STUDI PERBANDINGAN NILAI KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTIS BETON YANG MENGGUNAKAN PASIR MERAPI DAN PASIR LUMAJANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III LANDASAN TEORI

Augustinus NRP : Pembimbing : Ny. Winarni Hadipratomo, Ir. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

BAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang

SUB JURUSAN STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI JUDUL PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

STUDI KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS COPPER SLAG

BAB III LANDASAN TEORI. (admixture). Penggunaan beton sebagai bahan bangunan sering dijumpai pada. diproduksi dan memiliki kuat tekan yang baik.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISA DATA. Sipil Politeknik Negeri Bandung, yang meliputi pengujian agregat, pengujian beton

III. METODE PENELITIAN

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI. BAB III LANDASAN TEORI Beton Serat Beton Biasa Material Penyusun Beton A. Semen Portland

PEMANFAATAN LIMBAH KERAMIK SEBAGAI AGREGAT KASAR DALAM ADUKAN BETON

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH LUBANG DALAM BETON TERHADAP KEKUATAN MEMIKUL BEBAN AKSIAL

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

STUDI EKSPERIMENTAL SIFAT-SIFAT MEKANIK BETON NORMAL DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI AGREGAT KASAR

PENGARUH PEMAKAIAN AGREGAT KASAR DARI LIMBAH AMP TERHADAP KUAT TEKAN BETON fc 18,5 MPa

PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN KOLOM BETON BERTULANG TERHADAP KUAT TEKAN

PERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG DENGAN GLASS FIBER JACKET UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS BEBAN AKSIAL (034S)

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENUANGAN ADUKAN BETON READY MIX KE DALAM FORMWORK TERHADAP MUTU BETON NORMAL

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

PENGARUH PERSENTASE BATU PECAH TERHADAP HARGA SATUAN CAMPURAN BETON DAN WORKABILITAS (STUDI LABORATORIUM) ABSTRAK

1.1 Latar Belakang Lingkup Permasalahan Tujuan Penelitian 3

Sifat Beton Segar 1. Kemudahan Pengerjaan ( Workability /Kelecakan) Kompaktibilitas Mobilitas Stabilitas

PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN SEMEN DENGAN ABU SEKAM PADI TERHADAP KEKUATAN BETON K-400

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

PERBANDINGAN KAPASITAS BALOK BETON BERTULANG ANTARA YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN SEMEN PORTLAND TIPE I TUGAS AKHIR.

BAB V HASIL PEMBAHASAN

ANALISA PERBANDINGAN KUALITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS QUARRY SUNGAI MARUNI MANOKWARI DAN KAMPUNG BUGIS SORONG

KUAT TEKAN BETON DENGAN VARIASI AGREGAT YANG BERASAL DARI BEBERAPA TEMPAT DI SULAWESI UTARA

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH PECAHAN BATU MARMER SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA KEKUATAN BETON

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR KUARSA SEBAGAI SUBSTITUSI SEMEN PADA SIFAT MEKANIK BETON RINGAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. UCAPAN TERIMAKASIH... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR GRAFIK...

BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN PORTLAND COMPOSITE CEMENT TERHADAP KUAT LENTUR BETON DENGAN f c = 40 MPa PADA BENDA UJI BALOK 600 X 150 X 150 mm 3

PERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG DENGAN FIBER GLASS JACKET PADA KONDISI KERUNTUHAN TARIK

BAB IV HASIL DAN ANALISA

TATA CARA PEMBUATAN RENCANA CAMPURAN BETON NORMAL. SNI By Yuyun Tajunnisa

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

BAB III LANDASAN TEORI. dibebani gaya tekan tertentu oleh mesin tekan.

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH BERBAGAI KADAR VISCOCRETE PADA BERBAGAI UMUR KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI f c = 45 MPa

BAB III LANDASAN TEORI. Kuat tekan beton adalah besarnya kemampuan beton untuk menerima gaya

Viscocrete Kadar 0 %

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kerikil Lubuk Minturun 1 Berat isi 1,75gr/ 1,52 gr/ 1,66 gr/ 2 Berat jenis dan penyerapan. Kerikil Gunung Nago

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014

Trian Cahyarini 1), Andang Widjaja 2) 1) Program Studi S1 Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

TEKNIKA VOL.3 NO.1 APRIL_

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK KACA SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI AGREGAT HALUS TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON

KUAT TEKAN BETON CAMPURAN 1:2:3 DENGAN AGREGAT LOKAL SEKITAR MADIUN

EFEKTIFITAS PASIR KUARSA SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA SIFAT MEKANIK BETON

EFEKTIFITAS PASIR KUARSA SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA SIFAT MEKANIK BETON

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

Heru Indra Siregar NRP : Pembimbing : Ny. Winarni Hadipratomo, Ir. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas bahan, cara pengerjaan dan cara perawatannya.

bersifat sebagai perekat/pengikat dalam proses pengerasan. Dengan demikian

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus (Pasir) Tabel 1. Hasil Analisis Kadar Air Agregat Halus (Pasir)

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat

Pengaruh Penambahan Serat Polypropylene Terhadap Sifat Mekanis Beton Normal

BAB 3 METODE PENELITIAN

BETON RINGAN TEMPURUNG KELAPA. Noviyanthy Handayani Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya ABSTRAK

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENYELIMUTAN BETON DENGAN LEMKRA FIRE PROOFING TERHADAP KUAT BETON AKIBAT PEMBAKARAN

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

Analisis Pemakaian Abu Vulkanik Gunung Merapi untuk Mengurangi Pemakaian Semen pada Campuran Beton Mutu Kelas II

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN STELL FIBER TERHADAP UJI KUAT TEKAN, TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR PADA CAMPURAN BETON MUTU f c 25 MPa

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian

BAB I PENDAHULUAN I 1

Berat Tertahan (gram)

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTACT. iii KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN. xii DAFTAR GAMBAR. xiii DAFTAR TABEL. xvi DAFTAR GRAFIK I-1

PENGGUNAAN PASIR DAN KERIKIL LOKAL DI KABUPTEN SUMENEP SEBAGAI BAHAN MATERIAL BETON DI TINJAU DARI MUTU KUAT BETON

BAB III METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM

> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <

ANALISIS UKURAN AGREGAT KASAR PADA SIFAT MEKANIS BETON

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN SEMEN PPC DENGAN TAMBAHAN GLENIUM

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu hasil

EKSPERIMEN DAN ANALISIS BEBAN LENTUR PADA BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU RAJUTAN

Transkripsi:

STUDI PERBANDINGAN NILAI KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTIS BETON YANG MENGGUNAKAN PASIR MERAPI DAN PASIR LUMAJANG Eka Susanti Program Studi S1 Teknik Sipil FTSP ITATS, Surabaya Email: ekasusanti2012@yahoo.com ABSTRAK Letusan Gunung banyak meninggalkan pasir hasil erupsi. yang terkandung dalam material vulkanik yang dimuntahkan gunung, merupakan pasir kualitas terbaik untuk bahan bangunan dengan kandungan silika (SiO) yang tinggi, kandungan besi (FeO) yang belum mengalami pelapukan dan memiliki kandungan lempung yang sangat sedikit. Selain membuat beton semakin kuat, sedikitnya lempung juga akan meningkatkan daya tahan beton dan membuat tingkat kekeroposan beton lebih rendah.(jakarta, KOMPAS.COM, 8 Nov 2010). banyak digunakan sebagai bahan bangunan yang ada di Jawa Timur. Karena merupakan agregat halus dengan kwalitas terbaik. Menurut Toha (2009), pasir berasal dari campuran muntahan gunung semeru dengan kandungan zat besi yang tinggi. Parameter utama mutu beton adalah nilai kuat tekan dan modulus elastis. Kuat tekan beton adalah nilai test tekan beton silinder pada umur 28 hari dan modulus elastis adalah nilai rasio tegangan terhadap regangan. Kedua nilai ini berkaitan erat, dimana nilai modulus elastis berbanding lurus terhadap nilai kuat tekan. Pada penelitian ini dilakukan studi perbandingan nilai kuat tekan dan modulus elastis beton yang menggunakan pasir dan pasir. Hasil studi menunjukkan bahwa hasil uji beton dengan pasir memiliki nilai kuat tekan beton lebih besar 8%, dan nilai modulus elastis lebih besar 4% terhadap beton dengan pasir. Kata kunci:,, kuat tekan dan modulus elastis. 1. Pendahuluan. adalah pasir yang banyak digunakan sebagai bahan bangunan yang ada di Jawa Timur. Karena merupakan agregat halus dengan kwalitas terbaik. Letusan gunung, membuat perubahan permintaan akan pasir sebagai bahan bangunan. lebih banyak dicari sebagai bahan bangunan karena mengandung silika (SiO) yang tinggi, memiliki kandungan besi (FeO) yang belum mengalami pelapukan dan memiliki kandungan lempung yang sangat sedikit. Hal tersebut membuat beton semakin kuat, meningkatkan daya tahan beton dan membuat tingkat kekeroposan beton lebih rendah.(jakarta, KOMPAS.COM, 8 Nov 2010). Parameter utama mutu beton adalah nilai kuat tekan dan modulus elastis. Nilai kuat tekan beton adalah nilai test tekan beton silinder pada umur 28 hari dan nilai modulus elastis adalah nilai rasio tegangan terhadap regangan. Kedua nilai ini berkaitan erat, dimana nilai modulus elastis berbanding lurus terhadap nilai kuat tekan. 1

Pada penelitian ini dilakukan studi perbandingan nilai kuat tekan dan modulus elastis beton yang menggunakan pasir dan pasir 2. Tinjauan Pustaka 2.1. Kuat Tekan Beton Kuat tekan beton merupakan salah satu parameter dari kekuatan struktur. Semakin kuat struktur yang diinginkan semakin besar kuat tekan beton yang diperlukan. Kuat tekan beton diperoleh dari uji tekan beberapa benda uji berbentuk silinder pada umur 28 hari. Benda uji silinder dengan ukuran 15x30 cm diberi beban tekan P yang terus menerus ditingkatkan nilainya hingga mencapai tingkat keruntuhan beton. Mekanisme uji tekan beton dapat dilihat pada gambar sbb. P Dial pengukur regangan longitudinal. Kuat tekan beton dinotasikan sebagai berikut : f c = kekuatan tekan beton yang disyaratkan (Mpa). Dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : P f c A Dengan : P = Beban maksimum (kg). A = Luas penampang benda uji (cm 2 ). fc = Kuat tekan beton karakteristik (kg/cm 2 ) Kuat tekan beton mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya umur beton. Kuat tekan beton dianggap mencapai 100 % setelah beton berumur 28 hari. Menurut SNI T-15-1991, perkembangan kekuatan beton dengan bahan pengikat PC type 1 berdasarkan umur beton disajikan pada Tabel 1 sebagai berikut: Tabel 1. Perkiraan Kuat tekan beton pada berbagai umur Umur beton (hr) Kuat tekan beton (%) 3 7 14 21 28 0,46 0,70 0,88 0,96 1 2.2. Modulus Elastis Modulus elastis merupakan rasio tegangan terhadap regangan yang dirumuskan sbb: Dengan : E = Modulus elastis (kg/cm 2 ). A = Luas penampang benda uji (cm 2 ). fc = Kuat tekan beton karakteristik (kg/cm 2 ) Modulus Elastisitas longitudinal disebut juga dengan Modulus Young. Nilai modulus elastisitas secara eksperimen didapat dengan cara melakukan uji kuat tekan beton pada benda uji berbentuk silinder pada umur 28 hari. Data yang di ukur adalah nilai gaya tekan P dan nilai regangan longitudinal.untuk mendapatkan nilai regangan longitudinal, benda uji silinder diberi sabuk dengan dial pengukur regangan longitudinal. Prosedur pengujian dilakukan dengan cara melakukan penekanan benda uji pada mesin uji tekan dengan kecepatan 1,25 mm/menit Pada saat regangan longitudinal ε1 mencapai 5 % (bacaan pada dial gauge menunjukkan 1 div) beban P1 dicatat untuk menghitung tegangan S1 dan regangan transversal (dial LVDT pada data logger, εt1) juga dicatat. Pembebanan dilanjutkan sampai 2

mencapai beban P2 (40 % P mak), regangan longitudinal pada dial gauge (ε2) dan regangan transversal pada LVDT (εt2) dicatat. Modulus elastisitas beton dihitung dengan rumus : dimana : E = Modulus elastisitas beton (N/mm2) S2=Tegangan yang terjadi saat beban 40 % P maksimum, P2 = Beban pada saat 40 % Pmak S1 = Tegangan yang terjadi saat regangan longitudinal mencapai 0,000050, P1= Beban pada saat regangan mencapai 0,00005. ε2 = Regangan longitudinal pada saat beban mencapai 40 % Pmak (P2). Nilai modulus elastis juga dapat ditentukan secara empiris, yaitu dari nilai kuat tekan beton. Semakin besar kuat tekan beton, semakin besar pula nilai modulus elastisnya. Hubungan modulus elastis terhadap kuat tekan beton menurut pasal 10.5 SNI-03-2847 (2002) adalah sbb: 3. Metode Penelitian Metode penelitian secara ekperimen dengan proses sbb: a. Melakukan uji material pasir, kerikil dan semen. b. Membuat mix disain berdasarkan hasiluji material. c. Membuat benda uji silinder 15x30cm sebanyak 18 benda uji untuk masing-masing jenis pasir. 18 benda uji tersebut terbagi menjadi 6 benda uji dengan 0,4 ; 6 benda uji dengan 0,5dan 6 benda uji dengan 0,6. d. Melakukan uji tekan e. Nilai modulus elastis didapat dengan perumusan SNI-03-2847- 2002. f. Melakukan analisa data g. Kesimpulan 4. Hasil Dan Pembahasan 4.1.Hasil Penelitian Karakteristik dan Kerikil Tabel 2. Hasil uji karakteristik pasir Grading zone Berat jenis Standart ASTM 4 2 lebih halus 2,38 2,5 ASTM C 128 93 yaitu 1,6-3,30 Resapan 4,71 4,71 ASTM C 128 93 (maksimal 4,0%). Kadar lumpur 2,6% 2,8% ASTM C 117 95 (maksimal 5,0% ) Tabel 2 menunjukkan bahwa hasil uji agregat halus pada uji berat jenis dan kadar lumpur memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh ASTM C. Kecuali uji resapan yang tidak memenuhi persyaratan ASTM. Tabel 3.Hasil Penelitian karakteristik Kerikil Grad Brt Resap Kdr zone jenis an lumpur Kerikil 1 2,84 8,45% 2% ASTM 1,60 3,20 Max 4% Max 5% Tabel 3 menunjukkan bahwa hasil uji agregat kasar pada uji berat jenis dan 3

kadar lumpur memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh ASTM C. Kecuali uji resapan yang tidak memenuhi persyaratan ASTM. 4.2. Komposisi Campuran Berdasarkan hasil pengujian karakteristik material, dibuat mix disain beton untuk fc = 25 Mpa dengan hasil sebagai berikut: Tabel 4. Komposisi Campuran PC Kerikil Hasil mix disain menunjukkan kebutuhan jumlah pasir yang lebih tinggi dibanding pasir. Semakin banyak pasir yang digunakan, terjadi pengurangan jumlah kerikil. 4.3. Uji Slump Uji slump pada campuram beton yang akan dicetak menunjukkan hasil slump tes pada tabel 5. Tabel 5. Hasil uji slump Air 0.4 32.53 32.533 55.275 13.013 Perb. vol 1 1 2 0.5 26.55 49.834 58.502 13.013 Perb. vol 1 2 2 0.6 21.68 52.074 61.131 13.013 Perb. vol 1 2 3 PC Lumaja ng Kerikil Air 0.4 32.53 26.539 80.817 13.013 Perb. vol 1 1 2 0.5 26.43 28.432 85.259 13.013 Perb. vol 1 1 3 0.6 21.68 29.645 88.935 13.013 Perb. vol 1 1 4 Tinggi Slump (mm) 0.4 94 0.5 92 0.6 90 Tinggi Slump (mm) 0.4 87 0.5 85 0.6 83 Hasil uji slump pada tabel 5 memperlihatkan nilai slump campuran beton yang menggunakan pasir lebih tinggi dibanding pasir. Bila dihubungkan dengan tabel 6 yang merupakan hubungan antara slump test terhadap tingkat workabilitas pembuatan campuran beton: Tabel 6. Hubungan tingkat workabilitas, nilai slump dan tingkat kepadatan adukan. Tingkat Workabilitas Nilai Slump Faktor Kepadatan Sangat rendah 0 25 0.8 0.87 Rendah s/d sedang 25 50 0.87 0.93 Sedang sampai tinggi 50 100 0.93 0.95 Tinggi 100 175 > 0.95 Maka dapat diketahui bahwa ketiga campuran dengan nilai berbeda memiliki tingkat workabilitas yang sama, yaitu sedang sampai tinggi. 4.4. Kuat Tekan Pada pembuatan mix disain digunakan kuat tekan rencana 25 Mpa. Dengan menggunakan analisis statistik untuk 1 sampel dengan n < 30, maka dihitung nilai simpangan baku (s). Sehingga dapat diketahui kemungkinan 4

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Prasarana Wilayah (ATPW), adanya kekuatan yang tidak memenuhi syarat fc = fc rencana - s dimana s adalah deviasi standar. Hasil uji tekan berupa data gaya tekan (P) pada saat benda uji hancur. Data tersebut dirubah menjadi tegangan, dimana: Nilai ( )( ) Tabel 7 Analisis statistik kontrol kekuatan benda uji yang tidak memenuhi syarat No P (N) fc (Mpa) 1 580000 32,83793 0,94369 0,89042 2 560000 31,70559 0,188724 0,03562 3 560000 31,70559 0,188724 0,03562 4 560000 31,70559 0,188724 0,03562 5 560000 31,70559 0,188724 0,03562 6 560000 31,70559 0,188724 0,03562 = 191,3659 1,887238 1,0685 Contoh perhitungan analisis kekuatan untuk mengetahui adanya kemungkinan kekuatan yang tidak memenuhi syarat: Digunakan hasil uji tekan campuran beton yang menggunakan pasir (1:1:2) dengan 0,4 dan jumlah benda uji (n) = 6 bh. Hasil uji tekannya ada pada tabel 7 kolom 2. Nilai kuat tekan rata-rata ( ): Nilai deviasi standar (s) : Nilai fc hasil uji kuat tekan tidak boleh berada dibawah nilai = fc rencana s = 25 0,462277 = 24,5377Mpa Mpa. Artinya, semua hasil tes uji tekan memenuhi syarat kekuatan tekan beton rencana. Hal sama dilakukan juga untuk data yang lain, dan didapat kesimpulan semua data uji tekan memenuhi syarat kekuatan. Tabel 8. Hasil uji kuat tekan rata-rata 0,4 0,5 0,6 (fc Mpa) 31,894 31,894 30,573 (fc Mpa) 30,856 30,007 26,044 Peningkatan fc thd 3,255 5,917 14,814 (%) Peningkatan rata-rata (%) 7,995 Untuk analisa selanjutnya, hasil kuat tekan rata-rata campuran beton yang menggunakan pasir terhadap pasir, ditabelkan pada tabel 8. Tabel tersebut menunjukkan bahwa: a. Semakin besar nilai, makin kecil nilai kuat tekannya. b. Penggunaan pasir terhadap pasir ternyata dapat menaikkan kuat tekan beton 3,255% untuk 0,4 ; 5,917% untuk 0,5% dan 14,814 untuk 0,6. c. Dapat dikatakan, penggunaan pasir sebagai campuran beton, rata-rata dapat menaikkan nilai fc sebesar 7,995% 8%. Kuat tekan beton dengan pasir lebih baik karena pasir : a. Memiliki butiran agregat yang lebih kasar, sehingga menghasilkan komposisi campuran yang lebih baik. Komposisi pasir dan kerikil lebih berimbang dan saling mengisi. b. Memiliki berat jenis yang lebih besar, sehingga Hasil uji tekan tabel 7 kolom 3, memperlihatkan semua nilai fc >24,5377 5

c. Memiliki kadar lempung yang kecil, sehingga beton tidak mudah keropos dan awet. 4.5. Modulus Elastis Modulus Elastis beton (E) tidak dicari dengan eksperimental, tapi dicari berdasarkan perumusan pasal 10.5 SNI 03-2847-2002. Hasil perhitungan ditabelkan sebagai berikut: Tabel 9. Nilai Modulus Elastis (E), berdasarkan fc rata-rata 0,4 0,5 0,6 26543,27 26543,27 25987,75 (E Mpa) 26107,78 25746 23985,61 (E Mpa) Peningkatan nilai E 1,64 3,00 7,70 thd (%) Peningkatan 4,12 rata-rata (%) Hasil perhitungan nilai modulus elastis ( E ) pada tabel 9 menunjukkan : a. Nilai E semakin mengecil pada nilai yang semakin membesar. b. Nilai E campuran beton dengan pasir lebih besar dibanding pasir. Pada 0,4 terdapat kenaikan nilai E sebesar 1,64%; 0,5 nilai E naik 3% dan 0,6 nilai E naik 7,7%. c. Dapat dikatakan, penggunaan pasir sebagai campuran beton ratarata dapat menaikkan nilai E sebesar 4,12% 4%. Modulus elastisitas beton meningkat seiring dengan peningkatan kuat tekan beton. 5. Kesimpulan Studi perbandingan kuat tekan dan modulus elastisitas beton yang menggunakan pasir dan pasir memberikan hasil : a. Nilai fc campuran beton dengan pasir lebih tinggi 8% dan b. Nilai Modulus Elastis campuran beton dengan pasir lebih tinggi 4%. Secara umum dapat disimpulkan bahwa karakteristik beton dengan campuran pasir lebih baik dari pada pasir. Daftar Pustaka Mulyono, Tri. 2004. Teknologi Beton. Yogyakarta: Penerbit Andi. Nawy, EG, 1985, Beton Bertulang Suatu pendekatan dasar Printice Hall, Inc, New jersey, USA. Purwono, Rachmat dkk. 2007. SNI 03 2847 2002 & S 2002 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung. Surabaya: ITSPRESS. 6