BAB I PENDAHULUAN. 40% leukemia yang terjadi pada anak (Widagdo, 2012). Hal tersebut dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kanker atau keganasan merupakan pertumbuhan sel-sel yang abnormal

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks adalah kanker pembunuh perempuan nomor satu. maka pengobatan yang diberikan adalah kemoterapi (Baradero,2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. pada usia 6-12 tahun. Dimana anak ketika dalam keadaan sakit akan. masalah maupun kejadian yang bersifat menekan.

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Hockenberry, Wilson, Winkelstein & Schwartz, 2008; American Cancer. sisanya sebagian besar AML (Rudolph, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. tahun dan penyebab kematian kedua pada kelompok anak usia 5-14 tahun (Minino

BAB I PENDAHULUAN. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. sumsum tulang yang paling sering ditemukan pada anak-anak (Wong et al, normal di dalam sumsum tulang (Simanjorang, 2012).

SKRIPSI. Oleh : EKAN FAOZI J Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh : UT UILA J

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Pasien dengan penyakit kronis pada stadium lanjut tidak hanya mengalami

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

GAMBARAN FISIK DAN PSIKOLOGIS KLIEN DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan yaitu fisik, psikologis, dan sosial. Leukemia adalah kanker yang

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan

BAB I PENDAHULUAN. yang tumbuh melampaui batas normal yang kemudian dapat menyerang semua

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada jaringan payudara

BAB I PENDAHULUAN. anak dengan masalah perkembangan dan memiliki karakteristik dan. kebutuhan yang berbeda dengan anak perkembangan normal lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. terkendali. Kanker menyerang semua manusia tanpa mengenal umur, jenis

BAB I PENDAHULUAN. abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid).

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN TINDAKAN KEMOTERAPI DI RUANG CENDANA RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang insidennya

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. negara-negara maju penyebab kematian karena kanker menduduki urutan kedua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kontrol dan dapat menyerang jaringan di sekitarnya (National Cancer Institute,

BAB I PENDAHULUAN. (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Kanker payudara bisa terjadi pada perempuan

BAB 1 PENDAHULIAN. Keperawatan holistik adalah pemberian asuhan keperawatan untuk. kesejahteraan bio-psikososial dan spiritual individu, keluarga dan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya, manusia tidak sadar akan menderita

BAB I PENDAHULUAN. Data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa 78%

BAB I PENDAHULUAN. (Tim Cancer Helps, 2010). Data di Eropa pada tahun 1988 dan 1997 telah

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB I PENDAHULUAN. akibat kanker setiap tahunnya antara lain disebabkan oleh kanker paru, hati, perut,

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB I. Pendahuluan. cenderung menjadi salah satu penyebab utama kematian. Kanker adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal, yaitu tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis.

BAB I PENDAHULUAN. dan menurun pada usia 10 tahun (Hoffbrand, 2005). Berdasarkan data tahun 2010 dari American Cancer Society, jumlah

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan berupa

BAB I PENDAHULUAN. diagnosa menderita kanker leher rahim (Groom,2007). Kanker leher rahim ini menduduki

BAB I PENDAHULUAN. menyebar pada organ tubuh yang lain (Savitri et al, 2015). Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

BAB I PENDAHULUAN. Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak

HUBUNGAN FREKUENSI HOSPITALISASI ANAK DENGAN KEMAMPUAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK PRE SCHOOL PENDERITA LEUKEMIA DI RSUD Dr.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Paradigma mengenai kanker bagi masyarakat umum. merupakan penyakit yang mengerikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel yang

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita. WHO (World Health Organization) tahun 2008, menyebut sebanyak

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari

BAB 1 PENDAHULUAN. sesungguhnya maupun potensi kerusakan jaringan. Setiap orang pasti

BAB I PENDAHULUAN. penduduk tiap tahunnya. Insiden tertinggi demam thypoid terdapat pada anakanak. kelompok umur 5 tahun (Handini, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia lanjut merupakan tahap akhir kehidupan manusia. Seseorang pada

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency

BAB I PENDAHULUAN. kanker payudara terjadi karena perubahan sel-sel kelenjar dan saluran air susu

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi

Study Deskriptif Children Well Being Anak Penderita Leukimia All di Rumah Cinta Bandung

BAB I PENDAHULUAN. jantung sebagai pemompa, kelainan dinding pembuluh darah dan komposisi

Penyakit Leukimia TUGAS 1. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Browsing Informasi Ilmiah. Editor : LUPIYANAH G1C D4 ANALIS KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12%

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Demam Typhoid (typhoid fever) merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

Limfoma. Lymphoma / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor

BAB I PENDAHULUAN. atraumatic care atau asuhan yang terapeutik. 500/ penduduk dengan angka kematian antara 0,6 5 %.

BAB 1 : PENDAHULUAN. disatu pihak masih banyaknya penyakit menular yang harus ditangani, dilain pihak

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Sejarah kasus dari penyakit dan serangkaian treatment atau

BAB I PENDAHULUAN. siklus sel yang khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga,

Kanker Darah Pada Anak Wednesday, 06 November :54

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak merupakan individu yang berada dalam suatu rentang

BAB I PENDAHULUAN. resistensi insulin, serta adanya komplikasi yang bersifat akut dan kronik (Bustan,

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir adalah gangguan pada

BAB I PENDAHULUAN. termasuk penyakit yang menjadi perhatian serius pada bidang kedokteran. Kanker

BAB 1 : PENDAHULUAN. perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan sehari-hari, hampir 1 % penduduk dunia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pada perempuan. Menurut riset yang dilakukan oleh International Agency for

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Leukemia merupakan suatu penyakit keganasan yang disebabkan karena adanya abnormalitas gen pada sel hematopoetik sehingga menyebabkan poliferasi klonal dari sel-sel yang tidak terkendali, sekitar 40% leukemia yang terjadi pada anak (Widagdo, 2012). Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor diantaranya radiasi, faktor leukemogenik, virus dan herediter. Penderita leukemia biasanya menunjukkan gejala mudah terpapar infeksi, pendarahan, nyeri tulang, nyeri perut, pembengkakan kalenjer lympa, dan kesulitan bernafas (Yuni, 2015). Angka kejadian leukemia di dunia terjadi sebanyak 351.965 kasus menurut IARC (Internasional Agency for Research on Cancer). Jumlah leukemia di Asia mencapai 167.448 kasus. Negara China insiden kanker yang banyak ditemukan pada anak adalah leukemia sekitar 2,67/100.000, mendekati negara Asia (Japaries, 2013). Permasalahan kanker pada anak juga menjadi persoalan yang cukup besar di negara Indonesia dikarenakan menjadi sepuluh besar penyebab kematian pada anak (Depkes, 2010). Data Rumah Sakit Dharmais Jakarta dalam kurun waktu 4 tahun terdapat 163 kasus baru dan 91 kematian pada anak karena penyakit leukemia (Pusdatin, 2015). 1

Diagnosa medis yang ditegakkan secara nasional prevalensi kanker sebanyak 0,5% dan beberapa provinsi di Indonesia berada diatas prevalensi nasional seperti Jawa Tengah. Provinsi Jawa Tengah menempati urutan kedua yang menderita kanker setelah Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu 2,1%. Proporsi penyebab kematian yang dikarenakan penyakit leukemia mencapai 2,9% dalam rentang usia 29 bulan 4 tahun (Riskesda, 2013). Pengobatan kanker pada anak menurut NCI (2009) dalam (Nurhidayah, 2016) meliputi kemoterapi, terapi radiasi, transplantasi sumsum tulang, cryotherapy dan transplantasi sel darah perifer (peripheral blood stem cell). Kemoterapi menjadi salah satu intervensi yang banyak digunakan hingga saat ini pada pasien kanker, dimana kemoterapi bertujuan untuk menghancurkan sel-sel yang menyerang tubuh penderita kanker (Handayani, 2008). Pengobatan kemoterapi yang dijalani memerlukan proses yang lama, berkelanjutan dan teratur pada anak yang menderita kanker. Pengobatan yang dilakukan menimbulkan ketidaknyamanan seperti masalah fisik yaitu mual, muntah, luka pada rongga mulut, rambut rontok, serta gangguan saraf tepi seperti kebas dan kesemutan pada jari tangan dan kaki. Selain efek samping pada masalah fisik anak juga akan mengalami masalah psikologis seperti tidak percaya diri, gangguan kognitif, kecemasan dan depresi (Hockenberry dan Wilson, 2010. Hasil penelitian Herfiana (2015) anak dengan kanker akan mengalami masalah

3 fisik akibat dari dampak fisiologis kemoterapi seperti sering mengalami alopesia (rambut rontok) 80%, sariawan 63,3%, mual 56,7%, muntah 53,3%,demam 53,3% dan diare 10%. Obat-obat yang digunakan dalam pengobatan kemoterapi mampu menyebabkan gejala yang sangat serius, masalah yang dialami akan sangat berpengaruh pada kualitas hidup anak secara keseluruhan (Arslan, 2013). Berdasarkan fenomena yang ada dan dari dampak pengobatan serta perjalanan penyakit kanker leukemia pada anak menyebabkan kualitas hidup anak buruk dibandingkan dengan anak sehat. Sehingga hal ini dapat mengganggu fungsi fisik anak sehari-hari yaitu seperti fungsi fisik meliputi kemandirian, perawatan dan konsumsi obat, perawatan medis, kelelahan, mobilisasi, istirahat dan tidur, aktivitas dan ketidaknyamanan. Anak-anak dengan penyakit kronik diketahui memiliki potensi besar terjadinya gangguan terhadap kualitas hidupnya dibanding dengan anak yang sehat. Berbagai tekanan yang dirasakan dan didapatkan mempengaruhi perkembangan psikologis anak yang berhubungan dengan penyakit yang dideritanya seperti keharusan minum obat, rasa nyeri, tidak nyaman dengan penampilan fisiknya (Ariani, 2012). Kualitas hidup menurut World Health Organization (WHO) merupakan suatu penilaian atau pemahaman tentang kondisi yang dirasakan individu dalam hidupnya yang menyangkut dengan nilai-nilai kehidupan tentang tujuan dan harapan terhadap hidupnya. Aspek dalam

4 kualitas hidup meliputi kesehatan fisik yaitu kegiatan sehari-hari, ketergantungan obat dan perawatan medis, kelelahan dan kekuatan, mobilisasi, istirahat dan tidur, kapasisitas kerja, serta ketidaknyamanan dan nyeri. Selain aspek fisik terdapat aspek lain yaitu aspek psikologis, sosial dan lingkungan yang saling berkaitan (Edesia, 2008). Kualitas hidup pada anak yang menderita kanker menggambarkan dampak potensial yang ditimbulkan dari pengobatan yang dijalani yang dalam waktu yang lama dapat mempengaruhi aspek dan fungsi kehidupan. Anak yang menderita leukemia akan sering menjalani kemoterapi yang menyebabkan meraka sering berada di rumah sakit, hal ini akan menimbukan kelelahan dan stress pada anak. Anak akan merasa kesepian, isolasi sosial, dan kesulitan berinteraksi dengan lingkungannya (Wong, 2009). Penelitian yang dilakukan oleh Nurhidayah (2016) menyebutkan bahwa 32 orang (53,3%) anak kanker memiliki kualitas hidup yang buruk, dengan nilai terendah pada fungsi sekolah yaitu 58,00 dan fungsi fisik memiliki nilai mean 50,74. Menurut penelitian Sidabutar (2012) bahwa anak sekolah yang menderita kanker akan mengalami dampak pengobatan yang berat, namun dari dimensi fisik, psikologis, sosial, dan kognitif tetap memiliki kualitas hidup yang baik. Penelitian yang dilakukan Prastiwi (2013) menunjukkan bahwa pasien yang menderita penyakit kanker akan menumbulkan perubahan signifikan baik secara fisik maupun psikis setiap individu. Aktivitas sehari-hari merupakan

5 salah satu aspek dari kualitas hidup tentang dimensi kesehatan fisik, pasien dengan kanker memiliki aktifitas fisik dengan nilai aktifitas fisiknya yaitu 51,43. Penurunan aktifitas fisik dapat disebabkan karena efek dari kemoterapi karena pasien dengan kanker mengalami kelelahan setelah dilakukan tindakan (Hannaningrum dan Purwati, 2017). RSUD Dr. Moewardi merupakan rumah sakit bertaraf nasional sebagai rumah sakit rujukan pasien yang ada di Surakarta. Berdasarkan hasil studi pendahuluan peneliti pada tanggal 20 Desember 2017 yang dilakukan dengan wawancara kepada petugas Rekam Medis di dapatkan data 108 anak didiagnosa leukemia pada tahun 2017. Usia anak yang didiagnosa leukemia di RSUD Dr. Moewardi dari umur 2 tahun sampai 17 tahun. Melihat jumlah anak yang menderita kanker khususnya leukemia dan belum adanya penelitian yang membahas tentang kualitas hidup secara spesifik pada setiap dimensi kualitas hidup, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian kualitas hidup dimensi kesehatan fisik anak dengan leukemia di RSUD Dr. Moewardi. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran kualitas hidup dimensi kesehatan fisik anak dengan leukemia di RSUD Dr. Moewardi. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

6 Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kualitas hidup kesehatan fisik anak dengan leukemia di RSUD Dr. Moewardi. 2. Tujan Khusus a. Mendeskripsikan karakteristik responden yang meliputi usia, jenis kelamin dan jenis leukemia. b. Mendeskripsikan kualitas hidup dimensi kesehatan fisik anak dengan leukemia. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan untuk profesi keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan terhadap kualitas hidup pasien leukemia serta dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya. 2. Bagi Institusi Rumah Sakit Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dalam meningkatkan mutu rumah sakit, dan dapat digunakan perawat dalam meningkatkan intervensi keperawatan secara menyeluruh, dukungan moril, dan pengetahuan tentang kualitas hidup pasien leukemia. 3. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini sebagai pengaplikasian ilmu yang sudah di dapat di bangku kuliah serta dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang kualitas hidup pasien leukemia.

7 E. Keaslian Penelitian 1. Nurhidayah, (2016). Kualias Hidup pada Anak dengan Kanker. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif yang dilakukan dengan wawancara terhadap 10 partisipan. Hasil penelitian ini menunjukkan 32 orang (54,3%) anak dengan kanker memiliki kualitas hidup yang buruk. Persamaan dengan penelitian ini yaitu terletak pada variabel yang diteliti yaitu kualitas hidup anak dengan kanker, sedangkan perbedaan dengan penelitian ini yaitu terletak pada responden yang diteliti lebih spesifik yaitu pada anak dengan leukemia di RSUD Dr. Moewardi dan kualitas hidup yang diteliti tidak semua dimensi melainkan dimensi kesehatan fisik saja. 2. Novrianda, (2016). Faktor-faktor Berhubungan dengan Kualitas Hidup Anak Leukemia Limfoblastik Akut yang Menjalani Kemoterapi. Hasil penelitian ini menunjukkan peran perawat menjadi faktor dominan yang berhubungan dengan kualitas hidup anak leukemia limfoblastik akut yang menjalani kemoterapi, dan ada perbedaan yang sangat signifikan kualitas hidup anak yang menjalani kemoterapi antara fase intensif, dan nonintensif. Persamaan dengan penelitian ini terletak pada variabel yang diteliti yaitu anak leukemia sedangkan perbedaan dengan penelitian terletak pada kualitas hidup

8 anak leukemia dilihat secara spesifik yaitu pada dimensi kesehatan fisiknya. 3. Prastiwi, (2012). Kualitas Hidup Penderita Kanker. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyakit kanker memberikan perubahan signifikan baik secara fisik maupun psikis setiap individu. Persamaan dengan penelitian ini yaitu menilai kualitas hidup pasien dengan kanker sedangkan perbedaan dengan penelitian ini yaitu penelitian ini menggambarkan kualitas hidup secara spesifik dan responden dalam penelitian lebih spesifik yaitu anak dengan kanker leukemia.