2015 PENGARUH LATIHAN DAYA TAHAN ANTARA METODE LARI INTERVAL DENGAN METODE LARI FARTLEK TERHADAP HASIL LARI 800 M.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan Prestasi Indonesia pada Sea Games (Tahun ) (Sumber: Dikdik Zafar Sidik, 2010: 1)

BAB I PENDAHULUAN. Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang tertua didunia, karena

METODE LATIHAN. Indah Prasetyawati Tri Purnama Sari FIK UNY 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

2015 PERBANDINGAN METODE CONTINOUS TRAINING DAN INTERVAL TRAINING TERHADAP PENINGKATAN DAYA TAHAN AEROBIK PADA ATLET SEPAKBOLA

P E N G E M B A N G A N E K T R A K U R I K U L E R O L A H R A G A S E K O L A H H E D I A R D I Y A N T O H E R M A W A N

2014 PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. manusia sejak zaman Yunani kuno sampai dewasa ini. Gerakan-gerakan yang

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN. bersabda, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah Azza wa

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga semakin lama mendapat tempat di dunia kesehatan sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Hendra Dana, 2014

KETAHANAN (ENDURANCE)

HUBUNGAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT TUNGKAI DAN FREKUENSI LANGKAH (CADENCE) TERHADAP KECEPATAN SPRINT

Disarikan dari berbagai sumber. Oleh : Octavianus Matakupan

MEMBANGUN PRESTASI OLAHRAGA BERDASAR ILMU OLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN. lari terdiri dari enam macam yang salah satunya adalah Lari cepat (Sprint) yang

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya olahraga itu sendiri. Menurut Sumarjo (2002) yang dikutip Deva

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memasyarakat dan digemari hampir semua orang. Orang bukan saja gemar

2015 UJI VALID ITAS D AN RELIABILITAS KONSTRUKSI ALAT UKUR POWER END URANCE TUNGKAI

2014 METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT:

BAB I PENDAHULUAN. sebelumnya. Kemajuan olahraga dipengaruhi oleh kemajuan ilmu pengetahuan

ALDIKA REYAN ZADA, 2015 PENGARUH LATIHAN INTERVAL MODEL RUSHALL DAN PYKE TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN KECEPATAN PADA ATLET FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu olahraga populer di dunia. Olahraga ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ashari Nopdiana, 2015 Profil fisik dan teknik klub basket garuda kelompok putra usia tahun

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pada akhirnya akan diperoleh jiwa dan raga yang sehat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

EFEKTIFITAS LATIHAN SPEED PLAY DAN INTERNAL TRAINING TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI LARI 1500 METER PADA KLUB INDONESIA MUDA ATLETIK JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Heri Muhammad Saefullah, 2013

2015 PENGARUH BENTUK LATIHAN ENVELOPE RUN DAN LATIHAN BOOMERANG RUN DENGAN METODE LATIHAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN SEPAK BOLA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rissa Metia Putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KEBUGARAN JASMANI DAN LATIHAN KEBUGARAN JASMANI

BAB I PENDAHULUAN. wanita atau laki-laki sampai anak-anak, dewasa, dan orangtua bahwa dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Septian Try Ardiansyah 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembinaan kondisi fisik merupakan syarat mutlak untuk mencapai prestasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh Latihan ladder drill Terhadap kelincahan dan Power Tungkai

TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

I. PENDAHULUAN. Taekwondo merupakan cabang olahraga bela diri yang berasal dari negara

2015 PROFIL KONDISI FISIK ATLET BOLA BASKET PUTRI TINGKAT SMA SE-JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitri Rosdiana, 2015 Pengaruh penerapan pelatihan tabata terhadap peningkatan kemampuan aerobik

BAB I PENDAHULUAN. para atlet sepak bola yang berkualitas. Namun masih banyak yang harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGARUH LATIHAN PLYOMETRICS DAN WEIGHT TRAINING DENGAN METODE PYRAMID SYSTEM TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI PEMAIN BASKET

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

YADY SUPRIYATNA, 2014 KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Irman Rediansyah, 2015

PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Yusni Arie Apriansyah, 2013

PENGARUH LATIHAN DAYA TAHAN (ENDURANCE) TERHADAP PENINGKATAN VO2MAX PEMAIN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Sepakbola adalah suatu permainan beregu yang dimainkan masing-masing

II. TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP Latihan kebugaran jasmani

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Lokasi, Populasi, dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. merupakan upaya peningkatan kesehatan jasmani seluruh masyarakat, pemupukan

2015 PENGARUH LATIHAN PLYOMETRICS TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI DAN HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas, biasanya pada saat

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Melalui olahraga dapat

BAB I PENDAHULUAN. dasar yang dinamis dan harmonis, yaitu jalan, lari, lompat dan lempar. Bila

I. PENDAHULUAN. unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. sempurna. Tidak hanya kondisi fisik yang mesti dilatih, tetapi aspek lain pun perlu dilatih

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dunia saat ini. Tujuan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan olahraga permainan khususnya sepak bola

2015 KORELASI ANTARA GOAL SETTING DENGAN MOTIVASI BERLATIH ATLET EKSTRAKULIKULER FUTSAL MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BANDUNG

2016 PROFIL KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK, KEKUATAN MAKSIMAL, POWER,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga telah menjadi gejala sosial yang tersebar di seluruh dunia.

2015 DAMPAK PENERAPAN POLA LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pembelajaran, dan hasil belajar yang dicapai siswa sangat dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepak bola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat dan

METODE PEMBINAAN KEBUGARAN ATLIT *) Oleh: Eka Swasta Budayati (FIK UNY)

BAB I PENDAHULUAN. Atletik dalam perkembangan di zaman modern ini semakin dapat diterima

SURVEI TINGKAT GENERAL ENDURANCE ATLET SEPAKBOLA PADA KLUB CAKRA BUANA KOTA TULUNGAGUNG TAHUN 2014/2015

Disusun oleh : Rihandoyo A BAB I PENDAHULAUAN. A. Latar Belakang. Atlet-atlet juara yang mampu memperoleh prestasi tertinggi dalam dunia

PERIODISASI THEORY AND METHODOLOGY OF TRAINING TUDOR O BOMPA RINGKASAN OLEH DRS. OCTAVIANUS MATAKUPAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam buku Coaching dan aspek aspek Psikologis dalam coaching

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Balakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk melakukan aktifitas fisik, mengembangkan fungsional, yang berupa olahraga salah satunya adalah olahraga renang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di dunia. Daya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia menjadi sehat dan kuat secara jasmani maupun rohani atau dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kodratnya dengan tidak bergerak dan tidak beraktivitas. Banyak manfaat

PENDAHULUAN Dayung adalah satu cabang olahraga yang membutuhkan kondisi tubuh prima agar dapat tampil sebaik mungkin pada saat latihan maupun ketika p

LATIHAN KETAHANAN (KEBUGARAN AEROBIK)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Saat ini olahraga telah berkembang dengan pesat di seluruh dunia olahraga sudah menjadi suatu keperluan prestisius tempatnya pada kehidupan manusia olahraga juga telah menjadi kehidupan setiap lapisan elemen masyarakat. Baik untuk kesehatan bagi dirinya sendiri, hiburan bahkan berpengaruh terhadap gengsi sebuah Negara. demikian pula dengan olahraga atletik yang merupakan induk dari segala cabang olahraga. Atletik berasal dari bahasa yunani Athlon yang memiliki makna bertanding atau berlomba. Istilah atletik yang digunakan di Indonesia berasal dari bahasa inggris yakni athletic yaitu cabang olahraga yang meliputi jalan, lari, lompat, dan lempar. Karena atletik memiliki cabang olahraga yang beragam dengan gerak dasar manusia,maka cabang olahrga atletik disebut sebagai induk dari semua cabang olahraga. Hampir satu abad lamanya induk organisasi atletik ini berdiri. Dari situlah cabang olahraga atletik mulai dikembangkan dan dikenalkan pada masyarakat diseluruh dunia.kejuaraan- kejuaraan atletik baik yang bertahap regional ataupun internasional diadakan, kejuaraan-kejuaraan ini sangat membantu kemajuan dan perkembangan prestasi. Untuk meningkatkansuatu prestasi, maka atlet harus berlatih dengan keras dan tekun, dibawah bimbingan seorang pelatih. Selain itu sukses dalam olahraga sering menuntut keterampilan yang sempurna dalam situasi setress fisik yang tinggi, ini sesuai dengan pendapat Harsono (1980; hlm,153) yang menyatakan bahwa: Karenasukses dalam olahraga sering menuntut keterampilan yang sempurna dalam situasi stress yang tinggi, maka semakin jelas bahwa kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi atlet. Latihan atau training menurut Harsono (1988; hlm,101) adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaanya. 1

2 Daya tahan menurut Harsono (1988; hlm,155) adalah keadaan atau kondisi tubuh yang mampu untuk bekerja untuk waktu yang lama, tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut Definisi daya tahan dikemukakan oleh Harre; Bauersfeld dan Schrounter, Yanen serta Zimmermann kemampuan melawan kelelahan Letzerter menambahkan daya tahan adalah kemampuan melawan kelelahan, yang terlihat dengan kemampuan melakukan repetisi jumlah yang banyak disertai dengan pemulihan yang cepat. Karena pengertian daya tahan seperti di atas maka daya tahan digolongkan sebagai faktor fisik yang menentukan prestasi. Metode menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1988; hlm, 648) adalah cara yang teratur dan berpikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud. Interval Training menurut Harsono (1988; hlm,156) adalah suatu sistem latihan yang diselingi oleh interval-interval yang berupa masa-masa istirahat. jadi, latihan (misalnya lari) istirahat-latihan-istirahat-latihan dan seterusnya. Interval training adalah acara latihan yang penting dimasukkan dalam program latihan keseluruhan. Interval training sangat dianjurkan oleh pelatih-pelatih terkenal oleh karena memang hasilnya sangat positif bagi perkembangan daya tahan maupun stamina atlet. Lari interval telah populer dan hasilnya sangat efektif untuk meningkatkan hasil atau prestasi atlet. latihan interval dapat diterapkan pada semua cabang olahraga, ini sesuai dengan pendapat Harsono (1988; hlm,157) yang mengemukakan bahwa: Interval training dapat diterapkan pada semua cabang olahraga yang membutuhkan endurance dan stamina, misalnya : atletik, basket, voli, sepak bola, hoki, tenis, gulat, tinju, anggar, dan sebagainya. Dalam lari interval terdapat faktor-faktor yang harus diperhatikan di antaranya: jarak lari, intensitas (beban kerja), ulangan (repetisi), lamanya waktu istirahat tiap repetisi. Pendapat Woerjanto (1966; hlm, 45) mengemukakan bahwa: Jikalau istirahat berlangsung lebih lama, misal 3-4 menit, efek dari interval training berkurang banyak dan jika berlangsung lebih lama dari 5 menit diantara tiap-tiap pembebanan kerja, maka proses-proses fisiologi tidak berarti sama sekali, sehingga tidak dapat dikatakan interval training metode lagi. Latihan interval mempunyai pengaruh terhadap fungsi fisiologi dengan terjadinya efisiensi (dayaguna) pada jantung, peredaran darah, pernafasan, otot, dan pengembangan kemampuan daya tahan aerobik.

3 Fartlek menurut Harsono (1988; hlm,155) adalah bisa disebut speedplay atau bermain-main dengan kecepatan. fartlek adalah suatu sistem latihan yang memerlukan daya tahan untuk membangun, mengembalikan, atau memelihara kondisi tubuh seseorang. Fartlek adalah sistem latihan yang sangat baik untuk semua cabang olahraga yang memerlukan daya tahan. Jadi metode lari fartlek dan metode lari interval adalah untuk mengembangkan kemampuan daya tahan yang dikemukakan oleh Schmolinsky (1983; hlm,166) bahwa: untuk memperbaiki daya tahan yang lama melalui fartlek atau memberikan jumlah beban latihan banyak melalui lari dengan tempo tertentu dengan menggunakan interval ekstensif. Lari fartlek mempunyai pengaruh secara faaliah, yaitu: efisiensi (dayaguna) pada jantung, peredaran darah, pernapasan, metabolisme, pengambilan oksigen dan kapilarisasi. Pengaruh pada pendidikan terutama adalah bahwa atlet akan memiliki kemauan yang keras dan kemauan untuk melakukan latihan secara wajar. Latihan lari jarak menengah dan jarak jauh berkembang terus banyak para ahli yang melakukan penelitian terhadap metode latihan dengan tujuan untuk mencapai prestasi yang optimal dari lari jarak jauh menengah. Nikiforov pelatih Vladimir Kuts dari Uni Soviet, mengembangkan metode latihan interval dari Zatopek dengan meningkatkan intensitas dan beban latihan dengan berbagai variasi, jarak lari dari 100 meter sampai 2000 meter. Karena latihan metode lari fartlek dan lari interval adalah untuk mengembangkan kemampuan daya tahan, seperti yang dikemukakan oleh Schmolinsky (1983; hlm,166) yang menjelaskan bahwa For the improvement of basic endurance, the following training is suggested; long duration endurance stress by speedplay or a great deal of tempo running schedules using the extended interval method Untuk memperbaiki daya tahan yang lama melalui fartlek atau memberikan jumlah beban latihan banyak melalui lari dengan tempo tertentu dengan menggunakan interval ekstensif. Mengenai pelari jarak menengah Indonesia, Pasurnay ( 1983;hlm, 7) mengemukakan bahwa: Tingkat daya tahan yang kurang pada lari 800 meter dan 1500 meter di indonesia pada umumnya disebabkan oleh metode latihan yang menyebelah saja, tekanan latihan hanya atau lebih banyak pada kecepatan atau ketepatan perlombaan, sedangkan latihan daya tahan dengan metode lari jauh terlalu cepat dihentikan.

4 Lebih lanjut Pasurnay mengatakan (1987;hlm,57) mengatakan bahwa; secara umum, prestasi jarak menengah dan jarak jauh terutama ditentukan oleh tingkat daya tahan. Untuk meningkatkan faktor daya tahan tersebut diantaranya, menurut Lauri Phikala, dalam Alfian (1) dengan metode lari interval; (2) menurut Gosta Holmer dari swedia, yaitu dengan metode lari fartlek. Berdasarkan penjelasan tersebut di atas maka penulis melakukan penelitian yaitu mengenai dayatahan. Asumsi dan teori yang disampaikan di atas menjadi latar belakang kuat bagi penulis untuk meneliti bagaimana perbandingan pengaruh latihan daya tahan antara metode lari interval dengan metode lari fartlek terhadap hasil lari 800m. B. Rumusan Masalah Penelitian Dari latar belakang yang penulis uraikan sebelumnya, maka yang menjadi permasalahan dari penelitian ini adalah : 1. Apakah metode latihan interval memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil lari 800 m? 2. Apakah metode latihan fartlek memberikan pengaruh signifikan terhadap hasil lari 800 m? 3. Mana yang lebih berpengaruh secara signifikan antara metode latihan fartlek dengan metode latihan interval terhadap hasil lari 800 m? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan jawaban yang telah dirumuskan mengacu pada latar belakang dan rumusan masalah yang peneliti ajukan, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui pengaruh metode interval terhadap lari jarak 800 m. 2. Mengetahui pengaruh metode fartlek terhadap lari jarak 800 m. 3. Mengetahui mana yang lebih baik dari kedua bentuk latihan tersebut terhadap lari jarak 800 m. D. Manfaat Penelitian

5 Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pihak lainnya. Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, maka manfaat yang diharapkan oleh penulis melalui penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis a. Manfaat teoritis ialah untuk memperoleh informasi mengenai peningkatan latihan daya tahan antara metode interval dan fartlek dalam cabang olahraga atletik. b. Manfaat teoritis ialah menambah pengetahuan dan pengalaman untuk mengkaji permasalahan tentang peningkatan latihan daya tahan dari berbagai macam metode latihan daya tahan dalam cabang olahraga atletik. 2. Manfaat praktis a. Manfaat praktis ialah dapat memberikan masukan yang berarti bagi club-club atletik yang pada akhirnya dapat digunakan dalam menyusun program latihan dan pengembangan program latihan. b. Manfaat praktis ialah dapat dijadikan acuan bagi para pelatih atletik dan guru pendidikan jasmani dalam memilih siswa sebagai dasar pembentukan atlet atletik masa depan. E. BatasanMasalah Kemudian untuk menghindari terlalu luasnya cakupan pembahasan penulispun membatasi ruang lingkup penyusunan karya ilmiah ini. Adapun ruang lingkup karya ilmiah ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel bebas (X 1 ) dalam penelitian ini adalah metode lari interval dan (X 2 ) adalah metode lari fartlek. Sedangkan variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah hasil lari 800 m pada cabang olahraga atletik. 2. Istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Pengaruh Latihan Daya Tahan antara metode lari interval dan metode lari fartlek terhadap lari 800 m antara dua variabel penelitian. 3. Penelitian ini terbatas pada lingkup siswa atau atlet PPLP Jawa Barat Bandung. 4. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen.

6 5. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa atau atlet PPLP atletik Jawa Barat sebanyak 13 orang. F. Struktur Organisasi Skripsi Dalam penyusunan sebuah karya ilmiah untuk mempermudah pembahasan dan penyusunan maka sudah sepantasnya terdapat sebuah struktur kerangka penulisan, adapun rencana kerangka penulisan dalam karya ilmiah ini adalah sebagai berikut: Bab I : Meliputi latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, definisi operasional, dan struktur organisasi skripsi. Bab II : Kerangka berpikir, dan hipotesis pemikiran: dalam kajian pustaka berisi teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu Hakikat latihan, hakikat latihan daya tahan, kebutuhan daya tahan, metode latihan daya tahan, fartlek, interval, metode latihan jarak menengah, Kapasitas aerobic dan an-aerobik pada nomor lari dan system energi. Dalam kerangka berfikir berisi tentang hubungan pengaruh latihan daya tahan antara metode interval metode fartlek. Anggapan dasar, Hipotesis penelitian berisi tentang jawaban sementara tentang penelitian yang akan diteliti. Bab III : Membahas tentang lokasi, populasi dan sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, pelaksanaan penelitian, pelaksanaan latihan, dan analisis data. Bab IV : Berisi tentang, pengelolaan data atau analisis data, diskusi hasil penelitian, dan pembahasan atau analisis temuan. Bab V : Membahas tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang akan diberikan.