BAB I PENDAHULUAN. besar perhatiannya terhadap persoalan masyarakat, karena pada usia tersebut

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (2010 hingga 2014) sebanyak kasus anak terjadi di 34 provinsi dan

BAB I PENDAHULUAN. segala kemungkinan yang akan membahayakan mereka dan bangsa di masa

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi negara modern, dan oleh karena itu masing-masing negara berusaha

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

I. PENDAHULUAN. Perhatian terhadap diri dan hakikat anak sudah dimulai pada akhir abad ke- 19, dimana anak

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya

Kajian yuridis terhadap tindak pidana pembunuhan disertai pemerkosaan yang dilakukan oleh anak ( studi kasus di Pengadilan Negeri Surakarta )

BAB I PENDAHULUAN. Anak Di Indonesia. hlm Setya Wahyudi, 2011, Implementasi Ide Diversi Dalam Pembaruan Sistem Peradilan Pidana

BAB I PENDAHULUAN. mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam. dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. telah ditegaskan dengan jelas bahwa Negara Indonesia berdasarkan atas hukum,

BAB I PENDAHULUAN. lazim disebut norma. Norma adalah istilah yang sering digunakan untuk

: UPAYA PERLINDUNGAN ANAK BERHADAPAN HUKUM DALAM SISTEM PERADILAN ANAK FAKULTAS : HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Anak adalah amanat sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang dan peraturan serta ketentuan-ketentuan lain yang berlaku di

BAB I PENDAHULUAN. pemberantasan atau penindakan terjadinya pelanggaran hukum. pada hakekatnya telah diletakkan dalam Undang-Undang Nomor 48 tahun

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang Undang Perlindungan Anak

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

BAB I PENDAHULUAN. khusus untuk melaporkan aneka kriminalitas. di berbagai daerah menunjukkan peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN. dan perhatian, sehingga setiap anak dapat tumbuh dan berkembang secara

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia dan keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Agar kelak

I. PENDAHULUAN. didasarkan atas surat putusan hakim, atau kutipan putusan hakim, atau surat

BAB I PENDAHULUAN. faktor sumber daya manusia yang berpotensi dan sebagai generasi penerus citacita

BAB I PENDAHULUAN. pencurian tersebut tidak segan-segan untuk melakukan kekerasan atau. aksinya dinilai semakin brutal dan tidak berperikemanusiaan.

I. PENDAHULUAN. dalam kandungan. Anak sebagai sumber daya manusia dan bagian dari generasi muda, sudah

BAB 1 PENDAHULUAN. senantiasa harus kita jaga karena dalam dirinya melekat harkat, martabat, dan

BAB I PENDAHULUAN. aktifitasnya yang berupa tanah. Tanah dapat berfungsi tidak saja sebagai lahan

BAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain. Manusia selalu ingin bergaul bersama manusia lainnya dalam. tersebut manusia dikenal sebagai makhluk sosial.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sebagai negara yang telah meratifikasi konvensi hak anak (United

BAB I PENDAHULUAN. kongkrit. Adanya peradilan tersebut akan terjadi proses-proses hukum

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kenakalan anak atau (juvenile deliuencya) adalah setiap

PERTANGGUNG JAWABAN BAGI ANAK DALAM TINDAK PIDANA LALU LINTAS MENGAKIBATKAN MATINYA ORANG LAIN (Studi Kasus di Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI

UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK [LN 2002/109 TLN 4235]

I. PENDAHULUAN. Narkotika selain berpengaruh pada fisik dan psikis pengguna, juga berdampak

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai anak, adalah merupakan hal yang sangat penting

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI PERBANDINGAN PENJATUHAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PERTAMA DAN RESIDIVIS.

BAB I PENDAHULUAN. hukuman yang maksimal, bahkan perlu adanya hukuman tambahan bagi

BAB I PENDAHULUAN. sangat kuat, yakni dengan menjadikan Undang-undang Dasar 1945 menjadi pilar

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wujud penegakan hak asasi manusia yang melekat pada diri. agar mendapatkan hukuman yang setimpal.

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sebagai makhluk individual manusia memiliki kepentingan masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. kekerasan. Tindak kekerasan merupakan suatu tindakan kejahatan yang. yang berlaku terutama norma hukum pidana.

BAB I PENDAHULUAN. positif Indonesia lazim diartikan sebagai orang yang belum dewasa/

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum, maka

BAB I PENDAHULUAN. hidup, tumbuh dan berkembang, berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dari

BAB I PENDAHULUAN. baik. Perilaku warga negara yang menyimpang dari tata hukum yang harus

Lex et Societatis, Vol. II/No. 7/Ags/2014. PEMIDANAAN TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR 1 Oleh: Judy Mananohas 2

II. TINJAUAN PUSTAKA. perbuatan yanag dapat dipidana, orang yang dapat dipidana, dan pidana. Istilah tindak pidana di

BAB I PENDAHULUAN. (On-line), (29 Oktober 2016). 2

BAB I PENDAHULUAN. dipertegas dalam Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen ke-3 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak bukanlah untuk dihukum tetapi harus diberikan bimbingan dan

I. PENDAHULUAN. dalam rangka menjamin pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental, dan sosial

BAB I PENDAHULUAN. melanggarnya, sedangkan kejahatan adalah perbuatan dengan proses yang sama dan

I. PENDAHULUAN. dengan alat kelamin atau bagian tubuh lainnya yang dapat merangsang nafsu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tindak kejahatan yang menjadi fenomena akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. berupa kebiasaan, nilai kesopanan, norma dan kesemuanya bermuara pada

BAB I PENDAHULUAN. dapat di pandang sama dihadapan hukum (equality before the law). Beberapa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak merupakan generasi penerus bangsa indonesia, mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan di dalam masyarakat berkembang seiring dengan. tidak akan dapat hilang dengan sendirinya, sebaliknya kasus pidana semakin

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK SEBAGAI PELAKU TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN (Studi Kasus Putusan No: 164/Pid.B/2009/PN.PL) SAHARUDDIN / D

BAB I PENDAHULUAN. hukum, tidak ada suatu tindak pidana tanpa sifat melanggar hukum. 1

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda. Itu sebabnya dalam keseharian kita dapat menangkap berbagai komentar

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki peranan strategis dan mempunyai ciri-ciri dan sifat khusus, memerlukan pembinaan dan pengarahan dalam rangka menjamin

selamat, aman, tertib, lancar, dan efisien, serta dapat

I. PENDAHULUAN. pengobatan dan pelayanan kesehatan. Namun, dengan semakin berkembangnya zaman, narkotika

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan kepada metode,

BAB I PENDAHULUAN. Pidana bersyarat merupakan suatu sistem pidana di dalam hukum pidana yang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari segi kualitas dan kuantitas. Kualitas kejahatan pada

BAB I PENDAHULUAN. dominan. Hal ini ditandai dengan jumlah alat transportasi darat lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan kepada setiap anggota masyarakat yang terkait dengan. penipuan, dan lain sebagainya yang ditengah masyarakat dipandang

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ATMAJAYA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. lain, terpengaruh obat-obatan dan lain-lain. yang memiliki kekuasaan dan ekonomi yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. seimbang. Dengan di undangakannya Undang-Undang No. 3 tahun Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No.

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap fasilitas-fasilitas umum dan timbulnya korban yang meninggal dunia.

BAB I PENDAHULUAN. ada juga kejahatan yang dilakukan oleh anak-anak. Anak yaitu seorang yang belum berumur 18 tahun dan sejak masih dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. perbuatan melanggar hukum.penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. pidana yang diancamkan terhadap pelanggaran larangan 1. Masalah pertama

METODE PENELITIAN. Pendekatan masalah yang digunakan dalam proses pengumpulan dan penyajian

PERANAN SIDIK JARI DALAM PROSES PENYIDIKAN SEBAGAI SALAH SATU ALAT BUKTI UNTUK MENGUNGKAP SUATU TINDAK PIDANA. (Studi Kasus di Polres Sukoharjo)

III. METODE PENELITIAN. satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisanya 1

BAB I PENDAHULUAN. hukum seperti telah diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang No. 35 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahun kenakalan anak selalu terjadi. Apabila dicermati

BAB I PENDAHULUAN. Masalah transportasi atau perhubungan merupakan masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. semua warga negara bersama kedudukannya di dalam hukum dan. peradilan pidana di Indonesia. Sebelum Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981

PENGANGKATAN ANAK SECARA LANGSUNG DALAM PERSPEKTIF PERLINDUNGAN ANAK

SKRIPSI PERAN BAPAS DALAM PEMBIMBINGAN KLIEN PEMASYARAKATAN YANG MENJALANI CUTI MENJELANG BEBAS. (Studi di Balai Pemasyarakatan Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Negara Hukum. Secara substansial, sebutan Negara Hukum lebih tepat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN PENGANGKATAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERLINDUNGAN TERHADAP ANAK KORBAN TINDAK PIDANA MENURUT UNDANG-UNDANG NO 23 TAHUN Oleh : EKA ROHMAWATI Nim:

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya kualitas sumber daya manusia staf Lembaga Pemasyarakatan, minimnya fasilitas dalam Lembaga Pemasyarakatan.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN PENGANGKATAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Alasan Pemilihan Judul. Pada era modernisasi dan globalisasi seperti sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. untuk dipenuhi. Manusia dalam hidupnya dikelilingi berbagai macam bahaya. kepentingannya atau keinginannya tidak tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan,

PERAN DAN KEDUDUKAN AHLI PSIKIATRI FORENSIK DALAM PENYELESAIAN PERKARA PIDANA

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara bersama-sama oleh semua instansi terkait (stakeholders) bertanggung jawab di bidang jalan;

BAB I PENDAHULAN. dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia dalam Pasal 1 Ayat (3)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keberlangsungan hidup manusia dan keberlangsungan sebuah bangsa dan Negara. Dengan peran anak yang penting ini, hak anak telah secara tegas dinyatakan dalam konstitusi, bahwa Negara menjamin setiapa anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. 1 Anak yang merupakan bagian dari Generasi muda biasanya amat besar perhatiannya terhadap persoalan masyarakat, karena pada usia tersebut mulai tumbuh idealisme (cenderung mengharapkan kesempurnaan). 2 Perilaku yang tidak sesuai dengan norma atau penyelewengan terhadap norma inilah yang dapat menimbulkan permasalahan di bidang hukum dan merugikan masyarakat. Penyelewengan yang demikian biasanya oleh masyarakat dicap sebagai suatu pelanggaran, bahkan sebagai suatu kejahatan. 3 Kenakalan anak 4 setiap tahun selalu meningkat, 5 oleh karena itu berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan kenakalan anak. Salah satu 1 2 3 4 5 Pasal 28 B ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 hasil amandemen Wagiati Soetodjo, 2006, Hukum Pidana Anak, Bandung : PT Refika Aditama, hal. 63-65. Bambang Waluyo, 2004, Pidana dan Pemidanaan, Jakarta : Sinar Grafika, hal. 1. Kenakalan anak dalam hal ini, khususnya berupa perbuatan yang merupakan tindak pidana Hal ini dapat dilihat dari jumlah Anak didik dari tahun pertahun cenderung bertambah. Jumlah anak didik pada tahun 2005 berjumlah 1645, pad athun 2006 berjumlah 1814, pada tahun 2007 berjumlah 2149, pada tahun 2008 berjumlah 2726 dan pada tahun 2009 berjumlah 2536. Lihat prosentase rata-rata pertahun jumlah penghuni (tahanan, narapidana dan anak didik) diukur dengan kapasitas lapas atau rutan. Statistic Ditjen Pemasyarakatan, 1

2 upaya cara pencegahan dan penanggulanagan kenakalan anak (politik criminal anak) saat ini melalui penyelanggaraan system peradilan pidana. Tujuan penyelenggaraan system peradilan anak (juvenile justice) tidak semata-mata bertujuan untuk menjatuhkan sanksi pidana anak pelaku pidana tetapi lebih focus pada dasar pemikiran bahwa penjatuhan sanksi tersebut sebagai sarana mendukung mewujudkan kesejahteraan anak pelaku tindak pidana. Pada sebagian besar kasus yang terjadi dimana seseorang dituduh melakukan kejahatan yang tidak disengaja, orang tersebut telah melanggar larangan (tertentu) spesifik, baik yang dikodifikasikan secara resmi atau tidak, mengakibatkan kematian pada kecelakaan lalu lintas sering bersamaan dengan pelanggaran peraturan lalu lintas khusus. Perilaku yang tidak sesuai dengan norma atau penyelewengan dapat dicontohkan dalam peristiwa kecelakaan lalu lintas yang terjadi di jalan tol jogorawi yang dilakukan oleh AQJ telah menghebohkan masyarakat. Dimana AQJ yang baru berusia 13 tahun dapat mengemudikan sebuah mobil dengan kecepatan yang cukup tinggi tanpa didampingi seorangpun didalamnya. Bilamana dalam peristiwa yang mengakibatkan 7 orang korban meninggal dunia. Yang mana di Kabupaten Sukoharjo sendiri juga pernah terjadi kecelakan lalu lintas yang di lakukan oleh anak yang mengakibatkan meninggalnya korban yang terjadi pada tahun Beranjak dari uraian pertanggung jawaban tindak pidana Lalu Lintas di atas yang melibatkan anak sebagai subjek dari peristiwa di atas, maka perlu diketahui bahwa Indonesia telah membentuk peraturan perlindungan anak http://www.ditjenpas.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=45, diunduh pada hari senin tanggal 10 Maret 2013

3 dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sudah dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Pemenuhan Hak Asasi Manusia seperti yang tertuang Pasal 59 Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang berbunyi: Pemerintah dan lembaga negara lainnya berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan perlindungan khusus kepada anak dalam situasi darurat, anak yang berhadapan dengan hukum, anak dari kelompok minoritas dan terisolasi, anak tereksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual, anak yang diperdagangkan, anak yang menjadi korban penyalahgunaaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (napza), anak korban penculikan, penjualan dan perdagangan, anak korban kekerasan baik fisik dan/atau mental, anak yang menyandang cacat, dan anak korban salah dan penelantaran. Dengan latar belakang diatas penulis sangat tertarik membuat penelitian yang terfokus pada pengemudi kendaraan dibawah umur dengan latar belakang tersebut dengan judul PERTANGGUNG JAWABAN BAGI ANAK DALAM TINDAK PIDANA LALU LINTAS MENGAKIBATKAN MATINYA ORANG LAIN (Studi Kasus di Wilayah Hukum Sukoharjo) B. Pembatasan dan Rumusan Masalah Penulis akan membatasi permasalahan yang diteliti dengan harapan dalam pembahasan dapat dilakukan secara tuntas serta tidak menyimpang dari pokok permasalahan yang diteliti. Maka dari itu penulis akan memberikan pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Yang penulis maksud kecelakaan lalu lintas ini adalah kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan matinya orang lain yang dilakukan anak.

4 2. Di dalam penelitian ini penulis akan menitikberatkan pada penelitian di wilayah hukum Sukoharjo yaitu di Sat. Lantas Sukoharjo dan Pengadilan Negeri Sukoharjo. Berdasarkan pembatasan itu maka rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan ketentuan pidana bagi anak pada kasus kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan matinya orang lain? 2. Bagaimanakah pertanggung jawaban anak dalam kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan matinya orang lain? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan pembahasan masalah di atas, maka peneliti menentukan tujuan penelitian sebagai berikut: a. Untuk mengetahui penerapan ketentuan pidana bagi anak pada kasus kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan matinya orang lain di wilayah hukum Sukoharjo. b. Untuk mengetahui pertimbangan hakim dalam menjatuhkan hukuman terhadap anak pada kasus kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan matinya orang lain di wilayah hukum sukoharjo. Penelitian ini diharapkan juga mampu memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Dalam hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada mahasiswa pada khusunya dan masyarakat luas pada umumnya,

5 terkait pertanggungjawaban hukum bagi anak yang melakukan tindak pidana lalu lintas yang mengakibatkan matinya orang lain. 2. Manfaat Praktis Dalam hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wacana keilmuan terkait terkait pertanggungjawaban hukum bagi anak yang melakukan tindak pidana lalu lintas yang mengakibatkan matinya orang lain bagi kemajuan ilmu hukum di Indonesia khususnya hukum pidana.

6 D. Kerangka Pemikiran PENJARA KURUNGAN PIDANA POKOK DENDA PIDANA PENGAWASAN SANKSI PIDANA TAMBAHAN PERAMPASAN BARANG TERTENTU PEMBAYARAN GANTI KERUGIAN PENGEMBALIAN KEPADA ORANG TUA, WALI ATAU ORANG TUA ASUH TINDAKAN MENYERAHKAN KEPADA NEGARA UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN, PEMBINAAN, DAN LATIHAN KERJA MENYERAHKAN KEPADA DEP. SOSIAL ATAU ORGANISASI SOSIAL KEMASYARAKATAN YANG BERGERAK DIBIDANG PENDIDIKAN, PEMBINAAN DAN LATIHAN KERJA DAPAT DISERTAI DENGAN: TEGURAN DAN SYARAT TAMBAHAN

7 E. Metode Penelitian Adapun pembahasan permasalahan dalam penelitian ini agar terlaksana secara efektif, maka dalam penelitian ini menggunakan metode sebagai berikut: 1. Metode Pendekatan Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis empiris 6 yakni mengkaji tentang bentuk normatif atau yuridis pertanggung jawaban pidana yang dilakukan oleh anak sesuai dengan peraturan perundang-undangan ysng berlaku dan realisasinya terhadap anak yang melakukan tindak pidana yang menyebabkan matinya orang lain. 2. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif yakni penelitian yang merupakan prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek dan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta yang tampak. 7 Dalam penelitian ini, analisis data tidak keluar dari lingkup sample. Bersifat deduktif, berdasarkan teori atau konsep yang bersifat umum diaplikasikan untuk menjelaskan tentang seperangkat data, atau menunjukkan komparasi atau hubungan seperangkat data dengan seperangkat data yang lain. 8 Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bentuk normatif dan fakta di lapangan 6 Bambang Sunggono, 2007, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta : Raja Grafindo Persada, hal. 72-79. 7 Soerjono dan Abdulrahman, 2003, Metode Penelitian Hukum, Jakarta : Rineka Cipta, hal. 23. 8 Bambang Sunggono, 2011, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Rajawali Pers, hal. 37-38.

8 tentang adanya pertanggung jawaban bagi anak dalam tindak pidana lalu lintas yang mengakibatkan matinya orang lain di wilayah hukum Sukoharjo. 3. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah hukum Sukoharjo yaitu di Sat. Lantas Sukoharjo dan Pengadilan Negeri Sukoharjo dengan pertimbangan bahwa Sat. Lantas Sukoharjo dan Pengadilan Negeri Sukoharjo merupakan instansi penegak hukum yang berperan dalam kebijakan yudikatif yaitu dengan kaitannya dalam pertanggung jawaban bagi anak dalam tindak pidana lalu lintas yang mengakibatkan matinya orang lain di wilayah hukum Sukoharjo. 4. Jenis Data Jenis data penelitian yang akan digunakan, meliputi: a. Data Sekunder Yakni data yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka, antara lain mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil-hasil penelitian yang berwujud laporan, dan sebagainya. 9 Diantaranya : a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; b. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP); c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana ( KUHAP); d. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak; 9 Ibid.

9 e. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. b. Data Tersier Bahan hukum tersier yaitu bahan-bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan-bahan hukum primer dan hukum sekunder. 5. Metode Pengumpulan Data a. Studi Kepustakaan Dengan mencari, menginventarisasi, mencatat, mempelajari dan mengutip data yang diperoleh dari buku-buku yang berhubungan dengan skripsi ini. b. Studi Lapangan Pengumpulan data dari pihak terkait dalam objek penelitian ini, dengan cara: a) Wawancara, yakni proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan yang dilakukan dengan responden. Dalam hal ini responden adalah pihak-pihak yang berhubungan dengan permasalahan dalam skripsi ini. b) Pengamatan/Observasi Pengamatan merupakan suatu pengumpulan data yang dilakukan melalui data tertulis dengan menggunakan content analysis, yakni dengan cara menganalisis dokumen-dokumen yang penulis

10 dapatkan di lapangan yang berhubungan dengan masalah yang penulis teliti. 10 6. Metode Analisis Data Dalam metode analisis data yang akan penulis gunakan adalah menggunakan metode analisis data kualitatif. Teknik analisis kualitatif pada dasarnya mempergunakan pemikiran logis, analisis dengan logika, dengan induksi, deduksi, analogi, komparasi dan sejenis dengan itu. 11 F. Sistematika Skripsi Untuk lebih mempermudah dalam melakukan pembahasan, penganalisisan, serta penjabaran isi dari penelitian ini, maka penulis menyusun sistematika penulisan skripsi ini dalam 4 (empat) bab yang masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab, yaitu: BAB I : Akan menguraikan tentang Pendahuluan, yang berisikan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat, kerangka penelitian, metode penelitian, dan diakhiri dengan sistematika skripsi. BAB II : Berupa Tinjauan Pustaka, yang akan menguraikan tentang tinjauan umum tentang pidana dan pemidanaan, tinjauan umum tentang proses peradilan pidana, tinjauan umum tentang alat bukti dan sistem pembuktian dalam perkara pidana, tinjauan umum tentang Anak dan Perlindungan Anak. 10 11 Soerjono Soekanto, 2006, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI-Press, hal. 21. Tatang. M. Amirin, 1986, Menyusun Rencana Penelitian, Jakarta: Rajawali, hal.95.

11 BAB III : Berupa hasil penelitian dan pembahasan yang menghubungkan antara data yang diperoleh dari hasil penelitian pustaka dengan hasil penelitian dari lapangan yang berupa Pembahasan, penerapan ketentuan pidana bagi anak pada kasus kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan matinya orang lain serta pertimbangan hakim dalam menjatuhkan hukuman terhadap anak pada kasus kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan matinya orang lain di wilayah hukum Sukoharjo. BAB IV : berupa Penutup, yang berisikan kesimpulan dan saran yang diambil berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan.