BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan waktu penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian Perkecambahan benih Longkida

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI Perlakuan bibit pada kondisi tergenang

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Perkebunan Fakultas Pertanian, Unila dari Bulan Desember 2014 sampai Maret

METODE Lokasi dan Waktu Materi Alat dan Bahan Rancangan percobaan Perlakuan Model

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan. Penelitian dilakukan bulan Juni 2011 Oktober 2011.

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Prosedur Penelitian Persiapan

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Percobaan ini dilaksanakan di rumah plastik, dan Laboratorium Produksi

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang

III. BAHAN DAN METODE. Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari Febuari hingga April 2015.

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Bahan Alat Prosedur Larutan Peroksida Pemilihan Jenis Leguminosa Persiapan Media Tanam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House dan Laboratorium penelitian

TATA CARA PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Greenhouse Universitas Muhammadiyah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental menggunakan

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat

Tata Cara penelitian

III. METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Percobaan akan dilaksanakan di Laboratorium Nematologi dan Rumah Kaca Jurusan Hama

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015.

BAB IV METODE PENELITIAN

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

MATERI DAN METODE. Riau Jalan H.R Subrantas Km 15 Simpang Baru Panam. Penelitian ini berlangsung

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2013 di lahan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

III BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit PTPN 7 Unit Usaha

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-April Penelitian ini

III. BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green

Metode Penelitian. commit to user 100% 13,33% 50% 26,67% 30% 46,67% 25% 60,00% 15% 66,67% 10% 73,33% 4% 80,00% 2% 86,67%

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Green House, Lahan Percobaan, Laboratorium

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah. B. Bahan dan Alat Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan laboratoriun lapangan terpadu

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di perumahan Jalan Tombak No.49A Medan,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di green house milik UMY dan Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang pada bulan Agustus

III. MATERI DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November Februari 2017, di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Juli 2017 di Laboratorium Bioteknologi dan Greenhouse Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani FMIPA Universitas

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat

BAHA DA METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. Lahan (TSDAL) Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan di Green House Fakultas Pertanian UMY dan

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tanaman dan Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang

Pertumbuhan METODE Bahan

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan waktu penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian Metode pemupukan lanjutan

3. METODE DAN PELAKSANAAN

III. TATA CARA PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dua bulan yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei Tanah, Pasir dan pupuk kandang sebagai media tanam

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas

MATERI DAN METODE. Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan pada

III. BAHAN DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan dan Laboratorium

PELAKSANAAN PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

III. MATERI DAN METODE

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksankan di Lahan Fakultas Peternakan dan Pertanian dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Oktober 2011 sampai Maret 2012 di Rumah Kaca

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian. I. Pengujian Toleransi Salinitas Padi pada Stadia Perkecambahan di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian

Transkripsi:

16 BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2010 April 2011, bertempat di rumah kaca Laboratorium Silvikultur Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. 3.2 Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi, media tanam (tanah, pasir, kompos), pupuk NPK 5 gram, inokulum mikoriza mycofer (gigaspora dan margarita) 5 gram, aquades, KOH 10%, larutan staining, larutan HCl 2% dan benih longkida (N. orientalis). Benih longkida berasal dari pohon-pohon longkida yang tumbuh di rawa-rawa di sekitar kampus Universitas Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara. Alat yang digunakan adalah pinset, kaliper, sprayer, alat tulis, penggaris, kamera digital, kertas label, spidol, polybag 15 x 20, potray, bak penggenangan, tabung film, pengaduk, gunting, object glass, cover glass, saringan bertingkat, mikroskop. 3.3 Metode Penelitian 3.3.1 Perkecambahan benih Longkida Tempat perkecambahan benih berupa mika kue berukuran 30x30 cm 3 dengan diberi tutup untuk mengurangi evapotranspirasi dan menjaga kelembaban media. Media yang digunakan untuk mengecambahkan benih longkida adalah pasir. Pasir tersebut di ayak dengan ayakan berukuran 1x1 mm 2 dan disterilisasi dengan cara disangrai selama ± 1 jam agar media terbebas dari jamur maupun penyakit. Media tersebut di masukkan kedalam mika kue setebal 3 cm dan disiram air untuk meningkatkan kelembaban media perkecambahan. Benih longkida di taburkan diatas media tersebut dengan campuran pasir terlebih dahulu dengan perbandingan antara benih dan pasir sebesar 1: 10.

17 mbar 1 Pencaampuran bennih dengan ppasir Gam Gambar 2 Media M pasir dalam d mika Gam mbar 3 Perkkecambahan benih longkkida 3.3.2 3 Penyaapihan Med dia yang digu unakan dalam m penyapihaan adalah tannah, pasir, dan d kompos dengan d perb bandingan 2 : 1 : 1. Penyyapihan dilakkukan dua taahap, pertam ma longkida

18 disapih kedalam potray pada saat longkida berumur 1 minggu, tingginya mencapai ± 1 cm serta memiliki 2 3 helai daun. Penyapihan kedua dilakukan ke dalam polybag berukuran 15 cm x 20 cm padaa saat longkida berumurr 3 minggu dan memiliki tinggi ± 3 cm serta memiliki daun sebanyak ± 5 6 helai. Pemberian inokulum mikoriza dilakukan pada saat penyapihan tahap kedua. Proses ini dilakukan dengan cara memberikan mikoriza kelubang tanam. Sedangkan pupuk NPK diberikan di sekeliling batang longkida. Penyapihann dilakukan pada sore hari untuk mengurangi laju evapotranspirasi kecambah yang disapih. Gambar 4 Semai Longkida siap sapih 3.3.3 Penggenangan Penggenangan dilakukan setelah longkida diberi perlakuan yaitu dengan pemberian mikoriza 5 gram setiap polybag, pemberian NPK 5 gram setiap polybag dan tanpa perlakuan. Bibit longkida yang sudah diberi perlakuan, digenang dalam air setinggi 3 cm diatas permukaan media tanam (setinggi 23 cm dari dasar bak penggenangan). Bibit yang digenangi kira-kira berumur ± 10 minggu setelah tanam, memiliki tinggi rata-rata ± 3 6 cm. Penempatan bibit longkida dalam bak penggenangan dilakukan secara acak.

19 Gambar 5 Bibit longkida dalam kondisi digenangi 3.3.4 Pemeliharaan Pemeliharaan tanaman longkida pada kondisi tergenang dilakukan penyemprota an fungisida setiap 2 minggu sekali, memberikan tambahan air setiap 2 minggu sekali untuk mempertaha ankan tinggi genangan dalam bak penggenang. Pemeliharaa an tanamann longkida pada kondisi tidak tergenangg meliputi penyiraman, penyemprotan fungisida, dan penyiangan secara rutin. Penyiraman dilakukan setiap hari (pagi dan sore) dengan menggunakan sprayer, tujuan dari penyiraman adalah untuk menjaga kelembaban bibit. 3.3.5 Pengukuran dan pengamatan Parameter yang diukur adalah tinggi tanaman, diameter tanaman, jumlah daun, ph air genangan, jumlah stomata, berat basah akar, berat basah pucuk, berat basah total, berat kering akar, berat kering pucuk, berat kering total, nisbah pucuk akar dan kadar air tanaman, serta pemeriksaan kolonisasi fungi mikoriza pada akar longkida. Adapun teknis pengukuran dan pengamatan yang dilakukan sebagai berikut : 3.3.5.1 Tinggi semai Pengukuran tinggi semai dilakukan segera setelah penyapihan, selanjutnya pengukuran dilakukan setiap 2 minggu sekali hingga longkida berumurr 8 minggu setelah penyapihan dengan menggunakan mistar mulai dari pangkal batang hingga

20 titik tumbuh pucuk semai, pangkal batang setiap tanaman ditandai dengan spidol warna hitam untuk memudahkan pengukuran tinggi tanaman. 3.3.5.2 Diameter semai Pengukuran diameter semai dilakukan dengan menggunakan kaliper, diukur pada ketinggian ± 3 cm diatas pangkal batang, untuk memudahkan pengukuran, setiap batang tanaman ditandai dengan spidol warna putih. Pengukuran dilakukan setiap 2 minggu sekali mulai dari setelah penyapihan hingga tanaman berumur 8 minggu setelah penyapihan. 3.3.5.3 Jumlah daun semai Pengukuran jumlah daun dilakukan setiap dua minggu sekali dengan cara menghitung jumlah daun pada semai secara manual. Pengukuran dilakukan segera setelah penyapihan hingga tanaman berumur 8 minggu setelah penyapihan. 3.3.5.4 Pengukuran ph air 1. Pengukuran dengan kertas lakmus Pengukuran ph air dilakukan setiap 2 minggu sekali, pada saat sebelum dan sesudah dilakukan penambahan air genangan. Pengukuran ph dilakukan dengan menggunan kertas lakmus (7 14). Pengukuran dilakukan dengan cara mencelupkan kertas lakmus ke dalam bak penggenangan selama 15 menit, kemudian diangkat dan dikering anginkan kemudian mencocokan perubahan warna kertas lakmus tersebut dengan standart warna yang tersedia. 2. Pengukuran dengan ph meter digital Sebelum pengukuran dilakukan, ph meter di kalibrasi terlebih dahulu dengan cara mencelupkan pada larutan buffer ph 4 dan ph 7. Kemudian ph meter dicelupkan pada air genangan yang diukur dengan kedalaman ± 5 cm dan secara otomatis alat akan bekerja mengukur. Pada saat pertama dicelupkan angka yang ditunjukkan oleh display masih berubah-ubah, tunggulah kira-kira 2 sampai 3 menit sampai angka digital stabil. 3.3.5.5 Jumlah Stomata Pengamatan jumlah stomata daun hanya dilakukan satu kali diakhir penelitian. Pengamatan dilakukan menggunakan kuteks yang ditempelkan di

21 bawah permukaan daun, setelah itu dilepaskan dan melakukan pengamatan di bawah mikroskop. Pengamatan hanya dilakukan pada masing-masing tanaman tergenang dan tidak tergenang. adapun langkah langkah mengamati jumlah stomata sebagai berikut: 1. Mengoleskan kuteks bening pada sisi bawah daun dan dibiarkan beberapa menit hingga kutek kering. 2. Menarik kuteks yang telah mengering dengan bantuan pinset secara hatihati dan meletakkan diatas gelas obyek dan menutup kembali dengan menggunakan kaca penutup. 3. Mengamatinya dengan menggunakan mikroskop pada pembesaran 10 x 40 dan kemudian dihitung jumlah stomata/mm 2 luas bidang pandang (mm 2 luas daun). 4. Menghitung luas bidang pandang (10 x 40) dengan meletakkan penggaris plastik berskala mm diatas meja obyek dan mengamati pada pembesaran 10 x 10. 5. Menghitung kerapatan stomata dan jumlah stomata dengan rumus sebagai berikut: Kerapatan stomata = jumlah stomata /luas bidang pandang Jumlah stomata = kerapatan stomata x luas daun 3.3.5.6 Berat Basah Akar dan Pucuk Pengukuran berat basah akar dan pucuk dilakukan setelah pengamatan selama 8 minggu selesai. Setelah dipanen, bagian tanaman yang berupa akar dan pucuk dipisahkan, kemudian masing-masing bagian ditimbang dengan timbangan Carturius. 3.3.5.7 Berat Basah Total Pengukuran berat basah total dilakukan bersamaan setelah panen. Berat basah total diperoleh dari jumlah berat basah bagian akar dan pucuk, seperti pada rumus berikut: Berat Basah Total (BBT) = Berat Basah Pucuk (BBP) + Berat Basah akar (BBA)

22 3.3.5.8 Berat Kering Akar dan Pucuk Pengukuran berat kering akar dan pucuk dilakukan setelah pengamatan tinggi dan diameter selama 8 minggu selesai. Setelah dipanen, bagian tanaman yang berupa akar dan pucuk dipisahkan kemudian dibungkus kertas koran untuk dioven pada suhu 100 C selama 24 jam atau sampai beratnya konstan. Setelah dioven maka dilakukan penimbangan untuk mengetahui berat kering akar dan pucuk tanaman dengan menggunakan timbangan Carturius. 3.3.5.7 Pengukuran Berat Kering Total Pengukuran berat kering total (BKT) ini dilakukan pada akhir pengamatan bersamaan dengan pengukuran Nisbah pucuk akar (NPA). Berat kering total (BKT) diperoleh dengan menjumlahkan secara langsung berat kering bagian pucuk dengan berat kering bagian akar, seperti pada rumus berikut: Berat Kering Total (BKT) = Berat Kering Pucuk (BKP) + Berat Kering akar (BKA) 3.3.5.8 Nisbah Pucuk Akar Nisbah pucuk akar ditentukan dengan membandingkan berat kering pucuk semai dengan berat kering akar semai dalam bentuk persen (%), seperti pada rumus berikut: Nisbah Pucuk Akar = Berat Kering Pucuk x 100% Berat Kering Akar 3.3.5.9 Kadar Air Tanaman Kadar air tanaman ditentukan dengan membandingkan berat basah total dengan berat kering total dalam bentuk persen (%), seperti pada rumus berikut : Kadar Air Tanaman = Berat Basah Total Berat Kering Total x 100% Berat Basah Total 3.3.5.10 Pemeriksaan Kolonisasi Akar oleh FMA Pemeriksaan kolonisasi akar dilakukan dengan cara mengambil contoh akar yang muda (serabut) secara acak dari polybag kemudian dilakukan proses pembersihan dan pewarnaan akar. Menurut Setiadi et al. (1992), pemeriksaan kolonisasi akar dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

23 1. Akar diambil dari polybag, kemudian contoh akar dicuci dengan air bersih untuk menghilangkan semua kotoran yang menempel dan melepaskan semua miselium eksternal fungi. 2. Bagian akar muda (serabut) diambil dan dimasukan ke dalam tabung film dan direndam dalam larutan KOH 10%, dibiarkan sampai akar bewarna kuning bersih selama ± 2 minggu (setiap hari ganti KOH). 3. Setelah akar berwarna kuning bersih kemudian larutan KOH 10% dibuang dan akar dibilas dengan air sampai bersih. 4. Akar diasamkan dengan menggunakan HCl 2%, dibiarkan selama semalam sampai akar berwarna kuning jernih. 5. Larutan HCl dibuang dan diganti dengan larutan staining (gliserol, asam laktat dan aquades dengan perbandingan 2:2:1 dan ditambah Tryphan blue sebanyak 0,05%), kemudian dibiarkan selama semalam. 6. Larutan staining dibuang dan diganti dengan larutan destaining (larutan staining tanpa Tryphan blue) dan dibiarkan selama semalam. 7. Akar di potong-potong sepanjang ± 1cm, lalu disusun pada gelas obyek (1 gelas obyek untuk 10 potong akar), setiap 5 potong akar ditutup dengan cover glass, selanjutnya diamati dengan mikroskop stereo. 3.3.5.11 Pengamatan Hama dan Penyakit Pengamatan hama dan penyakit dilakukan setiap hari pada setiap tanaman dalam kondisi tergenang maupun tidak tergenang. Pengamatan dilakukan dengan cara manual yaitu mengamati bibit satu persatu dengan kasat mata. 3.3.6 Rancangan Percobaan Dalam penelitian ini dilakukan dua percobaan, percobaan pertama bibit longkida tidak digenangi, sedangkan pada percobaan kedua bibit longkida digenangi. Dalam kedua percobaan ini rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu peubah bebas (independent variable) yang disebut perlakuan. Terdapat 3 perlakuan yaitu kontrol, pemberian mikoriza dan pemberian pupuk NPK pada kondisi digenangi serta tidak digenangi. Dengan 4 kali ulangan, setiap ulangan terdapat 3 unit dengan 3 perlakuan. Kombinasi perlakuan yang diujicobakan sebagai berikut:

24 1. Kondisi digenangi: L1 = Longkida (kontrol) M1 = Longkida dengan mikoriza N1 = Longkida dengan pupuk NPK 2. Kondisi tidak digenangi: L2 = Longkida (kontrol) M2 = Longkida dengan mikoriza N2 = Longkida dengan pupuk NPK Untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang diberikan terhadap peubah yang diamati, dilakukan analisis yang diperoleh dari pengolahan data dengan model rancangan sebagai berikut (Mattjik 2006): Yij = µ + Pi + єij i = 1, 2, 3,,p dan j = 1, 2, 3,,u Dimana : Yij : Pengamatan perlakuan ke-i dan ulagan ke-j µ : Rataan Umum Pi : Pengaruh perlakukan ke-i dan Єij : Galat perlakuan ke-i dan ulangan ke-j 3.3.7 Analisis Data Data hasil pengukuran dianalisis menggunakan Microsoft office excel dan software SPSS 16.0. Analisis sidik ragam dengan uji F terhadap variabel yang diamati dilakukan dengan mengetahui pengaruh berbagai perlakuan yang diberikan. Dengan hipotesis sebagai berikut : Ho: Kelompok memiliki nilai rata-rata yang sama H1: Kelompok memiliki nilai rata-rata yang berbeda Untuk pengambilan keputusan dari hipotesis yang diuji adalah: Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak Atau Jika Sig > α, maka Ho diterima Jika Sig < α, maka Ho ditolak

25 Jika hasil analisis sidik ragam Uji F terdapat pengaruh yang nyata, maka dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan Uji Duncan untuk mengetahui perlakuan yang terbaik.