidah

HUBUNGAN KECEMASAN REMAJA DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA SISWI SMP X BANDUNG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

BAB I PENDAHULUAN dan 2000, kelompok umur tahun jumlahnya meningkat dari 21 juta

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Akademi Farmasi Yamasi Makassar Terhadap Penanganan Nyeri Haid (Dysmenorrhea)

BAB I PENDAHULUAN. menghilang pada saat menstruasi (Syiamti & Herdin, 2011). wanita meliputi kram atau nyeri perut (51%), nyeri sendi, otot atau

PERILAKU REMAJA PUTERI DALAM MENGATASI DISMENORE (STUDI KASUS PADA SISWI SMK NEGERI 11 SEMARANG )

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG KEPUTIHAN DI SMP NEGERI 11 KOTA GORONTALO

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

BAB 1 PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) menentukan usia remaja antara tahun.

BAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

2013 GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG

BAB III METODE PENELITIAN. non randomized control group pretest posttest design. Pada rancangan

TINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X

HUBUNGAN DISMENOREA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan menstruasi menjadi masalah umum selama masa remaja, dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore primer merupakan nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada

PENGARUH PENYULUHAN MENARCHE TERHADAP TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE SISWI KELAS V DAN VI DI SD NEGERI BERBAH 1 SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

KEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa remaja banyak terjadi perubahan baik secara fisik

2015 PROFIL KONSENTRASI BELAJAR SISWI YANG MENGALAMI DISMENORE

BAB 1 PENDAHULUAN. lantaran tidak mampu menahan rasa nyeri bahkan ada yang sampai

PENGARUH DISMENORE TERHADAP AKTIVITAS PADA SISWI SMK BATIK 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

[Jurnal Florence] Vol. VII No. 1 Januari 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Wanita mulai dari usia remaja hingga dewasa normalnya akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. disabilitas yang seringkali dipakai kalangan publik atau institusi pemerintah

Disusun Oleh : PROGRA

Eka Puspa Janurviningsih 1, Rina Suparyanti 2, Syaifuddin 3

Jurnal Keperawatan dan Kesehatan, Volume VI, No.3 September 2015

BAB I PENDAHULUAN. telah meningkatkan kualitas hidup manusia dan menjadikan rata-rata umur

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia,

HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PUTERI DENGAN SIKAP MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME DI SMK FARMASI YPIB MAJALENGKA TAHUN 2012

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN SISWI KELAS I TENTANG DISMENOREA (Study kasus di SMP Negeri 2 dan MTs As-safi iyah Kayen) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. fisik, terjadi perubahan karakteristik jenis kelamin sekunder menuju kematangan seksual

Seprianus Lahal 1, Suhartatik 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI

Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti ABSTRAK

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP DALAM PENANGANAN DISMENOREA DI SMPN 1 GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE DENGAN DISMENORHEA PRIMER PADA REMAJA PUTRI KELAS XI SMA NEGERI 15 PALEMBANG

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 1 WONOSARI KLATEN

ABSTRAK. Kata kunci: Peran ibu dalam pemenuhan kebutuhan dasar anak, perkembangan anak usia prasekolah

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

PERSETUJUAN PEMBIMBING HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS BUHU KECAMATAN TIBAWA KABUPATEN GORONTALO JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. yang kemudian, secara normal, terjadi setiap bulan selama masa usia

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

Pengetahuan Berhubungan dengan Konsumsi Tablet Fe Saat Menstruasi pada Remaja Putri di SMAN 2 Banguntapan Bantul

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMENUHAN GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR KELAS 1-6 DI SD MOJOROTO II KOTA KEDIRI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. remaja yaitu perubahan perubahan yang sangat nyata dan cepat. Anak

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUAL WANITA MENOPAUSE DI DUSUN CANDI WINANGUN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Transkripsi:

SUMMARY HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PENANGANAN DISMENOREA PADA SISWI KELAS VII DAN VIII DI SMP MUHAMMADIYAH TILANGO KABUPATEN GORONTALO Fitriyani Uno, Zuhriana K. Yusuf, Abdul Wahab Pakaya 1 Jurusan Keperawatan, FIKK, Universitas Negeri Gorontalo Email: Fitriyaniuno@ymail.com Dismenorea adalah nyeri saat haid yang terasa di perut bagian bawah dan muncul sebelum, selama atau setelah menstruasi. Angka kejadian dismenorea di dunia sangat besar. Rata-rata lebih dari 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan perilaku penanganan dismenorea pada siswi kelas VII dan VIII di SMP Muhammadiyah Tilango Kabupaten Gorontalo. Metode Penelitian menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan waktu croos sectional. Populasi pada penelitian ini adalah putri kelas VII dan VIII di SMP Muhammadiyah Tilango Kabupaten Gorontalo yang berjumlah 71 orang. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 32 orang dengan menggunakan Tehnik pengambilan sampel purposive sampling. Untuk analisa penelitian menggunakan Uji Fisher s exact test. Hasil penelitan ini menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan tentang dismenorea dengan perilaku penanganan dismenorea dengan nilai p value = 0,001 (P < 0,05 ; α = 0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan antara pengetahuan tentang dismenorea dengan perilaku penanganan dismenorea pada siswi kelas VII dan VIII di SMP Muhammadiyah Tilango Kabupaten Gorontalo. Dan hasil penelitian ini di sarankan untuk menambah pengetahuan tentang kesehatan reproduksi wanita khususnya tentang dismenorea sehingga dapat meningkatkan pemahaman bagaimana cara penanganan dismenorea. Kata Kunci : Pengetahuan, Perilaku, Penanganan, dismenorea 1 Fitriyani Uno, Zuhriana K. Yusuf, Abdul Wahab Pakaya. Program Studi Ilmu Keperawatan, Jurusan Keperawatan, Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo.

Setiap wanita memiliki pengalaman menstruasi yang berbeda-beda. Sebagian wanita mendapatkan menstruasi tanpa keluhan, namun tidak sedikit dari mereka yang mendapatkan menstruasi disertai keluhan sehingga mengakibatkan rasa ketidak-nyamanan berupa dismenorea. Dismenorea merupakan nyeri perut bagian bawah yang terkadang rasa nyeri tersebut meluas hingga ke pinggang, punggung bagian bawah dan paha (Badziad, 2003). Angka kejadian dismenorea di dunia sangat besar. Dari hasil penelitian, di Amerika Serikat diperkirakan hampir 90% wanita mengalami dismenorea dan 10-15% diantaranya mengalami dismenorea berat, yang tidak mampu melakukan kegiatan apapun. Sementara di Indonesia angkanya diperkirakan 55% perempuan usia produktif yang tersiksa oleh nyeri selama menstruasi. Angka kejadian (prevalensi) nyeri menstruasi berkisar 45-95% dikalangan wanita usia produktif (Wiknjosastro, 2007). Wanita di Indonesia yang mengalami dismenorea lebih banyak mengatasinya dengan mengkonsumsi obat penghilang rasa nyeri yang beredar dipasaran dan diperoleh tanpa resep dari dokter dan tidak memperhatikan efek samping. Hal ini disebabkan karena kurangnya informasi yang memadai mengenai efek samping tersebut. Sebagian masyarakat juga beranggapan bahwa nyeri ini akan hilang setelah wanita menikah, sehingga mereka membiarkan gangguan tersebut (Badziad, 2003). Pengetahuan tentang menstruasi, dismenorea dan cara penanggulangannya akan memberikan kesiapan mental remaja untuk beradaptasi dengan kondisi fisiologis yang sedang mereka alami (Nelwati, 2006). Dari hasil observasi yang dilakukan Peneliti mendapatkan data dengan mengadakan wawancara dari sebagian siswi yang berinisial A.D, F.N, R.D, mengatakan bahwa mereka saat mengalami menstruasi sering merasakan nyeri perut bagian bawah dan terkadang meluas hingga ke pinggang, punggung bagian bawah dan paha serta tidak memiliki banyak cara bagaimana menanganinya jika mengalami dismenorea.

Berdasarkan uraian diatas penulis ingin melakukan penelitian tentang Hubungan pengetahuan dengan perilaku penanganan dismenorea pada siswi kelas VII dan VIII di SMP Muhammadiyah Tilango Kabupaten Gorontalo. METODE PENELITIAN Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan pada siswi kelas VII dan VIII di SMP Muhammadiyah Tilango Kabupaten Gorontalo. Waktu penelitian di laksanakan pada tanggal 20 Februari 2014. Penelitian ini menggunakan desain penelitian dengan metode survey analitik. Penelitian dirancang dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 32 sampel. Dengan menggunakan teknik Purposive Sampling (Sugiyono, 2011). Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik analisa data univariat dan analisis data bivariat. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian a. Analisis univariat 1) Umur Responden Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan kelompok umur Umur (Tahun) Jumlah % 12 tahun 5 15,6 13 tahun 10 31,2 14 tahun 12 37,5 15 tahun 5 15,6 Total 32 100 % Sumber :Data Primer Februari 2014 Berdasarkan tabel hasil analisis dengan menggunakan Frequency tabel maka didapatkan data yang memiliki jumlah responden terbanyak yaitu umur 14 tahun dengan jumlah 12 (37,5%) responden.

2) Tingkat Pengetahuan Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan Pengetahuan Jumlah % Baik Kurang Total Sumber :Data Primer Februari 2014 9 28,1 23 71,9 32 100% Berdasarkan tabel hasil analisis terdapat 9 (28,1%) responden yang memiliki pengetahuan baik, dan 23 (71,9%) responden yang pengetahuannya masih kurang. 3) Perilaku penanganan dismenorea Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Perilaku Penanganan dismenorea Perilaku Penanganan Jumlah % Dismenorea Baik 7 25,0 Kurang 25 75,0 Total 32 100% Sumber :Data Primer Februari 2014 Berdasarkan tabel hasil analisis terdapat 8 responden yang memiliki penanganan baik dengan presentase 25,0%, sedangkan 24 responden yang memiliki perilaku penanganan kurang dengan presentase 75,0%. b. Analisis Bivariat Tabel 4.4 Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Penanganan Dismenorea Perilaku Penanganan Total Pengetahuan Baik Kurang Total Sumber :Data Primer Februari 2014 Baik Kurang n % n % n % 6 1 7 18,75 3,13 21,88 3 22 25 9,37 68,75 78,12 P Value 0,001 Berdasarkan hasil uji Fisher s Exact test menunjukkan bahwa nilai p = 0,001 atau <0,05 artinya terdapat hubungan yang bemakna antara pengetahuan dengan perilaku penanganan dismenorea pada siswi di SMP Muhammadiyah Tilango. Dibuktikan pada tabel 4.4 dari 32 responden sebagian besar responden yang 9 23 32 28,12 71,85 100%

berpengetahuan kurang dan perilaku penanganannya kurang sebanyak 22 responden. PEMBAHASAN 1. Pengetahuan Responden tentang Dismenorea di SMP Muhammadiyah Tilango Kabupaten Gorotalo. Berdasarkan analisis data tentang pengetahuan responden terhadap perilaku penanganan dismenorea di SMP Muhammadiyah Tilango dapat diketahui bahwa sebagian besar dari jumlah 32 responden terdapat 23 responden dengan presentase 71,9% berpengetahuan kurang. Dari hasil analisis diatas ada beberapa hal yang menyebabkan responden memiliki pengetahuan yang kurang tentang dismenorea yaitu, kurangnya perhatian dari pihak sekolah dalam memberikan penyuluhan mengenai kesehatan remaja terutama dalam kaitannya dengan dismenorea, sehingga responden kurang memahami lebih dalam tentang hal-hal apa saja yang merupakan tanda dan gejala dismenorea serta penyebab terjadinya dismenorea tersebut. Penyuluhan dapat dilakukan antara lain dengan cara menambahkan materi pelajaran yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja terutama tentang dismenorea. Hal itu sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2010), bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu untuk terbentuknya tindakan seseorang yang mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. 2. Perilaku Penanganan Dismenorea di SMP Muhammadiyah Tilango Kabupaten Gorontalo Perilaku kesehatan menurut Notoatmodjo (2010) adalah bentuk respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit, penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Berbagai macam cara penanganan dismenorea telah dilakukan oleh sebagian besar siswi. Dari hasil wawancara dengan responden, penanganan dismenorea dilakukan untuk mengurangi rasanya nyeri agar tidak semakin parah sehingga tidak mengganggu aktifitas keseharian mereka.

Berdasarkan hasil penelitian, seluruh siswi kelas VII dan VIII di SMP Muhammadiyah Tilango Kabupaten Gorontalo telah melakukan perilaku penanganan dismenorea didasarkan oleh cara berfikir dan bersikap positif tentang keluhan dismenorea yang dialaminya, Hal itu sesuai pendapat Wiknjosastro (2007) bahwa, untuk menurunkan angka kejadian dismenorea dan mencegah keadaan dismenorea tidak bertambah berat, beberapa usaha dapat dilakukan seperti penerangan dan nasihat, pemberian obat analgesik, pola hidup sehat, terapi hormonal dan terapi obat nonsteroid antiprostaglandin sesuai dengan petunjuk dokter. Pada tabel 4.3, diketahui bahwa sebanyak 25 (75,0 %) siswi tidak melakukan perilaku yang baik dan 7 (25,0%) siswi telah melakukan perilaku yang baik untuk menangani dismenorea. Perilaku yang tidak baik tersebut dikarenakan kurangnya kesadaran siswi dalam menangani dismenorea yang dirasakan sedangkan Perilaku yang baik ditunjukkan dari kesadaran siswi untuk selalu memperhatikan rasa nyeri yang dirasakannya ketika menstruasi. Dari kesadaran siswi, muncullah rasa ketertarikan untuk mengetahui penyebab dan tindakan yang dapat dilakukan untuk menangani keluhan dismenorea berupa olahraga teratur dan istirahat, pengkonsumsian makanan bergizi, pengkonsumsian obat analgetik. 3. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Penanganan Dismenorea di SMP Muhammadiyah Tilango Kabupaten Gorontalo Hasil penelitan ini menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan tentang dismenorea dengan perilaku penanganan dismenorea pada siswi kelas VII dan VIII di SMP Muhammadiyah Tilango Kabupaten Gorontalo dengan nilai p = 0,001 < 0,05, dimana dari 32 responden terdapat 23 responden yang memiliki pengetahuan kurang dan 25 responden yang memiliki perilaku penanganan dismenorea kurang dengan (78,1%). Adanya hubungan ini, maka dapat disimpulkan bahwa semakin baik tingkat pengetahuan yang dimiliki maka semakin baik perilaku yang akan dilakukan untuk menanganinya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Rani (2003) yang berjudul Pengaruh Pengetahuan dengan penanganan Sindroma Pra Haid

pada Remaja Putri Kelurahan Notoprajan Yogyakarta. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa setelah dilakukan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi, responden mendapatkan pengetahuan dan melakukan penanganan sindroma pra haid dengan lebih baik. Berdasarkan kajian teoritis yang ada, siswi SMP Muhammadiyah Tilango Kabupaten Gorontalo telah melakukan upaya mengurangi nyeri haid sebagai gangguan menstruasi dengan membiasakan diri berperilaku sehat, seperti melakukan kompres hangat, olahraga teratur, mengkonsumsi makanan bergizi dan mengkonsumsi obat-obatan pengurang rasa nyeri. Menurut Indriastuti (2009) perilaku sehat tersebut tidak akan terjadi begitu saja, tetapi merupakan sebuah proses yang dipelajari karena individu mengerti dampak positif atau negatif suatu perilaku yang terkait. Dengan pengetahuan yang dimiliki siswi tentang dismenorea menjadi landasan terbentuknya perilaku untuk menangani dismenorea. Perilaku yang baik dan sangat baik terlihat dilakukan oleh siswi yang memiliki pengetahuan yang cukup dan baik, sedangkan pengetahuan yang kurang menjadikan siswi memiliki perilaku yang berpotensi mengakibatkan resiko gangguan kesehatan. PENUTUP 1. Kesimpulan a. Pengetahuan siswi kelas VII dan VIII tentang dismenorea di SMP Muhammadiyah Tilango Kabupaten Gorontalo masih kurang (71,9%). b. Perilaku penanganan dismenorea pada siswi kelas VII dan VIII tentang dismenorea di SMP Muhammadiyah Tilango Kabupaten Gorontalo masih kurang (75,0%). c. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku penanganan dismenorea pada siswi kelas VII dan VIII tentang dismenorea di SMP Muhammadiyah Tilango Kabupaten Gorontalo pada tahun 2014 dengan nilai p = 0,001 atau p <0,05. 2. Saran a. Instansi SMP Muhammadiyah Tilango Kabupaten Gorontalo

Dapat meningkatkan penge-tahuan tentang kesehatan reproduksi wanita khusunya yang berhubungan dengan penanganan dismenorea bagi pengelola UKS dan siswi dengan memperbanyak buku-buku bacaan tentang kesehatan reproduksi dan mengadakan kegiatan penyuluhan baik secara individu maupun kelompok yang bekerja sama dengan instansi tenaga kesehatan setempat. b. Instansi Kesehatan Meningkatkan pelaksanaan ber-bagai macam program pemberian pendidikan kesehatan khusunya kesehatan reproduksi remaja di lingkungan sekolah. c. Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi penelitian selanjutnya terutama untuk meneliti lebih dalam hubungan pengetahuan dengan perilaku penanganan dismenorea pada siswi. DAFTAR PUSTAKA Badziad, A. 2003. Endokrinologi dan Ginekologi Edisi ke-2. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas. Indriastuti, Dian Putri. 2009. Hubungan antara Pengetahuan Kesehatan Reproduksi dengan Perilaku Higienis Remaja Putri Pada saat Menstruasi. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Nelwati. 2006. Gambaran Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas 2 Tentang Dismenorea, Bungoro. Notoatmodjo. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta. Rani. 2003. Pengaruh Pengetahuan dengan Penanganan Sindroma Para Haid pada Remaja Putri Kelurahan Notoprajan. Yogyakarta. STIKES Aisyiyah Yogyakarta. Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Bandung: Alfabeta. Wiknjosastro, H. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta: Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Wiknjosastro, H. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Pustaka Sarwono Prawirohardjo.