BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari sumber daya alamnya yang memadai tetapi juga sumber daya manusia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Grafik 1.1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia, 2014 (ribu orang)

BAB I PENDAHULUAN. dan berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu, pendidikan. sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling berhubungan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang dianugerahkan oleh Allah menjadi anak yang benar-benar berakhlak mulia. Semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novita Kostianissa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari tiga definisi yaitu secara luas, sempit dan umum.

BAB I PENDAHULUAN. hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN. belakang pembelajaran tematik integratif dan keadaan nyata di sekolah yang peneliti teliti.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vera Nurfadillah, 2014 Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini

OPTIMALISASI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI SENTRA MAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003, telah di gariskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. dan watak siswa agar memiliki sikap dan kepribadian yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 : 14).

PERSPEKTI Tentang PAUD DAN PENDIDIKAN DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN LOKAL BUDAYA JAWA. Novi Trisna Anggrayni Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas PGRI Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam. Dalam (Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003) Selain faktor yang berada dalam diri peserta didik, untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

OPTIMALISASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI MELALUI SENTRA BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK ESTER MANEMBO KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

BAB 1 PENDAHULUAN. dialami oleh negara lain, seperti perubahan sistim pendidikan, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya Meningkatkan Nilai-Nilai Keagamaan Anak Usia D ini Melalui Metode Bernyanyi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lina Nurliana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi Pembelajaran Orang Dewasa Dalam Penyelenggaraan Program Parenting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab 1 memaparkan beberapa cakupan yang dibahas dalam penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Asep Saputra, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S.

BAB I PENDAHULUAN. dimana seorang anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. asuh dan arahan pendidikan yang diberikan orang tua dan sekolah-sekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan di dalam negeri maupun di luar negeri. Tentunya perubahan

BAB I PENDAHULUAN. akan dibutuhkan anak dalam menghadapi kehidupan sehari-hari. Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan budaya dan karakter bangsa kini mendapat perhatian dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. mendidik anak-anak bangsa untuk taat kepada hukum (Azizy, 2003: 3).

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang

BAB I PENDAHULUAN. persiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. yang menangani anak usia 4-6 tahun. Pembelajaran di Taman Kanak-kanak

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam menentukan kemajuan suatu bangsa dan negara. Negara yang maju tidak hanya dilihat dari sumber daya alamnya yang memadai tetapi juga sumber daya manusia dan kualitas pendidikan manusia yang baik. Peran pendidikan sangat penting untuk mewujudkan kehidupan yang demokratis dan juga mencerdaskan kehidupan bangsa. Arti pendidikan di dalam Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab 1 pasal 1 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan tidak hanya di lingkungan sekolah tetapi juga pendidikan dari orang tua. Keberhasilan dalam dunia pendidikan tidak terlepas dari peranan beberapa komponen yaitu guru, masyarakat dan orang tua. Kurikulum 2013 saat ini menekankan pada pendidikan karakter, dimana dalam proses pembelajaran berbasis tematik integratif akan menanamkan nilai-nilai karakter pada diri peserta didik. Guru dan orang tua mempunyai peranan penting dalam mengaplikasikan nilai-nilai karakter pada diri siswa. Penanaman karakter yang baik sejak dini, akan berdampak baik juga ketika sudah dewasa. Dengan demikian dibutuhkan penanaman nilai-nilai karakter dalam dunia pendidikan, untuk mencetak generasi- 1

2 generasi bangsa yang berkarakter. Penanaman karakter yang dilakukan oleh orang tua bisa dilakukan melalui pembiasaan-pembiasaan kegiatan di rumah. Pengertian karakter di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Karakter juga dimaknai sebagai cara berpikir dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Setiap individu akan memiliki karakter yang berbeda, karena penanaman karakter yang dilakukan oleh orang tua juga akan berbeda pula. Menurut Fitri (2012: 14) pendidikan karakter tidak bisa berdiri sendiri, tetapi harus dibangun dari semua komponen yang ada. Dalam pendidikan formal, keterlibatan kepala sekolah, guru, dan orang tua siswa sangat besar dalam menentukan keberhasilannya. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Pendidikan informal sesungguhnya memiliki peran dan kontribusi yang sangat besar dalam keberhasilan pendidikan. Peserta didik mengikuti pendidikan di sekolah hanya sekitar 7 jam per hari, atau kurang dari 30%. Selebihnya, 70% peserta didik berada dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Apabila dilihat dari aspek kuantitas waktu, pendidikan di sekolah berkontribusi hanya sebesar 30 % terhadap hasil pendidikan peserta didik. Dalam hal ini pendidikan dari orang tua, pengasuhan orang tua akan berdampak pada karakter anak. Parenting (pengasuhan) orang tua melalui pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan itu akan berdampak pada perilaku anak ketika anak sudah tumbuh dewasa nanti.

3 Dasar pembentukan karakter anak yang pertama adalah keluarga. Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dikenal oleh anak dalam menumbuhkan eksistensi dirinya. Keluarga akan memberikan kontribusi yang sangat dominan terhadap terbentuknya karakter anak, yang meliputi kepribadian, kecerdasan intelektual maupun spiritual. Umur satu sampai dengan tiga tahun merupakan golden age, yaitu usia emas yang ditandai dengan perkembangan impul syaraf otak. Masa tersebut akan menjadi masa penentu bagi perkembangan anak tahap berikutnya. Optimalisasi masa emas anak semestinya harus didukung dengan stabilisasi dan keharmonisan dalam struktur keluarga, maupun pola pengasuhan (parenting) yang benar. Dua hal penting tersebut harus diciptakan oleh para orang tua. Pembentukan karakter pada aspek kepribadian diawali oleh keluarga atau orang tua. Selain kecerdasan intelektual dan spiritual yang diperoleh anak baik di rumah maupun di sekolah. Menurut Lestari (2013: 38) contoh lain dari bentuk parenting adalah orang tua yang terpaku pada tanggung jawab semata dalam mengasuh dan membesarkan anak. Tanggung jawab tersebut dibutuhkan dalam bentuk kepemilikan otoritas terhadap anak. Anak dituntut untuk patuh dan disiplin terhadap peraturan yang dibuat. Tak jarang model pendisiplinan yang diterapkan bersifat kaku dan keras. Hukuman diberikan pada anak bila tidak patuh. Situasi ini dapat membuka peluang terjadinya tindak kekerasan terhadap anak. Siswa Sekolah Dasar kelas 1 yang nantinya akan menjadi subjek penelitian, di mana masa-masa peralihan dari taman kanak-kanak, perkembangannya pun masih sangat labil, perilaku anak tentunya akan nampak berbeda dari anak yang satu dengan yang lainnya. Karakter anak yang berbeda-beda sudah pasti ada yang

4 melatarbelakangi mengapa hal itu terjadi dalam diri anak. Parenting seperti apa yang sudah diterapkan oleh orang tua dalam mendidik anak dan mengasuh anak dan pembiasaan yang dilakukan orang tua kepada anak-anaknya. Penanaman nilai-nilai karakter di SDN Kauman 1 Malang sudah diterapkan melalui pembiasaan-pembiasaan kegiatan yang dilakukan di sekolah, baik kegiatan di dalam kelas maupun di luar kelas seperti ekstrakurikuler. Penanaman nilai karakter yang diterapkan diantaranya nilai religius yang diimplementasikan dalam pembiasaan beribadah yakni pembiasaan salam, belajar salat, dan berdoa sebelum dan sesudah melakukan aktivitas. Selain nilai religius, nilai kedisiplinan, tanggung jawab, cinta tanah air juga diimplementasikan pula dalam pembiasaan berkomunikasi dan belajar anak baik di sekolah maupun di rumah. Penanaman karakter di sekolah tidak akan berjalan lancar tanpa dukungan dari orang tua siswa. Selain di sekolah pembiasaan-pembiasaan pun harus diterapkan pula oleh orang tua, misalnya pembiasaan dalam beribadah, kedisiplinan dalam belajar, dan bagaimana berkomunikasi yang baik dengan orang tua. Sehingga di sekolah anak akan terbiasa, jika di rumah sudah dilatih oleh orang tua. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Reni Eka Puspita, penelitian ini dilakukan pada kelas 3 Sekolah Dasar. Dalam penelitian ini untuk mencari hubungan pola asuh orang tua dengan perkembangan kognitif anak. Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian ini dapat dibuktikan bahwa pola asuh orang tua memang berperan penting dalam perkembangan anak, dan diketahui dari hasil penelitian ini pola asuh dan perkembangan kognitif anak saling berhubungan.

5 Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yang dilakukan adalah penelitian terdahulu meneliti tentang Hubungan Pola Asuh Orangtua dan Perkembangan Kognitif Anak Di Desa Kemiri Kecamatan Puspo Kabupaten Pasuruan. Sedangkan penelitian yang sekarang adalah menggunakan pendekatan kualitatif yakni mendeskripsikan pendidikan karakter melalui pendekatan parenting siswa kelas 1 SDN Kauman 1 Malang. Melihat kekurangan pada penelitian terdahulu yakni hubungan pola asuh terhadap perkembangan kognitif anak, pada penelitian ini peneliti akan mengangkat permasalahan pada pendekatan parenting orang tua melalui pembiasaan-pembiasaan di rumah yang berdampak pada pendidikan karakter anak dalam kehidupan sehari-hari. Fakta di lapangan saat ini sudah adanya perubahan atau pergeseran fungsi keluarga, dilatarbelakangi dengan kesibukan orang tua sehingga tak jarang anak yang diasuh bukan oleh keluarganya sendiri, sehingga saat ini fungsi keluarga dan parenting sudah mulai terabaikan. Peran keluarga sangat penting dalam perkembangan karakter anak, karena tidak hanya di sekolah, masyarakat tetapi berawal dari keluarga yang akan mengarahkan dan menentukan karakter anak. Diawali dengan pembiasaan pembiasaan di rumah yang harus diajarkan oleh orang tua sehingga dapat juga diterapkan oleh anak ketika berada di sekolah. Berdasarkan latar belakang diatas, dalam penelitian ini peneliti menggunakan judul Pendidikan Karakter melalui Pendekatan Parenting Siswa Kelas I SDN Kauman 1 Malang.

6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pendidikan karakter melalui pendekatan parenting siswa kelas I SD dalam pembiasaan beribadah? 2. Bagaimana pendidikan karakter melalui pendekatan parenting siswa kelas I SD dalam pembiasaan berkomunikasi? 3. Bagaimana pendidikan karakter melalui pendekatan parenting siswa kelas I SD dalam pembiasaan aktivitas belajar? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan diatas, tujuan penelitian adalah: 1. Mendeskripsikan pendidikan karakter melalui pendekatan parenting siswa kelas I SD dalam pembiasaan beribadah. 2. Mendeskripsikan pendidikan karakter melalui pendekatan parenting siswa kelas I SD dalam pembiasaan berkomunikasi. 3. Mendeskripsikan pendidikan karakter melalui pendekatan parenting siswa kelas I SD dalam pembiasaan aktivitas belajar. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan masalah penelitian dan tujuan yang telah dikemukakan, maka hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:

7 1. Manfaat Teoritis a. Memberikan sumbangan pemikiran terhadap pengembangan khasanah keilmuan pendidikan di kalangan keguruan dan ilmu pendidikan terutama pendidikan karakter pada siswa sekolah dasar. b. Menjadi bahan referensi untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi pihak-pihak lain yang terkait untuk melakukan penelitian yang sejenis penelitian ini. 2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan untuk khalayak umum dan para pembaca yang tertarik untuk meneliti dalam bidang pendidikan khususnya pendidikan karakter dan parenting. b. Bagi peneliti hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai temuan awal dan pengalaman yang berguna untuk melakukan penelitian selanjutnya.