BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat membangkitkan kegiatan belajar yang efektif agar siswa dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendengarkan, mencatat kemudian menghapal materi pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. bermutu adalah pelaksanaan proses pembelajaran oleh guru yang prosesional yang

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan sumber daya manusia yang baik sangatlah penting dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Menurut Sardiman (2014:12) Pendidikan dan

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dirinya dengan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian guru.

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang profesional adalah aspek yang saling berkaitan. dapat meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. belajar sehingga siswa memiliki pengalaman dan kemandirian belajar.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan tangguh bagi pembangunan nasional. Negara negara berkembang termasuk Indonesia. Selain masalah masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Pendidikan berperan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam kehidupan, pendidikan memegang peranan penting karena

BAB I PENDAHULUAN. seluruh siswa dalam proses pembelajaran. Kenyataan bahwa masih banyak guru

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan hidup dan ikut berperan pada era globalisasi. dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam berbagai disiplin ilmu serta memajukan daya pikir manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. terutama yang berkaitan dengan masalah pendidikan. Oleh karena itu dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha untuk membina dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keunggulan suatu bangsa tidak lagi tertumpu pada kekayaan alam,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi. Salah satunya adalah negara Indonesia. Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah sebagai suatu institusi atau lembaga pendidikan merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered karena tidak memerlukan alat

1. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang merupakan salah satu jalan

BAB I PENDAHULUAN. Guru menempati posisi dan peran penting dalam pendidikan, karena guru

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. sebagai masyarakat. Dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia, maka kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat menghasilkan generasi generasi bangsa yang cerdas, kreatif, inovatif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi, guru selalu memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu, hal tersebut dapat dilihat dari semangat dan prestasi belajar siswa

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan memiliki peranan penting terhadap kemajuan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas pendidikannya. Suatu pendidikan yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan menuntut tersedianya sumber daya manusia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), secara mendasar pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. seamkin baik pula kualitas sumber daya manusianya.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan cara yang inovatif dan kreatif dalam mengelola kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal. Sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mencapai tujuan belejar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia merupakan syarat mutlak untuk

memegang peranan yang sangat besar dalam kehidupan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai salah satu sumber belajar, selalu berusaha memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat berkaitan erat dengan proses pembelajaran yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai suatu proses untuk menyiapkan generasi masa depan

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini banyak terjadi perubahan dan pembaharuan ke arah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan pendidikan merupakan suatu kebutuhan bagi suatu bangsa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sekolah merupakan sarana untuk melaksanakan pendidikan. Kegiatan di

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam upaya pembentukan sumber daya manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dunia berkembang sangat pesatnya, sesuatu yang semula tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar di sekolah tergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan cara untuk memenuhi dan meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang mampu bersaing dan memiliki kompetensi untuk

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditentukan oleh pendidikan bangsa itu sendiri (Sudirman, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki tugas untuk melaksanakan proses

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi

BAB I PENDAHULUAN. zaman. Perkembangan zaman tersebut secara tidak langsung menuntut suatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan dari sebuah bangsa, sehingga cepat atau. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Persentase Ketuntasan Siswa Kelas X Ak SMK N 1 Sibolga > N Tidak Tuntas o

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era global saat ini. Seiring perkembangan itu salah satu yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. lebih sistematis, rasional, dan kritis terhadap permasalahan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. dan kognitif yang diperlukan, tetapi menekankan perkembangan karakter.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha yang dilakukan baik oleh individu

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran merupakan pola dan urutan kegiatan guru dan siswa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu usaha yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Pendidikan, kita mengenal dengan Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. di lapangan sistem pengelolaan siswa masih menggunakan cara konvensional yang tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru menjadi komponen yang sangat penting untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan suatu proses dari tidak tahu menjadi tahu yang

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sikap professional (Peraturan Pemerintah. No.29 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Dari hasil belajar, guru dapat

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi, administrasi perkantoran, pemasaran, tata boga, tata kecantikan dan tata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melakukan banyak cara untuk meningkatkan mutu pendidikan Indonesia.

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga formal yang didirikan oleh pemerintah untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung kepada cara kebudayaan tersebut mengenali, menghargai, dan memanfaatkan sumber daya manusia dan hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang diberikan kepada anggota masyarakatnya ataupun kepada peserta didik. Berbicara tentang proses pendidikan sudah tentu tak dapat dipisahkan dengan semua upaya yang harus dilakukan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas, Sekolah Menengah Kejuruan atau yang disebut SMK adalah bagian terpadu dari system Pendidikan Nasional, yang mempunyai peranan penting didalam menyiapkan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Sehingga lulusan SMK harus memiliki kemampuan masing-masing sesuai dengan jurusannya, sehingga lulusan dari setiap sekolah menghasilkan tenaga yang terampil dan siap pakai. Tenaga kerja yang terampil dan siap pakai tersebut dapat diperoleh dengan jalan pendidikan yang berkualitas. Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan khususnya untuk memacu pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), maka 1

2 siswa diharapkan mempunyai Motivasi, dalam proses belajar mengajar motivasi sangat besar peranannya terhadap hasil belajar. Motivasi adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakan persaan tidak suka itu (Sardiman, 2012:75). Dengan adanya motivasi dapat menumbuhkan minat belajar siswa. Bagi siswa yang memiliki motivasi yang kuat akan mempunyai keinginan untuk melaksanakan kegiatan belajar. Sehingga siswa yang memiliki intelegensi yang cukup tinggi menjadi gagal karena kekurangan motivasi, sebab hasil belajar itu akan optimal bila guru dapat membangkitkan motivasi siswanya. Bila siswa mengalami kegagalan dalam belajar, hal ini bukanlah semata-mata kesalahan siswa, tetapi mungkin saja guru tidak berhasil dalam membangkitkan motivasi siswa. Selain motivasi yang mempunyai hasil belajar yang kuat akan dipengaruhi juga dengan munculnya disiplin diri dimana disiplin tersebut merupakan sesuatu yang berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap bentuk- bentuk aturan. Seorang siswa perlu memiliki sikap disiplin dengan melakukan latihan yang memperkuat dirinya sendiri untuk selalu terbiasa patuh dan mempertinggi daya kendali diri. Sikap disiplin yang timbul dari kesadarannya sendiri akan dapat lebih memacu dan tahan lama dibandingkan dengan sikap disiplin yang timbul karena adanya pengawasan dari orang lain. Disiplin dapat tumbuh dan dibina melalui latihan, pendidikan atau penanaman kebiasaan yang harus dimulai sejak dalam lingkungan

3 keluarga, mulai pada masa kanak-kanak dan terus tumbuh berkembang sehingga menjadi disiplin yang semakin kuat. Faktor berikutnya yang tidak kalah penting dalam proses belajar mengajar yaitu kreatifitas belajar. Karena setiap siswa memiliki potensi kreatif tetapi perkembangannya tidak sama bagi semua orang. Adakalanya kreativitas tersebut berkembang dengan baik dan ada juga potensi kreatif itu kurang berkembang. Semakin berkembangnya kreativitas siswa dengan baik maka cara belajar siswa juga akan menjadi menjadi kreatif, karena seseorang yang kreatif akan lebih kritis. Apabila sikap kritis itu terjadi dalam suasana belajar maka siswa akan lebih aktif bertanya karena siswa merasa selalu ingin tahu. Sebaliknya jika kreativitas kurang berkembang maka cara belajar siswa kurang kreatif. Sehingga diharapkan dapat menciptakan dan mengembangkan kreativitas siswa. Motivasi, disiplin dan kreativitas belajar sangat berperan dalam hasil belajar, dengan motivasi, disiplin dan kreativitas belajar, siswa akan menjadi tekun dalam proses belajar, dan dengan motivasi, disiplin dan kreativitas belajar itu pula kualitas hasil belajar siswa dapat diwujudkan dengan baik. Siswa yang dalam proses belajar mempunyai motivasi, disiplin, dan kreativitas belajar yang kuat jelas akan tekun dan berhasil dalam belajarnya. Tingginya motivasi dalam belajar berhubungan dengan tingginya hasil belajar.

4 Karena menurut Djamarah (2011:163) menyatakan bahwa : Apabila hasil belajar itu mengalami kemajuan, anak didik berusaha untuk mempertahankannya atau bahkan meningkatkan intensitas belajarnya guna mendapatkan hasil belajar yang lebih baik di kemudian hari atau pada semester berikutnya. Dengan dasar itulah penulis mengambil kesimpulan apabila siswa memiliki motivasi yang tinggi dari dalam dan luar dirinya maka ia akan mencapai hasil belajar yang tinggi juga sehingga penulis dapat memilih SMK NEGERI 7 MEDAN sebagai objek penelitian yang mana di sekolah tersebut terdapat berbagai macam siswa yang memilki sifat dan karakter yang berbeda hal tersebut dapat dilihat dari hasil belajar masing-masing siswa tersebut. SMK NEGERI 7 Medan terdiri dari 5 (lima) jurusan yaitu Akuntansi, Pemasaran, Administrasi Perkantoran, Usaha Perjalanan Wisata, dan Perhotelan merupakan salah satu dari sekian banyak sekolah menengah kejuruan di Medan yang berusaha menghasilkan lulusan terbaik dan siap bersaing dalam dunia kerja terutama pada jurusan pemasaran yang setiap tahunnya semakin banyak peminatnya. Dalam menghadapi keadaan tersebut, SMK NEGERI 7 Medan berusaha meningkatkan kualitas lulusannya melalui peningkatan hasil belajar terutama mata diklat menata barang. Berdasarkan observasi awal yang dilaksanakan di SMK NEGERI 7 Medan, diketahui bahwa siswa kelas XI jurusan pemasaran memilki hasil belajar mata diklat menata barang masih belum tuntas, hal ini dapat dilihat dari 64 siswa. Terdapat beberapa siswa nilainya masih ada dibawah nilai KKM (Kriteria Ketuntasan

5 Minimal) yaitu 70, sebanyak 65% tergolong dalam hasil belajar tidak tuntas dan 35% siswa hasil belajarnya sudah cukup optimal yaitu nilai hasil belajar mata diklat menata barang diatas nilai KKM 70. Rendahnya hasil belajar siswa dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu kurangnya motivasi siswa. Hal ini terlihat dengan kurangnya antusias siswa dalam belajar, adanya siswa yang tidak mengerjakan tugas rumah yang diberikan guru, bahkan ada siswa yang tidur pada saat pembelajaran dilakukan. Selain itu disiplin pada diri siswa juga sangat kurang, hal ini diketahui bahwa masih adanya siswa yang terlambat datang ke sekolah, ada siswa yang tidak membawa baju praktek sehingga tidak dapat mengikuti praktek, bahkan ada siswa yang terlambat dalam mengikuti praktek. Serta masih sedikit siswa yang menyadari bahwa dirinya kurang menggali kreativitas yang ada dalam dirinya. Karena apabila setiap siswa kreatif maka pembelajaran didalam kelas pun akan aktif dan siswa dapat memperoleh pengetahuan yang lebih luas lagi. Berdasarkan uraian-uraian diatas yang menjadi pokok permasalahan adalah apakah ada pengaruh motivasi berprestasi, disiplin diri, dan kreativitas belajar terhadap hasil belajar pemasaran mata diklat menata barang. Oleh karena itu berdasarkan fenomena diatas, peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan judul Pengaruh Motivasi Berprestasi, Disiplin Diri, dan Kreativitas Belajar Terhadap Hasil Belajar Pemasaran Siswa Kelas XI SMK NEGERI 7 Medan T.A 2015/2016.

6 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah penelitian ini adalah: 1. Mengapa motivasi berprestasi Siswa Kelas XI SMK NEGERI 7 Medan rendah? 2. Apakah Siswa Kelas XI SMK NEGERI 7 Medan tidak memiliki disiplin diri sehingga membuat hasil belajar rendah? 3. Apakah penyebab Siswa Kelas XI SMK NEGERI 7 Medan kurang kreatif dikarenakan tidak memiliki motivasi untuk belajar? 4. Apakah Siswa Kelas XI SMK NEGERI 7 Medan yang tidak kreatif dikarenakan tidak disiplin dalam belajar? 5. Apakah Siswa Kelas XI SMK NEGERI 7 Medan kreatif dalam belajar? 1.3 Pembatasan Masalah Mengingat luasnya permasalahan yang terdapat pada penelitian ini, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Motivasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah motivasi yang terdapat pada siswa dalam kegiatan belajar di sekolah untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

7 2. Disiplin yang dimaksud adalah disiplin diri yaitu disiplin yang dilakukan siswa dalam kegiatan belajar disekolah. 3. Kreativitas belajar yang dimaksud adalah keaktifan siswa dalam bertanya juga dalam mengikuti setiap kegiatan belajar yang ada disekolah. 4. Hasil belajar yang dimaksud adalah kemampuan siswa yang diperoleh dari penilaian afektif dan kognitif yang dilihat dari tes pilihan ganda. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah ada pengaruh langsung motivasi berprestasi terhadap disiplin diri siswa kelas XI Jurusan Pemasaran mata diklat menata barang SMK NEGERI 7 Medan T.A 2015/2016. 2. Apakah ada pengaruh langsung motivasi berprestasi terhadap kreativitas belajar siswa kelas XI Jurusan Pemasaran mata diklat menata barang SMK NEGERI 7 Medan T.A 2015/2016. 3. Apakah ada pengaruh langsung motivasi berprestasi terhadap hasil belajar pemasaran mata diklat menata barang siswa kelas XI SMK NEGERI 7 Medan T.A 2015/2016.

8 4. Apakah ada pengaruh langsung disiplin diri terhadap kreativitas belajar siswa kelas XI Jurusan Pemasaran mata diklat menata barang SMK NEGERI 7 Medan T.A 2015/2016. 5. Apakah ada pengaruh langsung disiplin diri terhadap hasil belajar pemasaran mata diklat menata barang siswa kelas XI SMK NEGERI 7 Medan T.A 2015/2016. 6. Apakah ada pengaruh langsung kreativitas belajar terhadap hasil belajar pemasaran mata diklat menata barang siswa kelas XI SMK NEGERI 7 Medan T.A 2015/2016. 1.5 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh langsung motivasi berprestasi terhadap disiplin diri siswa kelas XI Jurusan Pemasaran mata diklat menata barang SMK NEGERI 7 Medan T.A 2015/2016. 2. Untuk mengetahui pengaruh langsung motivasi berprestasi terhadap kreativitas belajar siswa kelas XI Jurusan Pemasaran mata diklat menata barang SMK NEGERI 7 Medan T.A 2015/2016.

9 3. Untuk mengetahui pengaruh langsung disiplin diri terhadap kreativitas belajar siswa kelas XI Jurusan Pemasaran mata diklat menata barang SMK NEGERI 7 Medan T.A 2015/2016. 4. Untuk mengetahui pengaruh langsung motivasi berprestasi terhadap hasil belajar pemasaran mata diklat menata barang Siswa Kelas XI SMK NEGERI 7 Medan T.A 2015/2016. 5. Untuk mengetahui pengaruh langsung disiplin diri terhadap hasil belajar pemasaran mata diklat menata barang Siswa Kelas XI SMK NEGERI 7 Medan T.A 2015/2016. 6. Untuk mengetahui pengaruh langsung kreativitas belajar terhadap hasil belajar pemasaran mata diklat menata barang Siswa Kelas XI SMK NEGERI 7 Medan T.A 2015/2016. 1.6 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat : 1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai penelitian yang dilaksanakan. 2. Sebagai bahan masukan bagi para guru dalam menjalankan proses belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran menata barang jurusan pemasaran di SMK NEGERI 7 Medan.

10 3. Sebagai bahan refrensi dan masukan bagi aktivitas akademik Fakultas Ekonomi UNIMED dan pihak lain dalam melakukan penelitian yang sejenis.