SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

dokumen-dokumen yang mirip
SUKMA WIDIASTO A SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan dewasa ini bukan hanya untuk memenuhi target kurikulum semata, namun menuntut adanya pemahaman kepada

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi tingkat pendidikan di suatu Negara maka Negara tersebut dapat

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KREATIVITAS DALAM BELAJAR EKONOMI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VII SMP N 2 GATAK SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan tempat untuk mengembangkan dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

EKA RAHMAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan. Menurut Suharjo (2006: 1), pendidikan memainkan peranan. emosi, pengetahuan dan pengalaman peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti menjelaskan di dalam bab ini tentang: latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

Oleh: Siti Halimah SD Negeri 01 Sembon, Karangrejo, Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan teknologi mempercepat modernsasi

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi berkembang semakin pesat. Manusia dituntut dengan segala

KAJIAN PUSTAKAN. yang mereka dapat dan kegiatan yang mereka lakukan. Menurut Hamalik (2001:

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Berdasarkan UU No. 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.

Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan

I. PENDAHULUAN. sekolah menengah atas adalah mata pelajaran Matematika. Mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Yoppi Andrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Pembaharuan

I. PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya tujuan pendidikan yaitu mengembangkan pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang ingin cepat maju dan mampu bersaing dengan negara-negara lain

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan sekelompok orang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. demokratis serta bertanggung jawab (Syaiful Sagala, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan bakat serta kepribadian mereka. Pendidikan membuat manusia

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan, sebagaimana dalam Undang-Undang RI

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

Transkripsi:

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS X SMA AL ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi Disusun Oleh: SITI CHABIBAH ZAWANI A 210 060 039 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 i

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Mulyasa (2002:2-3), pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kemajuan suatu bangsa tidak terlepas dari kualitas pendidikan bangsa itu sendiri. Pendidikan merupakan suatu konstribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstribusi serta sarana dalam dalam membangun watak bangsa. Masyarakat yang cerdas akan memberi nuansa yang cerdas pula. Masyarakat bangsa yang demikian merupakan investasi besar untuk berjuang keluar dari krisis dan menghadapi dunia global. Pendidikan mempunyai fungsi yang harus diperhatikan seperti dapat dilihat pada UU No. 20 tahun 2003 pasal 3 yang menyatakan bahwa. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis dan tanggung jawab Dari pernyataan diatas tujuan dan fungsi pendidikan adalah untuk memberikan bekal yang diperlukan oleh peserta didik dalam kehidupan seharihari. Melalui pendidikan seseorang diharapkan mampu membangun sikap dan tingkah laku serta pengetahuan dan keterampilan yang perlu dan berguna bagi kelangsungan dan kemajuan diri dalam masyarakat, bangsa dan negara.

2 Tercapainya tujuan pendidikan nasional dapat dilihat dari prestasi belajar yang diperoleh peserta didik. Keberhasilan itu pada umumnya dikaitkan dengan tinggi rendahnya nilai yang dicapai siswa, daya serap siswa, serta prestasi siswa yang berupa nilai hasil rapot. Belajar merupakan suatu hal pokok yang melekat pada peserta didik. Peserta didik disini mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) sampai perguruan tinggi. Makin tinggi tingkat pendidikan yang ditempuh maka pelajar akan mempunyai beban belajar yang bertambah pula. Beban tersebut menjadi mudah apabila setiap siswa memiliki kesadaran akan arti penting dan hasil yang diperoleh dalam belajar yang dilaksanakan. Hasil yang baik dicapai siswa dengan usaha-usaha yang maksimal dan strategi yang tepat. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik. Jadi kebiasaan cara belajar juga berpengaruh pada hasil yang diinginkan. Beberapa faktor yang mempengaruhi belajar ada 2 yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan. Faktor lain adalah faktor ekstern contohnya faktor keluarga, faktor sekolah serta faktor masyarakat. Satiap anak mempunyai karakteristik yang beragam. Salah satu anak dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami berbagai kesulitan, sedangkan tidak sedikit pula siswa yang justru

3 dalam belajarnya mengalami kesulitan. Kesulitan belajar siswa ditunjukkan oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar dan dapat bersifat psikologis, sosiologis maupun fisiologis sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan prestasi belajar yang dicapai berada dibawah semestinya. Menurut Sagala (2006:61), pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pihak pendidik sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. Sehingga pada proses pembelajaran terdapat interaksi antara guru dan siswa, interaksi tersebut harus terjalin sebaik mungkin untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal. Guru harus dapat menyesuaikan antara bahan ajar dengan metode pembelajaran agar murid dapat mencapai prestasi belajar yang maksimal. Metode pembelajaran yang dipergunakan oleh guru, besar peranannya terhadap keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Metode dan proses pembelajaran akan menjelaskan makna kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pendidikan selama pembelajaran berlangsung. Rooijakkers ( dalam Sagala, 2006:173), mengemukakan bila mana pengajar tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dalam pikiran peserta didiknya untuk mengetahui sesuatu, kiranya diapun tidak akan dapat memberi dorongan yang tepat kepada mereka yang sedang belajar. Para murid akan mudah melupakan pelajaran yang diterimanya, jika pengajar tidak memberikan penjelasan yang benar dan menyenangkan. Dalam pikiran murid tidak terjadi gerak proses belajar, kalau hal baru dalam materi pelajaran itu disajikan secara tidak jelas. Sejalan dengan hal itu ia menjelaskan bahwa keberhasilan seorang pengajar akan terjamin,

4 jika pengajar itu dapat mengajak muridnya mengerti suatu masalah melalui semua tahap belajar, karena dengan cara begitu murid akan memahami hal yang diajarkan. Maka dari itu pengajar harus dapat menggunakan metodemetode dan pendekatan mengajar yang dapat menjamin pembelajaran berhasil sesuai dengan yang direncanakan. Kesalahan dalam pemilihan metode pembelajaran tersebut terjadi pula dalam pebelajaran ekonomi. Pada umumnya guru selalu menggunakan metode pembelajarn konvensional dalam mengajar ekonomi tanpa menyesuaikan bahan ajar dan keadaan siswa. Berlakunya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disekolahsekolah menuntut siswa bersikap aktif, kreatif dan inovatif dalam menanggapi setiap pelajaran yang diajarkan. Namun pada umumnya metode pembelajaran yang dikembangkan guru ekonomi dalam kegiatan belajar mengajar adalah metode dalam belajar mengajar adalah metode pembelajaran konvensional yang lebih banyak mengandalkan ceramah. Dalam metode ceramah, guru lebih memfokuskan diri pada upaya pemindahan (transformasi) pengetahuan kedalam kepala siswa tanpa memperhatikan bahwa ketika siswa memasuki kelas, siswa mempunyai bekal kemampuan dan pengetahuan yang tidak sama. Metode ceramah disebut juga metode pembelajaran satu arah karena siswa hanya ditempatkan sebagai objek sehingga siswa menjadi pasif dan tenggelam kedalam kondisi belajar yang kurang merangsang aktivitas belajar yang optimal. Akibatnya prestasi yang dicapai siswa juga kurang maksimal, ini terlihat hasil yang dicapai pada semester awal, rata- rata kelas yang diperoleh

5 yaitu sebesar 68 dan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah sebesar 63, dengan siswa yang mendapatkan nilai 50 sebanyak satu orang sedangkan yang mendapatkan nilai 83 juga cuma satu orang. Tentu saja dengan jumlah siswa sebanyak 40 orang hasil nilai tersebut masih kurang memuaskan. Apabila masalah ini tidak segara diatasi maka prestasi yang dicapai siswa akan semakin merosot, untuk mengatasi permasalahan tersebut di perlukan metode pembelajaran yang tepat, yaitu pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif sangat berbeda dengan model pengajaran langsung. Disamping model pembelajaran kooperatif untuk mencapai hasil belajar akademik, model pembelajaran kooperatif juga efektif untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Disamping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas untuk kerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik, siswa kelompok atas akan menjadi tutor bagi siswa kelompok bawah, jadi memperoleh batuan khusus dari teman sebaya, yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama. Sedangkan dalam proses ini, siswa kelompok atas akan meningkat tingkat kemampuan akademiknya karena memberiakan pelayanan sebagai tutor membutuhkan pemikiran lebih dalam tentang ide-ide yang terdapat dalam materi tertentu. Menurut Lie (2002:8) Model pembelajaran kooperatif lebih menekankan pada proses belajar dalam kelompok-kelompok dan bukan mengerjakan sesuatu bersama kelompok. Tidak semua kerja kelompok dapat dianggap sebagai belajar dengan model cooperative learning.

6 Dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, namun siswa juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan mengembangkan komunikasi antar anggota kelompok sedangkan peranan tugas dilakukan membagi tugas antar anggota kelompok selama kegiatan. Ada beberapa model dalam pembelajaran kooperatif, antara lain: (1) STAD (Student Actievemen Divisions); (2) TGT (Team Games Tournament); (3) CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition); (4) Jigsaw; (5) TAI (Teams Assited Individualization). Model cooperative learning dikembangkan untuk mencapai paling sedikit tiga tujuan penting: prestasi akademis (hasil belajar), toleransi dan penerimaan terhadap keanekaragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Dalam pelajaran ekonomi tidak semua bahasan dapat menggunakan metode pembelajaran yang sama, maka dari itu seorang tenaga pendidik harus dapat memilih metode pembelajaran yang sesuai. Karena siswa mengalami kesulitan dan tidak berani bertanya kepada guru, oleh karenanya sebagai alternatif pilihan dalam mengajar mata pelajaran ekonomi dapat menggunakan metode pembelajaran kooperatif Team Games Tournament (TGT). Menurut Saco (2006) dalam (http://www.scribd.com/doc/261978754), dalam TGT memainkan permainan-permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Sedangkan

7 penelitian yang dilakukan oleh Ari Wulandari (2008) menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi. Pada metode tersebut peran aktif siswa sangat diperlukan. Siswa yang kurang mengerti dapat belajar dari siswa yang telah paham dalam kelompokkelompok kecil. Pengetahuan siswa akan bertambah dengan permainan (Tournamet) pada saat proses pembelajaran. Model pembelajaran ini juga banyak melibatkan siswa secara langsung dalam mengerjakan soal-soal serta keterlibatan teman sebaya yang berkemampuan akademik tinggi dalam kelompok-kelompok belajar dikelas dapat memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran. Dari uraian diatas peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian mengenai UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS X SMA AL ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009-2010. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut: 1. Prestasi belajar siswa saat ini belum bisa mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 65. 2. Banyak siswa yang mengeluh dalam belajar ekonomi karena merasa bosan.

8 3. Metode pembelajaran yang diterapkan masih terpusat pada guru sehingga pembelajaran yang diterima kurang membekas pada siswa. C. Pembatasan Masalah Bertolak dari latar belakang diatas, supaya permasalahan yang dikaji dapat terarah dan untuk menghindari penyimpangan, maka perlu adanya pembatasan masalah. Masalah disini dititik beratkan pada peningkatan prestasi belajar melalui pembelajaran kooperatif Team Games Tournament (TGT). D. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas penulis dapat merumuskan permasalahan untuk mengetahui apakah melalui pembelajaran kooperatife Team Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian diperlukan supaya suatu kegiatan mempunyai arah tertentu sesuai apa yang diharapkan, maka tujuan dari penelitian adalah meningkatkan prestasi belajar khususnya mata pelajaran ekonomi siswa kelas X semester II SMA Al Islam 3 Surakarta.

9 F. Manfaat Penelitian 1. Bagi guru Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif dalam memilih dan menggunakan metode-metode mengajar ekonomi sehingga terjadi perbaikan dan peningkatan efektivitas pembelajaran dikelas, serta pada akhirnya dapat berdampak pada peningkatan prestasi belajar khususnya mata pelajaran ekonomi 2. Bagi siswa Siswa yang mengalami kesulitan belajar ekonomi dapat terbantu. Siswa yang belum mengerti dan belum paham mengenai konsep-konsep materi yang disampaikan diharapkan akan lebih menguasai materi. Pembelajaran menggunakan cara-cara yang kreatif dan menarik mampu meningkatkan minat. serta memotivasi siswa untuk belajar ekonomi dan berpengaruh baik pula terhadap prestasi belajar ekonomi.

10 G. SISTEMATIKA PENELITIAN Dalam hal ini penulis akan menggambarkan sedikit tentang materi yang akan penulis teliti. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini menguraikan tentang definisi belajar, faktor-faktor yang memepengaruhi belajar, prestasi belajar, pengertian pembelajaran kooperatif, unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif, ciri-ciri pembelajaran kooperatif, tujuan pembelajaran kooperatif, pengertian pembelajaran Team Games Tournament (TGT), langkahlangkah pembelajaran kooperatif tipe TGT, pengertian pembelajaran konvensional, kerangka pemikiran, hipotesis tindakan. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini menguraikan tentang seting penelitian, subyek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, validitas

11 data, teknik analisis data, indikator kinerja/keberhasilan, rancangan penelitian, jadwal penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan deskripsi latar penelitian, refleksi awal, analisis pencarian fakta, deskripsi penelitian siklus I, II, dan III., pembahasan, keterbatasan penelitian BAB V PENUTUP Pada bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan, implikasi penelitian dan saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN